WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP

dokumen-dokumen yang mirip
1. Filtrat enzim mananase didapatkan dari hasil produksi kapang Eupenisilium javanicum pada substrat bungkil kelapa 3%. 2. Pereaksi yang digunakan ada

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Umumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Bab III Metodologi Penelitian

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

adalah fraksi yang tidak larut atau tersisa setelah ekstraksi dengan larutan detergen asam, yaitu selulosa dan lignin (VAN SOEST, 1963). Umumnya ukura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

RINGKASAN PENDAHULUAN

3 Metodologi Percobaan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan po

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Transkripsi:

WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor RINGKASAN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari polimer-nasetil glukosamin clan menyerupai selulosa. Senyawa ini terdapat pada invertebrata laut, serangga, jamur clan kapang. Kitin dalam dinding sel jamur ditentukan dengan menghidrolisisnya dalam asam klorida 6 N menjadi guklosamin hidroklorida. Suhu clan waktu optimal yang digunakan yaitu 100 C selama 4 jam. Percobaan ini digunakan untuk mengetahui komposisi kitin dalam contoh jangkrik clan rayap, serta mencari waktu optimal hidrolisis. Untuk itu dilakukan hidrolisis selama 3, 4, 5, 6 clan 7 jam pada suhu 100 C, dengan 3 kali ulangan untuk setiap hidrolisis. Hasil penetapan menunjukkan waktu optimal hidrolisis pada contoh jangkrik 6 jam dengan perolehan komposisi kitinnya 7,57%, sedangkan untuk contoh rayap adalah 6 jam clan kandungan kitinnya 6,50 /x. Uji temuan kembali dengan menggunakan penambahan standar glukosamin hidroklorida ke dalam contoh rayap dengan lama hidrolisis 6 jam didapatkan 96,9%, sedangkan untuk contoh jangkrik 97,2%. Kata Kunci : Waktu hidrolisis, kitin, jangkrik clan rayap PENDARULUAN Kitin merupakan senyawa polisakarida clan terdiri dari polimer N-asetil glukosamin, yang menyerupai selulosa (COOK, 1958). Senyawa ini terdapat dalam jumlah besar di alam, khususnya pada invertebrata laut, serangga, jamur, clan kapang. Senyawa ini juga merupakan komponen utama dari dinding sel clan septum cendawan (CARIB, 1987). Kitin berfungsi untuk memperkuat struktur dari organisme tersebut. Kitin tidak larut dalam sebagian besar pelarut seperti alkohol eter, alkali clan asam encer, tetapi seclikit larutan dalam asam mineral pekat (Windholz et.al, 1976). lkatan glikosidik dari kitin akan memecah bila bereaksi dengan asam mineral, sedangkan dalam suasana alkali panas akan menyebabkan diasetilasi kitin clan membentuk kitosan. Metoda Elson-Morgan (CHEN DAN JOHNSON, 1983) digunakan untuk menetapkan kitin dalam sel jamur, yaitu dengan menghidrolisisnya dalam asam klorida 6 N pada suhu 100 C selama 4 jam. Hasil hidrolisat yang dikeringkan merupakan senyawa dari glukosamin hidroklorida, yang mana senyawa ini dapat ditentukan dengan pewarnaan clan dibaca pada spektrofotomer. Hasil akhir reaksi berwarna merah-ungu clan dibaca pada panjang gelombang 530 nm. 63

Waktu optimal hidrolisis untuk merubah senyawa kitin menjadi glukosamin hidroklorida berbeda-beda pada setiap organisme yang berbeda (SUKIYATI, 1989). Berdasarkan hasil analisis proksimat di Balitnak Ciawi kandungan protein jangkrik 66,44% clan rayap 65,27%, sehingga bahan tersebut baik digunakan sebagian sumber protein untuk pakan ternak. Kitin termasuk senyawa yang ikut menyusun struktur tubuh rayap (serangga) clan jangkrik. Analisis kitin dilakukan untuk mengetahui jumlah kitin yang memperkuat struktur rayap clan jangkrik, disamping untuk membedakan kitin dengan sserat kasar, karena kitin clan serat kasar sama-sama mengandung senyawa selulosa. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan komposisi kitin dari contoh jangkrik clan rayap, disamping mencari waktu. optimal hidrolisis. Untuk itu dilakukan hidrolisis contoh dengan asam klorida 6 N, pada suhu 100 C selama 3, 4, 5, 6 clan 7 jam dengan 3 kali ulangan untuk setiap hidrolisis. Uji temuan kembali dilakukan dengan penambahan standard ke dalam larutan hasil hidrolisis yang optimal untuk contoh jangkrik clan rayap. H H O I II N-C-CH, n Gambar 1. Struktur Molekul Kitin BAHAN DAN METODE Bahan Contoh yang digunakan yaitu jangkrik clan rayap, yang diperoleh dari peneliti yang mengirimkannya ke Laboratorium Balitnak Ciawi. Larutan asan klorida 6 N, larutan sodium karbonat 1,25 N, larutan 4% asetil aseton dalam larutan sodium karbonat 1,25 N, 1,6 g N-N- dimetil - p- aminobenzaldehida 64

dalam campuran 30 ml etanol dan 30 ml asam klorida pekat (pereaksi Ehrlich), glukosa hidroklorida serta air suling Alat Spektrofotometer "Genesis 5", tabung reaksi 50 ml dan 25 ml yang tertutup rapat, oven, neraca analitik, pipet mikro 100 ul dan 500 ul, "Vortex", termometer, "Evaporator", labu ukur 50 ml dan 100 ml serta 2 ml. Metode Sebanyak 10 gr contoh kering dan halus ditimbang ke dalam tabung reaksi bertutup rapat, ditambahkan 5 ml HCl 6 N, diletakkan dalam oven bersuhu 100 C selama 3, 4, 5, 6 dan 7 jam. Tabung dikeluarkan dari oven, didinginkan hingga suhu ruangan. Filtrat dipipet 0,5 ml ke dalam tabung dan dikeringkan menggunakan "Evaporator" dengan suhu 45-50 C. Hasil hidrolisis yang sudah kering dilarutkan kembali dengan 2 ml air suling. Sebanyak 0,15 ml dari larutan tersebut dipipet ke dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan air suling hingga volume 1 ml, diaduk hingga homogen, ditambahkan 0,25 ml larutan asetil aseton 4% dalam larutan sodium karbonat 1,25N, dikocok dan dipanaskan pada suhu 90 C selama 1 jam, didinginkan hingga suhu ruang, ditambahkan 2 ml etanol, dikocok, ditambahkan 0,25 ml pereaksi Ehrlich, didiamkan selama 30 menit, warna merah ungu yang terbentuk dibaca pada spektro, fotometer dengan panjang gelombang 530 nm. Pembuatan Larutan Standar Glukosamin Hidroklorida Ditimbang 10 mg glukosamin hidroklorida ke dalam lam ukur 100 ml, dilarutkan dengan air 75 ml, dikocok dan ditetapkan hingga volume dengan air suling. Sebanyak masing-masing 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400 dan 500 ul dari larutan dipipet ke dalam tabung reaksi yang betutup, ditambahkan air suling ke dalam masing-masing tabung hingga volumenya 1 ml, ditambahkan 0,25 ml larutan asetil aseton 4% dalam larutan 1,25 N sodium karbonat, dipanaskan pada suhu 90 C selama 1 jam, didinginkan hingga suhu ruang, ditambahkan 0,25 ml pereaksi Ehrlich, didiamkan selama 30 menit dan warna merah -ungu yang terbentuk dibaca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 530nm. Perhitungan Absorban contoh X fp x 100% Slop mg contoh fp = faktor pengencer Slop = Absorban std Konsentrasi std = % kitin 65

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan senyawa kitin dalam contoh jangkrik dan rayap dengan waktu hidrolisis 3, 4, 5, 6 dan 7 jam dapat dilihat pada tabel 1. Hidrolisis selama 3 jam untuk contoh jangkrik clan rayap menunjukkan komposisi yang lebili rendah dibandingkan hidrolisis 4, 5, 6 dan 7 jam. Hal ini menunjukkan waktu 3 jam belum cukup digunakan untuk perolehan hidrolisis yang sempurna, demikian juga waktu 4 dan 5 jam. Sedangkan waktu hidrolisis 7 jam komposisi kitin dalam jangkrik dan rayap sudah menurun kembali. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan senyawa kitin bila dihidrolisis melebihi waktu optimalnya. Waktu optimal untuk hidrolisis jangkrik dan rayap adalah 6 jam hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 dimana didapatkan komposisi kitin pada jangkirk 7,57%, sedangkan pada rayap 6,50%. Uji temuan kembali dilakukan pada contohhidrolisis dengan waktu optimum yang dicapai, yaitu 6 jam untuk masing-masing contoh yang ditambahkan larutan standar glukosamin hidroklorida dimana didapatkan nilai 95,9% untuk jangkrik dan 97,2% untuk rayap. Tabel l. Hasil Analisis Kitin Dalam Contoh Jangkrik Dan Rayap Dengan Waktu Hidrolisis Yang Berbeda Komposisi Kitin (%) Jangkrik Rayap 3 I 4,27 3,92 4 5,47 5,71 5 6,01 6,14 6 7,57 6,50 7 5,97 6,02 ftdu Hchdisis GaM Contoh Jangkrik 66

-mu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001 Y 5 0 3 2 Gambar 2. 14 15 16 17 Waktu Hidrolisis (jam) Contoh Rayap Waktu Optimum Hidrolisis Senyawa Kitin Pada Contoh Jangkrik dan Rayap KESIMPULAN Waktu optimal hidrolisis Senyawa kitin pada contoh jangkrik dan rayap adalah 6 jam. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tresnawati Purwadaria dan Dr. Pius Ketaren yang telah mengirim contoh untuk percobaan, serta mengadakan bahan kimia yang diperlukan. DAFTAR BACAAN CABIB, E. 1987. The synthesis and degradasi of chitin In : A. Meister (ed S. Advances in enzymology and related area of molecular biology. Vol 59. John Wiley and Sons. New York. Pp 59-101. CHEN, G.C., and B.R. JOHSON. 1983. Improve d colororimetric Determination of Cell Wall in Wood Decay Fungi. Applied and Environmental Microbiology, Vol. 46, No. 1, p 13-15 COOK, A. H. 1958. The microbial Synthesis of cellulose, Chitin and Chitosan. Prog. Ind. Microbial. 1 8 : 85-127. SUKIYATI, Y. 1989. Laporan Kerja Praktek, Akademi Kimia Analisis Bogor. WINDHOLZ, M., S. DUDAVARS., L. Y. STROUMTSONS and N. M. FERTIG. 1976. Merc k Index. Merck & Co. ; Inc. N. Y. USA., p 2027. 67