BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Literasi sains didefinisikan oleh The National Science Education Standards

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Henita Septiyani Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Esti Maras Istiqlal,2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala-gejala alam dan keteraturannya serta mempelajari fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. sendiri dan alam sekitar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Julia Artati, 2013

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Keberadaan buku ajar memberikan kemudahan bagi guru dan. siswa untuk dapat memahami konsep secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui. pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem

Kimia merupakan salah satu rumpun sains, dimana ilmu kimia pada. berdasarkan teori (deduktif). Menurut Permendiknas (2006b: 459) ada dua hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUA N A.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA KALOR DAN PERUBAHAN SUHU

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 KONSTRUKSI DESAIN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS KERAMIK UNTUK MENCAPAI LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sains diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Scientific Approach untuk Meningkatkan Literasi Saintifik dalam Domain Kompetensi Siswa SMP pada Topik Kalor

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS...

I. PENDAHULUAN. proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY (LOI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan. kemampuan yang dapat memecahkan masalah atau isu-isu yang beredar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inelda Yulita, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP LITERASI SAINS

Mengingat pentingnya LS, ternyata Indonesia juga telah memasukan LS ke dalam kurikulum maupun pembelajaran. Salah satunya menerapkan Kurikulum

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

Penggunaan Pendekatan Writing to Learn Dalam Meningkatkan Literasi Sains Siswa Smp Pada Materi Cahaya Dan Alat Optik

Unnes Physics Education Journal

PROFIL KEMAMPUAN LIT ERASISAINS SISWA SMP DI KOTA PURWOKERTO DITINJAU DARI ASPEK KONTEN, PROSES, dan KONTEKS SAINS

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 1117

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempelajari IPA berarti mempelajari tentang alam, mempelajari gejalagejala alam dan keteraturannya serta mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA tidak hanya dihadapkan pada sekumpulan teori dan hukum saja. Pembelajaran IPA juga dihadapkan pada sekumpulan data fakta teori yang diarahkan pada pengalaman siswa untuk memahami peristiwa, gejala dan dapat menyelesaikan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sumber belajar dari pembelajaran IPA adalah teks IPA. Teks IPA seharusnya dapat membantu siswa untuk memahami konsep konsep IPA, termasuk didalamnya konsep fisika. Melalui pemahaman konsep yang didapatkan, siswa diharapkan memiliki kemampuan scientific inquiry yang dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 40 siswa disalah satu SMP di kota Bandung tentang kemampuan pemahaman bacaan, dengan memberikan teks fisika serta soal soal yang berupa sembilan soal pemahaman bacaan, dua soal hipotesis dan satu soal merancang percobaan, menunjukan rata rata siswa memiliki kemampuan pemahaman bacaan yang rendah. Dari 40 siswa rata rata siswa hanya mampu menjawab empat soal pemahaman bacaan, dan semua siswa tidak mampu menjawab soal hipotesis dan merancang percobaan. Padahal salah satu sumber belajar yang digunakan adalah textbook sebagai sumber bacaan bagi siswa. Rendahnya kemampuan membaca teks fisika menyebabkan rendahnya pemahaman konsep serta kemampuan scientific inquiry yang dimiliki oleh siswa. Ketiga kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan literasi IPA. Miller ( dalam Hobson : 2003), mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan literasi 1

2 sains adalah, (1) memahami hukum dan konsep dasar sains misalnya stuktur molekul, (2) memahami fenomena alam berdasarkan sains melalui inkuiri ilmiah dan (3) mengkomunikasikan kembali informasi, membaca dan memahami buku sains popular. Jadi, rendahnya kemampuan membaca, pemahaman konsep dan scientific inquiry, menunjukan bahwa rendahnya kemampuan literasi siswa. Rendahnya kemampuan literasi anak Indonesia, diperkuat oleh hasil studi yang dilaksanakan oleh PISA. PISA (Programmefor International Student Assessment) merupakan studi literasi internasional yang dilaksanakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada tahun 2006, menunjukkan kemampuan literasi anak Indonesia yang berumur 15 tahun, yang sampelnya diambil secara acak berada pada tingkat rendah. Indonesia menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Ada empat aspek literasi yang diteliti PISA, yakni contex, competencies, knowledge dan attitude. Berdasarkan data PISA tahun 2006 tersebut, anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi sains diantaranya mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains (Ekohariadi : 2009). Fisika sebagai mata pelajaran yang berumpun IPA, tentu saja memiliki peranan penting dalam meningkatkan literasi sains. Oleh karena itu kemampuan literasi dalam fisika menjadi bagian dari kemampuan literasi sains siswa. Salah satu penyebabnya karena proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional atau menggunakankan metode ceramah. Padahal pembelajaran yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa termasuk didalamnya pengalaman bagi siswa. Untuk meningkatkan kemampuan literasi diperlukan strategi diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, lebih khusus kemampuan literasi fisika siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan literasi siswa adalah dengan menerapkan tujuh strategi literasi pada proses pembelajaran. Tujuh strategi literasi yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al, yakni: read-alouds, K-W-L chart/sqrw (strategi membaca), graphic organizers, vocabulary

3 instruction, writing to learn, structured notetaking dan reciprocal teaching. Pada penelitian ini, empat strategi literasi diatas, yaitu read-alouds, K-W-L chart/sqrw (strategi membaca), graphic organizers (strategi menulis), vocabulary instruction terintegrasi ke dalam tugas awal integrated reading-writing yang berfungsi untuk mengkonstruksi pengetahuan awal siswa dan tiga strategi literasi terintegrasi proses pembelajaran ke dalam model pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari writing to learn, structured notetaking dan reciprocal teaching. Hobson (2003) berpendapat bahwa pembelajaran literasi sains, termasuk didalamnya literasi fisika harus diajarkan secara untuh, tidak hanya pemahaman sains tetapi juga harus ada relevansi terhadap kebudayaan siswa dan lingkungan sekitar. Selain itu, untuk pembelajaran di Indonesia perlu juga adanya relevansi dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan terhadap satu tema, yaitu Alat Ukur Pada Kendaraan Bermotor. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui peningkatan literasi fisika siswa SMP setelah diterapkannya strategi literasi pada pembelajaran bertema Alat Ukur pada Kendaraan Bermotor. Pembelajaran bertema ini diharapkan siswa memperoleh keutuhan belajar sehingga dapat memanfaatkan materi yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : : 1. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi fisika siswa untuk aspek context, competencies dan knowledge setelah diterapkannya strategi literasi? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi fisika siswa untuk aspek attitude setelah diterapkannya strategi literasi? 3. Bagaimana profil peningkatan literasi fisika untuk aspek contex, competencies dan knowledge setelah diterapkannya strategi literasi? 4. Bagaimana korelasi antara pemahaman membaca dan menulis dengan literasi fisika pada aspekcontext, competencies dan knowledge?

4 C. Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti membatasi masalah penelitiannya, yaitu : 1. Kemampuan literasi fisika di ukur dengan mengadopsi bentuk soal PISA 2006 dengan mengukur aspek context, knowledge, competencies, dan attitudes. 2. Strategi literasi mengadaptasi dari jurnal Seven Literacy Strategies That Work yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al (2002). 3. Alat ukur pada kendaraan bermotor hanya dibatasi pada speedometer, odometer dan velocity meter. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari penerapan strategi literasi dalam meningkatkan literasi fisika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui seberapa besar peningkatan literasi fisika untuk aspek contex, competencies dan knowladge setelah diterapkannya strategi literasi. 2. Mengetahui seberapa besar peningkatan literasi fisika untuk aspek attitude. 3. Mengetahui korelasi antara pemahaman membaca dan menulis siswa dengan literasi fisikacompetencies, contex, dan knowladge. 4. Mengetahui profil peningkatan literasi fisika untuk aspek competencies, contex, dan knowladge. E. Manfaat Penelitian Terkait dengan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan alternatif strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa. 2. Memberikan gambaran mengenai pemberian tugas awal Integrated Reading and Writing.

5 F. Variabel Penelitian Variabel Bebas Waribel Terikat : Strategi Literasi : Literasi fisika G. Definisi Operasional 1. Literasi fisika yang dimaksud adalah kemampuan untuk memahami fisika, menjelaskan fenomena fisika dan mengaplikasikan konsep fisika untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari. Kemampuan literasi fisika diukur dengan menggunakan alat ukur berupa tes soal yang mengadopsi bentuk soal literasi PISA 2006 yang didalamnya terdapat aspek competencies, contex, knowladgedan attitudes.peningkatan literasi fisika untuk aspek competencies, contex, knowladgedilihat dari nilai gain ternormalisasi antara hasil pretest dan posttest. Untuk literasi fisika aspek attitudes dilihat dari peningkatan respon positif siswa sebelum dan sesudah diterapkannya strategi literasi dalam pembelajaran yang terdapat dalam paket soal literasi fisika. 2. Strategi literasi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa. Pada penelitian ini strategi literasi yang mengadaptasi dari jurnal Seven Literacy Strategies That Work yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al (2002) yaitu dengan memberikan strategi membaca, strategi menulis serta pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan scientific inquiry. Untuk strategi membaca dan menulis diberikan melalui tugas awal integrated reading wirting yang diberikan sebagai tugas rumah sedangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan scientific inquiry menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Keterlaksanaan penerapan strategi literasi dilihat dari nilai rata rata tugas awal integrated reading writing dan keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari keterlaksanaan sintaks model pembelajaran berbasis masalah yang diamati oleh observer ketika pelaksanaan pembelajaran.

6 3. Pemahaman membaca dan menulis merupakan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan menuliskan kembali konsep konsep fisika yang terdapat dalam bacaan tersebut. Pemahaman membaca dan menulis diukur melalui tugas awal Integrated Reading Writing yang diberikan kepada siswa sebagai tugas rumah.tugas awal Integrated ReadingWritingdiadaptasi dari jurnal Improving Middle school Students Science Literacy through Reading Fusion (Zhihui Fang, 2010) dengan format:part A Reading, Part B Conceptual Contruction.Part C Concept Mapping and Conclusion.