BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar Lampu kepala

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

Adapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB IV PENGUJIAN. b. GSM Modem sudah terhubung dengan Mikrokotroller melalui kabel serial. port PC sehingga dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN TROUBLESHOOTING POWER MIRROR TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

4.3 Sistem Pengendalian Motor

DAFTAR SINGKATAN. ADC : Analog Digital Converter GPS : Global Positioning System HUD : Head Up Display RPM : Revolution Per Minute

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Captiva Kunci, Pintu, dan Jendela Penerangan Sistem Infotainment Perawatan Kendaraan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III LANDASAN TEORI

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

Sekring Mobil Meleleh atau Putus Mengganti

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KODE KESALAHAN & ALARM

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN ALAT

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

Transkripsi:

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan berkendaraan tetap memerlukan perhatian pada sistem ini. Tidak semua kendaraan baru yang beredar memiliki semua sistem tambahan yang akan dibahas pada bab ini. Beberapa sistem yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan adalah power mirror, sistem lampu pengendaraan siang hari, sistem lampu kabut, sistem lampu kontrol otomatis dan sistem anti pencurian. Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri. Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion tengah. 13.2. Macam-macam Sistem Kelistrikan Tambahan 13.2.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari (Daytime Running Light / DRL) DRL (Daytime Running Light) system merupakan sistem penerangan yang menyalakan lampu pada siang hari bila kondisi cuaca tiba-tiba gelap misalnya ketika melewati terowongan atau berkabut. Hal ini penting untuk keselamatan sehingga beberapa negara sudah menetapkan aturan untuk sistem ini. Jika intensitas nyala lampu disamakan antara siang dan malam hari maka umur pemakaian lampu tidak akan awet oleh karena itu sistem ini mengatur pencahayaan lampu kepala menjadi lebih rendah intensitasnya saat dioperasikan pada sistem lampu pengendaraan siang hari. Gambar 13.1. Sistem lampu pengendaraan siang hari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 503

13.2.2. Sistem lampu kabut depan dan belakang Sistem lampu kabut depan dan belakang sesuai dengan namanya digunakan untuk penerangan pada cuaca berkabut. Sistem ini dinyalakan melalui saklar tersendiri jika saklar kontrol lampu pada posisi TAIL atau HEAD. 13.2.3. Sistem kontrol lampu otomatis Sistem kontrol lampu otomatis memungkinkan lampu depan dan belakang untuk langsung menyala bila kondisi cuaca gelap atau ketika kendaraan melalui terowongan di bawah jembatan atau di bawah pepohonan di mana sekelilingnya masih terang. Sistem ini juga secara otomatis memadamkan kembali lampu depan dan belakang bila kemudian kendaraan mendeteksi tingkat pancaran cahaya yang cukup dari lingkungan sekitarnya. Gambar 13.2. Sistem kontrol lampu otomatis 13.2.4. Sistem power mirror Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang pada panel pintu. Cermin yang dapat diatur adalah kaca spion luar kanan dan kiri. Pada beberapa tipe kendaraan, power mirror sistem juga digunakan pada kaca spion tengah. Power mirror bekerja tanpa tergantung posisi kunci kontak. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 504

13.2.5. Sistem engine immobilizer Sistem engine immobilizer mencegah mesin dihidupkan tanpa kunci kontak yang tepat. Hanya kunci kontak dengan kode yang dapat dikenali oleh sistem pada kendaraan saja yang dapat menghidupkan mesin. Dengan demikian sistem ini mencegah terjadinya pencurian. Engine immobiliser dalam bekerjanya mengontrol sistem bahan bakar dan sistem pengapian. Lampu indikator keamanan Transponder chip (ID code) Engine ECU Kunci kontak Transponder key amplifier Transponder key ECU Engine ECU Busi Injector Transponder key coil Saklar courtesy pintu Gambar 13.3. Engine immobilizer Pompa injeksi 13.3. Prinsip Kerja Sistem kelistrikan Tambahan 13.3.1. Sistem power mirror Sistem power mirror terdiri dari komponen: 1. Saklar power mirror untuk mengaktifkan motor power mirror mana yang bekerja Saklar ini memiliki posisi kiri, kanan, atas, bawah untuk masing-masing kaca spion kanan dan kiri 2. Motor power mirror untuk menggerakkan tuas penggerak posisi kaca 3. Kaca spion dan tuas penggerak Kaca spion dan tuas penggerak digerakkan oleh motor power mirror Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 505

Gambar 13.4. Sistem power mirror Gambar 13.5. Motor power mirror Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 506

Gambar 13.6. Saklar power mirror Saklar power mirror ditempatkan pada dashboard dekat dengan pengemudi. Pada saklar power mirror terdapat tanda L (Left) untuk memilih kaca spion kiri dan R (Right) untuk memilih kaca spion kanan yang ingin disetel. Setelah kaca spion dipilih selanjutnya ada saklar berikutnya yang merupakan tombol kontrol gerakan kaca yaitu atas, bawah, kanan dan kiri. Cara kerja power mirror Ketika saklar power mirror diaktifkan, maka arus dari baterai akan diteruskan oleh saklar power mirror menuju motor power mirror yang dikehendaki. Motor power mirror akan menggerakkan tuas pengontrol posisi kaca. Motor hanya akan bekerja selama saklar power mirror ditekan. Jika arah arus dari baterai yang menuju motor dibalik dengan cara menekan saklar power mirror pada sisi yang berkebalikan maka gerakan dari pengaturan kaca spion akan menjadi berlawanan. Baik kaca spion kanan maupun kiri dapat dikontrol langsung pada sisi pengemudi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 507

Atas Gambar 13.7. Rangkaian sistem power mirror 13.3.2. Sistem lampu pengendaraan siang hari DRL beroperasi saat mesin hidup dan saat rem parkir bebas. Untuk mengaktifkan keadaan ini, dipakai masukan sinyal dari alternator atau saklar rem parkir. Beberapa model tidak memakai sinyal rem parkir. Pada beberapa model lampu belakang menyala pada saat yang sama. Ada tiga tipe pengoperasian sistem lampu pengendaraan siang hari. Ketiga tipe dibedakan menurut caranya mengurangi intensitas penerangan lampu saat sistem ini bekerja. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 508

1. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dilakukan oleh DRL resistor Intensitas cahaya berkurang lewat resistor DRL pada saat sistem ini beroperasi. Gambar 13.8. Rangkaian DRL dengan resistor 2. Tipe di mana pengurangan intensitas cahaya dikurangi lewat hubungan seri pada lampu besar. Intensitas cahaya dikurangi dengan mengalirnya arus ke hubungan seri lampu depan kiri dan kanan saat DRL beroperasi. Rangkaian seri menyebabkan arus yang mengalir ke tiap lampu berkurang. 3. Tipe dimana pengurangan intensitas cahaya dikontrol oleh relay utama DRL. Intensitas cahaya dikurangi oleh kontrol sirkuit di relay utama DRL pada saat sistem DRL beroperasi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 509

Gambar 13.9. Rangkaian DRL dengan rangkaian seri lampu Gambar 13.10. Rangkaian DRL dengan pengontrolan oleh relai utama DRL Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 510

Gambar 13.11. Cara kerja sistem penerangan siang hari dengan resistor DRL Cara kerja sistem penerangan siang hari Bila mesin dihidupkan dan tuas rem parkir dibebaskan, relay utama DRL membentuk rangkaian massa kumparan relai lampu kepala sehingga relai lampu kepala bekerja. Selanjutnya arus mengalir dari baterai, sekering, relai lampu kepala, relai dim dan menuju lampu kepala, resistor DRL dan ke massa. Akibatnya arus yang mengalir ke lampu lemah sehingga intensitas cahaya yang dihasilkan lampu kepala berkurang dibandingkan pengoperasian normal. Bila saklar kontrol lampu berada pada posisi OFF atau TAIL dan sakalr dim berada pada posisi LOW, relay DRL No.2 memutus arus dan berpindah ke DRL resistor. Hasilnya nyala lampu depan berkurang intensitasnya hingga 80-85%. Bila saklar kontrol lampu dipindahkan ke posisi HEAD, maka relay utama DRL membentuk rangkaian massa untuk relai utama lampu kepala dan relai DRL No.2. Arus selanjutnya mengalir dari baterai menuju sekering, relai lampu kepala, relai dim, lampu kepala No 2, lampu-lampu kepala, relai DRL No.2 dan menuju massa tanpa melalui resistor. Lampu depan menyala dengan normal. Relay DRL No 2 menyala meskipun saklar dim sedang dalam posisi HIGH atau FLASH. Maka lampu depan tetap menyala secara normal. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 511

Gambar 13.12. Cara kerja sistem penerangan siang hari saat bekerja normal 13.3.3. Sistem lampu kabut depan dan belakang Gambar 13.13. Cara kerja lampu kabut depan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 512

Cara kerja lampu kabut depan dan belakang Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu kabut digerakkan ke posisi Fr (front), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu belakang, saklar kombinasi, kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa. Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan indikator lampu kabut dan menuju massa. Lampu kabut depan dan lampu indikator menyala. Gambar 13.14. Cara kerja lampu kabut depan dan belakang Cara kerja lampu kabut belakang Saat saklar kontrol lampu diposisikan pada TAIL atau HEAD dan saklar lampu kabut digerakkan ke posisi Rr (rear), arus dari baterai mengalir ke sekering lampu belakang, saklar kombinasi, kumparan relai lampu kabut depan dan menuju massa. Relai lampu kabut depan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering lampu kabut, relai lampu kabut depan, lampu kabut depan dan indikator lampu kabut dan menuju massa. Saat yang sama. Arus juga mengalir dari baterai menuju sekering lampu belakang, saklar kombinasi, lampu kabut belakang dan lampu indikator lampu kabut belakang. Lampu kabut depan dan belakang dan lampu indikator menyala. Konstruksi lampu kabut belakang mencegah pengendara dari kelalaian mematikan lampu. Ketika saklar kontrol lampu di posisi OFF sementara lampu kabut belakang dalam posisi menyala (ON), maka secara otomatis lampu kabut belakang akan mati. Ketika ini terjadi lampu kabut belakang akan tetap mati meskipun saklar kontrol kembali ke posisi HEAD. Fungsi ini dikontrol secara mekanik atau listrik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 513

13.3.4. Sistem kontrol lampu otomatis Gambar 13.15. Cara kerja sistem kontrol lampu otomatis Bila kunci kontak ON dan saklar kontrol lampu pada posisi AUTO serta sensor kontrol lampu otomatis mendeteksi penurunan cahaya terjadi di area sekeliling kendaraan maka sensor kontrol lampu otomatis mengeluarkan sinyal ke terminal A dari unit kontrol lampu. Unit pengontrol lampu kemudian akan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai lampu kepala dan lampu belakang. Selanjutnya arus mengalir dari baterai menuju ke masing-masing relai lampu kepala dan lampu belakang dan menuju ke lampu-lampu depan dan belakang. Bila unit kontrol lampu memutuskan ada peningkatan cahaya terjadi di area sekeliling, maka relay lampu depan dan belakang secara otomatis dinonaktifkan sehingga lampu depan dan belakang mati. 13.3.5. Engine immobilizer Engine immobilizer system terdiri dari transponder chip, transponder key coil, transponder key amplifier, transponder key ECU dan engine ECU. Ada dua tipe engine immobilizer system, ada yang dikontrol dengan ECU yang disatukan dengan transponder key dan ada yang terpisah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 514

Gambar 13.16. Komponen engine immobilizer Komponen engine immobilizer 1. Kunci kontak (Transponder chip terpasang) Transponder chip pada kunci kontak memiliki kumparan yang akan bereaksi terhadap medan magnet yang ditimbulkan oleh transponder key coil pada lubang silinder kunci kontak. Akibatnya transponder chip teraliri arus dan kode ID kunci kontak dapat dibaca. 2. Transponder key coil Transponder key coil menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak dan menerima kode dari kunci. 3. Transponder key amplifier Sinyal dari transponder key ECU memungkinkan transponder key amplifier mengalirkan arus ke kumparan pada transponder chip dalam kunci dan menghasilkan medan magnet. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 515

Kode ID kunci kontak yang diterima oleh transponder key coil diteruskan ke transponder key ECU. 4. Transponder key ECU Transponder key ECU menerima kode ID kunci dari transponder key amplifier dan menelitinya dengan kode yang sudah didaftarkan sebelumnya. Selanjutnya sinyal hasil pemeriksaan akan diteruskan ke engine ECU. Transponder key ECU mengontrol penyalaan lampu indicator keamanan. 5. Engine ECU Sinyal yang diperoleh dari transponder key ECU digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin. 6. Saklar pencegah kunci tertinggal Saklar ini mendeteksi apakah kunci kontak masih terdapat pada lubangnya atau tidak dan mengirimkan sinyal ke transponder key ECU. 7. Lampu indikator keamanan Lampu ini untuk menandakan bahwa sistem engine immobilizer sedang aktif atau tidak. Jika aktif lampu akan menyala. Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (mengaktifkan) Gambar 13.17. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU Saat kunci kontak posisi ACC atau LOCK Bila kunci kontak diputar dari posisi ON ke posisi ACC atau LOCK, setelah 20 detik transponder key ECU mendeteksi hal ini dari terminal IG, sehingga membuat sistem dalam engine immobiliser bekerja serta membuat lampu indikator keamanan menyala. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 516

Gambar 13.18. Engine immobilizer saat kunci kontak dilepas Saat kunci kontak dilepas dari lubang kunci Bila kunci kontak kemudian ditarik dari lubang kuncinya, maka saklar peringatan kunci tertinggal tidak bekerja. Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini dan membuat engine immobiliser bekerja dan lampu indikator keamanan terus menyala. Cara kerja engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU (menonaktifkan) Gambar 13.19. Engine immobilizer tipe kontrol transponder key ECU Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 517

Saat kunci kontak dimasukkan Bila kunci kontak dimasukkan ke lubangnya, saklar peringatan kunci tertinggal bekerja. Transponder key ECU mendeteksi sinyal ini dari terminal KSW dan kemudian melalui terminal VC5 ECU mensuplai power ke transponder key amplifier dan meneruskan ke sinyal operasi melewati terminal TXCT. Akibatnya arus mengalir ke transponder key coil dan menghasilkan medan magnet di seputar lubang kunci kontak. Gambar 13.20. Engine immobilizer saat kunci kontak dimasukkan Menonaktifkan engine immobiliser system Dengan medan magnet yang dihasilkan di seputar lubang kunci kontak, sinyal kode ID dari transponder chip dicatat dan diteruskan ke terminal CODE dari transponder key ECU. Transponder key ECU memeriksa kode ID yang diterima ini dengan kode ID yang sudah terdaftar. Bila bahwa sinyal yang masuk ini cocok, ECU meneruskan sinyal ini ke engine ECU menggunakan jalur komunikasi spesial (terminal EFIO dan terminal EFII) untuk menonaktikan engine immobilizer. Dengan demikian sistem pengapian dan sistem bahan bakar tidak terkunci. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 518

Gambar 13.21. Menonaktifkan engine immobilizer Mematikan lampu indikator keamanan Bila transponder key ECU menonaktifkan engine immobiliser system, maka kedipan lampu kontrol indikator keamanan padam.. Gambar 13.22. Mematikan lampu indikator keamanan engine immobilizer Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 519

13.4. Gangguan dan Pemeriksaan Tabel 13.1 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem kelistrikan tambahan Gangguan Kemungkinan penyebab Cara mengatasi Sensor kontrol lampu Periksa sensor otomatis rusak Sinyal dari alternator atau saklar rem parkir tidak ada Saat jalan gelap lampu kepala tidak menyala Saat jalan terang lampu kepala tetap menyala Lampu kabut tidak menyala Kunci kontak ditarik, lampu indikator keamanan tidak menyala Power mirror tidak bekerja Relai utama DRL rusak Relai DRL rusak Unit pengontrol lampu rusak Rangkaian kabel rusak Sensor kontrol lampu otomatis rusak Sinyal dari alternator atau saklar rem parkir tidak ada Relai utama DRL rusak Relai DRL rusak Unit pengontrol lampu rusak Rangkaian kabel rusak Sekering FOG putus Saklar lampu kabut rusak Saklar kontrol lampu rusak Lampu kabut putus Rangkaian kabel rusak Lampu indikator keamanan putus Transponder key ECU tidak bekerja Saklar peringatan kunci tertinggal tidak bekerja Rangkaian kabel rusak Sekering ACC putus Saklar power mirror rusak Mekanisme kaca spion rusak Rangkaian kabel rusak Periksa sinyal dari alternator atau saklar rem parkir Periksa relai utama Periksa relai DRL Periksa unit pengontrol lampu Perbaiki seperlunya Periksa sensor Periksa sinyal dari alternator atau saklar rem parkir Periksa relai utama Periksa relai DRL Periksa unit pengontrol lampu Perbaiki seperlunya Ganti sekering Periksa saklar lampu kabut Periksa saklar kontrol lampu Ganti lampu kabut Perbaiki seperlunya Ganti lampu indikator keamanan Periksa transponder key ECU Periksa saklar peringatan kunci tertinggal Perbaiki seperlunya Ganti sekering dan periksa singkat Periksa saklar Perbaiki seperlunya hubungan Perbaiki seperlunya Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 520

Power mirror bekerja tidak normal Saklar power mirror rusak Mekanisme kaca spion rusak Rangkaian kabel rusak Periksa saklar Perbaiki seperlunya Perbaiki seperlunya Contoh pemeriksaan power mirror 1. Pemeriksaan unit kaca spion Gambar 13.23. Konektor pada power mirror Dalam kondisi tegangan baterai terpasang pada unit power mirror cek kondisi berikut. Tabel 13.2. Pemeriksaan rakitan kaca spion Kondisi pengukuran Positif baterai (+) Terminal 5 (MV) Negatif baterai (-) terminal 4 (COM) Positif baterai (+) Terminal 4 (COM) Negatif baterai (-) terminal 5 (MV) Positif baterai (+) Terminal 3 (MH) Negatif baterai (-) terminal 4 (COM) Positif baterai (+) Terminal 4 (COM) Negatif baterai (-) terminal 3 (MH) Operasi power mirror Bergerak ke atas Bergerak ke bawah Bergerak ke kiri Bergerak ke kanan Jika hasil tidak sesuai, ganti rakitan kaca spion 13.5. Ringkasan Selain sistem kelistrikan utama, kendaraan dilengkapi juga dengan sistem kelistrikan tambahan demi kenyamanan dan keamanan. Beberapa sistem yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan adalah power mirror, sistem lampu pengendaraan siang hari, sistem lampu kabut, sistem lampu kontrol otomatis dan sistem anti pencurian.tidak semua kendaraan baru yang beredar memiliki semua sistem tambahan tersebut karena hal ini didasarkan pada kebutuhan, model Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 521

kendaraan dan di negara mana kendaraan tersebut beroperasi. Sistem power mirror memungkinkan pengemudi mengatur posisi cermin/kaca spion sesuai yang dikehendaki secara elektrik melalui suatu saklar yang terpasang pada panel pintu. Sistem lampu pengendaraan siang hari memungkinkan lampu kepala menyala pada siang hari terutama pada jalan gelap atau terowongan. Pada sistem ini intensitas cahaya lampu dikurangi untuk keawetan lampu kepala. Sistem kontrol lampu otomatis mampu mendeteksi tingkat pancaran cahaya di sekitar kendaraan sehingga dapat diputuskan apakah lampu kepala dinyalakan atau dimatikan. Salah satu sistem anti pencurian adalah engine immobilizer. Engine immobilizer mencegah kendaraan dinyalakan tanpa kunci kontak yang telah terdaftar pada kendaraan tersebut. Sistem kelistrikan tambahan memerlukan pemeriksaan dan perawatan untuk mempertahankan kerja sistem tetap baik. 13.6. Soal-soal Latihan 1. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam sistem kelistrikan tambahan! 2. Apakah fungsi: a. Sistem lampu pengendaraan siang hari b. Sistem kontrol lampu otomatis c. Sistem power mirror d. Engine immobilizer system 3. Sebutkan komponen: a. Sistem lampu pengendaraan siang hari b. Sistem kontrol lampu otomatis c. Sistem power mirror d. Engine immobilizer system 4. Gambarkan rangkaian: a. Sistem lampu pengendaraan siang hari b. Sistem kontrol lampu otomatis c. Sistem power mirror d. Engine immobilizer system 5. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan pada sistem power mirror? Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 522