MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PEMAHAMAN PERMASALAHAN SOSIAL MELAUI PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAKSANAAN PILKADA MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DAN CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING)

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA MELALUI PUZZLES PICTURE GAME PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

MENINGGKATKAN PRESTASI BAHASA INDONESIA DALAM KEMAMPUAAN MEMECAHKAN SUATU MASALAH MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Oleh: Naftalia Palimbong Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Model Pembelajaran, TGT, Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Edi Sujoko Guru SDN Pesen Kecamatan Kanor Kab Bojonegoro

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Dengan Alat Bantu Game Puzzle

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING


Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Transkripsi:

Afiyah 13 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS) Afiyah Sekolah Dasar Negeri Pelang II UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran TGT (Team-Game-Tournaments) pada siswa kelas IV SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus dengan setiap siklus terdapat perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa meningkat dengan model pembelajaran TGT ( Team Game Tournament). Kata kunci: pembelajaran TGT, prestasi belajar matematika Abstract: The purpose of this study was to determine the increase of mathematics achievement through TGT (Team -Games-Tournaments) learning model in the fourth graders of SD The Second State Elemetary School of Pelang, Kembangbahu District, Lamongan in the academic year of 2015/2016. This study used classroom action research which consisted of several cycles with each cycle there are planning, action, observation, and reflection. The result showed that the mathematics achievement of students increased by using the learning model of TGT (Team Game Tournament). Keywords: TGT learning, mathematics achievement PENDAHULUAN Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dasar telah diupayakan antara lain melalui pendekatan pembelajaran yang lebih terpusat kepada aktifitas siswa. Paradigma pendekatan pembelajaran ini menekankan pada pemberian kesempatan kepada siswa sebanyak-banyaknya untuk melakukan observasi serta eksplorasi sederhana untuk menemukan sendiri konsep yang dibahas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sekarang ini kebanyakan seorang guru hanya menekankan pada penyampaian materi melalui penerangan atau penuturan secara lisan serta penyelesaian berbagai macam soal-soal, sehingga anak didik didrill dengan berbagai soal tanpa memperhatikan penguasaan konsepnya terlebih dahulu. Hal ini kurang baik dalam mengembangkan kemampuan anak secara holistik dan integral yaitu yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Di samping itu perkembangan otak kanan tidak bisa maksimal, sehingga akan berpengaruh pada sikap, perasaan, dan emosi yang

14 MEDIA DIDAKTIKA, Vol. 2, No. 1, Mei 2016 tidak seimbang dengan kemampuan logis dan rasional yang akan berpengaruh pada kehidupan anak didik dikemudian hari. Bervariasinya cara guru dalam mengajar akan menghindarkan suasana yang monoton, siswa mengantuk atau bahkan melamun. Adanya variasi cara mengajar juga dapat menimbulkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Maka dari itu guru perlu mengadakan variasi pengajaran misalnya dalam pengelolaan suasana kelas yang lebih menarik, penggunaan metode mengajar yang lebih cocok dan penggunaan alat peraga yang sesuai. Penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat akan diperoleh kualitas yang kurang optimal dan yang lebih penting lagi adalah untuk mempermudah menyelesaikan soal maupun tugas dan akan lebih bagus jika dapat mencapai atau memperoleh kedua-duanya. Permasalahan yang sering terjadi dan sangat mendesak untuk segera dicari pemecahannya adalah dalam pembelajaran matematika terutama hasil belajar siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran dan monotonnya guru dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran Matematika. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar Matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan aktif dalam pembelajaran sangatlah diperlukan. Salah satu model itu adalah TGT (Team- Game-Tournaments ). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran TGT ( Team-Game- Tournaments) pada siswa kelas IV SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2015/2016. Menurut Joyce, Keil dan Showers istilah Model mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode aatau prosedur. Istilah model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belaar (tujuan pembelaaran yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model mengajar dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, mobil atau praktek mengawasi anak-anak. TGT atau Pertandingan- Permainan-Tim merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang berkaitan dengan STA ( Student Team Achievement ). Dalam TGT siswa memainkan peran dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan kelompok. Permainan ini dimainkan pada meja-meja turnamen. Setiap meja turnamen dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun yang memiliki kemammpuan setara. Permainan itu berupa pertanyaanpertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka

Afiyah 15 tersebut. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa dari semua tingkat untuk menyumbangkan dengan maksimal skorskor kelompoknya bila mereka berusaha dengan maksimal. Turnamen ini dapat berperan sebagai review materi pelajaran. Metode pembelajaran adalah cara, sarana atau alat yang digunakan untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dewasa ini keaktifan siswa mendapat tekanan utama dalam pembelajaran dibanding dengan keaktifan guru yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang sangat penting, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan siswa dan guru, karena itu penyusunannya hendaknya berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan pembelajaran. Kualitas pengajaran selalu terkait dengan penggunaan metode pengajaran yang optimal untuk mencapai tujuan pengajaran di bawah kondisi pengajaran tertentu, hal ini berarti bahwa untuk mencapai kondisi pengajaran, bidang studi harus diorganisasikan dengan strategi pengorganisasian yang tepat, selanjutnya disampaikan kepada siswa dengan metode/media yang tepat pula. Hubungan metode pembelajaran dengan prestasi belajar adalah merupakan rangkaian antara metode dengan prestasi belajar. Dari kedua hal tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan saling saling isi mengisi sehingga tidak dapat terpisahkan diantara keduanya. Hal ini sesuai dengan pendapat WJS Purwodarminto yang menjelaskan bahwa hubungan metode pembelajaran dengan prestasi belajar berarti mempunyai pertalian yang sangat kuat. Perilaku belajar menurut Degeng (1991:5) dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu: 1. Kondisi pembelajaran: mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi, yakni : tujuan pembelajaran, isis pembelajaran dan karakteristik siswa. 2. Metode pembelajaran: mencakup semua cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. 3. Hasil belajar: mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu. Variabel kondisi tidak dapat dimanipulasi, sedangkan variabel metode adalah variabel bebas dan parameter metode kedua ini berinteraksi untuk menghasilkan efek pada variabel hasil belajar sebagai variabel tergantung. (Degeng, 1991:5) Penggunaan media mengajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, media mengajar merupakan masalah penggunaan cara untuk memotivasi belajar, sehingga akan terjadi dengan mudah dan menyenangkan. Semakin baik media mengajar semakin efektif pada pencapaian tujuan pengajaran. Pemilihan metode mengajar tertentu akan meningkatkan motivasi, dan motivasi ini merupakan kunci belajar efektif. Sistem penyampaian yang dipilih oleh guru akan menentukan mutu interaksi yang terjadi, dan mutu interaksi ini akan menentukan prestasi belajar siswa. Dalam batasan ini berhasil tidaknya peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, tergantung pada media mengajarnya. Dengan memilih dan menetapkan metode mengajar yang tepat dalam pembelajaran, maka pembelajaran tidak monoton, dan membosankan siswa. Guru harus mampu menyesuaikan penggunaan metode mengajar berdasarkan pada tujuan, bahan

16 MEDIA DIDAKTIKA, Vol. 2, No. 1, Mei 2016 pengajaran, sehingga memotivasi siswa dan memudahkan siswa dalam belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Waktu penelitian semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Tingkat kemammpuan dan daya serap siswa sangat bervariasi. Ada tiga instrumen minimal untuk mengumpulkan data yaitu: (1) lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kegiatan di luar kelas, serta untuk mengetahui minat siswa dalam proses belajar mengajar, (2) l embar questionare untuk mengambil data tentang minat siswa pada proses pembelajaran Matematika terutama dalam materi Operasi Hitung Bilangan sebelum dan sesudah proses belajar mengajar, (3) l embar tes untuk mengambil data tentang kemampuan siswa dalam memahami matematika terutama pada materi Operasi Hitung Bilangan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan dituangkan dalam bentuk siklus tiga siklus, masing-masing berisi kegiatan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran proses belajar mengajar diungkapkan dengan kata-kata maupun persentase, sedangkan data hasil evaluasi dianalisis secara kualitatif, gambaran tentang peningkatan hasil belajar yang diperoleh. HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran Matematika, dilaksanakan tes awal dan pemberian angket pada siswa. Dari hasil angket dan tes awal secara umum keadaannya menunjukkan : a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sangat rendah b. Kurangnya kreatifitas dari guru matematika dalam menggunakan model pembelajaran. Dari tes awal tentang penyajian mata pelajaran matematika diperoleh data bahwa 20 siswa yang ikut tes, hanya 7 siswa yang mendapatkan nilai di atas 60 (ukuran belajar tuntas individual). Dengan demikian, pengetahuan awal siswa tentang materi pelajaran masih sangat minim (rendah). Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan masingmasing-masing siklus terdiri dari 4 kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi tindakan. SIKLUS I Perencanaan Pada siklus ini, materi yang diberikan adalah Operasi Hitung Bilangan. Sebelum pembelajaran, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang sudah ditunjuk oleh guru berdasarkan hasil pretes. Kelompokkelompok kecil yang dibentuk berdasarkan kemampuan siswa, sehingga setiap kelompok memiliki kemampuan yang seimbang. Pelaksanaan Pada waktu kegiatan pembelajaran, setiap kelompok diberi soal-aoal yang bobotnya disesuaikan dengan kemampuan kelompok masing-masing, setiap siswa diminta untuk mengambil kartu soal dan berusaha menyelesaikannya. Guru memberi bimbingan jika terdapat siswa yang mengalami kesultan dalam menyelesaikan soal, setiap siswa diberi

Afiyah 17 poin. Setiap siswa harus mengambil soal pada meja turnamen sampai seluruh siswa sudah mendapatkan soal dan mencoba mengerjakan. Pada akhir pembelajaran poin-poin setiap kelompok dijumlah dan kelompok yang dapat mengumpulkan nilai tertinggi diberi penghargaan. Pengamatan Hasil pengamatan selama pembelajaran pada siklus ini sebagian besar siswa masih terlihat agak bingung, karena masih kurangnya pemahaman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikanoleh guru. Tetapi terdapat beberapa siswa yang antusias dalam menyelesaikan soal tersebut, hanya saja masih banyak yang malu dalam menyampaikan suatu hasil pekerjaannya ke depan, sehingga masih banyak arahan yang diberikan oleh guru, dan guru masih mendominasi jalannya pembelajaran. Sehingga terkesan guru masih intervensi untuk kelancaran jalannya diskusi. Hasil tes setelah pembelajaran menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti tes menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel IV.1.Nilai Tes Siklus I No. Ket. No. Ket. Skor Skor Urut T TT Urut T TT 1. 60 V 11. 50 V 2. 60 V 12. 40 V 3. 75 V 13. 75 V 4. 40 V 14. 80 V 5. 75 V 15. 60 V 6. 50 V 16. 65 V 7. 75 V 17. 60 V 8. 60 V 18. 50 V 9. 75 V 19. 40 V 10. 75 V 20. 50 V 637 5 5 663 2 8 Jumlah skor 1215 Jumlah skor maksimal ideal 2000 % skor tercapai 60,75 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 7 Jumlah siswa yang belum tuntas : 13 Klasikal : Belum tuntas Tabel IV.2. Rekapitulasi Nilai Tes Siklus I No. Uraian Hasil Siklus I 1. 2. 3. 4. Nilai rata-rata tes Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 60,75 7 13 35 Hasil angket siswa menunjukkan bahwa siswa yang senang pengajaran dengan menggunakan TGT ini meningkat menjadi 75 %. Refleksi Berdasarkan refleksi terhadap kegiatan siklus I, dibuatlah rancangan tindakan untuk siklus II, yaitu :

18 MEDIA DIDAKTIKA, Vol. 2, No. 1, Mei 2016 1. Memberi tugas kepada semua siswa untuk mempelajari materi yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. 2. Membuat soal harus sesuai dengan kemampuan kelompok masingmasing. 3. Selanjutnya melaksanakan kegiatan siklus II. SIKLUS II Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I, maka siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang dalam pelaksanaan di siklus I selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut : Perencanaan Sebelum pelajaran siswa diberi tugas untuk mempelajari materi pelajaran di rumah. Pada siklus ini, kelompok yang dibentuk sudah benar-benar sesuai dengan kemammpuannya. Meja turnamen yang tertata dibuat bentuk U sehingga semua siswa dapat berpandangan. Pelaksanaan Pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran setiap meja turnamen diberi soal, dan setiap siswa mengambil kartu soal sesuai dengan urutan nomor yang sudah diberikan sebelumnya, setiap siswa mengerjakan soal-soal tersebut, guru meberikan arahan sebelum siswa menyelesaikan soal. Dalam menyelesaikan soal-soal siswa diperbolehkan untuk bertanya jika mengalami kesultan, sehingga guru memberikan arahan dan bimbingan. Setelah selesai menyelesaikan soal, guru memberikan poin bagi siswa yang mengerjakan soal dengan benar. Setelah semua siswa sudah dapat kartu, guru memberikan penguatan serta memberikan penghargaan bagi siswa yang nilainya tinggi. Pengamatan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan pada siklus II, secara umum menunjukkan adanya peningkatan, siswa lebih antusias, siswa tidak malu serta tidak canggung saat maju ke depan. Untuk kelancaran jalannya pembelajaran, guru masih memberi arahan. Keaktifan siswa meningkat. Hasil angket siswa menunjukkan bahwa siswa yang senang pengajaran dengan menggunakan TGT ini meningkat menjadi 85 %, hasil evaluasi yang diberikan menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. PEMBAHASAN Model pembelajarn dengan menggunakan TGT ( Teams-Game- Turnaments) dapat meningkatkaan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan. Hal ini dapat dilhat pada tabel di bawah ini: Tabel IV.3. Nilai Tes Siklus II No. Ket. No. Ket. Skor Skor Urut T TT Urut T TT 1. 80 V 11. 65 V 2. 85 V 12. 85 V 3. 85 V 13. 80 V 4. 80 V 14. 85 V 5. 80 V 15. 80 V 6. 85 V 16. 90 V 7. 80 V 17. 95 V 8. 80 V 18. 85 V 9. 80 V 19. 90 V

Afiyah 19 10. 85 V 20. 80 V 820 10 0 835 9 0 Jumlah skor 1655 Jumlah skor maksimal ideal 2000 % skor tercapai 82,75 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 19 Jumlah siswa yang belum tuntas : 1 Klasikal : Tuntas Tabel IV.4. Rekapitulasi Nilai Tes Siklus II No. Uraian Hasil Siklus II 1. 2. 3. 4. Nilai rata-rata tes Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 82,75 19 1 95 Tabel IV.5 Prosentase siswa yang senang model TGT SIKLUS I SIKLUS II 75 % 85 % Tabel IV.6 Rekapitulasi Nilai Tes Siklus I dan Siklus II No. Uraian Hasil Siklus I Hasil Siklus II 1. 2. 3. Nilai rata-rata tes Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 60,75 7 13 82,75 19 1 4. 35 95 SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan Model TGT ( Teams-Game- Turnaments) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2015/2016 yang ditandai dengan siswa yang termotivasi dengan model TGT (Teams-Game -Turnaments) meningkat dari 60,75 % menjadi 82,75 %, sedangkan peningkatan prestasi belajar meningkat dari siklus I (65) menjadi (80) pada siklus II, presentase dari 35 % siklus I menjadi 95 % pada siklus II. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model TGT ( Teams- Game-Turnaments) telah berjalan dengan baik. Guru melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya untuk mengurangi kelemahan maupun kesalahan dan menjauhkan hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran. 3. Model TGT ( Teams-Game- Turnaments) memberikan suasana yang menyenangkan, dan ini merupakan salah satu bentuk motivator sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran

20 MEDIA DIDAKTIKA, Vol. 2, No. 1, Mei 2016 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Pelang II, Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. DAFTAR PUSTAKA Adam, A. dan Mbirimujo, S. (1990). Games and Role Playing. Harare Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 5, Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2004. Kurikulum 2004, Pedoman Pengembangan Silabus dan Model Pembelajaran Tematis Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dasar dan Menengah. 2005. Pedoman Pembelajaran Kelas Awal Sekolah Dasar, Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud. (1987). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Surabaya : Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Timur Ischak. 1986. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya. Yogyakarta : Liberty Generator Pidarta, M. (1990). Cara Belajar Mengajar di Universitas Negaranegara Maju. Jakarta : Bumi Aksara. Usman, M.U. 1990. Menjadi professional. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Depdikbud. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan