PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDOME ( CTS ) DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SALATIGA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR RADIUS ULNA 1/3 DISTAL SINISTRA DI RST SOEJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Nurul Faidah, Andung Maheswara Rakasiwi (Prodi DIII Fisioterapi FIK-Universitas Pekalongan)

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SINDROM DEXTRA. Oleh : MUHAMMAD IRFAN AMINUDIN NIM : J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

DEXTRA PONOROGOO. Diajukan Oleh: J PROGRAM FAKULTAS

DI RS,AL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi

Oleh: ANANG RAFIK SETIYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRACTURE SUPRACONDILER HUMERI SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA MERAH DAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRIGGER FINGER DEXTRA DI RS. PARU ARIO WIRAWAN SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB III PROSES FISIOTERAPI

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : Husna Mufidati NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA

Carpal tunnel syndrome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PINNING FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. De Quervain Syndrome Dextra, meliputi: (1) pengkajian data, (2) pelaksanaan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

DEXTRA e.c LESI ILMIAH PUBLIKASI J

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Disusun Oleh : ARIF ABDULLAH NIM J100 100 002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUTAKARTA 2013 i

NASKAH PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA Oleh Nama : Arif Abdullah Nim : J100100002 Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Publikasi Karya Ilmiah Yang Merupakan Ringkasan Karya Tulis Ilmiah (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut Surakarta, 27 Juli 2013 Pembimbing Yulisna Mutia Sari, SSt,FT., M.Sc ii

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA (Arif Abdullah, 2013, 64 lembar) ABSTRAK Latar belakang: Carpal Tunnel Syndrome adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus, ketika melaui terowongan carpal (Carpal Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari sindroma ini adalah nyeri & kesemutan. Umumnya keluhan timbul berangsur-angsur, tetapi yang lebih spesifik yaitu rasa nyeri di tangan yang biasanya timbul di malam hari atau pagi hari. Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi odema dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Carpal Tunnel Syndrome Dextra dengan menggunakan modalitas Micro Wave Diathermy (MWD), dan Terapi Latihan (TL). Hasil: Setelah dilaksanakan terapi sebanyak 6 kali, didapat hasil penilaian sebagai berikut: nyeri diam T1 = 1 menjadi T6 = 1, nyeri gerak T1 = 5 menjadi T6 = 3, nyeri tekan T1 = 4 menjadi T6 = 2, terjadi peningkatan kekuatan otot flexor, ekstensor wrist, ulnar deviasi dan radial deviasi, T1 = 4-menjadi T6 = 5-, adanya peningkatan lingkup gerak sendi wrist aktif T1 = S : 30-0-35 & F : 15-0- 20 menjadi T6 = S : 40-0-45 & F : 25-0-30 dan LGS wrist pasif T1 = S : 35-0-40 & F : 20-0-25 menjadi T6 = S : 45-0-50 & F : 30-0-35, adanya penurunan odema T1 5cm ke arah distal 23, 10 cm ke arah distal 22 cm menjadi T6 = 5 cm kearah distal 22 cm, 10 cm kearah distal menjadi 21cm. Kesimpulan: Micro Wave Diathermy (MWD) dapat mengurangi nyeri pada wrist dextra dalam kondisi Carpal Tunnel Syndrome dextra dan terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot, lingkup gerak sendi wrist serta mengurangi odema pada pangkal ibu jari, akibat dari Carpal Tunnel Syndrome Dextra. Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome Dextra, Micro Wave Diathermy, Terapi Latihan (TL). iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan keadaan dimana terjadi penekanan neuropathy pada nervus medianus dalam pergelangan tangan. Carpal tunnel syndrome juga diakibatkan kerena penekanan arteri dan vena sehingga suplai darah ke n.medianus berkurang (De Wolf, 1994). Beberapa penyebab CTS telah diketahui seperti trauma, infeksi, gangguan endokrin dan lain lain. Penggunaan tangan atau pergelangan tangan yang berlebihan dan repetitive diduga berhubungan dengan terjadinya sindroma ini. Gejala yang ditimbulkan umumnya dimulai dengan gejala sensorik yaitu nyeri, rasa tebal (numbness), parestesia, dan tingling pada daerah yang diinervasi oleh n.medianus (Rambe, 2004). Orang yang mempunyai resiko besar terkena Carpal Tunnel Syndrome antara lain jenis pekerjaan yang banyak menggunakan tangan dalam jangka waktu panjang. Pekerjaan ini umumnya menggunakan kombinasi kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jemari dan tangan, seperti: pekerjaan yang sering memakai komputer, dokter gigi, gitaris, guru, ibu rumah tangga dan pekerja lapangan yang mengoperasikan alat bervibrasi seperti bor. Pada tahun 1998 insiden Carpal Tunnel Syndrom kira-kira 515 per 10.000 populasi (Rambe, 2004). 1

Untuk mengatasi nyeri, banyak tekhnologi fisioterapi dengan modalitas yang tersedia seperti : Micro Wave Diathermy (MWD), Short Wave Diathermy (SWD), Ultra Sound (US), Infra Red (IR), Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan (TL). Penggunaan terapi MWD cocok untuk jaringan superficial dan struktur artikular yang dekat dengan permukaan kulit. MWD adalah untuk memanaskan jaringan otot sehingga didapat peningkatan aliran darah intramuskuler, hal ini terjadi karena adanya peningkatan temperatur yang signifikan (Low, 2000). Mengingat adanya keterbatasan lingkup gerak sendi, kelemahan otot, odema dan gangguan dalam beraktivitas akibat kekakuan sendi, dapat dilakukan dengan terapi latihan yang berupa static contraction, resisted exercise, free avtive exercise dan passive movement (Miclhovitz, 1996). Dengan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul Penatalaksanaan Micro Wave Diathermy dan Terap Latihan pada kondisi Carpal Tunnel Syndrome Dextra di RS AL Dr Ramelan Surabaya. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tentang Penatalaksanaan Micro Wave Diathermy dan Terapi Latihan pada kondisi Carpal Tunnel Syndrome Dextra. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui manfaat Micro Wave Diathermy dan Terapi latihan terhadap Carpal Tunnel Syndrome Dextra. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diskripsi Kasus 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan gerakan berulang-ulang dan posisi yang menetap pada jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi saraf, suplay darah ke tangan dan pergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus medianus didalam carpal tunnel pada pergelangan tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Sindrom ini terjadi akibat kenaikan tekanan dalam terowongan yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang carpal serta ligament carpi tranversum yang kaku sehingga menjebak nervus medianus (Rambe, 2004). 2. Etiologi Nervus medianus yang berada di carpal tunnel menghantarkan impuls sensorik dari kulit telapak tangan serta kulit bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Kulit yang menutupi bagian volar separuh ibu jari ada kalanya ikut disarafinya. Dengan adanya sedikit subluksasi dari salah satu tulang carpal atau oleh karena adanya sedikit pembengkakan dan distorsi tendon-tendon dan sarung tendon otot-otot fleksor tangan akan memperbesar tekanan di 3

dalam carpal tunnel yang sering dijumpai pada arthritis remotoid. Adanya kenaikan tekanan tersebut akan menyempitkan terowongan carpal sehingga nervus medianus mengalami desakan atau jepitan yang akan menyebabkan terjadinya Carpal Tunnel Sindrome (Syatibi, 1996). 3. Patofisiologi Kontraksi otot secara berulang-ulang atau terus-menerus dan statik akan menimbulkan spasme, sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Hal ini akan menyebabkan penumpukan Asam laktat dan zat-zat kimia seperti bradikinin dan histamine. Dengan penumpukan zat-zat tersebut akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris atau saraf nyeri (nosiseptor) dan akan dihantarkan ke medulla spinalis selanjutnya oleh saraf acendent disampaikan ke otak dan akan diinterprestasikan yaitu rasa nyeri. Dengan adanya rasa nyeri tadi bisa mengakibatkan spasme otot yang merupakan perlindungan dari adanya nyeri, dan penderita akan membatasi pergerakkannya terutama yang menimbulkan rasa nyeri. Selanjutnya dalam jangka waktu lama dapat timbul kelemahan otot yang akhirnya menimbulkan gangguan fungsi dan gerak yang berhubungan dengan fungsi tangan kanan. 4

BAB III PROSES FISIOTERAPI Pasien bernama Ny Anik Sri Hastuti, umur: 38 th, agama: islam, pekerjaan: ibu rumah tangga, alamat: Sukolegok, Sukodono, Sidoarjo, Surabaya. Dengan diagnosa medis Carpal Tunnel Syndrome Dekstra. Mengeluhkan nyeri, rasa tebal serta kesemutan pada pergelangan tangan sampai dengan jari-jari tangan sebelah kanan. Dalam pemeriksaan didapatkan hasil nyeri pada pergelanagn tangan menjalar sampai jari jari tangan kanan, Tes Pallen menunjukkan hasil positif, Tes Tunnel menunjukkan hasil positif. Pengukuran derajat nyeri dengan VAS, odema dengan mid line, LGS wrist dengan goneometer, dan kekuatan otot dengan MMT. Dari pemeriksaan gerak aktif pasien dapat menggerakkan pergelangan tangan kanan ke segala arah, tapi pada masing-masing gerakan terdapat keterbatasan ROM/tidak full ROM oleh karena nyeri pada akhir gerakan. Pada pemeriksaan gerakan pasif ke segala arah bidang gerak yaitu gerakan fleksi wrist, ekstensi wrist pergelangan tangan, ulnar deviasi, dan radial deviasi yang dilakukan penuh oleh terapis tanpa menimbulkan kontraksi otot secara full ROM, dan dari pemeriksaan tersebut didapatkan terdapat nyeri pada pergelangan tangan dan end fill yang dirasakan normal. Dalam kasus ini modalitas yang digunakan adalah Micro Wave Diathermy dan Terapi Latihan 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Seorang pasien perempuan dengan umur 38 tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome Dekstra yang menimbulkan masalah adalah adanya rasa nyeri, munculnya odema, penurunan LGS, serta penurunan kekuatan otot. Setelah mendapatkan penanganan fisioterapis dengan menggunakan Micro Wave Diathermy dan terapi latihan sebanyak 6 kali selama 2 minggu diperoleh satu perkembangan positif yaitu adanya pengurangan keluhan rasa nyeri, odema, peningkatan LGS, serta peningkatan kekuatan otot. Tabel 1 Evaluasi Nyeri dengan VDS Jenis Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6 Nyeri diam 1 1 1 1 1 1 Nyeri gerak 5 5 5 4 4 3 Nyeri tekan 4 4 4 3 3 2 Tabel 2. Evaluasi Oedema dengan Midline (antropometri) Data T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 Dari processus styloideus ulna ke distal 5 cm kanan 23 23 23 22,5 22,5 22 5 cm kiri 22 22 22 22 22 22 10 cm kanan 22 22 22 21,5 21,5 21 10 cm kiri 21 21 21 21 21 21 6

Tabel 3 Evaluasi LGS dengan Goniometer Data T 1 (dalam derajat) T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam derajat) derajat) derajat) derajat) derajat) Wrist Aktif S : 30-0-35 S : 30-0-35 S : 30-0-35 S : 35-0-40 S : 35-0-40 S : 40-0-45 F : 15-0-20 F : 15-0-20 F : 15-0-20 F : 20-0-25 F : 20-0-25 F : 25-0-30 Pasif S : 35-0-40 S : 35-0-40 S : 35-0-40 S : 40-0-45 S : 40-0-45 S : 45-0-50 F : 20-0-25 F : 20-0-25 F : 20-0-25 F : 25-0-30 F : 25-0-30 F : 30-0-35 Tabel 4. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT Grup otot T1 T2 T3 T4 T5 T6 Fleksor 4-4- 4-4- 5-5- Ekstensor 4-4- 4-4- 5-5- Ulnar deviasi 4-4- 4-4- 5-5- Radial deviasi 4-4- 4-4- 5-5- B. Pembahasan Di lihat pengaruh pemberian Micro Wave Diathermy yaitu nyeri berkurang, karena adanya efek panas yang dihasilkan menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah pada jaringan lunak yang terdapat penumpukan sisa-sisa hasil metabolisme akan membantu mengalirkan sisa-sisa hasil metabolisme termasuk zat P (histamin, bradikinin, dan prostaglandin) dimana zat tersebut merupakan mediator nyeri sehingga nyeri dapat berkurang. Selain itu, efek panas menurunkan aktivitas serabut gamma motor neuron sehingga menurunkan eksibilitas serabut otot dan menimbulkan relaksasi otot sehingga mengurangi nyeri. Pemberian Terapi Latihan yaitu Oedema berkurang, berkurangnya 7

oedema ini diperoleh dari Terapi Latihan yang menggunakan teknik static contraction. Static contractin ini dapat meningkatkan pumping action yaitu suatu rangsang yang menyebabkan dinding kapiler yang terletak pada otot melebar sehingga sirkulasi darah lancar maka zat p atau zat yang menyebabkan nyeri akan ikut terbuang sehingga nyeri akan ikut terbuang dan spasme otot otot disekitarnya juga ikut berkurang. Dengan gerakan aktif maupun pasif akan merangsang proprioseptif dengan perubahan panjang otot pada saat terjadi kontraksi otot, darah akan mengalir ke jaringan tubuh. Sehingga pada sendi terjadi penambahan nutrisi makanan dan zat atau enzim, yang berakibat mencegah timbulnya perlengketan jaringan pada daerah sekitar sendi, maka LGS akan bertambah. Dengan terapi latihan secara aktif, maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot karena gerakan tubuh selalu disertai oleh kontraksi otot. Sedangkan kontraksi otot tergantung dari motor unitnya. Apabila tahanan yang diberikan pada otot yang berkontraksi, otot akan beradaptasi dan memaksa otot bekerja sehingga bergerak untuk melawan gerakan tersebut dan secara tidak langsung kekuatan otot akan meningkat. Hal ini juga didukung dengan adanya nyeri yang sudah berkurang, maka kerja otot untuk berkontraksi semakin kuat (Kisner, 1996). 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu sindroma akibat adanya penekanan nervus medianus pada terowongan carpal dengan derajat penekanan yang bervariasi dari ringan sampai berat. Munculnya keadaan tersebut disebabkan oleh adanya berbagai kondisi komplek, artinya syndroma ini jarang muncul sendiri tanpa adanya kondisi lain sebagai pencetus Carpal Tunnel Syndrome sendiri mempunyai gejala dan tanda klinis yang beragam tergantung derajat kerusakan nervus medianus yang tertekan. Fisioterapi merupakan salah satu pilihan terapi dari sekian banyak terapi yang bisa diberikan pada kondisi ini. Prinsip dasar dari pemberian fisioterapi adalah untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari titik terendah bahkan sampai menghilang permasalahan. Modalitas fisioterapi yang dapat diberikan pada kondisi ini antara lain: Ultra Sonic, Short Wave Diathermy, Micro Wave Diathermy, Infra Merah, massage, Terapi Latihan. Dalam pelaksanaan terapi, selain kondisi modalitas yang digunakan pengetahuan dan ketrampilan fisioterapis memegang peranan penting terhadap keberhasilan program terapi. 9

B. Saran Adanya kondisi-kondisi lain sebagai pencetus Carpal Tunnel Syndrome memang membutuhkan penanganan yang lebih serius. Tidak semua kondisi tersebut dapat dipengaruhi dengan interfensi fisioterapi tetapi dengan adanya kerja sama dengan tenaga kesehatan lain merupakan solusi yang tepat guna menyelesaikan permasalahan yang kompleks tersebut. Proses identifikasi dan interprestasi masalah dilakukan dengan baik sehingga bisa diberikan intervensi yang sesuai dengan permasalahan yang ada untuk itu, proses fisioterapi harus dilakukan dengan baik sehingga tujuan akhir dari fisioterapi yang dilakukan dapat tercapai dengan modalitas efektif dan edukasi yang diberikan kepada pasien. Edukasi merupakan suatu anjuran kepada pasien mengenai apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dilakukan pasien selama di rumah. Edukasi ini meliputi: 1) Mengompres dengan air hangat pada pergelangan sampai telapak tangan kanan jika nyeri timbul, sekitar 10 menit. 2) Menggerakkan kedua pergelangan tangan sebatas nyeri pasien secara aktif dengan tujuan memperlancar peredaran darah. 3) Mengistirahatkan tangan saat timbul nyeri. 4) Menghindari mengangkat beban yang berlebihan. 5) Menghindari memaksa bekerja saat tangan terasa nyeri. 10

DAFTAR PUSTAKA De Wolf And J, M, A Mens, 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh Diagnostik Fisis_Dalam Praktek; Cetakan Kedua, Bohn Stafleu Van Loghum. Kisner, Carolyn, MS, PT dan Lynn Allen Colby, MS PT; 1996, Therapeutic Exercise Foundation and Technique. Third Edition, F. A David Company, Philadelpia. Low, John. 2000. Electrotherapy Explained (third edition); Churchill Livingstone; England; Hal 247. Rambe, Aldi S. 1994; Sindroma Terowongan Carpal. Bagian Neurologi FK USU. http://library.usu.ac.id 11