PENGARUH JENIS KELAMIN DAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP TINGKAT RELIGIUSITAS MAHASISWA PAI FAI UMY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau Badan) oleh negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu

HAKEKAT RELEGIUSITAS Oleh Drs.H.Ahmad Thontowi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan agama (religius), baik dalam kehidupan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan tenaga kerja yang ulet dan terampil sehingga dicapailah performa

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akan memberikan rasa dekat dengan Tuhan, rasa bahwa doa-doa yang dipanjatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Asumsi dari penelitian kuantitatif ialah fakta-fakta dari objek penelitian

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2012: 7) mengatakan bahwa: dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. 11

Studi Deskriptif Mengenai Religiusitas pada Siswa Bermasalah di SMA PGII 2 Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pergaulan. bebas dan kasus penyimpangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan fisiologis seperti perasaan takut dan berdebar saat akan menghadapi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya. Setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Perilaku Keberagamaan Remaja Islam di KM.10 Timika Papua merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2013 tentang perubahan keempat

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dadang Kahmad, Ada beberapa istilah untuk menyebutkan

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sosial Pucang Gading Semarang dengan kriteria sebagai berikut: 1).

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN NEED FOR ACHIEVEMENT (N-Ach) STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. . Setiap organisasi dalam kegiatannya selalu memiliki tujuan tertentu yang

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Suratmi Ningsih, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif. Sebab, penelitian ini menekankan pada fenomenafenomena

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KOTA MAGELANG. Umi Mujiati, Andi Triyanto

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bawah naungan Departemen Agama, dan secara akademik berada di bawah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

EFFECT OF RELIGIOSITY ON THE JUVENILE DELIQUENCY ON THE STUDENTS OF CLASS X MAN 2 MODEL MEDAN THEORY YEARS 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Hudaniah, 2006), menekankan bahwa perilaku prososial mencakup tindakantindakan

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPUASAN PERKAWINAN. alasan ekonomi dan atau reproduksi (Gladding, 2012: 434).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Transkripsi:

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP TINGKAT RELIGIUSITAS MAHASISWA PAI FAI UMY Tugas Akhir Semester pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen: Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M. Ag. Oleh: Wahyu Prastiyani 20100720022 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

A. Latar Belakang Mempunyai anak berakhlaq mulia adalah dambaan dan kebanggan setiap orang tua. Setiap orang tua menginginkan anaknya rajin sholat, santun dalam pergaulan, santun dalam bertutur kata, santun dalam berpakaian, dan lainnya dimana sikap dan perilaku anak mencerminkan bahwa ia mempunyai religiusitas yang tinggi. Karena semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang, semakin baik pula sikap dan perilakunya. Dan semakin semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang, semakin tinggi pula kedamaian jiwa yang dirasakan oleh seseorang. Dr. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa dengan melaksanakan ajaran agama secara baik, maka kebutuhan akan rasa kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas, dan rasa ingin tahu akan terpenuhi (H. Jalaluddin, 2010: 60). Hal ini berarti bahwa keinginan dasar manusia akan terpenuhi bila ia melaksanakan ajaran agama dengan baik. Sementara itu, G.M. Straton mengatakan, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia (Ibid: 59). Dengan kata lain, konflik kejiwaan tersebut akan membawa individu ke arah kemajuan atau bahkan ke arah kemunduran. Seperti halnya konflik dalam ukuran moral dan ide-ide keagamaan dapat menimbulkan pandangan baru (Ibid: 59). Dalam pandangan masyarakat umum, religiusitas perempuan lebih tinggi dibandingkan religiusitas laki-laki. Selain itu, perbedaan tempat tinggal juga mempengaruhi pandangan masyarakan umum. Banyak yang beranggapan, bahwa yang tinggal di asrama seperti di Unires- lebih baik dibandingkan yang tinggal di kos-kosan. Begitu juga yang tinggal dengan orang tua dipandang mempunyai religiusitas yang lebih baik dibandingkan yang tinggal di kos-kosan. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang tinggal di asrama maupun yang tinggal dengan orang tua masih mendapatkan pengawasan dari orang tua atau wali. Namun berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, tidak sedikit mahasiswi yang mempunyai tingkat religiusitas yang rendah. Banyak dari mahasiswi yang masih suka bergosip atau belum menunjukkan 1

kemuslimahannya dalam berpakaian. Begitu pula mahasiswa yang tinggal bersama orang tua maupun yang tinggal di Unires belum tentu memiliki religiusitas yang tinggi dibandingkan yang tinggal di kos-kosan. Melihat realita dan pandangan yang ada selama ini, maka peneliti ingin meneliti pengaruh tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal. Pemilihan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta oleh peneliti dikarenakan peneliti tahu bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa Pendidikan Agama Islam cukup tinggi. Dengan hal tersebut peneliti ingin melihat bagaimana tingkat religiusitas mahasiawa maupun mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang tinggal di Unires, di kos-kosan, dan yang tinggal dengan orang tua. Selain itu, peneliti juga ingin membuktikan variabel manakah yang lebih berpengaruh terhadap religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah jenis kelamin mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Apakah tempat tinggal mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? 3. Adakah pengaruh jenis kelamin dan tempat tinggal terhadap tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? 4. Manakah variabel yang dominan mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? 2

5. Apa saja faktor yang membuat variabel tersebut dominan mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agam Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuaan Penelitian 1. Untuk mengkaji apakah jenis kelamin mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui apakah tempat tinggal mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Untuk menemukan pengaruh jenis kelamin dan tempat tinggal terhadap tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi tingkat religiiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 5. Untuk mengetahui faktor yang membuat variabel tersebut dominan mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agam Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. D. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai religiusitas sudah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang disusun oleh Nailul Izzah, mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogayakarta. Judul penelitiannya ialah Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kepribadian Kreatif Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Kesadaran Beragama (Studi Kasus pada Siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi kepribadian kreatif guru Pendidikan Agama Islam terhadap kesadaran beragama siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hal ini disebabkan karena penanaman keislaman pada siswa sudah didapatkan sejak dini dari keluarga; pemahaman tentang keislaman yang umum sudah 3

didapatkan dijenjang sekolah sebelumnya; dan do a sehari-hari sudah dihafalkan sebelum masuk SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta (2010: 74). Selain itu, Yuni Asih, yang juga salah satu mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Yogyakarta, menyusun penelitian yang berjudul Korelasi antara Prestasi Belajar Studi Akidah Akhlak dengan Keberagamaan Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul. Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar studi Akidah Akhlak dengan keberagamaan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul, dengan koefisien korelasinya sebesar 0,453. Sehingga, semakin tinggi nilai Akidah Akhlak, maka semakin tinggi pula keberagamaan siswa (2010: 68). Demikian juga penelitian yang berjudul Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Keagamaan dan Keberagamaan. Penelitian tersebut ditulis oleh Siti Warifah yang juga salah satu mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa proses pelaksanaan program pengembangan potensi keagamaan dan keberagamaan siswa SD Negeri Jageran difokuskan pada dimensi ritual dan konsekuensial. Yaitu difokuskan pada aktifitas ibadah dan penerapan nilai-nilai agama di sekolah, seperti shalat berjama ah, shalat Jum at, zakat, puasa, baca tulis Al- Qur an, berkurban, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan kegiatan rutin dan insidental di sekolah dengan beberapa peningkatan kualitas maupun kuantitas. Pelaksanaan program tersebut dilakukan dengan cara semua kegiatan yang berkaitan dengan fungsi keagamaan di SD Negeri Jageran ditujukan bagi seluruh siswa sesuai jenjang pendidikannya; semua kegiatan mencakup unsur saling mengisi dan saling mempengaruhi, yaitu tujuan pengembangan, SDM, sumber dana, hukum, pengawasan alat dan media; serta semua kegiatan berjalan dengan baik dan lancar berkat dukungan dan kerjasama dari semua pihak, baik siswa, guru, karyawan, staf, ustadz, dan masyarakat sekitar (2009: 65-66). 4

Ketiga penelitian di atas mengkaji tentang religiusitas siswa dari aspek metode, pencapaian akademik terhadap pengalaman beragama, dan usaha guru dalam mengembangkan potensi keberagamaan siswa. Sementara penelitian ini mengkaji tentang religiusitas dari aspek ideologi, ritual, dan pengalaman yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tempat tinggal, serta faktor apa saja yang mempengaruhi religiusitas mahasiswa. E. Kerangka Teoritik 1. Religiusitas a. Definisi Dalam tulisan Tanto (http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/religiusitas.html) ada beberapa istilah untuk menyebutkan agama, antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda), religio/relegare (Latin), dan dien (Arab). Kata religion (Inggris) dan religie (Belanda) adalah berasal dari bahasa induk dari kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Latin religio dari akar kata relegare yang berarti mengikat (Kahmad, 2002). Menurut Cicero (Ismail, 1997), relegare berarti melakukan sesuatu perbuatan dengan penuh penderitaan, yakni jenis laku peribadatan yang dikerjakan berulang-ulang dan tetap. Dalam bahasa Arab, agama dikenal dengan kata al-din dan al-milah. Kata al-din sendiri mengandung berbagai arti. Ia bisa berarti al-mulk (kerajaan), alkhidmat (pelayanan), al-izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan (kebajikan), al-adat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-sulthan (kekuasaan dan pemerintahan), al-tadzallul wa al-khudu (tunduk dan patuh), al-tha at (taat), al-islam al-tauhid (penyerahan dan mengesakan Tuhan) (Kahmad, 2002). Dari istilah agama inilah kemudian muncul apa yang dinamakan religiusitas. Meski berakar kata sama, namun dalam penggunaannya istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau agama. Kalau agama menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban; 5

religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu di dalam hati (Mangunwijaya, 1982). Religiusitas seringkali diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam (Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, 2002). Hawari (1996) menyebutkan bahwa religiusitas merupakan penghayatan keagamaan dan kedalaman kepercayaan yang diekspresikan dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa, dan membaca kitab suci. Ancok dan Suroso (2001) mendefinisikan religiusitas sebagai keberagamaan yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Sumber jiwa keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak (sense of depend). Adanya ketakutanketakutan akan ancaman dari lingkungan alam sekitar serta keyakinan manusia itu tentang segala keterbatasan dan kelemahannya. Rasa ketergantungan yang mutlak ini membuat manusia mencari kekuatan sakti dari sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai kekuatan pelindung dalam kehidupannya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya yaitu Tuhan. Berdasarkan uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa religiusitas adalah kedalaman penghayatan keagamaan seseorang dan keyakinannya terhadap adanya tuhan yang diwujudkan dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan dengan kaiklasan hati dan dengan seluruh jiwa dan raga. 6

b. Faktor yang Mempengaruhi Dalam tulisan Tanto (Ibid) juga menyebutkan bahwa religiusitas atau keagamaan seseorang ditentukan dari banyak hal, di antaranya adalah pendidikan keluarga, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilakukan pada waktu kita kecil atau pada masa kanak-kanak. Seorang remaja yang pada masa kecilnya mendapat pengalamanpengalaman agama dari kedua orang tuanya, lingkungan sosial dan teman-teman yang taat menjalani perintah agama serta mendapat pendidikan agama baik di rumah maupun di sekolah, sangat berbeda dengan anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama di masa kecilnya, maka pada dewasanya ia tidak akan merasakan betapa pentingnya agama dalam hidupnya. Orang yang mendapatkan pendidikan agama baik di rumah mapun di sekolah dan masyarakat, maka orang tersebut mempunyai kecenderungan hidup dalam aturanaturan agama, terbiasa menjalankan ibadah, dan takut melanggar larangan-larangan agama (Syahridlo, 2004). Thoules (Azra, 2000) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi religiusitas, yaitu: 1) Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial (faktor sosial) yang mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan, termasuk pendidikan orang tua, tradisi-tradisi sosial untuk menyesuaikan dengan berbagai pendapatan sikap yang disepakati oleh lingkungan. 2) Berbagai pengalaman yang dialami oleh individu dalam membentuk sikap keagamaan terutama pengalaman mengenai: a) Keindahan, keselarasan dan kebaikan didunia lain (faktor alamiah) b) Adanya konflik moral (faktor moral) c) Pengalaman emosional keagamaan (faktor afektif) 7

3) Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan terhadap keamanan, cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian. 2. Jenis Kelamin Dalam Wikipedia, jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin yang dimaksud pada penelitian ini adalah jenis kelamin menurut fitrah Islam, yaitu laki-laki dan perempuan. 3. Tempat Tinggal Menurut Wikipedia, sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Istilah ini dapat digunakan untuk ruparupa tempat tinggal, mulai dari tenda-tenda nomaden hingga apartemenapartemen bertingkat. Dalam konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah, kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tempat tinggal adalah tempat yang ditempati seseorang dalam waktu yang tidak ditentukan maupun yang berjangka. Tempat tersebut yaitu rumah, asrama, kontrakan, dan kos-kosan. F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Sebagai sumbangan keilmuan di bidang Psikologi khususnya Psikologi Agama dan dapat dijadikan salah satu referensi bagi peneliti lain untuk membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan religiusitas mahasiswa. 8

2. Kegunaan Praktis Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan persoalan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam dalam hal penanaman nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan menjadi jenis kelamin dan tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian survei sebagai metode utama, sedangkan data kualitatif peneliti gunakan sebagai penguat dan penunjang hasil penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan penelitian survei dan kualitatif sebagai berikut: menyebutkan definisi Penelitian survei adalah penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu (2010: 54). Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (2010: 60). 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya pada Prodi Pendidikan Agama Islam. Alasan pemilihan lokasi adalah karena mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarata ialah calon pendidik di bidang agama Islam. Maka, memiliki tingkat religiusitas yang tinggi menjadi hal yang sangat penting. 9

3. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel, yaitu jenis kelamin sebagai X 1, tempat tinggal sebagai X 2, dan tingkat religiusitas sebagai Y. Jenis kelamin dan tempat tinggal merupakan independen variabel. Sementara tingkat religiusitas menjadi dependen variabel. 4. Definisi Operasional Jenis kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta laki-laki dan perempuan angkatan 2010. Tempat tinggal yang dimaksud peneliti adalah tempat tinggal seperti asrama (Unires), koskosan, kontrakan, dan tinggal bersama orang tua. Sementara yang dimaksud dengan tingkat religiusitas adalah merujuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu dalam hati. Tingkat religiusitas tersebut dapat dilihat dari beberapa dimensi (3 dari 5 dimensi religiusitas berdasarkan Glock dan Strak), diantaranya adalah: a. Dimensi ideologi, yaitu tingkat sejauhmana seseorang menerima halhal yang dogmatik dalam agamanya, seperti kepercayaan tentang sifatsifat Allah, malaikat, jin, surga, neraka, dan sebagainya. b. Dimensi ritual, yaitu tingkat sejauhmana seseorang melaksanakan kewajiban ritual agamanya, seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya. c. Dimensi pengalaman, yaitu tingkat sejauhmana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial, seperti menolong orang, infaq, shodaqah, dan sebagainya. 5. Populasi Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2010 yang masih aktif kuliah. Sementara teknik pengambilan sampel tidak secara acak, karena berdasarkan pertimbangan peneliti. Rincian sampel dapat dilihat sebagai berikut: 10

Tempat Tinggal Jenis Orang Kelamin Kos Unires Kontrakan Tua Jumlah Laki-Laki 10 10 10 10 40 Perempuan 10 10 10 10 40 6. Metode Pengumpulan Data a. Angket Angket ini disusun untuk mengukur ada-tidaknya pengaruh jenis kelamin dan tempat tinggal terhadap tingkat religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. b. Wawancara Wawancara hanya dilakukan kepada pihak mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam wawancara adalah terstruktur, yaitu peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mencari data yang bersifat informatif dari responden. Wawancara yang dilakukan peneliti merupakan metode pelengkap untuk mengumpulkan data kualitatif. Metode ini juga dimaksudkan untuk menggali variabel dominan yang mempengaruhi religiusitas mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. c. Dokumentasi Metode ini dilakukan untuk memperoleh data resmi tentang ruang lingkup mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agam Islam Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta, seperti siapa saja mahasiswa yang tinggal di kos-kosan, Unires, dan yang tinggal dengan orang tua. 11

7. Metode Analisis Data a. Teknik Analisis Product Moment Pengolahan data angket dilakukan dengan analisis product moment menggunakan program SPSS 16.0, dengan rumus (angka kasar) sebagai berikut: ( ) ( ) * ( ) ( ) + * ( ) ( ) + Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : jumlah sampel : jumlah skor variabel X : jumlah skor variabel Y 2 2 Y : jumlah skor variabel X kuadrat : jumlah skor variabel Y kuadrat : jumlah perkalian skor variabel X dan variabel Y 12

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/jenis_kelamin http://id.wikipedia.org/wiki/tempat_tinggal http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/religiusitas.html Jalaluddin, 2010, Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Pers. Nailul Izzah, 2010, Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kepribadian Kreatif Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Kesadaran Beragama (Studi Kasus pada Siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta), skripsi tidak di terbitkan, Yogyakarta: UMY. Nana Syaodih Sukmadinata, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Siti Warifah, 2009, Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Keagamaan dan Keberagamaan, skripsi tidak di terbitkan, Yogyakarta: UMY. Yuni Asih, 2010, Korelasi antara Prestasi Belajar Studi Akidah Akhlak dengan Keberagamaan Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul, skripsi tidak di terbitkan, Yogyakarta: UMY. 13