BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

43 Pengertian Paradigma selanjutnya dijelaskan :Penulisan menggunakan paradigma konstruksivis untuk mengetahui pendapat para komunitas maupun penikmat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

METODOLOGI PENELITIAN

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM SERIAL UMAR BIN KHATTAB BAGIAN 3 (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES S. PEIRCE) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

REPRESENTASI DISFUNGSI KELUARGA DALAM FILM REALITA CINTA DAN ROCK N ROLL

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

BAB IV ANALISA DATA. A. Makna Penanaman Anak Pohon Pisang Bagi Jenazah Orang Yang. bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasil temuannya tidak berdasar pada hitung hitungan angka stastitik. 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivisme (constructivism).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kategoris dari data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paragdima Sebuah tontonan akan menjadi daya tarik tersendiri jika memiliki jalan cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga dengan serial televisi yang merupakan sajian hiburan yang memiliki daya tarik lebih untuk mendapatkan penggemarnya dibandingkan program lain salah satunya seperti program news. Peneliti melakukan penelitian di serial televisi Umar Bin Khattab mencoba meneliti Kepemimpinan Umar Bin Khattab yang tervisualisasi dari setiap adegan dalam serial Umar pada bagian tiga. Tanda Kepemimpinan yang terlihat dari aktor yang memainkan peran sebagai Khalifah Islam di serial tersebut dituangkan berupa adegan dan dialog untuk dikaitan dengan konseptual Kepemimpinan dalam perspektif Islam. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivitis atau konstruktivisme. Konstruktivisme yang berkembang dari filsafat fenomenologi yang digagas Edmund Husserl dan pemahaman intepretatif yang disebut hermeneutiks yang dikemukakan and Wilhelm Dilthey (Mertens, dalam Mackenzie & Knipe, 2006). Bagi penganut konstruktivisme atau interpretivisme penelitian merupakan upaya untuk memahami realitas pengalaman manusia, dan realitas itu sendiri dibentuk oleh kehidupan sosial. Penelitian berlensa konstruktivisme atau interpretivisme cenderung tergantung pada pandangan partisipan tentang situasi 41

42 yang diteliti. Penelitian konstruktivisme pada umumnya tidak dimulai dengan seperangkat teori (sebagaimana halnya dengan postpositivisme) namun mengembangkan sebuah teori atau sebuah pola makna secara induktif selama proses berlangsung. Metode penjaringan dan analisis yang digunakan penganut konstruktivisme biasanya berbentuk kuantitatif. Akan tetapi, data kuantitatif dapat digunakan untuk mendukung data kualitatif serta memperdalam analisis secara efektif 49. Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (paradeiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik). Sedangkan paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) 50. Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang mengamati sesuatu objek penelitian dan kemudian menjelaskan apa yang diamatinya. Tujuannya untuk mejelaskan suatu kondisi sosial tertentu 51. 49 http:// wordpress.com/class-assignment/research/articles/paradigma- penelitian/ 50 http://id.wikipedia.org/wiki/paradigma 51 Morissan, Metode Penelitian Survei, Kencana, Jakarta, 2012

43 Berkaitan dengan tema yang diangkat peneliti, dalam penelitian ini mencoba mendeskriptifkan suatu serial televisi dengan unsur semiotika yang terlihat dalam per adegan dalam runtunan peristiwa dalam cerita pada bagian yang dipilih dalam penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data-data, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi penjelasan makna tanda dari setiap adegan dari Kepemimpinan Umar Bin Khattab pada penelitian yang diangkat dari serial televisi Umar Bin Khattab. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, karena proses mengumpulan data dan analisisnya lebih bersifat kualitatif yang merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk satu studi kasus 52. Menurut Atheide mengatakan bahwa analisis secara kualitatif disebut pula sebagai Ethographic Content Analysis (ECA), yaitu perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Artinya istilah ECA adalah periset berinteraksi dengan material-material dokumentasi atau bahkan melakukan wawancara mendalam sehingga pernyataan-pernyataan yang spesifik dapat diletakkan pada konteks yang tepat untuk dianalisis 53. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukkan pada kondisi yang alamiah (natural setting) 54. Dengan filsafat postpositivisme yang sering juga disebut sebagai paradigma 52 Morissan, Metode Penelitian Survei, 2012, hal 22 53 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, 2012, hal 251 54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2008, hal 7-8

44 interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubung gejala bersifat interaktif. Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi dan instrumennya adalah orang atau human instrument. Tujuan menggunakan metode kualitatif adalah untuk membuat suatu fakta yang dapat dipahami, dan sering kali tidak terlalu menekankan pada penarikan kesimpulan secara generalisasi atau tidak menekankan pada perkiraan atau prediksi dari berbagai pola yang ditemukan 55. Dengan melakukan penelitian secara kualitatif memungkinkan peneliti untuk melihat perilaku dalam situasi yang sebenarnya tanpa adanya rekayasa yang terjadi dalam penelitian eksperimental dengan pengumpulan data yang fleksibel dalam artian dapat mengumpulkan data dengan metode induktif yaitu mengumpulkan data dapat dilakukan sejak awal pada saat proses pengumpulan data dimulai dan terus berlanjut sepanjang penelitian.. 3.2 Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotika menurut pandangan Charles S. Peirce. Semiotika atau semiotic, muncul pada akhir abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatic Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk kepada doktrin formal tentang tanda-tanda. Secara etimologis, istilah semiotika dari kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri 55 Morissan, Metode Penelitian Survei, 2012, hal 22-27

45 didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lainnya 56. Menurut Saussure (Budiman, 1999a:107), definisi semiologi merupakan sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat 57 Sedangkan menurut Hippocrat penemu ilmu medis Barat, istilah semiotics atau semiotika merupakan gejala atau semeion dari bahasa Yunani yang berarti penunjuk (mark) atau tanda (sign) fisik 58. Teori semiotika Charles Sanders Peirce yang menjadi biasa disebut sebagai grand theory dalam semiotika. Ini disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua system penandaan. Charles Sanders Peirce memiliki tipologi tanda yang menjadi versinya. Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Charles Sanders Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi: Ikon (icon), Indeks (index), dan Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen (tanda) dan objeknya 59. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu mudah dikenali oleh pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contoh 56 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, 2011, 2013, hal 7 57 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi 2009, hal 12 58 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, 2004, hal 6 59 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, 2011, 2013, hal 17-18

46 sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek sebenarnya. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, misalya merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang tamu di rumah kita. Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat absiter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umunya adalah simbol-simbol. Dalam bahasa komunikasi, simbol seringkali diistilahkan sebagai lambang. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya., berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disekapati bersama, misalnya memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada Negara. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut 60. Tak sedikit dari rambu lalu linta yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana. 60 Ibid, hal 157

47 3.3 Unit Analisis Peneliti akan mencoba menganalisis setiap adegan berupa audiovisual serial televisi Umar Bin Khattab di bagian 3. Mengkaji Kepemimpinan Umar Bin Khattab yang tervisualisasi di bagian 3 dengan mengkaitkan bahasa lisan (dialog), bahasa tubuh, serta atribut-atribut yang dikenakan oleh aktor di dalam setiap adegannya. Dari atribut tersebut peneliti mencoba mengartikan makna tanda dari Kepemimpinan Umar Bin Khattab yang tervisualisasi dalam bentuk audiovisual yang peneliti coba jelaskan dengan mengkaitan dengan metode semiotika Charles Sanders Peirce. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan kepentingan data dalam mendukung keberhasilan penelitian, data ada dalam dua jenis, yakni: 1. Data primer adalah data yang diperlukan dalam melakukan penelitian atau istilah lain data yang utama dalam penelitian ini data primer dimana datakan diperoleh oleh penulis dengan mengamati setiap adegan yanag mewakili makna dari sebuah tanda Kepemimpinan Umar Bin Khttab yang terdapat dalam serial Umar Bin Khattab. 2. Data sekunder adalah data pendukung yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian yang fungsinya pelengkap data primer. Dalam penilitian ini data sekunder didapatkan penulis dengan melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan yang dimaksud disini adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku ilmu komunikasi jurusan broadcasting.

48 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pemprosesan data untuk mempermudah dibaca dan di interpretasikan dalam bentuk tulisan yang mudah dimengerti. Setelah peneliti telah mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka peneliti akan melakukan proses menganalisis data dengan mengunakan analisis semiotik, yaitu menginterpretasikan makna dari sebuah tanda Kepemimpinan Umar Bin Khattab yang terkandung dalam setiap adegan dalam serial Umar Bin Khattab dengan menggunakan kerangka semiotika Peirce. Semiotika Peirce berangkat dari tiga elemen utama, yang disebut Peirce teori segitiga makna atau triangle meaning 61. Gambar 3.1 Semiotic Triangle Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretan (Triangle of Meaning) Sign (tanda) Interpretant Object Teori semiotika Charles Sanders Peirce disebut juga sebagai grand theory dalam semiotika. Mengapa begitu? Ini disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua system penandaan. Charles 61 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal 267

49 Sanders Peirce memiliki tipologi tanda yang menjadi versinya. Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Charles Sanders Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi: Ikon (icon), Indeks (index), dan Lambang (simbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen (tanda) dan objeknya. 1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda itu mudah dikenali oleh pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contoh sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek sebenarnya. 2. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, misalya merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang tamu di rumah kita. 3. Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat absiter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tandatanda kebahasaan pada umunya adalah simbol-simbol. Tak sedikit dari

50 rambu lalu linta yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana 62. Tabel 3.1 Jenis Tanda dan Cara Kerjanya Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja Ikon - Persamaan (kesamaan) - Gambar, foto, dan patung - Dilihat - kemiripan Indeks - Hubungan sebab akibat - keterkaitan - Asap ----api - Gejala ----penyakit - Diperkiraka n Simbol - Konvensi atau - Kata-kata - Dipelajari - Kesepakatan sosial - isyarat 62 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, 2011, 2013, hal 17-18