BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. BPW berperan penting dalam pelayanan jasa wisata. wisata. Pihak Paramuda Tour & Transport melayani perjalanan wisata khususnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI CAREER CENTER DENGAN METODE PROMETHEE BERBASIS WEB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process (

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori yang digunakan dalam pembuatan proyek tugas akhir:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2011/2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. ini memiliki pijakan pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada jabatan tertentu untuk pelamar sehingga proses tidak berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah

Bab 2. Tinjauan Pustaka

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta)

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Sistem Informasi

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi komputer di era saat ini sangat membantu brainware untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online.

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III METODE PENELITIAN

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

2015 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI RESTORAN MENGGUNAKAN METODE SMARTER DAN PROMETHEE

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Website Life Cycle. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SDLC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER YOS SUDARSO PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE. Rizal Ari Ardianto. Program studi Teknik Informatika S-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan

Rumusan masalah dari proyek akhir ini adalah: 1. Bagaimana membangun aplikasi yang mampu menangani pengelolaan data pasien?

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Proyek Pengembangan Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BURSA KERJA ONLINE PADA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas tentang teori-teori yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi tak lepas dari peran dosen. Dosen

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bursa Kerja Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bursa Kerja adalah lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja. Sedangkan Bursa Kerja Online (BKL) adalah bursa kerja dengan menggunakan fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet. Menurut Stikom Career Center (SCC), Bursa Kerja adalah sarana yang menjembatani pertemuan antara pencari kerja dengan perusahaan sebagai pemberi kerja. Sedangkan BKL merupakan bursa kerja melalui sarana internet. Bursa Kerja dapat dilihat secara fisik sedangkan BKL secara virtual (Persada, 2007). Sampai saat ini sudah banyak bursa kerja yang menyediakan informasi bagi pemberi lowongan dan pencari kerja, baik media cetak atau elektronik termasuk internet. Bahkan sudah dipublikasikan instruksi presiden nomor 3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi Presiden RI, yaitu bagian ketenagakerjaan. Disebutkan bahwa saat ini dibutuhkan Pemberdayaan Bursa Kerja Online dan meningkatkan mekanisme pelaksanaan pengelolaan Informasi Pasar Kerja. Secara umum, sebuah bursa kerja online harus terdapat lowongan kerja terbaru, berisi daftar lowongan kerja terbaru yang diberikan oleh penyedia kerja. Log in, digunakan untuk masuk ke dalam aplikasi, baik itu pencari kerja ataupun penyedia kerja. Administrator, berisikan informasi yang dibutuhkan oleh pengelola website bursa kerja online. 5

6 2.2 Seleksi Pelamar Kerja Proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang dianggap nantinya bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan, mereka dianggap dapat memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para pimpinan organisasi (Sunyoto, 2008). Dalam proses dan tahapan seleksi terdapat beberapa tahapan proses (Sunyoto, 2008): 1. Pemilihan Awal. Pada tahap ini dilakukan penyaringan mereka yang memenuhi syarat dan mana yang tak memenuhi syarat. 2. Pemeriksaan Surat Lamaran. Semua pelamar yang memenuhi syarat dipertimbangkan dan memperoleh peluang yang sama untuk dipertimbangkan. 3. Ujian-ujian saringan : performance/achievement test, intellegence test, aptitude test, interest test, personality test. Perlu diperhatikan tingkat kesahihan (validity) dan tingkat kepercayaan (realibility). 4. Pengecekan narasumber atau references (rujukan) atau surat-surat rekomendasi, memo, dan lain-lain. 5. Wawancara. Cara ini digunakan setelah calon pegawai melalui tahapan penyaringan rekrutmen sebelumnya seperti screening, mempelajari surat-surat permohonan, penyelenggaraan testing, pengecekan referensi, fisik, medis dan sebagainya. 2.3 Aplikasi Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara

7 manual yang ditransformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah lebih berdaya guna secara optimal (Jogiyanto, 2004). Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain: 1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise). 2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan. 3. Perangkat lunak informasi kerja. 4. Perangkat lunak media dan hiburan. 5. Perangkat lunak pendidikan. 6. Perangkat lunak pengembangan media. 7. Perangkat lunak rekayasa produk. 2.4 System Development Life Cycle (SDLC) SDLC atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah metode pengembangan sistem tradisional yang digunakan sebagian besar organisasi saat ini. SDLC adalah kerangka kerja (framework) yang terstruktur yang berisi prosesproses sekuensial di mana sistem informasi dikembangkan (Tuban, 2003). Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Dengan siklus SDLC waterfall, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masingmasing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam sebuah siklus SDLC waterfall, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC waterfall berbeda pada tiap referensi lain, namun secara umum adalah sama. Langkah-langkah metode waterfall tersebut adalah: 1. Analisa sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang berjalan.

8 2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem. 3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem. 4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan. 5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. 6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat. Siklus SDLC waterfall dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya. Kelebihan dari SDLC waterfall adalah: 1. Proses-prosesnya mudah dipahami dan jelas. 2. Mudah dalam pengelolaan proyek. a. Dokumen dihasilkan setiap akhir fase. b. Sebuah fase dijalankan setelah fase sebelumnya selesai. 3. Struktur sistem jelas.

9 2.5 Web Web merupakan sistem hypermedia yang berarea luas yang ditujukan untuk akses secara universal. Salah satu kuncinya adalah kemudahan tempat seseorang atau perusahaan dapat menjadi bagian dan berkontribusi pada (Hanson, 2000). Web menyebabkan pertukaran data di Internet menjadi mudah dan efisien. Web terdiri atas 2 komponen dasar, yaitu (Ellsworth & Ellsworth, 1997) : a. Server Web : sebuah komputer dan software yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya (yang meminta informasi) melalui internet. b. Browser Web : software yang dijalankan pada komputer pemakai (client) yang meminta informasi dari server Web dan menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri. 2.6 World Wide Web World Wide Web merupakan jaringan dokumen yang sangat besar yang saling dihubungkan satu sama lain; satu set protokol yang mendefinisikan bagaimana sistem bekerja dan mentransfer data; dan sebuah software yang membuatnya bekerja dengan mulus. Web menggunakan teknik hypertext dan multimedia yang membuat internet mudah digunakan, dijelajahi dan dikontribusikan (Ellsworth & Ellsworth, 1997).

10 2.7 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (Promethee) Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking (Suryadi & Ramdhani, 2000). Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah diterapkan berdasarkan kaidah dasar: Max {f1(x), f2(x),f3(x), fj(x),, fk(x) x ɛը} Di mana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan fi ( i=1,2,3,,k) merupakan nilai/ukuran relatif alternatif untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah diterapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian dari Ը (real world). Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasarnya disajikan sebagai pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee

11

12 Langkah-Langkah Metode Promethee: 1. Mengidentifikasi alternatif. 2. Penjelasan dari kriteria, alternatif (a) dievaluasi pada beberapa kriteria (k), yang harus dimaksimalkan atau diminimalkan. 3. Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan aplikasi. Dalam Promethee disajikan enam fungsi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. 4. Evaluasi matrik. Saat kriteria dan alternatif sudah terpilih, langkah selanjutnya adalah membuat matrik payoff. Table matrik ini untuk setiap pasangan kriteriakriteria, ukuran kuantitatif dan kualitatif dari efek yang dihasilkan oleh alternatif berhubungan dengan kriteria tersebut. Suatu matriks dapat terdiri dari data ukuran kardinal atau skala ordinal. 5. Menentukan indeks preferensi multikriteria. Preferensi dinyatakan dengan angka antara 0 dan 1, dan dinilai dengan prosedur tertentu. 6. Promethee ranking. Arah dalam grafik nilai outrangking ditentukan berdasarkan leaving flow dan entering flow. Leaving flow adalah jumlah nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outrangking. Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk aksi pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee) dan urutan lengkap (Promethee) pada sejumlah aksi yang mungkin, yang dapat diusulkan pada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah karakteristik data.