BAB III ANALISA SISTEM Pada bagian ini akan dijelaskan tentang proses analisis sistem serta penerapan peta interaktif lokasi penunjang wisata kota Tanjungpinang berbasis multimedia. Hasil dari tahapan ini menentukan proses perancangan dari aplikasi yang akan dibangun. Maka dari itu analisa sistem yang cukup matang akan menghasilkan suatu perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. 3.1. Analisa Sistem Pada perancangan dan pembuatan aplikasi peta interaktif lokasi penunjang wisata kota Tanjungpinang ini dilihat dari kebutuhan akan informasi tentang lokasi penunjang wisata merupakan hal yang penting bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah. Namun kesulitan umum yang sering dialami oleh wisatan adalah tidak terdapat gambar dan informasi yang cukup dan tidak mengenal lokasi tempat wisata tersebut. Dalam aplikasi yang dibuat ini akan membantu wisatawan dalam mendapatkan gambar dan informasi lokasi penunjang wisata yang ingin dikunjungi. Menyajikan sebuah peta yang dapat berinteraksi dengan penggunaannya sehingga dapat memberikan gambar dan informasi yang lebih akurat. 60
61 Pada perancangan dan pembuatan aplikasi peta interaktif lokasi penunjang wisata kota Tanjungpinang ini nanti akan menggunakan Adobe Flash CS3, dan dibantu dengan software tambahan seperti Adobe Photoshop CS3 yaitu berfungsi untuk pengeditan Photo. Pada pembuatan aplikasi peta lokasi penunjang wisata kota Tanjungpinang ini, penulis menggunakan peta kota Tanjungpinang yang berektensi *.PDF dan *.JPEG, yang kemudian datanya digabungkan menggunakan aplikasi adobe Photoshop CS3 yang berformat JPEG. Setelah itu penulis menggambar kembali peta berdasarkan peta yang telah ada. Peta yang digambar kembali ini menggunakan aplikasi Adobe Flash CS3 Professional secara langsung. Aplikasi ini dipilih karena keunggulan yang dimiliki, yaitu gambar tidak akan pecah ketika diperbesar dalam kedalaman berapapun karena dalam pembuatan peta ini termasuk peta berjenis peta vektor. Selain keunggulan tersebut, Adobe Flash CS3 Professional juga merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat peta interaktif berbasis multimedia. Peta yang dibuat ulang oleh penulis ini, kurang lebih hampir sama dengan peta kota Tanjungpinang yang asli. Peta yang dibuat ini hanya menekankan perhatian pada objek penunjang wisata dan ruas jalan utama saja. Pada pembuatan aplikasi peta interaktif dalam flash ukuran peta adalah 700 pixel untuk lebar dan 430 pixel untuk panjang peta. Ukuran peta diperkecil sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasi flash. Namun tidak perlu bingung karena ukuran peta yang diperkecil,
62 dikarenakan akan ada tombol untuk memperbesar skala dari peta tersebut. Dalam peta tersebut akan terdapat simbol-simbol yang melambangkan kategori dari objek penunjang wisata tersebut. Simbol-simbol tersebut akan ditempatkan pada posisinya masing-masing sesuai dengan posisi x dan y sesuai dengan registrasi pada flash. Selain itu dalam pembuatan peta interaktif lokasi penunjang wisata nantinya, hanya mempunyai satu tampilan menu utama saja, hal ini dimaksudkan agar sistem yang dibangun lebih user friendly. Selain itu menu utama juga akan terhubung dengan sub menu-menu yang lain, sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun. 3.2. Deskripsi Sistem Peta interaktif lokasi penunjang wisata merupakan salah satu media informasi yang berbasis multimedia, dalam hal ini multimedia yang dimaksud adalah menggunakan aplikasi terapan yaitu Adobe Flash CS3 Professional. Peta ini nantinya akan menampilkan sebuah informasi tentang letak lokasi penunjang wisata kota Tanjungpinang yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang lokasi yang ingin dikunjungi dan dilihat.
63 3.3. Analisis Desain Sistem Menurut Interaksi Manusia dan Komputer Dalam pembuatan aplikasi dipertimbangkan beberapa hal sesuai dengan Ilmu Interaksi manusia dan komputer (IMK). IMK adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendesain, mengevaluasi, dan mengimplementasikan sistem komputer yang interaktif sehingga dapat digunakan oleh manusia dengan mudah. Pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Consistency Dari segi kekonsistenan harus dijaga karena merupakan dasar dari karakteristik manusia yang memiliki pemikiran, yang menggunakan analogi dalam memprediksi dan menyelesaikan suatu masalah. 2. Familiarity Kesamaan dalam sebuah sistem akan membuat user lebih cepat untuk beradaptasi dalam menggunakan sistem yang baru. Karena pada dasarnya sifat manusia adalah mudah mengingat hal-hal yang sering dilihat ataupun didapat. Contoh adalah lambang hotel biasa digambarkan dengan huruf (H). Dan tempat makanan atau restoran biasa dilambangkan dengan simbol sendok dan garpu. 3. Simplicity Kesederhanaan merupakan point yang penting karena pada dasarnya manusia tidak suka dengan sesuatu yang berbelit karena akan membuat manusia itu cenderung bosan. Kesederhanaan itu sendiri
64 juga bukan berarti tidak berbobot, user pada umumnya lebih menyukai hal-hal yang bersifat sederhana namun mempunyai bobot. 4. Control Pada dasarnya manusia tidaklah sempurna, ada kalanya manusia berbaut kesalahan. Seperti hal ketika manusia salah dalam penggunaan aplikasi, sehingga dapat mengganggu jalan aplikasi tersebut dan terkadang dapat berakibat fatal. Untuk mencegah, maka ada suatu kegunaan tombol yang bila ditekan akan memunculkan tentang penggunaan aplikasi. 5. Responsiveness Ada umpan balik atau reaksi yang timbul dari aksi yang dikerjakan atau dilakukan merupakan suatu hal yang penting, agar user dapat segera mengetahui bahwa aplikasi itu sedang bekerja atau tidak. 6. Ease Of Learning And Ease Of Use Kemudahan dalam mengoperasikan sebuah aplikasi juga merupakan point yang penting. Kemudahan pemahaman terntunya akan membantu proses kerja sistem secara cepat dan baik. Sehingga user dengan mudah dan cepat menggunakan aplikasi tersebut. 3.4. Analisa Penggunaan Sistem Analisis pengguna dilakuan untuk mengetahui tugas dan karakteristik pengguna yang akan menggunakan sistem yang dibangun. Dengan mempertimbangkan tingkat pengalaman pengguna dalam
65 menggunakan komputer, dapat dirancang sebuah sistem yang mudah dipelajari dan digunakan oleh pengguna tersebut. Adapun penggunaan sistem ini yaitu: Semua user bisa mengakses sistem ini, karena pada sistem yang dibangun ini tidak dibatasi siapa penggunanya, kenapa demikian dikarenakan dalam pembuatan sistem ini menyajikan hal yang sederhana hal ini dilihat dari pada interaksi manusia dengan komputer, adapun akses yang ada pada system yaitu tombol navigasi dimana tombol navigasi tersebut meliputi zoom in, reset, zoom out. Dan beberapa tombol kategori pilihan lainnya yaitu meliputi kategori hotel, restoran, tour and travel, souvenir, tempat belanja, dan tempat wisata dengan catatan user bisa mengoperasikan komputer dan internet. 3.5. Bahasa Pemograman Bahasa pemograman yang digunakan untuk merancang peta interaktif ini menggungkan bahasa pemograman ActionScript 2.0. berikut ini merupakan beberapa contoh penggunakan ActionScript 2.0 sebagai berikut: 1. Penggunaan ActionScript 2.0 untuk FullScreen berikut ini penggunaan ActionScript untuk memperbesar tampilan layar flash fscommand( fullscreen, true);
66 2. Penggunaan ActionScript 2.0 untuk keluar dari peta Fscommand ( quit, true); 3.6. Analisis Kebutuhan Perangkat Yang Digunakan Untuk membangun sebuah aplikasi peta diperlukan analisis terhadap perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam membangun aplikasi, tujuan dari analisis ini adalah untuk memastikan apakah alat bantu tersebut mendukung dalam membangun dan merancang sistem nantinya. Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi peta adalah sebagai berikut: 1. Perangkat lunak a. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Sistem ini yang digunakan dalam membuat aplikasi peta interaktif. b. Adobe Flash CS3 Professional Merupakan tool programming yang digunakan dalam pembuatan peta interaktif 2. Perangkat keras a. Prosessor Intel Pentium 4 b. Memory RAM 256 MB c. VGA share On Board d. Hard Disk 40 GB e. Monitor CRT 15, Keyboard serta Mouse standar.