BAB I PENDAHULUAN. terbentang dari Sabang sampai Merauke, dimana didalamnya terkandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia yang sempat terpuruk pada tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya berbagai pembangunan hotel, maka banyak pemilik modal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan deregulasi saat ini, persaingan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata telah menjadi bagian penting dan memiliki posisi

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya di Indonesia. Selain memiliki obyek wisata alam dan obyek wisata belanja, saat ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik tetapi juga dikenal oleh

BAB I. Situasi yang sama juga tampak di kota-kota besar, salah satunya ialah kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. membuka usaha sendiri. Banyaknya usaha bisnis di bidang yang sama, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah sektor yang dapat menunjang kemajuan suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat meningkat di berbagai negara belahan dunia. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, pengusaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan dasar bagi jalannya bisnis saat ini. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman sekarang ini, segala sektor kehidupan semakin modern, dan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang jasa dan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

APPENDIX. A. Dapatkah ada menceritakan tentang sejarah Kayu Arum? 2. Mengapa mengambil lokasi di daerah ini?

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perusahaan juga telah mengalami perkembangan. Di tahun 1970-an dan

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan diseluruh wilayah Indonesia pada umumnya. meliputi : Front Office Department, Housekeeping Department dan Food and

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BABI PENDAHULUAN. 1996). Jasa adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta fasilitas-fasilitas lainnya. Dunia perhotelan banyak melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis perusahaan pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dimana didalamnya terkandung kekayaan sumber daya alam yang sangat besar. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu dari sektor migas dan dari sektor non migas, dimana kedua sektor ini menjadi sumber pendapatan bagi negara Indonesia selama ini. Namun dengan digalakkannya otonomi daerah, kedua sektor tersebut tidak hanya memberikan pendapatan bagi pemerintah pusat saja melainkan juga digunakan sebagai pendapatan daerah untuk pembangunan daerah tersebut. Untuk menambah pendapatan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah memfokuskan pada sektor non migas, terutama sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia yang mempunyai keberagaman kebudayaan, suku, adat istiadat, bahasa, serta objek daya tarik wisata (ODTW). Faktorfaktor tersebutlah yang menjadi latar belakang pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata, karena faktor tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik. Saat ini kepariwisataan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya jasa akomodasi, jasa boga, transportasi, atraksi wisata, biro perjalanan, tour and travel. Dalam 1

2 mendukung sektor pariwisata ini, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Termasuk fasilitas yang mendukung kelancaran sektor pariwisata tersebut. Hal ini hotel atau resort sebagai sarana penyedia jasa akomodasi bagi para wisatawan asing maupun domestik. Jawa Tengah merupakan provinsi terbesar ke 2 setelah Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 30.467,09 km2. Karenanya Jawa Tengah memiliki potensi wisata yang sangat baik mulai dari jenis objek wisata, akomodasi, restoran dan lainnya. Berikut ini data kunjungan ke provinsi Jawa Tengah periode 2005 sampai dengan tahun 2009 : Tabel 1.1 Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah Periode 2005-2009 Tahun Wisatawan Wisatawan Mancanegara Nusantara Jumlah 2005 288.576 14.455.424 14.744.000 2006 290.217 15.023.901 15.314.118 2007 303.898 15.455.546 15.759.444 2008 288.925 15.712.337 16.001.262 2009 299.903 17.157.873 17.457.776 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 kunjungan ke Provinsi Jawa Tengah terjadi peningkatan setiap tahunnya, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan memberikan dampak yang timbul bisa berupa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak positifnya adalah terciptanya lapangan kerja bagi

3 masyarakat sekitar maupun masyarakat yang memang memiliki potensi dalam bidangnya. Provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak fasilitas penginapan yang cukup baik. Hal ini ditandai oleh banyak berdirinya hotel yang memiliki standar kelas berbintang, berikut ini dapat dilihat jumlah perkembangan hotel di provinsi Jawa Tengah : Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar Provinsi Jawa Tengah Periode 2005-2009 Tahun Hotel Jumlah Kamar 2005 100 6.098 2006 101 6.280 2007 102 6.540 2008 108 6.725 2009 112 6.785 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 1.2 di atas terdapat kenaikan jumlah jasa akomodasi hotel di Provinsi Jawa Tengah, meskipun jumlah kenaikannya tidak terlalu signifikan namun perlahan mulai menunjukan grafik peningkatan kemajuan. Salatiga merupakan sebuah kota di Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah kurang lebih 60 km yang terbagi menjadi 4 kecamatan dan terdiri ats 22 kelurahan. Penduduk kota Salatiga berjumlah kurang lebih 150.000 orang dengan berbagai mata pencaharian. Salatiga letaknya sangat strategis dan merupakan kota kecil tertua di Indonesia yang terletak di jalan utama antara Semarang, Yogyakarta, dan Solo dengan ketinggian 450-800 meter di atas

4 permukaan laut. Kota Salatiga sebagai kota transit bagi para bangsawan Belanda karena Salatiga dikenal dengan sebutan de schoontse stad van midden java yang berarti bahwa Salatiga merupakan kota kecil terindah di Jawa Tengah, yang dikelilingi oleh pegunungan dari sisi selatan sampai barat dan terletak di lereng Gunung Merbabu membuat Salatiga mempunyai hawa sejuk yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk sekadar melepaskan lelah. Selain itu, karena dahulu menjadi kota transit bagi para bangsawan Belanda, di kota Salatiga banyak terdapat bangunan kuno bergaya arsitektur kolonial yang masih kokoh berdiri hingga sekarang. Hal ini pun menambah daya tarik wisata kota Salatiga. Di Salatiga terdapat banyak sarana akomodasi yang tersedia. Berikut ini merupakan data jumlah hotel yang terdapat di kota Salatiga tahun 2009: Tabel 1.3 Jumlah Hotel di Kota Salatiga Tahun 2009 No. Nama Hotel Jenis Hotel Alamat Telepon 1 Laras Asri Bintang 4 Jl. Jend. Sudirman 335 - [0298-312222] 2 Quality Wahid Bintang 4 Jl. Jend. Sudirman 2 - [0298-3258501] 3 Surya Indah Bintang 3 Jl. Diponegoro 110 A - [0298 323009 4 Le Beringin Melati 3 Jl. Jend. Sudirman 160 - [0298-327082] 5 Mutiara Melati 3 Jl. Langensuko 31 - [0298-321775] 6 Kalimang Melati 3 Jl. Kalimangkak 19 - [0298-327255] 7 Ngawen Indah Melati 2 Jl. Hasanudin 114 - [0298-321626] 8 Maya Melati 2 Jl. Kartini 15 A - [0298-323179] 9 Salatiga Plaza Melati 2 Jl. Jend. Sudirman 61 - [0298-326737] 11 Slamet Melati 2 Jl. Sukowati 42 - [0298-326922] Sumber : www.salatiga.go.id 2010

5 Salah satu hotel yang terbesar yang terdapat di Salatiga adalah Laras Asri Resort and Spa. Laras Asri Resort and Spa merupakan resort yang berorentasi internasional, bergaya, serta berbintang empat dengan fasilitas bintang lima. Laras Asri Resort and Spa merupakan tempat yang ideal dimana terletak beberapa menit dari kota Salatiga, daerah atas Jawa Tengah yang di sebut dengan Lingkar Emas yang pada kenyataannya merupakan kota tertua dan tercantik yang pernah ada. Resort ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan yang terletak di kaki Gunung Merbabu dan dikelilingi oleh taman hijau yang sangat indah dengan banyak tumbuhan langka. Selain itu, resort ini merupakan tempat peristirahatan favorit di Salatiga bagi para wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik. Karena merupakan tempat peristirahatan favorit bagi para wisatawan baik wisatawan asing maupun dometik, maka Laras Asri Resort pun akan memberikan Jasa yang akan membuat para wisatawan puas. Untuk menciptakan kepuasan wisatawan tersebut, maka karyawan dari suatu hotel atau resort harus melakukan interaksi yang baik dengan para tamunya. Front office merupakan salah satu bagian di hotel yang memiliki kecenderungan paling tinggi untuk berinteraksi sosial terutama dengan tamu. Selama 24 jam penuh bagian ini bertindak sebagai pusat operasional hotel. Agar menjadi tenaga yang professional dalam memberikan Jasa maka diperlukan penguasaan kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill).

6 Dalam menjalankan tugasnya, bagian front office memiliki satu motto yang menjadi landasan mereka dalam memberikan Jasa kepada tamu. Motto tersebut disingkat dengan PERSONALITY. Motto tersebut berarti bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan, keterampilan, dan dedikasi untuk memberikan yang terbaik kepada tamu. Menurut Adi Soenarno (2006:91), unsur PERSONALITY tersebut yaitu : Pleasantness (sifat ramah dengan senyum tulus), Eagerness (sifat riang dan ceria), Respect (rasa hormat dan menghargai tamu), Sense of responsibility (tanggung jawab terhadap pekerjaannya), Orderly mind (selalu ingin menolong tamu), Neatness (kerapian fisik), Accuracy (ketelitian), Loyalty (kesetiaan), Intelegence (kecakapan), Tactful (mengambil keputusan yang bijksana), Yearning to be a good receptionist (semangat untuk menjadi staf front office yang baik). Front office bagi hotel dikenal sebagai the first and the last impression of the guest. Artinya bagian inilah yang pertama dan terakhir dari tamu. Tamu yang datang di hotel akan datang dulu di bagian front office, dan pada waktu akan check out pun tamu harus berhubungan dengan front office. Jadi sudah sewajarnya bila kesan yang mendalam akan tercipta dibagian ini. Front office juga merupakan tempat yang pertama-tama akan dituju oleh tamu yang akan menyampaikan isi hati mereka. Kebanyakan diantaranya berupa keluhan atau komplain. Seorang yang keinginannya tidak terpenuhi, atau bahkan bila tidak dengan segera dipenuhi, maka dia akan komplain. Banyak hal bisa menjadi keluhan bagi tamu. Bila hotel tidak mampu

7 mengelola Jasanya dengan baik, front office niscaya akan menjadi tempat keluhan tamu. Ada satu hal yang umum bagi staff di front office, yaitu yang mengatakan bahwa you are the company, yang berarti setiap staff di front office adalah prototipe dari perusahaan secara keseluruhan. Sebuah hotel tetap akan dicitrakan oleh layanan orang perorang (any single staff is a company). Staff front office harus menguasai semua product knowledge di hotel. Ada juga unsur psikologis yang perlu disiapkan supaya berkesan baik bagi tamu dan juga melancarkan tugas karyawan. Menurut Adi Soenarno (2006:7), pekerjaan front office staff secara umum diantaranya : 1. Assistant Front office Manager 2. Duty Manager 3. Receptionist 4. Reservation 5. Guest Relations Officer (GRO) 6. Concierge 7. Telephone Operator 8. Business Center Attendant Semua section di atas dipimpin oleh seorang Front Office Manager yang bertanggung jawab atas departemen yang ia bawahi. Untuk meningkatkan daya saingnya hotel atau resort sebagai sarana penyedia jasa akomodasi perlu melakukan strategi yang baik. Salah satunya adalah dengan menciptakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas

8 jasa, karena pelanggan adalah fokus utama ketika kita mengungkap tentang kepuasan dan kualitas jasa. Persoalan kualitas sudah menjadi harga yang harus dibayar oleh perusahaan dalam hal ini hotel atau resort agar tetap bertahan dalam bisnisnya. Seperti dikatakan oleh Kotler (2000:440), bahwa kualitas jasa dapat diukur dengan lima determinan jasa yaitu TERRA : tangible (berwujud), empathy (empati), responsiveness (cepat tanggap), reliability (keandalan), assurance (kepastian). Menurut Kotler (2005:70), kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak akan puas. Tetapi jika kinerja melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa puas. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis hotel adalah menciptakan pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono,1997:24). Kepuasan pelanggan yang terdapat di Laras Asri Resort and Spa Salatiga menurut pengamatan peneliti selama masa penelitian dan berdasarkan hasil wawancara kepada pengunjung adalah kurang baik, dikarenakan kualitas jasa yang tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari lambatnya pelayanan yang

9 ada, ketidakjelasan dalam proses reservasi, kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh karyawan front office, kurangnya perhatian karyawan front office terhadap masalah yang dimiliki oleh tamu, serta banyaknya komplain dari para tamu terhadap kualitas jasa yang diberikan oleh karyawan front office. Dengan adanya masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengupas hal-hal apa saja yang berhubungan dengan peranan front office department dan kepuasan pelanggan. Dan akhirnya penulis tertarik dan mengangkat judul yaitu Peranan Kualitas Jasa Front Office Department Terhadap Tingkat Kepuasaan Pelanggan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis menyederhanakan permasalahan dan memperjelas arah penelitian sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas. Maka dapat dipaparkan rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan kualitas jasa front office department di Laras Asri Resort & Spa Salatiga? 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan pelanggan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga? 3. Seberapa besar hubungan kualitas jasa front office department terhadap tingkat kepuasan pelanggan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga?

10 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi peranan kualitas jasa front office department di Laras Asri Resort & Spa Salatiga. 2. Mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan pelanggan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga. 3. Menganalisis seberapa besar hubungan kualitas jasa front office department terhadap tingkat kepuasan pelanggan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kajian yang lebih komprehensif dan pengembangan front office department. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kerja front office department di Laras Asri Resort & Spa Salatiga. Bagi peneliti, penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk

11 mencoba menganalisis fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi secara ilmiah dan objektif sehigga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. E. Kerangka Pemikiran Dasar pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah peranan front office department terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Front office department akan memberikan Jasa yang terbaik bagi setiap pelanggan yang datang. Setiap pelanggan yang datang pasti mempunyai harapan untuk mendapatkan Jasa yang baik dan memuaskan. Lewis & Booms, 1983 (dalam Fandy Tjiptono, 2005:121), mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa baik tingkat Jasa yang diberikan, mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan definisi ini kualitas Jasa atau jasa dapat diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Lima determinan kualitas jasa menurut Kotler (2000:440), dapat disingkat menjadi TERRA yaitu: 1. Tangible (berwujud) 2. Empathy (empati) 3. Responsiveness (cepat tanggap) 4. Reability (keandalan). 5. Assurance (kepastian)

12 Tingginya tingkat kualitas Jasa dapat diukur dengan membandingkan antara expected service dengan perceived service. Menurut Olsen&Dover (dalam Fandy Tjiptono, 2005:122), mengatakan harapan/ekspektasi pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk yang bersangkutan. Setiap pelanggan yang berbeda dapat menerapkan tipe ekspektasi yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Menurut Zeithaml (dalam Fandy Tjiptono, 1997:28), harapan pelanggan tersebut terbentuk oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. Enduring service intensifiers 2. Personal needs 3. Transitory service intensifiers 4. Perceived service alternatives 5. Self-perceived service roles 6. Situational factors 7. Explicit service promises 8. Implicit service promises 9. Word of mouth 10. Past experience Apabila harapan pelanggan tersebut semua terpenuhi maka akan tercipta kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (2005:70), kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan yang diharapkan. Jika kinerja berada

13 di bawah harapan, pelanggan tidak akan puas. Tetapi jika kinerja melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa puas. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Pelayanan di Front Office Department Kualitas Jasa yang diukur dengan TERRA : 1. Tangible (berwujud) 2. Empathy (empati) 3. Responsiveness (cepat tanggap) 4. Reliability (keandalan) 5. Assurance (kepastian) Sumber : Kotler (2000:440) Harapan Pelanggan : 1. Enduring service intensifiers 2. Personal needs 3. Transitory service intensifiers 4. Perceived service alternatives 5. Self-perceived service roles 6. Situational factors 7. Explicit service promises 8. Implicit service promises 9. Word of mouth 10. Past experience Sumber : Zeithaml (dalam Fandy Tjiptono, 1997:28) Kenyataan yang didapatkan oleh pelanggan dari pelayanan yang diberikan. Kepuasan Pelanggan Sumber : Olahan Peneliti

14 E. Hipotesis Sebelum benar-benar melakukan penelitian, diperlukan adanya hipotesis atau dugaan sementara dari permasalahan yang diajukan oleh peneliti, yaitu masalah-masalah yang dijabarkan dalam landasan teori atau tinjauan pustaka yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan perumusan sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena jawaban tersebut didasarkan atas teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data (Sugiyono, 2005:51). Uma Sekaran (2006:135), berpendapat bahwa hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua variabel atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji, hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang diterapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk menatasi masalah yang dihadapi. Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara Kualitas Jasa dengan Tingkat Kepuasan Pelanggan di Laras Asri Resort and Spa Salatiga.