Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

KONSEP DAN KARAKTERISTIK MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB Oleh : Mohammad Makinuddin. Kata Kunci: konsep, karakteristik, manajemen kurikulum

MANAJEMEN KURIKULUM DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 1 TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BEBERAPA ISU PENTING RUU SISDIKNAS UNTUK ORIENTASI PRAKTEK MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH DI MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan human investment. Semakin baik pendidikan. sebuah Negara, semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu:

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

Kurikulum Berbasis TIK

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

memiliki daya saing. Rendahnya kualitas SDM juga merupakan batu sandungan dalam era globalisasi, karena era ini merupakan era persaingan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham konsep k dasa onsep r per dasa enc r per anaan pembelajara ana n an pembelajara

BABl PENDAHULUAN. Desentralisasi, demokrasi, dan otonomi merupakan isu yang amat populer

Manual Mutu Pengabdian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

PENGARUH PANGKAT, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN POLA MANAJERIAL KEPALA SD NEGERI TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Inisiasi 3 Pengembangan dan Strategi Pengembangan Kurikulum Sekolah dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan menghadapai era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh: Muhammad Syamsul Arifin ( )

Hakikat Pendidikan. Pendidikan Mikro merupakan interaksi didik mendidik. TUJUAN PENDIDIK BAHAN DIDIKAN SARPRAS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

MANAJEMEN PEMBERDAYAAN KURIKULUM DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh: Samsidar (Dosen FAI-PAI UMTS) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN BAB I

(Bandung: RosdaKarya, cet. 7, 2002), h Mulyasa, Manajemen Berbasis Madrasah: Konsep, Strategi dan Implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen Berbasis Sekolah

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem) Di TK dan SD

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

Transkripsi:

Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Pendahuluan Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan arah agenda reformasi pendidikan nasional. Adanya beberapa program pembaharuan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis serta mantap dalam memasuki era globalisasi abab ke 21. Perkembangan yang terkait dengan IPTEK, masyarakat, bernegara, berbangsa maupun isu-isu di dalam dan di luar negeri merupakan tantangan yang harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam hal ini departemen pendidikan nasional harus mampu dengan cepat menjawab tantangan-tantangan tersebut untuk direalisasikan dalam program pendidikan di wilayah kerjanya. Banyak aspek pembaharuan dalam bidang pendidikan yang berpengaruh terhadap kurikulum seperti program percepatan pembelajaran, kurikulum muatan lokal, desentralisasi, pelaksanaan remidial dan pengayaan, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di samping itu, paradigma pendidikan dan pilar-pilar pembelajaran yang telah dicanangkan pemerintah harus menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum (desain, implementasi, manajemen, supervisi dan evaluasi kurikulum) di setiap lembaga pendidikan. 1

Salah aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Mamajemen kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu dikoordinir oleh pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Konsep dasar, prinsip dan fungsi manajemen kurikulum Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks MBS dan KBK. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan. Keterlibatkan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah. Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari KBK dan MBS. Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih 2

mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum di antaranya : - Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam menejemen kurikulum. - Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum. - Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. - Efektifivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat. - Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum. Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksanan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No20 tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, 3

kebijaksanaan penerapan MBS, kebijaksanaan penerapan KBK, keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya : 1) Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. 2) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intarkurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. 3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. 4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar. 5) Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat 4

dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum. 6) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat. Kegiatan dan implementasi manajemen kurikulum Perubahan sosial politik dan tatanan budaya di Indonesia akhirnya menuntut perubahan paradigma pendidikan nasional semula sentralisasi menjadi desentralisasi, semula peran pemerintah (govermental role) menjadi peran masyarakat (community role), semula sekolah menjadi pembelajaran. Paradigma tersebut akan berpengaruh terhadap tatanan bidang kurikulum khususunya pada kegiatan implementasi manajemen kurikulum., secara garis besar beberapa kegiatannya dapat dikemukakan sebagai berikut ; 1. Mengelola perancangan (desain) pembelajaran Pemerintah pusat perlu merumuskan kurikulum standar bersifat nasional yang berfungsi sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum pada tingkat daerah maupun sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut pihak daerah maupun sekolah bertugas mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah maupun sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu desain kurikulum maupun pembelajaran perlu dikembangkan secara efektif, efesien, relevan dan komprehensif. 2. Mengelola implementasi pembelajaran 5

Implementasi pembelajaran yang dilaksanakan harus berdasarkan pada desain dan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Muara keberhasilan kurikulum secara aktual akan ditentukan oleh implementasi pembelajaran. Sering terjadi implementasi pembelajaran tidak sesuai dengan desain pembelajaran, sehingga mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pilar-pilar pembelajaran yang dicanangkan pemerintah yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran seperti belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together). Oleh karena itu, penerapan pembelajaran harus dikelola secara fleksibel, efektif, dan efesien yang mengacu pada 4 pilar tersebut dan konsisten dengan desain pembelajaran. 3. Mengelola perumusan kisi-kisi, instrumen dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran Kegiatan penilaian harus dilakukan secara sistemik, sistematis, dan komprehensif yang mengacu pada visi, misi dan tujuan pembelajaran. Kendali mutu (quality control) hasil pembelajaran dapat ditentukan oleh kegiatan evaluasi pembelajaran. Kegiatan merumuskan kisi-kisi, instrumen dan melaksanakan evaluasi pembelajaran harus dikelola secara profesional. Salah satu pengaruh dari otonomi sekolah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran di antaranya guru perlu merumuskan kisi-kisi, membuat instrumen dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kemampuan tersebut secara optimal. 4. Mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan kenaikan kelas/kelulusan Kriteria kenaikan kelas harus dipahami betul oleh kepala sekolah maupun guru, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil suatu keputusan. 6

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan evaluasi pembelajaran yang perlu dilakukan secara objektif, integritas dan komprehensif. 5. Mengelola pengembangan bahan ajar, media dan sumber belajar Bahan ajar yang dipelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku pelajaran saja, melainkan perlu pengembangan bahan ajar melalui media dan sumber belajar yang sesuai dengan topik bahasan. Demikian pula, keterlibatan masyarakat sekelilingnya (community based experiental learning) harus mulai dikembangkan secara strategis supaya menghasilkan kemampuan siswa yang integritas dengan lingkungan. Di samping itu, kurikulum pendidikan nasional masih memberikan alokasi waktu untuk mengembangkan kurikulum bermuatan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah maupun sekolah yang bersangkutan. 6. Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler Keberhasilan suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dikelola secara efektif dan profesional. Kegiatan ini sering terabaikan, karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini bukan prioritas utama program sekolah. Padahal hasil kegiatan ini dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik dan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intrakurikuler. Untuk melihat karakteristik esensial masing-masing jenis kegiatan kurikuler tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 7

Aspek Intrakurikuler Ekstrakurikuler Ko-kurikuler Tujuan Memberikan Memberikan Memberikan dan pengalaman pengalaman yang kesempatan fungsi (kognitif, afektif, sesuai dengan hobi, melaksanakan psikomotor) sesuai bakat, minat dan rimidial atau dengan tujuan kemampuan pengayaan dalam kurikuler yang telah peserta didik. rangka ditetapkan pada memaksimalkan setiap mata kemampuan pelajaran. peserta didik berdasarkan kemampuannya Isi/materi Ditetapkan dalam Disesuaikan Mengacu pada GBPP setiap mata pelajaran dengan karakteristik ketercapaian maksimal (mastery peserta didik dan learning) dalam kondisi sekolah GBPP setiap mata pelajaran Kegiatan Dalam jam pelajaran Di luar jam Di luar jam pelajaran pelajaran Program Terprogram Terprogram Terprogram Evaluasi Ulangan harian Evaluasi Evaluasi hasil Ulangan umum perkembangan rimidial/ evaluasi (akhir program) Evaluasi perbuatan hasil pengayaan. Subjek Peserta kelas reguler Peserta kelas Peserta 8

didik (wajib semua siswa) khusus (berdasarkan pilihan) berdasarkan analisis hasil evaluasi untuk kelompok remedial atau pengayaan. 7. Mengelola penerapan ujicoba atau merintis pembelajaran yang dicanangkan pemerintah pusat Dewasa ini terdapat beberapa model kurikulum dan pembelajaran yang diujicobakan dan dirintis oleh pihak pemerintah diterapkan pada sekolahsekolah tertentu yang dianggap representatif. Salah satu model pembelajaran yang diujicobakan dan dirintis adalah model percepatan pembelajaran (akselerasi pembelajaran). Penerapan model ini kurikulumnya harus dikelola sebagaimana mestinya. Kurikulum untuk program percepatan belajar adalah kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal, dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik dan sistematis, linear dalam memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan. Kesimpulan - Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Pelakasanaannya dapat 9

terintegritas dan mendukung terhadap penerapan MBS dan KBK dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan integritas. - Implementasi manajemen kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip dan landasan kebijaksanaan pemerintah atau Departemen Pendidikan nasional yang terkait dengan penerapan kurikulum pada jenjang/jenis pendidikan/sekolah yang bersangkutan. - Sesuai dengan fungsinya, bahwa penerapan manajemen kurikulum yang efektif dapat meningkatkan proses dan hasil berbagai aspek, sumber dan komponen yang terkait dalam kurikulum. 10