Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

dokumen-dokumen yang mirip
Structure (Sequence & Scene. Modul ke: 04FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menyusun Shooting Schedule Dokumenter TV. Modul ke: 05FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III LANDASAN TEORI

Produksi Iklan Audio _ Visual

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH SINEMATOGRAFI

Penulisan Naskah Non Berita

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

Penulisan Naskah Non Berita

PRA PRODUKSI FILM DOKUMENTER. Tri Nugroho Adi,M.Si. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Produksi AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan

01 Meninjau Narasi 1.1. Analisa bentuk narasi untuk menghasilkan narasi yang siap untuk penulisan bagian berikutnya.

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

BAB IV PENUTUP. kualitatif dengan melakukan penyajian data dan analisis data, penulis

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

JUDUL UNIT : Melakukan Pemilihan Pemain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 6. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PERANCANGAN TATA ARTISTIK DALAM FILM PENDEK HYEO NO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

Alir Proses Produksi Produk Multimedia

Program Radio dan Televisi

Lokasi Produksi FTV Benjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam

KREATIVITAS DALAM PRODUK TELEVISI

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metodologi dan Perancangan Karya dalam laman ini, penulis akan

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

TV PRODUCTION (Practical Approach)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagaimana Membuat Film Dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

BAB II LANDASAN TEORI. atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Perkembangannya-pun sangat pesat. Misalnya resolusi TV

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran KONTRAK KULIAH DAN PREVIEW MATERI

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

#" Karlinah dalam Karlinah, dkk.(1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah. 1 A. Fungsi Informasi, Media massa adalah penyebar informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi berputar sangat cepat dari masa ke masa,

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian ini adalah bagaimana proses produksi iklan di radio mandiri yang dimulai dari

BAB II LANDASAN TEORI. Pulau Giliyang terdiri dari dua kata gili (pulau) dan iyang (sesepuh). Konon

Transkripsi:

Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi yang mengangkat cerita berdasarkan kisah nyata. Genre film dokumenter yang beberapa bagian filmnya disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang mendetail. Doku-drama muncul sebagai jawaban atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik

Menentukan ide yang menarik dan bagus untuk diproduksi. Seorang play maker doku- drama harus berpikir peka terhadap kejadian disekelilingnya dikombinasikan dengan desk riset mencari dan melengkapi data-data melalui internet, buku-buku, arsip, perpustakaan dan lain sebagainya, agar menguasai benar seluk beluknya sebagai literatur/dasar kekuatan pengembangan ide yang akan dituangkan dalam bentuk cerita audio visual.

Membuat film statement, yaitu menuliskan konsep ide yang telah dikembangkan berdasarkan desk riset menjadi suatu ringkasan cerita terpenting. Menentukan sudut pandang (point of view) dari film yang menjadi fokus pengarapan treatment/outline, stucture sampai ke skenario cerita. Menentukan main character dari realita suatu peristiwa yang ingin dikemas dalam film.

Membuat proposal yang menuangkan variable-variabel penting dari suatu film dokumenter drama yaitu; (film statement/synopsis, point of view, main character, perkiraan budget, target audien, production schedule) Membuat plot cerita/alur cerita (introduction, sebab konflik, klimaks, akibat konflik, peleraian/penutup).

Membuat treatment atau outline. Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita rekaan tentang film yang akan diproduksi. Script juga suatu gambar kerja keseluruhan dalam memproduksi film, jadi pekerjaan akan lebih terarah. Ada beberapa fungsi script. Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script produser/sutradara dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh kru produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. Kedua, script penting untuk kerja juru kamera karena dengan membaca script juru kamera akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya. Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script, produser bisa memperlihatkan struktur flim yang akan diprooduksi. Kelima, dengan script akan diketahui. tokoh siapa saja yang akan diwawancarai dan dibutuhkan sebagai narasumber.

Menentukan tokoh pemeran adegan berdasarkan alur cerita suatu kenyataan peristiwa. Membuat naskah drama (skenario cerita) sesuai ketentuan yang berlaku dalam penulisan naskah cerita drama. Pengkajian (suvervisi) penilaian naskah. Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media (produser/sutradara senior). Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula?

Produksi Dokumenter Drama (Prototipe). Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (pengembangan ide, penjabaran naskah, pembuatan rancangan anggaran, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, pembuatan story board, membuat materi wawancara, penentuan shot yang baik, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), pasca-produksi (intinya adalah editing, logging gambar).

Riset Program Testing. Riset ini adalah uji coba dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens. Revisi, setelah ada respon. Maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

Terima Kasih Andi Fachrudin, MSi.