Statuta. Komisariat Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

Distr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris

KETENTUAN INTERNASIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 2. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia


2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

PROSEDUR KOMUNIKASI. Lembar Fakta No. 7. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

Cluister di Oslo, pada tanggal 03 Desember Afganistan 3 Desember September Maret 2012

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016

KAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Terjemahan Tidak Resmi STATUTA UNIDROIT. Pasal 1

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

Kerja layak bagi pekerja rumah tangga

M A K A L A H. Tentang : Negara Maju Dan Berkembang. Disusun Oleh :

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

DATA KUNJUNGAN GEDONG KIRTYA TAHUN ,546 1,006 1,178 1,404 1,703 2,628 1,234 1, , ,051 35,671 DOMESTIK

IV. GAMBARAN UMUM Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

PERANGKAT HAK ASASI MANUSIA LEMBAR FAKTA NO. 1. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

BADAN PUSAT STATISTIK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005.

Indonesia Terpilih Kembali Sebagai Anggota ITU Council

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuka (open market operation/omos). Menurut Federal Reserve,

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

VI. PEREDARAN HASIL HUTAN

DOKUMENTASI PENELITIAN BEBERAPA GAMBAR SATWA, SEBAHAGIAN KAWASAN WISATA BUKIT LAWANG DAN BANGUNAN YANG ADA INDIKASI PEMILIKAN ORANG ASING

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

BAB I PENDAHULUAN. Migrasi merupakan salah satu kekuatan sejarah yang telah membentuk dunia.

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

Mencegah dan Mengurangi KEADAAN TANPA KEWARGANEGARAAN. Konvensi 1961 tentang Pengurangan Keadaan Tanpa Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penerimaan Dalam Negeri, (dalam miliar rupiah)

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

KonveKonvensi Anti Penyiksaan dan perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Siegling total belting solutions. Pergerakan adalah bisnis kami

Hari Jumat, 11 Juni. Grup A: 18 Juni :00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG MEMUTUSKAN:

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

HAK ASASI MANUSIA DAN PENGUNGSI. Lembar Fakta No. 20. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan PengunGsi

RESOLUSI MAJELIS UMUM 428 (V) 14 Desember 1950 STATUTA KOMISARIAT TINGGI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA URUSAN PENGUNGSI dengan suatu Kata Pengantar oleh Kantor Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 3

KATA PENGANTAR oleh Kantor Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa Urusan Pengungsi (UNHCR) DALAM RESOLUSI 319 (IV), tanggal 3 Desember 1949, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk mendirikan sebuah Kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi per 1 Januari 1951. Statuta Kantor Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi diadopsi oleh Majelis Umum pada 14 Desember 1950 sebagai lampiran Resolusi 428 (V). Di dalam Resolusi ini, diproduksi kembali pada halaman 6, Majelis juga meminta Pemerintah untuk bekerjasama dengan Komisaris Tinggi dalam pelaksanaan fungsi nya mengenai pengungsi yang berada di bawah kompetensi Kantor tersebut. Sesuai dengan Statuta, sifat kerja dari Komisaris Tinggi ini adalah kemanusiaan dan sosial dan bukan sama sekali bersifat politik. Fungsi Komisaris Tinggi didefinisikan di dalam Statuta dan di dalam berbagai Resolusi untuk selanjutnya diadopsi oleh Majelis Umum. Resolusi-resolusi mengenai Kantor Komisaris Tinggi yang telah diadopsi oleh Majelis Umum dan Dewan Ekonomi dan Sosial tersedia di website UNHCR di www.unhcr.org. Komisaris Tinggi melapor setiap tahun kepada Majelis Umum melalui Dewan Ekonomi dan Sosial. Sesuai dengan ayat 4 dari Statuta, Komite Penasehat Pengungsi didirikan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB 1 dan kemudian disusun kembali sebagai Komite Eksekutif Dana Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNREF) 2. UNREF pada tahun 1958 diganti menjadi Komite Eksekutif Program Komisaris Tinggi 3. Anggota Komite Eksekutif dipilih oleh Dewan 1 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial 393 (XIII) B tanggal 10 September 1951. 2 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial 565 (XIX) tanggal 31 Maret 1955 diadopsi sesuai dengan Resolusi Majelis Umum 832 (IX) tanggal 21 Oktober 1954. 3 Resolusi Majelis Umum 1166 (XII) tanggal 26 November 1957 dan Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial 672 (XXV) tanggal 30 April 1958. 4 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

Ekonomi dan Sosial dengan dasar geografis seluas mungkin dari negaranegara yang menunjukan minat dan pengabdian kepada penyelesaian masalah pengungsi. Di bawah kerangka acuan, Komite Eksekutif, antara lain, mengkaji dan menyetujui program bantuan materi dari kantor Komisaris Tinggi dan memberikan saran berdasarkan permintaan kepada Komisaris Tinggi mengenai pelaksanaan fungsi-fungsinya berdasarkan Statuta. Komite Eksekutif awalnya terdiri dari 24 negara. Pada bulan Agustus 2007, keanggotaan telah berkembang menjadi 72 negara, terdiri dari Aljazair, Argentina, Australia, Austria, Bangladesh, Belgia, Brasil, Kanada, Chili, Cina, Kolombia, Kosta Rika, Pantai Gading, Siprus, Republik Demokrasi Kongo, Denmark, Ekuador, Mesir, Estonia, Ethiopia, Finlandia, Perancis, Jerman, Ghana, Yunani, Guinea, Tahta Suci, Hungaria, India, Republik Islam Iran, Irlandia, Israel, Italia, Jepang, Yordania, Kenya, Lebanon, Lesotho, Madagaskar, Meksiko, Maroko, Mozambik, Namibia, Belanda, Selandia Baru, Nikaragua, Nigeria, Norwegia, Pakistan, Filipina, Polandia, Portugal, Republik Korea, Rumania, Federasi Rusia, Serbia, Somalia, Afrika Selatan, Spanyol, Sudan, Swedia, Swiss, Thailand, Tunisia, Turki, Uganda, Kerajaan Inggris, Republik Tanzania, Amerika Serikat, Venezuela, Yaman dan Zambia. Komisaris Tinggi untuk Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang pertama adalah Gerrit J. van Heuven Goedhart dari Belanda (1951-1956). Dia digantikan oleh Auguste R. Lindt dari Swiss (1957-1960); Felix Schnyder dari Swiss (1961-1965); Sadruddin Aga Khan dari Iran (1966-1977); Poul Hartling dari Denmark (1978-1985); Jean-Pierre Hocke dari Swiss (1986-1989); Thorvald Stoltenberg dari Norwegia (January 1990-November 1990); Sadako Ogata dari Jepang (1991-2000); Ruud Lubbers dari Belanda (2001-2005); dan Antonio Guterres dari Portugal (2005~). Kantor Pusat UNHCR terletak di Jenewa, Swiss. Komisaris Tinggi telah menunjuk para perwakilan dan koresponden di 116 negara di seluruh dunia. Jenewa, Agustus 2007 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 5

RESOLUSI MAJELIS UMUM 428 (V) 14 Desember 1950 MAJELIS UMUM Mengingat resolusinya 319 A (IV) 3 Desember 1949, 1. Menerima lampiran resolusi ini, sebagai Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi: 2. Menyerukan Pemerintah-pemerintah untuk bekerja sama dengan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya mengenai para pengungsi yang berada di bawah wewenang kantornya, terutama dengan: a) Menjadi pihak pada konvensi-konvensi internasional yang mengatur perlindungan para pengungsi dan mengambil langkah-langkah pelaksanaan yang perlu menurut konvensikonvensi tersebut; b) Membuat persetujuan-persetujuan khusus dengan Komisaris Tinggi bagi pelaksanaan tindakan-tindakan yang diperkirakan akan memperbaiki situasi para pengungsi dan untuk mengurangi jumlah yang membutuhkan perlindungan; c) Menerima masuk para pengungsi ke dalam wilayah-wilayah mereka, tidak terkecuali para pengungsi yang termasuk dalam kategori-kategori paling kekurangan; 6 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

d) Membantu Komisaris Tinggi dalam upaya-upaya untuk menggalakkan repatriasi sukarela para pengungsi; e) Menggalakkan asimilasi para pengungsi terutama dengan memudahkan pewarganegaraan mereka; f) Memberikan kepada para pengungsi dokumen perjalanan dan dokumen lain seperti yang biasanya diberikan kepada orang-orang asing lain oleh instansi-instansi nasional mereka. Terutama dokumen-dokumen yang akan memudahkan pemukiman mereka; g) Mengizinkan para pengungsi untuk memindahkan aset mereka dan terutama aset yang perlu bagi pemukiman mereka; h) Memberikan kepada Komisaris Tinggi informasi mengenai jumlah dan kondisi para pengungsi, serta undang-undang dan peraturan-peraturan mengenai mereka. 3. Meminta Sekretaris Jenderal untuk menyampaikan resolusi ini bersama dengan lampiran yang disertakan pada rosolusi ini. juga kepada negara-negara bukan anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa. dengan maksud untuk memperoleh kerja sama mereka dan pelaksanaannya. statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 7

LAMPIRAN Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi BAB I Ketentuan Umum 1. Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi yang bertindak di bawah kekuasaan Majelis Umum akan memegang fungsi pemberian perlindungan internasional, di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kepada para pengungsi yang termasuk dalam ruang lingkup Statuta ini dan pencarian solusi permanen masalah pengungsi dengan membantu pemerintahpemerintah dan tergantung pada persetujuan pemerintah-pemerintah yang bersangkutan organisasi, instansi swasta untuk memudahkan repatriasi sukarela para pengungsi termaksud asimilasi mereka dalam komunitas-komunitas nasional baru. Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. lebih khususnya apabila timbul kesulitan, dan misalnya tentang suatu kontroversi mengenai status internasional orang tersebut, Komisaris Tinggi akan meminta pendapat komite penasihat pengungsi jika komite itu dibentuk. 2. Kegiatan Komisaris Tinggi akan bersifat sepenuhnya nonpolitis; kegiatan tersebut akan bersifat humaniter dan social yang saling berkaitan pada kelompok-kelompok atau kategori-kategori pengungsi. 8 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

3. Komisaris Tinggi akan mengikuti petunjuk-petunjuk kebijakan yang diberikan padanya oleh Majelis Umum atau Dewan Ekonomi dan Sosial. 4. Dewan Ekonomi dan Sosial dapat memutuskan setelah mendengar pendapat Komisaris Tinggi tentang pokok yang bersangkutan, untuk membentuk sebuah komite penasihat tentang pengungsi, yang akan terdiri dari wakil-wakil Negara-negara Anggota dan Negara-negara bukan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan diseleksi oleh Dewan Ekonomi dan Sosial atas dasar perhatian nyata dan pengabdian negara-negara tersebut pada solusi masalah pengungsi. 5. Majelis Umum akan meninjau lagi, selambat-lambatnya pada sidang regulernya kedepan, pengaturan bagi Komisaris Tinggi dengan maksud untuk menetapkan apakah Komisariat tersebut akan diteruskan melampaui 31 Desember 1953. statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 9

BAB II Fungsi Komisaris Tinggi 6. Wewenang Komisaris Tinggi akan meliputi: A. (i) Seseorang yang telah dianggap sebagai pengungsi menurut Pengaturan 12 Mei 1926 dan 30 Juni 1928 atau menurut Konvensi 20 Oktober 1933 dan 10 Februari 1938. Protokol 14 September 1939 atau Konstitusi Organisasi Internasional. (ii) Seseorang yang sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951 dan yang disebabkan oleh kecemasan yang sungguh-sungguh mendasar, mengalami persekusi karena alasan-alasan ras. agama, kebangsaan atau opini politik, berada di luar negara kewarganegaraannya dan tidak dapat atau karena kecemasan tersebut atau karena alasan-alasan yang bukan alasan-alasan kenikmatan pribadi, tidak mau memanfaatkan perlindungan negara itu; atau seseorang. yang tidak berkewarganegaraan dan berada di luar negara di mana ia sebelumnya biasanya bertempat tinggal tidak dapat atau, karena kecemasan itu atau karena alasanalasan yang bukan alasan-alasan kenikmatan pribadi, tidak mau kembali ke negara itu. Keputusan mengenai terpenuhinya persyaratan yang diambil oleh organisasi pengungsi Internasional dalam periode kegiatannya tidak akan mencegah status pengungsi yang diberikan kepada orang-orang yang memenuhi syarat-syarat paragraf ini; 10 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

Wewenang Komisaris Tinggi akan berhenti berlaku bagi seseorang yang ditetapkan dalam seksi A di atas jika : a) la secara sukarela telah memanfaatkan kembali perlindungan negara kewarganegaraannya; atau b) Setelah kehilangan kewarganegaraannya, ia secara sukarela telah memperolehnya kembali; atau c) la telah memperoleh kewarganegaraan baru, dan menikmati perlindugan negara kewarganegaraan barunya; atau d) la secara sukarela telah menetap kembali di negara yang ditinggalkannya atau di luar negara itu dimana ia tetap tinggal karena kecemasan akan persekusi, atau e) Ia tidak dapat lagi lebih lama karena keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pengakuan atas dirinya sebagai pengungsi sudah tidak ada lagi, mengajukan alasan-alasan yang bukan alasan-alasan kenikmatan pribadi untuk tetap menolak memanfaatkan perlindungan negara kewarganegaraannya. Alasan-alasan yang sematamata bersifat ekonomis tidak dapat diajukan; atau f) Sebagai seorang yang tidak mempunyai kewarganegaraan, ia tidak dapat lagi dan ia dapat lagi kembali kenegara dimana ia sebelumnya biasanya bertempat tinggal, karena keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pengakuan atas dirinya sebagai pengungsi sudah tidak ada lagi bertempat tinggal, mengajukan alasan-alasan yang bukan alasan-alasan kenikmatan pribadi untuk tetap menolak kembali ke negara tersebut; statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 11

B. Seseorang lain yang berada di luar negera kewarganegaraannya atau ia tidak mempunyai kewarganegraan di mana ia sebelumnya biasanya bertempat tinggal, karena ia mempunyai atau pernah mempunyai kecemasan yang sungguh-sungguh berdasar akan persekusi karena alasan-alasan ras, agama, kebangsaan atau opini politik dan tidak dapat atau, karena kecemasan tersebut, tidak mau memanfaatkan perlindungan pemerintah negara kewarganegaraannya, atau jika ia tidak mempunyai kewarganegaraan kembali ke negara di mana ia sebelumnya biasanya bertempat tinggal. 7. Dengan ketentuan bahwa wewenang Komisaris Tinggi sebagaimana ditetapkan dalam paragraf 6 diatas tidak akan meliputi seorang : a) Yang merupakan warga negara lebih dari satu negara kecuali apabila ia memenuhi ketentuan paragraf terdahulu dalam hubungannya dengan tiap negara di mana ia adalah warga negara; atau b) Yang diakui oleh instansi-instansi yang berwenang dari negara itu di mana ia telah bertempat tinggal mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terkait pada kewarganegaraan yang dimiliki negara itu; atau c) Yang tetap menerima dari organ-organ atau badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya perlindungan atau bantuan; atau d) Yang mengenai dirinya terdapat alasan-alasan serius untuk menganggap bahwa ia telah melakukan tindak pidana yang diliput oleh ketentuan-ketetuan perjanjian-perjanjian 12 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

ekstradisi atau tindak pidana yang disebut dalam Pasal VI Piagam London dari Mahkamah Militer Internasional atau oleh ketentuan-ketentuan Pasal 14, paragraf 2, dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia*. 8. Komisaris Tinggi akan memberikan perlindungan kepada para pengungsi yang berada di bawah wewenang Komisariatnya dengan : a) Menggalangkan pembuatan dan pengesahan konvensikonvensi internasional bagi perlindungan para pengungsi, mengawasi pelaksanaan konvensi-konvensi tersebut dan mengusulkan amandemen-amandemen tarhadap konvensikonvensi itu; b) Menggalangkan melalui persetujuan-persetujuan khusus dengan Pemerintah-pemerintah pelaksanaan tiap tindakan yang diperkirakan akan memperbaiki keadaan para pengungsi dan untuk mengurangi jumlah yang membutuhkan perlindungan; c) Membantu upaya pemerintah dan swasta untuk menggalangkan repatriasi sukarela dalam komunitaskomunitas nasional baru. d) Menggalangkan diterima masuknya para pengungsi, tidak terkecuali mereka yang termasuk dalam kategori-kategori paling kekurangan. ke dalam wilayah-wilayah Negaranegara; * Lihal resolusl Majelis Umum PBB 217 A (III) 10 Descmber 1948 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 13

e) Berusaha keras untuk memperoleh izin bagi para pengungsi untuk memindahkan aset mereka dan terutama aset yang perlu bagi pemukiman mereka; f) Memperoleh dari pemerintah-pemerintah informasi mengenai jumlah dan kondisi-kondisi para pengungsi dalam wilayah-wilayah mereka serta undang-undang dan peraturanperaturan mengenai para pengungsi tersebut; g) Berhubungan erat dengan Pemerintah-pemerintah dan organisasi-organisasi antar pemerintah yang bersangkutan; h) Membina kontak dengan cara yang dianggapnya terbaik dengan organisasi-organisasi swasta yang menangani masalahmasalah pengungsi; i) Memudahkan koordinasi upaya-upaya organisasi-organisasi swasta yang memperhatikan kesejahteraan para pengungsi. 9. Komisaris Tinggi akan melakukan kegiatan-kegiatan tambahan. Termasuk repatriasi dan pemukiman, yang mungkin ditetapkan oleh Majelis Umum, dalam batas-batas sumber-sumber yang disediakan baginya. 10. Komisaris Tinggi akan mengelola tiap dana, publik atau privat, yang diterimanya untuk bantuan bagi para pengungsi, dan akan membaginya di antara badan-badan privat dan apabila dianggap tepat, badan-badan publik yang dianggapnya mempunyai kemampuan terbaik untuk mengelola bantuan termaksud. 14 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

Komisaris Tinggi dapat menolak setiap tawaran yang tidak dianggapnya tepat atau yang tidak dapat dipergunakan. Komisaris Tinggi tidak akan meminta dana kepada Pemerintahpemerintah atau menyampaikan permintaan umum, tanpa persetujuan Iebih dulu dari Majelis Umum. Komisaris Tinggi akan memasukkan ke dalam laporan tahunannya pernyataan dari kegiatan-kegiatannya di bidang ini. 11. Komisaris Tinggi akan berhak menyampaikan pandanganpandangannya di depan Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial dan badan-badan bawahan kedua organ tersebut. Komisaris Tinggi akan melapor setiap tahun kepada Majelis Umum melalui Dewan Ekonomi dan Sosial; laporannya akan dibahas sebagai mana acara terpisah dalam agenda Majelis Umum. 12. Komisaris Tinggi dapat meminta kerja sama berbagai badan khusus. statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 15

BAB III Organisasi dan Keuangan 13. Komisaris Tinggi akan dipilih oleh Majelis Umum atas pencalonan dari Sekretaris Jenderal. Persyaratan pengangkatan Komisaris Tinggi akan diusulkan oleh Sekretaris Jenderal dan disetujui oleh Majelis Umum. Komisaris Tinggi akan dipilih untuk masa jabatan tiga tahun. terhitung mulai 1 Januari 1951. 14. Komisaris Tinggi akan mengangkat. untuk masa jabatan yang sama. seorang Wakil Komisaris Tinggi yang berkewarganegaraan lain dari kewarganegaraannya sendiri. 15. a) Dalam batas-batas penyediaan anggaran yang diberikan, staf Komisariat Tinggi akan diangkat oleh Komisaris Tinggi dan akan bertanggung jawab kepadanya dalam pelaksanaan fungsi-fungsi mereka. b) Staf termaksud akan dipilih dari orang-orang yang setia pada tujuan-tujuan Komisariat Tinggi. c) Kondisi-kondisi pengerjaan mereka adalah kondisi-kondisi pengerjaan yang diatur menurut peraturan staf yang diterima oleh Majelis Umum dan ketentuan yang ditetapkan berdasarkan peraturan tersebut oleh Sekretaris Jenderal. d) Ketentuan dapat juga dibuat untuk dapat memperkerjakan personel tanpa kompensasi. 16 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

16. Komisaris Tinggi akan berkonsultasi dengan Pemerintah negara-negara tempat tinggal para pengungsi mengenai perlunya pengangkatan wakil-wakil di negara-negara tersebut. Di negara yang mengakui keperluan termaksud. dapat diangkat seorang wakil yang disetujui oleh Pemerintah negara itu. Dengan ketentuan sebagaimana disebut terdahulu, wakil yang sama dapat bertugas di lebih dari satu negara. 17. Komisaris Tinggi dan Sekretaris Jenderal akan membuat pengaturan yang tepat bagi penyelenggaraan hubungan dan konsultasi mengenai masalah-masalah yang merupakan kepentingan bersama. 18. Sekretaris Jendral akan memberikan kepada Komisaris Tinggi segala fasilitas yang perlu dalam batas-batas anggaran. 19. Komisaris Tinggi akan berkedudukan di Jenewa Swiss. 20. Komisaris Tinggi akan di biayai dari anggaran Perserikatan Bangsa-Bangsa, kecuali Majelis Umum kemudian memutuskan lain, tidak ada pengeluaran selain pengeluaran administratif yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi Komisariat Tinggi akan dibebankan pada anggaran Peserikatan Bangsa-Bangsa dan segala pengeluaran segala pengeluaran lain yang berkaitan dengan kegiatan Komisaris Tinggi akan dibiayai oleh sumbangan sukarela. statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi 17

21. Administrasi Komisariat Tinggi akan ditundukkan pada Peraturan Keuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pada ketentuan keuangan yang diitetapkan atas dasar itu oleh Sekretaris Jenderal. 22. Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan dana Komisaris Tinggi akan dikenakan audit oleh dewan Auditor Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan ketentuan bahwa Dewan tersebut dapat menerima laporanlaporan yang sudah diaudit dari badan-badan yang mendapat alokasi dana. Pengaturan administratif bagi penahanan dana termaksud dan alokasinya akan disepakati antara Komisaris Tinggi dan Sekretaris Jendral sesuai dengan Peraturan Keuangan Perserikatan Bangsa- Bangsa serta ketentuan yang ditetapkan atas dasar peraturan tersebut oleh Sekretaris Jenderal. UNHCR/MRPI/C2 STATUTE/INS/SEPTEMBER 2007 18 statuta komisariat tinggi perserikatan bangsa-bangsa urusan pengungsi

UNHCR/MRPI/C2 STATUTE/INS/SEPTEMBER 2007

Diterbitkan oleh: UNHCR Media Relations and Public Information Service P.O. Box 2500 1211 Geneva 2 Switzerland www.unhcr.org Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Media Relation dan Public Information Service: hqpoo@unhcr.org Regional Representation Jakarta Indonesia www.unhcr.co.id