BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIID SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada pokok bahasan aritmatika sosial, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar matematika peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajan matematika. Terbukti dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, siklus II, dan siklus III mencapai bahkan melebihi target sesuai indikator yang ditetapkan oleh guru dan peneliti yaitu kategori aktivitas belajar sangat tinggi. Pada tindakan pra siklus rata-rata persentase untuk aspek aktivitas melihat dan mendengar 68,76% mengalami peningkatan sebesar 4,68% menjadi 73,44% pada siklus I, untuk aspek aktivitas lisan 59,38% mengalami peningkatan sebesar 4,68% menjadi 64,07% pada siklus I, untuk aspek aktivitas menulis dan menggambar 54,69% mengalami peningkatan sebesar 3,12% menjadi 57,82% pada siklus I, untuk aspek aktivitas motorik 53,13% mengalami peningkatan sebesar 3,12% menjadi 56,25% pada siklus I, untuk aspek aktivitas mental 51,57% mengalami peningkatan sebesar 15,62% menjadi 67,19% pada siklus I, untuk aspek aktivitas emosional 73,44% mengalami peningkatan sebesar 6,25% menjadi 76,25% pada siklus I. Pada tindakan siklus I rata-rata persentase untuk aspek aktivitas melihat dan mendengar 73,44% mengalami peningkatan sebesar 17,19% menjadi 90,63% pada siklus II, untuk aspek aktivitas lisan 64,07% mengalami peningkatan sebesar 20,34% menjadi 84,38% pada siklus II, untuk aspek aktivitas menulis dan menggambar 57,81% mengalami peningkatan sebesar 14,07% menjadi 71,88% pada siklus II, untuk aspek aktivitas motorik 56,25% mengalami peningkatan sebesar 9,38% menjadi 131
132 65,63% pada siklus II, untuk aspek aktivitas mental 67,19% mengalami peningkatan sebesar 23,44% menjadi 85,94% pada siklus II, untuk aspek aktivitas emosional 73,44% mengalami peningkatan sebesar 12,49% menjadi 76,57% pada siklus II. Sedangkan pada tindakan siklus II rata-rata persentase untuk aspek aktivitas melihat dan mendengar 90,63% mengalami peningkatan sebesar 3,13% menjadi 93,76% pada siklus III, untuk aspek aktivitas lisan 84,38% mengalami peningkatan sebesar 3,12% menjadi 87,50% pada siklus III, untuk aspek aktivitas menulis dan menggambar 71,88% mengalami peningkatan sebesar 14,06% menjadi 85,94% pada siklus III, untuk aspek aktivitas motorik 65,63% mengalami peningkatan sebesar 21,88% menjadi 87,51% pada siklus III, untuk aspek aktivitas mental 85,94% mengalami peningkatan sebesar 1,57% menjadi 87,51% pada siklus III, untuk aspek aktivitas emosional 76,57% mengalami peningkatan sebesar 12,49% menjadi 89,06% pada siklus III. 2. Dari tiga siklus yang telah dilaksanakan oleh peneliti diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan aktivitas belajar matematika peserta didik diperoleh melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah pembelajaran yang dimodifikasi, yaitu pada kegiatan inti pembelajaran dalam pemanggilan nomor peserta didik tidak hanya satu nomor saja yang dipanggil untuk maju menjawab pertanyaan atau mempresentasikan jawaban kelompok tetapi dapat dilakukan dengan memanggil nomor ganjil atau genap agar terdapat kompetisi diantara peserta didik, sehingga posisi tempat duduk masing-masing kelompok harus senantiasa bergantian tiap pertemuan agar setiap kelompok dapat merasakan berada pada posisi berbeda dalam kelas. Selain itu dalam pembelajaran di berikan lembar kerja kelompok (LKK) yang di sertai dengan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat merangsang ketertarikan peserta didik sehingga peserta didik lebih antusias dalam belajar. Terbukti pada persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pra siklus sebesar 62,75%, pada siklus I sebesar 64,35% mengalami peningkatan sebesar 1,6% dari pra siklus, pada siklus II sebesar 77,31% mengalami peningkatan sebesar
133 12,95% dari siklus I, dan pada siklus III sebesar 85,16% mengalami peningkatan sebesar 7,81% dibandingkan pada siklus II. Seiring peningkatan aktivitas belajar peserta didik, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) juga dapat meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik. Hasil kuis individu yang dilakukan pada setiap siklus mengalami peningkatan dan mencapai target sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Persentase peserta didik yang tuntas pada pra siklus sebesar 34,38%, pada siklus I sebesar 37,50%, pada siklus II sebesar 59,38%, dan siklus III sebesar 78,13%. B. Implikasi Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menumbuhkan keberanian dan percaya diri peserta didik dalam menyampaikan ide atau gagasan maupun bertanya sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompoknya maupun dengan guru secara lebih baik. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) juga menekankan pada pembelajaran bersama pada suatu kelompok heterogen dimana peserta didik selain bertanggung jawab dengan kelompoknya juga dapat bertanggung jawab secara individu dalam memahami materi yang disampaikan maupun dalam pemecahan masalah yang diberikan, sehingga memberikan motivasi bagi peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian, akan dapat tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif dan bermakna. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar matematika peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran matematika materi aritmatika sosial di kelas VIID SMP Negeri 14 Surakarta. Dengan langkahlangkah pembelajaran yang dimodifikasi yaitu pada kegiatan inti pembelajaran dalam pemanggilan nomor peserta didik tidak hanya satu nomor saja yang
134 dipanggil untuk maju menjawab pertanyaan atau mempresentasikan jawaban kelompok tetapi dapat dilakukan dengan memanggil nomor ganjil atau genap agar terdapat kompetisi diantara peserta didik, sehingga posisi tempat duduk masingmasing kelompok harus senantiasa bergantian tiap pertemuan agar setiap kelompok dapat merasakan berada pada posisi berbeda dalam kelas. Selain itu dalam pembelajaran di berikan lembar kerja kelompok (LKK) yang di sertai dengan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat merangsang ketertarikan peserta didik sehingga peserta didik lebih antusias dalam belajar. Disamping peningkatan aktivitas belajar, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) tersebut juga dapat meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan aktivitas belajar matematika serta kondisi peserta didik pada materi tertentu. C. Saran 1. Kepada Guru Penulis menyarankan kepada guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai salah satu alternatif solusi dalam peningkatan aktivitas belajar peserta didik di SMP Negeri 14 Surakarta. Agar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat memberikan hasil yang maksimal, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut : a. Pemberikan lembar kerja kelompok (LKK) yang disertai alat peraga pembelajaran yang dapat diperagakan oleh guru di depan kelas maupun dalam kelompok, sehingga peserta didik akan lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan lembar kerja kelompok (LKK) yang diberikan. b. Melakukan modifikasi dalam pemanggilan nomor peserta didik dengan ganjil/genap. Dengan pemanggilan secara ganjil/genap ini dapat merangsang inisiatif peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan serta memunculkan adanya kompetisi diantara peserta didik,
135 sehingga membuat kondisi kelas tetap kondusif dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna. c. Melakukan rotasi letak tempat duduk masing-masing kelompok peserta didik pada setiap pertemuan, sehingga masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk berada di depan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pemanggilan nomor peserta didik, tidak ada kelompok yang selalu mendapatkan kesempatan karena letak tempat duduknya yang selalu di depan. 2. Kepada Peserta Didik a. Peserta didik sebaiknya meningkatkan aktivitas dalam belajar dengan ikut secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, dapat berinteraksi dengan peserta didik lain saat belajar dalam kelompok sehingga dapat menumbuhkan semangat dan keberanian selama proses pembelajaran, seperti keberanian dalam mengungkapkan pendapat, keberanian dalam bertanya maupun menjawab serta mempresentasikan gagasannya. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat lebih aktif selama pembelajaran serta dapat mengaktualisasikan potensi dalam dirinya. b. Peserta didik hendaknya mengulang kembali materi yang telah dipelajari dan melakukan banyak latihan soal di rumah sehingga dapat menambah pengalaman belajar serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Kepada Peneliti Lain Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi aritmatika sosial. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti lain bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika dapat menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan dalam peningkatan aktivitas belajar peserta didik.