Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

ABSTRAK MODEL STAD (STUDIENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBASIS KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PROSIDING ISBN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Bung Hatta Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari 10 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Objek dalam penelitian ini

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Transkripsi:

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE STAD PADA MATERI GERAK LURUS MATA PELAJARAN IPA KELAS VII H SEMESTER GENAP MTs NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Taofikoh NIP. 19680409 199303 2 003 MTs Negeri Kendal taofikoh27@gmail.com Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas peserta didik atau siswa dengan penggunaan metode STAD pada materi gerak lurus mata pelajaran IPA kelas VII H MTs Negeri Kendal; dan (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode STAD pada materi gerak lurus mata pelajaran IPA kelas VII H MTs Negeri Kendal. Metode STAD ( Student Teams Achievemen Division) meliputi empat tahap, yaitu pengajaran, studi kelompok, dan ulangan atau tes, serta penghargaan. Subjek penelitian adalah siswa MTs Negeri Kendal kelas VII H sejumlah 34 peserta didik/siswa tahun pelajaran 2014-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan indikator: (1) Aktivitas bertanya sebesar 76%, (2) Aktivitas menjawab pertanyaan 74 %, (3) Aktivitas mengemukakan gagasan 67 %, (4) Aktivitas mengerjakan tugas 81 %, dan (5) Efektivitas kerjasama kelompok 75 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan tutor sebaya pada metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemen Division) terbukti dapat meningkakan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA materi gerak lurus kelas VII H semester genap MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Metode STAD. Penulis adalah Guru PNS pada Kementerian Agama Kabupaten Kendal. Saat ini mengajar bidang studi Keterampilan Tata Busana di MTs Negeri 1 Kendal. Penulis merupakan peserta Workshoop Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Guru yang diselenggarakan STIT Muhammadiyah Kendal bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal Tahun 2014. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 113

Taofikoh Pendahuluan Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek, banyak faktor yang ikut mempengaruhinya, salah satu faktor di antaranya adalah guru. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan mengajar agar tujuan-tujuan pendidikan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Berdasarkan pengalaman guru mengajar, ternyata dari hasil test IPA cenderung memperoleh hasil yang masih rendah. Sebagai guru mata pelajaran IPA di kelas VII selalu merasa kurang puas dengan hasil belajar siswa tersebut, dari setiap hasil ulangan sebagian besar siswa cenderung belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 (tujuh puluh lima), sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal. Baru setelah diadakan ulangan perbaikan, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan berulang kali, bahkan pada beberapa materi yang dianggap lebih sulit ulangan perbaikan (remedial) perlu diulang lagi. Padahal untuk melakukan ulangan perbaikan diperlukan tambahan waktu. Agar siswa tidak merasa sulit belajar IPA, supaya pemahaman konsep lebih mudah, dan siswa tidak jenuh karena harus menghafal banyak rumus maka digunakan metode Student Teams Achievement Devision (STAD). Dengan metode STAD tersebut diharapkan siswa atau peserta didik kelas VII H MTs Negeri Kendal semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mampu melakukan penalaran dan mau berpikir untuk memudahkan pemahaman standar kompetensi memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah, dan juga identifikasi masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut apakah metode STAD efektif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak lurus dan apakah metode STAD efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran gerak lurus pada siswa kelas VII H semester genap MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode STAD dalam pembelajaran gerak lurus pada siswa kelas VII H MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015. 114 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan peserta aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar yang dimaksud merupakan aktivitas yang bersifat pisik ataupun mental pada proses pembelajaran baik di lingkungan sekolah maupun dalam keluarga atau masyarakat. Pada kegiatan belajar kedua aspek tersebut (fisik dan mental) sangat terkait. Sebagaimana dikemukakan Pieget bahwa: Seseorang/peserta didik harus berpikir sepanjang berbuat. 2 Tanpa perbuatan berarti peserta didik itu tidak berpikir. Berpikir dalam taraf verbal baru dan timbul setelah anak itu berpikir dalam taraf perbuatan. Jika kedua aspek tersebut terkait, maka aktivitas belajar yang optimal akan timbul. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. 3 prestasi belajar sebagai bentuk pengukuran dan penilaian sebagai usaha dari guru untuk mengetahui hasil yang telah dicapai siswa dengan kemampuan atau potensi dirinya seperti kecerdasan atau perbuatan yang mencerminkan penerimaan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. 4 3. Metode STAD (Student Teams Achievement Devision) Student Teams Achievement Division atau yang disebut Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dkk dari Universitas John Hopkins (1995). Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Dalam model STAD kelompok terdiri atas empat siswa yang mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Menyarankan peringkat para siswa dalam kemampuan akademik dibuat terlebih dahulu. Masing-masing kelompok terdiri dari seorang siswa dari kelompok atas, seorang siswa dari kelompok bawah dan dua orang siswa dengan kemampuan rata-rata. 5 1 Hartono, PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inofatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan), (Pekanbaru: Zanata, 2008), hlm 11. 2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 60. 3 Nashar, Peranan Motifasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, (Jakarta: Delia Press, 2004), hlm 77. 4 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 130. 5 Koes Supriyono, Strategi Pembelajaran Fisika, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm 54. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 115

Taofikoh Kerangka Berpikir Perubahan suasana belajar mengajar akan menimbulkan variasi bagi siswa, hal ini secara tidak langsung akan menumbuhkan semangat baru dari siswa untuk belajar, kerangka berpikir untuk penyelesaian masalah dalam penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut : GURU Melakukan variasi Pengetahuan. Memberikan kesempatan tutor sebaya pada anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. KBM akan Optimal SISWA Metode STAD dengan tutor sebaya: Menumbuhkan minat dan kerjasama dalam belajar Pemahaman materi lebih mudah Melatih kerjasama dan tanggungjawab OUTPUT Kerjasama antar siswa di kelas meningkat Siswa terbiasa bekerjasama dengan penuh tanggungjawab Terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM Gambar 1. Diagram Kerangka berpikir Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan tutor sebaya pada metode STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gerak lurus pada siswa kelas VII H MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2015 sampai 31 Maret 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik dan program semester genap mata pelajaran IPA kelas VII tahun pelajaran 2014-2015. Satu bulan pertama yaitu tanggal 5 Januari 2015 sampai 7 Februari 2015 digunakan mempersiapkan pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun lembar pengamatan, menyusun alat evaluasi untuk uji kompetensi. 116 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Dalam hal ini disusun rancangan pembelajaran tiap siklus. Pada pelaksanaan akan direvisi pada setiap siklus berjalan. Tanggal 9 Februari 2015 sampai 28 Pebruari 2015 adalah pelaksanaan tindakan kelas untuk memperoleh data yang diperlukan. Di sini rencana pembelajaran untuk setiap siklus dilakukan revisi berdasar hasil siklus sebelumnya. Pada tiga bulan terakhir yaitu tanggal 2 Mart 2015 sampai 31 Maret 2015 untuk menganalisa data dan menyusun laporan hasil penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini subjek penelitian adalah siswa kelas VII H MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas ini merupakan salah satu dari 8 kelas VII di MTs Negeri Kendal. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, sumber data diperoleh dari data primer (utama) yang didapat dari nilai ulangan harian yang telah direncanakan dengan kompetensi dasar menganalisa data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, data sekunder yang didapat dari pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, lembar pengamatan peserta didik/siswa digunakan untuk melihat bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik non tes. Sedangkan untuk menghitung nilai peningkatan individu dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh siswa sebelum tindakan ( Prasiklus ) atau disebut nilai dasar. Kriteria nilai peningkatan individu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1. Nilai Peningkatan Individu No Nilai Hasil Tes Nilai Peningkatan Individu 1 Melebihi 10 dibawah nilai dasar 5 2 10 sampai 1 nilai dibawah nilai dasar 10 3 Nilai dasar sampai nilai 10 diatasnya. 20 4 Lebih dari 10 nilai diatas nilai dasar 30 Sedangkan nilai peningkatan kelompok diperoleh dari jumlah nilai peningkatan individu dari masing-masing angggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok yang hadir. Empat tingkat penghargaan diberikan berdasarkan nilai rata-rata kelompok sebagai berikut: JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 117

Taofikoh Tabel 2. Nilai Peningkatan Kelompok No Nilai Peningkatan Individu 1 < 16 2 16 20 3 21 25 4 >25 Penghargaan Kelompok Kurang Cukup Baik Terbaik Keterangan Teknik non tes digunakan n untuk penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) secara sistematis, melakukan wawancara ( interview) berstruktur, menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen. 6 Pengamatan digunakan untuk memperoleh data aktivitas dan kerjasama siswa dalam proses belajar mengajar. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru mitra sebagai observer untuk mengamati aktivitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran, apakah siswa tersebut aktif bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan gagasan, mengerjakan tugas, kerjasama dalam kelompok. Data hasil pengamatan meliputi penilaian aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan menjumlahkan skor setiap aspek yang diamati yaitu aktivitas siswa bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan gagasan, mengerjakan tugas, kerjasama kelompok. Dalam penilaian aktivitas belajar digunakan skala dengan rentang dari 1 sampai 4. Dengan demikian jika dari penilaian ada 5 aspek yang harus diamati maka skor maksimal adalah 20 dan skor minimal adalah 5. Data hasil pengamatan aktivitas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 7 Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah sebagai berikut: 1. 80 100 : pelaksanaan pembelajaran baik sekali 2. 66 79 : pelaksanaan pembelajaran baik 3. 56 65 : pelaksanaan pembelajaran cukup 6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 76. 7 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1995), hlm. 186. 118 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD 4. 40 55 : pelaksanaan pembelajaran kurang 5. 30 39 : pelaksanaan pembelajaran gagal. 8 Angket ( questionnaire) dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. 9 Data yang dapat dihimpun melalui angket atau questionnaire misalnya adalah data yang terkait atau berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran, seperti cara belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap serta hubungan interaksi yang dibangun siswa dengan atau terhadap guru. 10 Jurnal harian untuk mengetahui catatan-catatan kejadian khusus selama pelaksanaan tindakan berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil catatan tersebut digunakan sebagai bahan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan temuan-temuan lain selama pelaksanaan tindakan. Hasil belajar peserta didik pada setiap siklus divalidasi dengan instrumen yang berupa: Soal tes, lembar jawab, kunci jawaban soal tes, hasil atau nilai tes, rencana pembelajaran pada setiap siklus. Proses penggunaan metode STAD divalidasi dengan lembar observasi siswa yang memuat aktivitas peserta didik bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan gagasan, mengerjakan tugas, dan kerjasama antar kelompok. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu: untuk analisis hasil belajar dengan membandingkan nilai tes, meliputi tes sebelum tindakan ( prasiklus ), siklus I dan siklus II dengan indikator kerja. Analisis penggunaan metode STAD dengan memaparkan hasil observasi dari lembar observasi dari lembar observasi dan hasil wawancara dengan siswa. Dari hasil jawaban angket dengan dihitung jumlah siswa yang menyatakan sangat setuju, setuju, tidak setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju bahwa digunakannya metode STAD menarik, mudah, lebih baik, dan penggunaan dilanjutkan. Semua hal diatas untuk mengetahui aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA materi gerak lurus. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 245. 9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 84. 10 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 85. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 119

Taofikoh Indikator keberhasilan PTK ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat peningkatan aktivitas siswa kelas VII H MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015 sebagai dampak pembelajaran IPA dengan metode STAD pada materi gerak lurus. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VII H MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2014/2015 sebagai dampak pembelajaran IPA dengan metode STAD pada materi gerak lurus. Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Hasil pengamatan peneliti pada saat prasiklus ditemukan adanya proses pembelajaran yang kurang mendukung terhadap penguasaan materi. Proses pembelajaran yang kurang mendukung tersebut adalah proses pembelajaran yang masih terfokus pada guru, rasa canggung untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, serta belum terbiasa dengan belajar kelompok yang dapat meningkatkan aktivitas, sehingga aktivitas belajar siswa kurang termotivasi. Berikut ini hasil pengamatan aktivitas saat prasiklus. Tabel 3. Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Prasiklus No Aktivitas Skor Persentase 1 Bertanya 75 55 % 2 Menjawab Pertanyaan 78 57 % 3 Mengemukakan gagasan 67 49 % 4 Mengerjakan tugas 106 78 % 5 Kerjasama kelompok - - Nilai Rata-rata 81 59 % Kategori Cukup Berdasarkan dari data pada tabel 3 tentang Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Prasiklus di atas menunujukkan persentase rata-rata keberhasilan pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil dengan kategori cukup dan berdasar tabel 4. Analisis Hasil Belajar Pada Prasiklus dari hasil tes kompetensi dasar pada prasiklus diperoleh hasil yang rendah, dengan KKM 75 hanya 5 peserta didik yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata 56,3. Berdasarkan hasil nilai rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada prasiklus baik aktivitas maupun hasil belajar peserta didik belum memuaskan. Berdasarkan dari keadaan ini peneliti menduga bahwa aktivitas yang rendah ada kaitan dengan hasil belajar siswa yang rendah. 120 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Tabel 4. Analisis Hasil Belajar Pada Prasiklus No Kategori nilai Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Baik 91 100 0 0 2 Baik 81 90 0 0 3 Cukup 75 80 5 14, 7 4 Kurang 0-74 29 85, 3 Jumlah 34 100 Supaya peserta didik tidak merasa sulit belajar IPA dan tidak canggung bertanya, sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, serta untuk membiasakan kerja kelompok maka dengan menerapkan atau menggunakan metode STAD ( Student Teams Achiemement Division) diharapkan semua hal di atas dapat teratasi karena metode ini lebih menekankan pada kinerja kelompok. Diskripsi siklus I Pelaksanaan pembelajaran IPA materi gerak lurus pada tindakan siklus I menggunakan metode STAD (Student Teams Achiemement Division) pada kompetensi dasar menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan indikator: (1) menunjukkan konsep gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari, (2) mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap setiap satuan waktu. Aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran IPA materi garis lurus diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas dalam pembelajaran. Dalam penilaian aktivitas digunakan skala pada tiap aspek berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas menghasilkan data sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siklus I No Aktivitas Skor Persentase 1 Bertanya 94 69 % 2 Menjawab Pertanyaan 91 67 % 3 Mengemukakan gagasan 79 58 % 4 Mengerjakan tugas 108 79 % 5 Kerjasama kelompok 86 63 % Nilai Rata-rata 91 67, 4 % Kategori Baik JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 121

Taofikoh Berdasarkan tabel 5. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siklus I di atas menunjukkan persentase rata-rata keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA materi garis lurus adalah 67,4 % dengan kategori baik. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melakukan kegatan pembelajaran pada siklus I aktivitas peserta didik sudah mengalami peningkatan dibanding pada pembelajaran prasiklus. Aktivitas peserta didik bertanya pada siklus I sebesar 69 %, berarti ada peningkatan 14 %. Adapun aktivitas peserta didik menjawab pertanyaan prasiklus menunjukkan persentase 57 %, pada siklus I aktivitas peserta didik menjawab pertanyaan adalah 67 %, hal ini menunjukkan ada peningkatan sebesar 10 %, mengemukakan gagasan ada peningkatan sebesar 9 % dan aktivitas mengerjakan tugas ada peningkatan sebesar 1 %. Aktivitas kerjasama kelompok pada siklus I sebesar 63 % sedang pada prasiklus belum ada. Dengan demikian dapat disimpulkan ratarata persentase aktivitas ada peningkatan sebesar 8,4 %. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa, terbukti dapat meningkatkan nilai hasil belajar. Dari data nilai hasil tes siklus I yang diikuti sejumlah 34 siswa, didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 42, nilai tertinggi (maksimum) 92, dan ratarata nilai (mean) sebesar 73, 4. Analisis nilai hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Analisis Hasil Belajar Pada Siklus I No Kategori nilai Interval Frekuensi Persentase 1 Sangat Baik 91 100 2 5, 9 2 Baik 81 90 11 32, 3 3 Cukup 75 80 10 29, 4 4 Kurang 0-74 11 32, 4 Jumlah 34 100 Berdasarkan hasil dari tabel 6 di atas, nilai hasil belajar pada siklus I diperoleh deskripsi sebagai berikut: Peserta didik dengan hasil belajar kategori kurang sebanyak 11 orang atau sebanyak 32,3 %. Sedang peserta didik dengan hasil belajar kategori cukup sebanyak 10 orang atau 29,4 %, kategori hasil belajarnya baik sebanyak 11 peserta didik atau 32,4 %, dan kategori hasil belajarnya sangat baik sebanyak 2 peserta didik atau 5,9 %. Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar yang mendapat nilai memenuhi KKM atau mendapat nilai sama dengan 75 atau lebih telah mengalami peningkatan walaupun belum seberapa yaitu dari 5 siswa setelah siklus I menjadi 23 siswa ( 67, 6 % ). 122 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Nilai Kelompok Berdasarkan hasil tes siklus I dapat ditentukan nilai peningkatan individu pada lembar nilai peningkatan individu untuk menentukan nilai kelompok guna memberikan penghargaan kelompok sebagai bagian dari pelaksanaan metode STAD seperti terlihat berikut ini: Tabel 7. Penghargaan Kelompok Pada siklus I No Kategori Kelompok Jumlah Kelompok Persentase 1 Terbaik 8 1 12, 5 2 Baik 1, 3, 5, 6, 7 5 62, 5 3 Cukup Baik 2, 4 2 25, 0 4 Kurang Baik - - - Jumlah 8 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kelompok 8 mendapat penghargaan sebagai kelompok terbaik, sedang kelompok 1, 3, 5, 6, 7 mendapat penghargaan kelompok baik, dan kelompok 2, 4 mendapat penghargaan kelompok cukup baik, dan tidak ada kelompok yang mendapat penghargaan sebagai kelompok kurang baik. Deskripsi Siklus II Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode STAD pada siklus II pada kompetensi dasar menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan indicator : (1) menyelidiki gerak lurus berubah beraturan (GLBB), (2) menunjukkan konsep gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas siswa diukur dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran. Pada pengamatan aktivitas siswa menggunakan skor minimum 1 x 34 = 34 dan skor maksimum 4 x 34 = 136 poin. Berdasar hasil analisis pada lembar pengamatan aktivitas menghasilkan data sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Pada Siklus II No Aktivitas Skor Persentase ( %) 1 Bertanya 103 76 % 2 Menjawab Pertanyaan 101 74 % 3 Mengemukakan gagasan 91 67 % 4 Mengerjakan tugas 110 81 % 5 Kerjasama kelompok 102 75 % Nilai rata rata 101 74, 6 % Kategori Baik JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 123

Taofikoh Berdasar pada tabel di atas tentang analisis lembar pengamatan aktivitas pembelajaran IPA materi garis lurus menunjukkan bahwa persentase rata-rata keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 74,6 % dengan kategori baik. Dengan demikian kegiatan pelaksanaan pembelajaran mulai dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 7, 2 %. Hasil pengamatan peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA materi garis lurus pada siklus II didapat bahwa peserta didik pada masing-masing kelompok sudah melaksanakan diskusi dengan aktif dan baik, aktivitas bertanya baik dan menjawab pertanyaan juga baik, peserta didik juga sudah berani mengemukakan gagasan dengan cukup baik dan semua peserta didik terlihat sudah mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik serta kerjasama kelompok sudah baik. Nilai hasil tes siklus II yang diikuti sejumlah 34 peserta didik, didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 50, nilai tertinggi (maksimum) 96, dan rata-rata nilai (mean) sebesar 78,7. Distribusi nilai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Analisis Hasil Belajar Pada Siklus II No Kategori nilai Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Baik 91 100 2 5, 9 2 Baik 81 90 8 23, 5 3 Cukup 75 80 17 50, 0 4 Kurang 0-74 7 20, 6 Jumlah 34 100 Berdasarkan pada tabel 9. nilai hasil tes pada siklus II, diperoleh deskripsi hasil belajar peserta didik sebagai berikut: Hasil belajar peserta didik dengan kategori kurang sebanyak 7 orang atau sebanyak 20,6 %, sedang peserta didik dengan kategori cukup sebanyak 17 orang atau 50,0 %, kategori baik sebanyak 8 orang atau 23,5 %, dan kategori sangat baik sebanyak 2 orang atau 5,9 %. Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar (yang mendapat nilai sama dengan KKM atau lebih) telah mengalami peningkatan menjadi 27 peserta didik atau 79,4 %. Dari hasil tes siklus II dapat ditentukan nilai penngkatan individu pada lembar nilai peningkatan individu untuk menentukan nilai kelompok guna memberikan penghargaan kelompok sebagai bagian dari pelaksanaan metode STAD. Penghargaan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut: 124 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Tabel 10. Penghargaan Kelompok Pada siklus II No Kategori Kelompok Jumlah Persentase Kelompok (%) 1 Terbaik 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8 7 87, 5 2 Baik 2 1 12, 5 3 Cukup Baik - - 4 Kurang Baik - - Jumlah 8 100 Berdasarkan rekapitulasi data penghargaan kelompok pada siklus II pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 mendapat penghargaan sebagai kelompok terbaik, sedang hanya kelompok 2 saja yang mendapat penghargaan kelompok baik. Pada siklus II ini tidak ada kelompok siswa yang kinerjanya cukup atau kurang baik. Berdasarkan dari data hasil wawancara dengan 34 peserta didik menggunakan pedoman wawancara pada siklus II sebanyak 20 peserta didik merasa santai, sebanyak 9 peserta didk kurang santai, sebanyak 5 peserta didik merasa tidak santai selama mengikuti pembelajaran. Kebanyakan peserta didik cenderung senang dengan kegiatan kerja kelompok karena lebih paham dan tidak malu bertanya teman. Hanya 5 siswa yang tidak merasa tergugah, 20 siswa merasa tergugah semangat belajarnya, 29 siswa menyatakan model pembelajaran yang diterapkan lebih enak hanya 5 siswa yang merasa terlalu serius. Hasil angket respon siswa terhadap penggunaan metode STAD dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Hasil Angket Penggunaan Metode STAD N o Pernyataan Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Tahu (TT) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Jumlah 1 Menarik 5 11 8 10 0 34 2 Mudah 3 20 4 7 0 34 3 Labih Baik 4 23 2 5 0 34 4 Penggunaan dilanjutkan 5 13 8 8 0 34 Jumlah 17 67 22 30 0 136 Persentase 12, 5 49, 2 16, 2 22, 1 0 136 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 125

Taofikoh Berdasarkan dari hasil analisis hasil angket pada tabel 11 di atas, yang telah diisi oleh 34 peserta didik yang mengambarkan bahwa terdapat sebanyak 12,5 % peserta didik menyatakan bahwa proses pembelajaran IPA materi garis lurus dengan menggunakan metode cooperative learning tipe STAD dengan jawaban sangat setuju untuk dilanjutkan penggunaannya. Adapun sebanyak 49,2 % peserta didik menyatakan setuju, sebanyak 16, 2 % peserta didik menyatakan tidak tahu, dan hanya 22,1 % peserta didik yang menyatakan tidak setuju, serta tidak ada seorangpun dari peserta didik yang menyatakan sangat tidak setuju menggunakan atau menerapkan metode STAD pada pembelajaran selanjutnya. Pada siklus II siswa lebih semangat belajar mata pelajaran IPA dengan materi garis lurus. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa terlihat diskusi kelompok yang tampak serius, siswa tidak malu bertanya kepada teman, dan semangat maju ke depan baik untuk presentasi atau mengerjakan soal tampak tiap kelompok bersaing dengan kelompok lain untuk menyelesaikan hasil diskusi maupun menunjukkan hasilnya ke depan. Pembelajaran juga tepat waktu sesuai yang direncanakan, siswa lebih memahami arti kerja kelompok, sehingga kelas suasananya tenang. Pembahasan Antar Siklus 1. Pengamatan Aktivitas Berdasarkan dari hasil lembar observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II N Prasiklus Siklus I Siklus II Aktivitas o Skor % Skor % Skor % 1 Bertanya 75 55 94 69 103 76 2 Menjawab Pertanyaan 78 57 91 67 101 74 3 Mengemukaan gagasan 67 49 79 58 91 67 4 Mengerjakan tugas 106 78 108 79 110 81 5 Kerjasama kelompok - - 86 63 102 75 Nilai rata rata 81 59 91 67,4 101 74, 6 Kategori Cukup Baik Baik Deskripsi hasil analisis observasi aktivitas belajar pada tabel di atas dapat divisualisasikan pada grafik histogram berikut ini: 126 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatann Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Gambar 3. Histogram Aktivitas Pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II Sebelum melaksanakan metode STAD aktivitas bertanya siswa sebesar 55 %, aktivitas menjawab pertanyaan sebesar 57 %, aktivitas mengemukakan gagasan 49 %, aktivitas mengerjakan tugas 78 % dan aktivitas kerjasama kelompok 0 %. Pada siklus I aktivitas bertanya 69% %, aktivitas menjawab pertanyaan 67 %, aktivitas mengemukakan gagasan 58 %, aktivitas mengerjakan tugas 79 % dan aktivitas kerjasa kelompok menjadi ada yaitu 63 %. Pada siklus II aktivitas bertanya sebesar 76%, aktivitas menjawab pertanyaan 74 %, aktivitas mengemukakan gagasan sebesar 67 % dan aktivitas kerjasama kelompok mengalami peningkatan yaitu menjadi 75%. Peningkatan aktivitas siswa setelah menggunakan metode STAD dikarenakan siswa berani bertanya maupun menjelaskan kepada teman sehingga proses pembelajaran menjadi tepat waktu sesuai dengan rencana dan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Hasil Belajar Nilai Individu Dari hasil belajar dapat dilihat pada table berikut: Tabel 13. Hasil tes sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II N o 1 2 3 4 Pra Siklus Siklus I Siklus II Kategori Jumlah % Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa Siswa Sangat baik 0 0 2 5,9 2 5, 9 Baik 0 0 11 32,3 8 23, 5 Cukup Baik 5 14,7 10 29,4 17 50 Kurang Baik 29 85, 3 11 32,3 7 20, 6 Jumlah 34 100 34 100 34 100 JURNAL DI Volume 6 Nomor 2 Agustus 2015 IDAKTIKA ISLAMIKA 127

Taofikoh 100 80 60 40 20 Pra Siklus Siklus I Siklus II 0 Sangat baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4. Histogram hasil tes prasiklus, siklus I, siklus II. Sebelum menerapkan metode STAD atau sebelum tindakan tidak ada siswa yang memperoleh kriteria sangat baik, pada siklus I hasil belajar individu sebanyak 5,9 % dengan kriteria sangat baik, dan pada siklus II hasil belajar individu dengan kriteria sangat baik sebanyak 5,9 %. Pada kriteria baik sebelum tindakan juga tidak ada, pada siklus I hasil belajar individu dengan kriteria baik sebanyak 32, 3% dan pada siklus II 23,5%. Sedangkan pada kriteria cukup baik sebelum tindakan 14,7% pada siklus I 29,4 % dan pada siklus II 50 %. Secara garis besar terjadi peningkatan hasil belajar individu peserta didik pada siklus I dan pada siklus II. Hasil Belajar Nilai Kelompok Penggunaan metode STAD dalam pembelajaran untuk kerja kelompok pada siklus II terjadi perubahan seperti pada penekanan kerja kelompok pada siklus II untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan kinerja kelompok mengalami peningkatan terlihat pada penghargaan kelompok pada tabel berikut : Tabel 13. Penghargaan Nilai Kelompok Pada Siklus I dan Siklus II SIKLUS I SIKLUS II No Kategori Jumlah Jumlah % kelompok Kelompok % 1 Terbaik 1 12,5 7 87,5 2 Baik 5 62,5 1 12,5 3 Cukup Baik 2 25,0 0 0 4 Kurang Baik 0 0 0 0 Jumlah 8 100 8 100 128 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatann Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD 100 80 60 40 20 SIKLUS I SIKLUS II 0 Terbaik Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 5. Histogram penghargaan nilai kelompok pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan tabel 13 dan gambar histogram penghargaan nilai kelompok di atas menunjukkan bahwa kelompok dengan kategori terbaik pada siklus I sebanyak 12, 5 % padaa siklus II mengalami peningkatan menjadi 87, 5 %, kategori baik pada siklus I sebanyak 62, 5 % pada siklus II menjadi12, 5 %, kategori cukup baik pada siklus I sebanyak 25 % pada siklus II menjadi tidak ada dan kategori kurang pada siklus II juga tidak ada. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat ditingkatkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat meningkatkan aktivitas Peningkatan aktivitas belajar peserta didik yaitu dari sebelum tindakan dengan skor sebesar 81 (59 %) dengann kriteria cukup, pada Siklus I menjadi skor sebesar 91 (67,4 %) dengan kriteria baik dan pada Siklus II meningkat menjadi skor sebesar 101 ( 74,6 % ) dengan kriteria baik, karena terjadi peningkatan maka hipotesis tercapai. 2. Dapat meningkatkan hasil belajar Peningkatan nilai individu : (1) Kategori sangat baik sebelum menerapkan metode STAD sebesar 0 % setelah siklus I menjadi 5,9 % dan setelah siklus II 5,9 %. (2) Kategori baik sebelum menerapkan metode STAD 0 %, setelah siklus I menjadi 32,33 % dan pada siklus II menjadi 23%. (3) Kategori cukup baik sebelum menerapkan metode STAD dari 14,7 %, setelah siklus I menjadi 29,4 %, dan setelah siklus II JURNAL DI Volume 6 Nomor 2 Agustus 2015 IDAKTIKA ISLAMIKA 129

Taofikoh menjadi 50 %, sedangkan anak yang nilainya dalam (4) Katagori kurang baik sebelum menerapkann metode STAD jumlahnya sebesar 85, 3% setelah siklus I menjadi 32,3% dan setelah siklus II 20,6%. Dilihat dari uraian di atas tampak ada peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam katagori Sangat Baik, Baik dan Cukup Baik sedang siswa yang masuk katagori Kurang Baik jumlahnya menjadi berkurang dengan pengurangan yang sangat besar yang berarti secara garis besar terjadi peningkatan nilai hasil belajar individu, karena terjadi peningkatan maka hipotesis tercapai. Saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Guru hendaknya melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan memperhatikan tingkat kesulitan kompetensi pelajarannya. Pemilihan pendekatan, metodee dan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan aktivitas siswa, yang pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Bagi siswa, yang perlu diperhatikan bahwa belajar kelompok lebih baik dari pada belajar sendiri, karena dalam belajar kelompok dituntut kerjasama dan tanggung jawab mencapai hasil maksimal. 3. Bagi Kepala Madrasah hendaknya selalu memberi motivasi kepada para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Dukungan berupa fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran tentu akan memperlancar proses. Sedangkan dukungan berupa peningkatan kemampuan dan mengembangkan profesinya sangat diperlukan dengan memberi kesempatan yang luas untuk mengikuti pelatihan (Diklat), baik di forum MGMP maupun ditingkat yang lebih tinggi. Guru membimbing kerja kelompok Siklus I Guru membimbing kerja kelompok Siklus II 130 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD Daftar Pustaka Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1995., Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008 Arikunto, Suharsimi, dkk, Dasar-Dasar Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2002., Managemen Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hartono, PAIKEM Pembelajaran Aktif Inofatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, Pekanbaru: Zanata, 2008. Hizam, Zain, Pembelajaran Aktif, Jakarta: CTSD, 2011. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press, 2004 Purwanto, Ngalim M, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Suprijono, Agus, Cooperatif Learning, Jakarta: Kalamulia Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Supriyono, Koes, Strategi Pembelajaran Fisika, Malang: Universitas Negeri Malang (UNM Malang), 2003. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010., Model Pembelajaran Terpadu, Konsep Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2010. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 131

132 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA