IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sendiri masuk dalam Tahura WAR. Wilayah Tahura Wan Abdul

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

IV KONDISI UMUM TAPAK

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

Transkripsi:

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung yang tepatnya berada di Lingkungan II RT 10 Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling yang memiliki ketinggian 460 meter di atas permukaan laut. Taman Kupu-Kupu Gita Persada merupakan salah satu tempat konservasi dan wisata yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Alam yang berdiri sejak 15 Januari 1999 dengan akte notaris Ny. Agustina Sulistiowati, S.H. No.2 dengan jabatan ketua yayasan Dr. Herawati Soekardi Djausal, M.S. (Handayani, Yayasan Sahabat Alam merupakan yayasan yang membuat Taman Kupu-Kupu Gita Persada pada tahun 1999 di kaki Gunung Betung seluas 4,8 Ha dengan ketinggian 460 meter di atas permukaan laut bertujuan meningkatkan pengetahuan konservasi lingkungan hidup, meningkatkan peran dan manfaat flora dan fauna serta melakukan konservasi kupu-kupu khas Sumatera. Taman kupu-kupu ini merupakan taman di lahan terbuka yang sengaja dibuat agar diperoleh mikro habitat yang sesuai bagi kehidupan kupu-kupu sehingga dapat dilakukan konservasi dan kupu-kupu tidak mengalami kepunahan serta menjadi tempat

31 rekreasi dan sarana pendidikan sekaligus menjadi tempat penelitian (Handayani, Awalnya Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah lahan kritis bekas kebun dan ladang yang ditinggalkan oleh masyarakat. Kondisi lahan ini menyebabkan rusaknya habitat sebagai tempat hidup ekosistem sehingga tidak ada satupun kupu-kupu disana. Kemudian oleh pengelola dilakukan perbaikan mikro habitat dengan mengembalikan unsur hara tanah dan menanami lahan dengan tanaman yang disukai kupu-kupu. Dengan adanya vegetasi tumbuhan berbunga penghasil nektar dan beranekaragam tumbuhan inang bagi pakan larvanya maka dengan sendirinya kupu-kupu akan datang untuk berkembang biak sehingga dapat dilakukan konservasi dan menjadi taman kupu-kupu seperti saat ini (Handayani, Lingkungan alami kupu-kupu adalah iklim tropis sehingga vegetasi yang dibutuhkan merupakan tumbuhan hutan tropis yang merupakan lahan hutan yang ditumbuhi berbagai campuran jenis pohon, baik pohon dengan kayu keras atau lunak, tumbuh tegak dengan berbagai diameter batang bawah 30 cm sampai 2 meter, bertajuk melebar, berakar dalam atau tumbuh tumbuh mendatar serta ditumbuhi perdu, semak belukar baik lebat atau jarang pertumbuhannya (Handayani, B. Keadaan Geografis Keadaan geografis adalah berbagai bentuk nyata dari lingkungan alam, maupun antara hasil adaptasi manusia dengan alam (Daldjoeni, 1992).

32 1. Letak Astronomis Letak astronomis adalah letak suatu tempat atau daerah berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Secara astronomis Kelurahan Kedaung terletak pada 5 25 56 LS - 5 26 47 LS dan antara 105 21 10 BT - 105 16 23 BT. Titik kordinat lokasi taman berada diantara 5 25 16 LS - 5 25 20 LS dan 105 11 23 BT - 105 11 30 BT (Handayani, 2. Letak Administratif Letak administratif suatu daerah berdasarkan pembagian wilayah administratif pemerintahan. Secara administratif Kelurahan Kedaung terletak di wilayah Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung dengan luas 477 Ha. Kelurahan Kedaung memiliki batas-batas administratif (Handayani, 2012) sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Beringin Raya. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Batu Putu. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sumber Agung. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sukadana Ham. C. Keadaan Iklim Iklim di suatu wilayah ditentukan oleh sejumlah unsur iklim yang terdiri dari suhu atau temperatur udara, lengas atau kelembaban udara, curah hujan atau presipitasi, arah dan kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan sebagainya (Subarjo, 2006). Menurut Kartasaputra (2004) bahwa keadaan iklim adalah keadaan ratarata cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Menurut Brotowidjoyo (1994) iklim menentukan spesies hewan yang ada di suatu wilayah. Indonesia dengan iklim tropis menjadi habitat yang cocok bagi

33 perkembangan berbagai jenis kupu-kupu karena lingkungan alami kupu-kupu adalah iklim tropis. Keadaan iklim mempengaruhi aktivitas yang terdapat di Taman Kupu-Kupu Gita Persada, menyebabkan perbedaan pada kupu-kupu dan tanaman yang dapat tumbuh sebagai kebutuhan dari kupu-kupu itu sendiri sehingga berpengaruh terhadap keanekaragaman kupu-kupu yang dapat hidup di lokasi ini. 1. Suhu Suhu mencerminkan energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-molekul (Subarjo, 2006). Kupu-kupu memiliki kisaran suhu tertentu, hewan ini akan mati apabila berada pada suhu yang terlalu tinggi atau juga sebaliknya, berada pada suhu yang terlalu rendah. Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai berikut: suhu minimum 15 C, suhu optimum 25 C, dan suhu maksimum 45 C (Jumar, 2000). Kupu-kupu memiliki kisaran suhu tertentu dimana kupu-kupu dapat hidup dan berkembang biak yaitu pada suhu 15 C - 45 C, di luar kisaran suhu tersebut kupu-kupu akan mati kedinginan atau kepanasan. Sedangkan pada suhu optimum atau efektif dan masih mendekati suhu tersebut kupu-kupu hidup normal aktifitas dan perkembangan juga normal (Handayani, Suhu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada, lebih tepatnya berada di daerah perbukitan memiliki suhu sedang dengan suhu rata-rata 25,8 C. Sebagai organisme yang berdarah dingin, suhu tubuh kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan setiap spesies memiliki kisaran suhu tertentu (Handayani,

34 2. Curah Hujan Menurut Giantoro (1994) bahwa dalam kaitannya dengan persyaratan suhu dan kelembaban, iklim lingkungan sangat menentukan. Oleh karena itu lokasi pemeliharaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut, selain itu pada umumnya daerah yang berketinggian 400-1000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan sedang hingga tinggi berkisar antara 2000-4000 mm pertahun dapat dijumpai kupu-kupu dalam jumlah banyak. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kematian larva dan pupa spesies kupukupu. Lokasi atau wilayah yang menjadi habitat kupu-kupu harus sesuai dengan iklim yang dibutuhkan oleh kupu-kupu karena sejumlah unsur iklim sangat berpengaruh bagi perkembangbiakan kupu-kupu. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan mengadaptasikan kupu-kupu dengan lingkungan iklimnya yang sesuai dengan habitat kupu-kupu. Habitat kupu-kupu yang berada pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada dengan konsep taman harus mampu menjadi habitat yang cocok bagi perkembangbiakan keanekaragaman kupu-kupu sehingga jenis kupu-kupu tidak punah. Dengan demikian keadaan suhu, curah hujan, dan kelembaban udara menjadi bagian dari unsur iklim yang menentukan (Handayani, Lokasi Taman Kupu-Kupu Gita Persada mempunyai tipe iklim C (penggolongan iklim Schmidt-Ferguson) dengan rata-rata curah hujan selama periode sepuluh tahun yaitu 2087,66 mm pertahun. Curah hujan tersebut cukup sesuai untuk habitat kupu-kupu karena curah hujan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian larva dan pupa (Handayani,

35 3. Kelembaban Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-kupu karena mempengaruhi kegiatan dan perkembangan kupu-kupu. Kelembaban udara ditentukan oleh banyaknya kandungan uap air yang ada dalam udara. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, seperti lokasi-lokasi yang berada di pinggir sungai yang jernih atau di bawah tegakan pohon, sekitar gua yang lembab karena berair (Handayani, Menurut Borror et al (1996) kelembaban yang dibutuhkan kupu-kupu untuk berkembang biak berkisar antara 84-92 %. Berdasarkan data klimatologi Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung tahun 2011, Taman Kupu-Kupu Gita Persada memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu 87,4% sehingga cocok sebagai habitat kupu-kupu. Apabila habitat kupu-kupu memiliki kelembaban yang terlalu tinggi yaitu >92% maka kupu-kupu tidak mampu beradaptasi (Handayani, D. Topografi Menurut Giantoro (1994) pada umumnya daerah yang berketinggian 400-1000 meter di atas permukaan laut spesies kupu-kupu ditemukan dalam jumlah banyak. Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang berada diketinggian 460 meter diatas permukaan laut cocok sebagai habitat kupu-kupu. Salah satu spesies yang mendominasi pada ketinggian ini adalah spesies yang berasal dari famili Nymphalidae (Handayani,

36 E. Vegetasi Keadaan iklim pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada, pada iklim agak basah dengan suhu yang sesuai akan mempengaruhi pertumbuhan vegetasi dan keragaman spesies kupu-kupu. Berdasarkan hasil pengamatan dan dokumentasi pihak pengelola, sebagian besar vegetasi taman adalah tanaman hutan dan tanaman perkebunan rakyat sebelumnya seperti kopi, kakao dan kelapa. Namun saat ini taman sudah ditumbuhi dengan vegetasi berupa tanaman pohon yang berfungsi sebagai peneduh bagi kupu-kupu, tanaman inang kupu-kupu, dan tanaman berbunga sebagai pakan kupu-kupu, selain itu juga terdapat tanaman buah, tanaman obat, bumbu dapur dan beberapa tanaman penambah estetika (Handayani, Vegetasi yang banyak ditemui di taman berupa tanaman perdu, semak belukar, beberapa tanaman bambu dan tanaman perkebunan yang memang merupakan jenis tanaman daerah iklim tropis dan memiliki banyak bulan basah sehingga vegetasi sebagai pakan kupu-kupu dapat tumbuh dengan baik (Handayani, F. Habitat Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah taman yang sengaja dibuat sedemikian rupa menyerupai habitat asli kupu-kupu atau habitat binaan yang digunakan sebagai tempat melakukan konservasi kupu-kupu dengan cara membuat rekayasa habitat. Habitat kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada terdiri dari lahan terbuka dan dome penangkaran. Pada habitat lahan terbuka tidak semua lokasi taman dikunjungi kupu-kupu. Hanya beberapa titik lokasi yang dijadikan sebagai

37 tempat favorit kupu-kupu beraktivitas yaitu pada taman yang terdapat tanaman sebagai pakan kupu-kupu dan pakan larva. Selain itu juga terdapat fasilitas wisata seperti museum yang menyimpan koleksi kupu-kupu dari tahun 1999 sampai saat ini dan terdapat hutan sekunder yang terletak di lokasi paling belakang Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Dome penangkaran merupakan habitat sementara berupa kandang penangkaran yang ditutup jaring-jaring berfungsi sebagai tempat melakukan konservasi kupukupu sebelum dilepaskan ke taman terbuka. Pada dome penangkaran disediakan berbagai jenis tanaman untuk pakan kupu-kupu, ulat dan telur kupu-kupu serta tanaman hias. Selain itu, di dome penangkaran terdapat lemari yang berfungsi sebagai tempat menyimpan ulat, telur, kepompong. Hal ini dilakukan agar mengurangi gangguan dari predator. Kegiatan dalam dome penangkaran dilakukan oleh pengelola berupa penanganan pakan, pemeliharaan telur, pemeliharaan ulat, pemeliharaan kepompong, serta pemeliharaan kupu-kupu dewasa (Handayani, G. Keragaman Spesies Kupu-Kupu Berdasarkan hasil penelitian dan dokumentasi pihak pengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang telah melakukan konservasi kupu-kupu sejak tahun 1999, hingga tahun 2011 tercatat kurang dari lebih 160 spesies kupu-kupu berhasil ditangkarkan di dalam dome penangkaran dan dilepaskan ke lahan terbuka sehingga Taman Kupu-Kupu Gita Persada memiliki keanekaragaman spesies kupu-kupu yang cukup tinggi (Handayani,

38 Jumlah spesies kupu-kupu yang dilindungi sebenarnya sangat sedikit yaitu 20 spesies yang telah dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi di Indonesia dibandingkan dengan jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia yang mencapai 200-an jenis. Salah satu kekayaan yang dimiliki Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah keanekaragaman kupu-kupu khas Sumatera. Sampai saat ini Taman Kupu-Kupu Gita Persada terus melakukan konservasi sebagai upaya pelestarian spesies kupu-kupu khas Sumatera (Handayani,