Peran Strategis Aisyiyah Di Tengah Dinamika Kehidupan Kontemporer Untuk Memperkuat Masyarakat Sipil

dokumen-dokumen yang mirip
Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

02/07/2014. Norma Sari, S.H.,M.Hum Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

Good Governance. Etika Bisnis

Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

Perempuan dan Industri Rumahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA

MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI REVITALISASI PERAN PENDAMPING DALAM MEWUJUDKAN DESA KUAT DAN MANDIRI

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

BAB V PENUTUP. kesetaraan gender dalam organisasi Muhammadiyah. Kedudukan ini terlihat

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

Issue Gender & gerakan Feminisme. Rudy Wawolumaja

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Pendahuluan. Latar Belakang

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pengantar. responsibility (CSR).

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II LANDASAN TEORI

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OLEH : LILIS SOLEHATI Y (KETUA BKWK DEKOPIN)

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU. 11 Mei 2016

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66,

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II. Kajian Pustaka. Studi Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Pembangunan 9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Australia Awards Indonesia

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

Transkripsi:

Peran Strategis Aisyiyah Di Tengah Dinamika Kehidupan Kontemporer Untuk Memperkuat Masyarakat Sipil Oleh Sunyoto Usman Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM Masalah sosial, ekonomi, politik semakin kompleks. Indonesia darurat korupsi, narkoba, terorisme, kemiskinan, kesenjangan sosial dsb Apa yang telah dicapai oleh Aisyiyah dan Muhammadiyah dalam 5 tahun terakhir? Disampaikan pada Seminar Nasional Pra Muktamar Satu Abad Aisyiyah dan Muktamar Muhammadiyah ke 47 Pengetahuan, kesadaran, sikap dan tindakan apa yang baru dalam 5 tahun terakhir? Yogyakarta, 23 Mei 2015 1 2 Macro 9 8 Dimana level masalahnya? Praktek Trans-nasional 7 Scope/Performance Meso 6 5 4 3 2 1 Level Lokal Level Regional Level Nasional Keinginan membangun peran strategis Aisyiyah perlu memperhatikan: Karakteristik organisasi Orientasi dan prioritas kegiatan Kapasitas dan jejaring organisasi Micro 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rendah Sedang Tinggi Complexity 4

Seperti apa karakteristik kelembagaan Aisyiyah? Dimana posisi Muhammadiyah? Negara Posisi Aisyiyah Karakteristik Organisasi Komunitas Politik Parlemen Lembaga Sosial Masyarakat Sipil Kelompok Kepentingan Koperasi Pelaku Usaha/Bisnis 5 Masyarakat Sipil (terjemahan civil society), ditandai oleh: Voluntary, sukarela, pamrih mengabdi (non-profit oriented) Tidak bergantung pada negara Self supporting, swadaya Dalam bingkai nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan masyarakat, kesepakatan kolektif Politik? Mengembangkan ruang publik di luar parlemen Berbeda dengan Parpol, bukan kelompok kepentingan Orientasi dan Prioritas Kegiatan 7 8

2015 2020 Sukses Alternatif Kuratif Performance B A D C X X Existing condition Predicted Time frame Kesejahteraan umat dalam 5 tahun kedepan Perubahan Sos, Pol & Ekonomi Globalisasi Pasar bebas MEA dan lain-lain Kurang berhasil Lemah/ Cacat Peran organisasi Aisyiyah & Muhammadiyah 9 Marginal (Terpinggirkan) Alternatif Preventif 10 Visi Misi Tujuan Sasaran Dirumuskan 5 tahun Kebijakan Acuan kegiatan Kelembagaan, regulasi, SDM, dana, mekanisme delivery Program Cita-cita yang hendak diperjuangkan melalui persarikatan Bukan sekedar mengisi waktu luang, tapi pemberdayaan Amar ma ruf nahi munkar Kegiatan per tahun 1 Muslimah yang memiliki identitias (jati diri) 2 Keseimbangan domain domistik & publik 3 Tercukupi kebutuhan lahir & batin Apa yang dicapai? 11 Kapasitas dan Jejaring Organisasi 12

Jaringan Kerjasama internasional Aisyiiyah Eksternal Internal Jaringan Kerjasama: Pemerintah Swasta LSM Organisasi perempuan lain Perguruan Tinggi dll Organisasiorganisasi dalam Muhammadiyah (sesama perserikatan) Sharifah Hassan, 2003 Mengidentifikasi pengaruh doktrin Islam terhadap partisipasi perempuan dalam kegiatan publik Mendiskusikan peran perempuan dalam penguatan masyarakat sipil Dibutuhkan: Kelembagaan Aturan main SDM Pendanaan Leadership 13 14 Penampilan personal: Bertudung/hijab Penduduk Malaysia sekitar 20 juta Indonesia 240 juta, Singapore 5 juta Bumiputra (56%), Cina (34%) dan India (11%) Masa penjajahan Inggris: Bumiputra di sektor pertanian dan pegawai pemerintah, Cina di sektor pertambangan dan perdagangan dan India di sektor perkebunan Sektor publik Aktif dalam sektor publik Memilih kegiatan dan pekerjaan yang sesuai dengan kodrat perempuan Jamaah Tabligh, Al Arqam and ABIM (Muslim Youth Movement of Malaysia) Kegiatan dakwah Mengembalikan doktrin Islam dalam kehidupan sosial Dakwah Islamiyah, mendorong perempuan Muslim aktif di sektor publik Islamisasi 15 16

Salah kaprah: kata gender sering disamakan dengan perempuan atau wanita (women. Peran gender berbeda dengan peran perempuan Gender: perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi nilai sosial dan norma sosial produk konstruksi masyarakat untuk kepentingan relasi sosial. Kesetaraan Gender Fokus pada status, peran, fungsi, hak, kewajiban, tanggungjawab perempuan dan laki-laki (konsensus kolektif) Berbeda dengan sex (jenis kelamin), lebih melihat sifat kondrati. Contoh: perempuan melahirkan dan menyusui anak (reproduksi) tidak terdapat pada laki-laki. 17 18 2. Bagaimana prosesnya? Kategori peran gender (sebagai perempuan dan laki-laki) beragam bergantung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi referensi. Gender terkait dengan kepentingan dan kebutuhan hubungan sosial, direproduksi melalui relasi sosial. Gender bukan properti (milik, melekat) secara individual, tetapi tumbuh dan berkembang dalam struktur dan kultur masyarakat. 1. Seperti apa sebarannya? (mapping) The access to resources and opportunities domain The capability domain Gender Inequality The security domain 3. Mengapa terjadi? (faktor-faktor yang determinan mempengaruhinya) Gender dikonstruksi, dilembagakan dan dipelihara melalui sistem sosial 19 4. Apa rekomendasinya? (policy recommendation) 20

The Access To Resources and Opportunities Domain The Capability Domain Masalah pendidikan tendensi kapabilitas perempuan mendayagunakan (utilizing) fasilitas pendidikan rendah daripada laki-laki Masalah kesehatan tendensi kapabilitas perempuan mendayagunakan (utilizing) fasilitas kesehatan rendah daripada laki-laki Masalah kesempatan kerja tendensi kesempatan kerja laki-laki lebih luas daripada perempuan, upah laki-laki lebih tinggi meskipun waktu bekerja kurang lebih sama Masalah penghargaan pekerjaan tendensi pekerjaan rumah tangga dianggap sebagai kewajiban (domistik), secara ekonomi kurang dihargai Masalah partisipasi politik tendensi jumlah laki-laki yang duduk di pemerintahan, parlemen, partai politik lebih banyak daripada perempuan 21 Akses pada modal dan perbankan tendensi kesempatan laki-laki lebih lebih luas (lebih dapat dipercaya) daripada perempuan 22 The Security Domain Tendensi pelecehan sexuat terhadap perempuan cukup tinggi (di jalan, kantor dan tempat-tempat umum) Terimakasih atas perhatian anda Tendensi kekerasan terhadap perempuan cukup tinggi ( di keluarga, sekolah, masyarakat) 23 24