HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG

dokumen-dokumen yang mirip
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah


BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 PEKANBARU

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

59

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

TINJAUAN TENTANG KONDISI FISIK PESILAT PADA PERGURUAN HIMPUNAN SENI SILAT SELURUH INDONESIA (HIMSSI) DI KECAMATAN BENAI

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 3 INUMAN KUANTAN SINGINGI

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

MARPION SAPUTRA NIM

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

III. METODE PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

BAB III METODE PENELITIAN

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

III. METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA KELAS X TSM SMK N 5 PEKANBARU

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG Indah Juli 1, Drs. Saripin,M.Kes AIFO 2, Ardiah Juwita S.Pd, M.Pd 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstract The purpose of this study is to see how the relationship of physical fitness to students s learning outcomes class VIII semester I. This research is the corelational. population used is SMPN 3 Bandar Seikijang totaling 25 people, sampling technique using total sampling, meaning that all the sampled population study. The research instrument used in data collection is to test the freshness of physical learning outcomes. data processed by statistical regression on 0.05 α significant level. The hypothesis is the freshness of the physical learning outcomes. The results of the data analysis states that the r = 0.52. Based on these results, it can be concluded that there is a significant relationship between the freshness of the physical learning outcomes, where the level of α = 0.05 obtained t count (2.94) t table (1.714), thus H0 is rejected and Ha accepted. Keywords: Freshness Physical and Learning Outcomes 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Nim 0905121180, Alamat ; Jln Beringin Indah Kulim 2 Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga,( 08127625002 ) 3 Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga,( 085274098082 ) 1

A. PENDAHULUAN Olahraga adalah bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sumbangan yang berharga sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya dan yang berlangsung seumur hidupnya ( Engkos Kokasih,1993:5) Itulah sebabnya semua tingkat sekolah memiliki program olahraga yang dimasukkan dalam salah satu mata pelajaran. Baik dalam program intrakurikuler maupun dalam program ekstrakurikuler, sebagai mata pelajaran dalam intrakurikuler olahraga ditekankan pada pembinaan pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga dinamakan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan waktu 2 jam pelajaran dalam seminggu, pendidikan kesegaran jasmani olahraga membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasikan prestasi yang tinggi serta untuk mewujudkan betapa pentingnya pembinaan jasmani. Anak yang memiliki kesegaran jasmani akan mudah mengikuti segala aktivitas belajar mengajar disekolah dan hasil belajarnya akan baik juga, sebaliknya anak yang memiliki kesegaran jasmani yang kurang baik maka ia akan kesulitan mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah dan hasil belajarnya akan berdampak kurang baik. Karena pada saat ini hasil belajar dan kesegaran jasmani sangat menentukan siswa agar ia bisa bersaing dimasa yang akan datang. kesegaran jasmani adalah salah satu dimensi penting dalam sistem keolahragaan nasional dan merupakan salah satu tujuan dalam mencapai pembinaan dan pengembangan olahraga yang baik serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan pengertian kesegaran jasmani itu sendiri menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002:1) kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tampa menimbulkan kelelahan yang berarti,untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Sementara itu, definisi kesegaran jasmani menurut Tes kesegaran jasmani Indonesia (2000:1) kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang menyangkut paut dengan kemempuan dan kesanggupanya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien.kesegaran jasmani di butuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan,untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran. Uraian tersebut juga didukung oleh pendapat engkos kokasih (1993:22) kesegaran jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang dalam menghadapi pekerjaan,jadi orang yang fit akan mampu melaksanakan pekerjaan berulang kali tampa menimbulkan kelelahan yang berati dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga sebulumnya,engkos Kekasih (1993:21) 2

seseorang dalam keadaan fit atau memiliki kesegaran jasmani adalah orang yang cukup mempunyai kekuatan ( strength ),kemampuan ( ability ),kesanggupan,daya kreasi dan daya tahan untuk melakuakan pekerjaannya dengan efisien tampa menimbulkan kelelahan yang berarti,yang di maksud dengan kelelahan berarti yaitu sehabis bekerja masih mempunyai cukup energy dan semangat,memperhatikan funsinya bagi keluarga dan masyarakat,untuk menikmati waktu luang yang baik. Disisi lain, definisi belajar menurut Drs,Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunaganya.perubahan tersebut senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik sebelumnya,dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan sehinnga menghasilkan nilai yang lebih baik juga dalam pembelajaran. Sedangkan definisi hasil belajar menurut Menurut Purwanto (2010:23) hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan,sehingga hasil belajar yang di ukur sangat tergantung pada tujuanya.tujuan pendidikan bersifat ideal,sedangkan hasil belajar bersifat actual,sehingga dengan hasil belajar tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru olahraga ketercapaian hasil belajar penjas sebagian besar baik, Hal ini terbukti dengan hasil belajar penjas selama I semester. sesuai dengan urain diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas. Dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 3 bandar seikijang. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasional yaitu membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini (Arikunto,2006:271). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 bandar seikijang yang terdaftar pada semester ganjil, yaitu juli desember 2012 yang berjumlah 25 orang dan terdiri dari 12 putera dan 13 puteri. Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selanjutnya beliau mengatakan apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (2006:134). kemudian penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan 3

teknik purposive sampel atausampel bertujuan, yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,2006:139) jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan jumlah 25 orang, penetapan sampel tersebut di dilakukan dengan pertimbangan faktor kesiapan dan kemampuan bahwa kelas VIII telah mendapat pelajaran jasmani sebelumnya yang berhubungan dengan norma tes. Untuk menggukur kesegaran jasmani seseorang, peneliti menggunakaninstrumen penelitian berupa tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI). Tes kesegaran jasmani indonesia adalah satu rangkaian tes untuk menggukur tingkat kesegaran jasmani anak remaja berdasarkan kelompok umur, tes tersebut terdiri dari lima (5) butir tes yaitu : 1. Lari 50 M ( PUTERA PUTERI ) Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Sasaran : peserta didik putra dan putri mulai dari umur 6 s/d 19 tahun Pelaksanaan : - star yang digunakan adalah star berdiri, testi berdiri dibelakang garis star. - dengan diberi aba-aba oleh starter, testi berlari secepat cepatnya menuju garis finis. - Apabila Testi mencuri star, harus diulang. Jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin Kelompok umur jarak Putera Puteri 6 9 tahun 30 meter 30 meter 10 12 tahun 40 meter 40 meter 13 15 meter 50 meter 50 meter 16 19 meter 60 meter 60 meter penilaian : - Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 M, dalam satuan waktu detik. - Waktu dicatat satu angka dibelakang koma. 4

2. Gantung angkat tubuh / gantung siku tekuk Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu Sasaran : a. gantung angkat tubuh gantung angkat tubuh bagi puterakelompok umur 13-15 tahun dan 16 19 tahun. b. gantung siku tekuk gantung siku tekuk untuk semua umur kecuali kelompok umur 13 15 tahun putera Peralatan : Palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya sehingga kaki testi tidak menyentuh lantai ketika mengantung, dan stopwatch. Pelaksanaan : a. Gantung angkat tubuh - testi mengambil posisi mengantung, tangan mengengam palang menghadap ke depan. - tarik tubuh keatas sampai dagu melewati palang, turunkan kembali hingga lengan lurus. - lakukan berulang-ulang sebanyak mungkin - ketika melakukan gerakan naik turun, lutut tidak boleh ditekuk, menendang atau melakukan gerakan lain. b. gantung siku tekuk - testi mengambil posisi mengantung, tangan mengengam palang menghadap kedepan. - tarik tubuh keatas sampai dagu melewati palang, dengan posisi siku tekuk. Waktu : Pncatat dilakukan selama 60 detik penilaian : hitung jumlah yang dapatdilakukan dengan benar tanpa diselingi istirahat. 13 15 tahun Putra Putri Nilai 16 keatas 41 keatas 11 15 22-40 6-10 10-21 2-5 3-9 0-1 0-2 5 4 3 2 1 5

3. Baring duduk (sit up) Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Sasaran : peserta didik putra dan putri mulai dari umur 6 s/d 19 Tahun Peralatan : matras, stopwatch,dan tongkat pendek Pelaksanaan : - sikap permulaan a. berbaring terlentang dilantai atau rumput kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 90 0 kedua tangan kiri dan kanan diletakan disamping telinga. b. petugas atau peserta lain memegang atau menekan pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat. gerakan : penilaian : a. gerakan aba-aba ya peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali kesikap permulaan. b. gerakan dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 60 detik 1. hasil dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik 2. peserta yang tidak dapat melakukan baring duduk ini diberi nilai 0 (nol) 13 15 tahun Putra Putri Nilai 38 keatas 28 keatas 28 37 19-27 19-27 9-18 8-18 3-8 0-7 0-2 4. Loncat Tegak (vertical jump) Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga ekplosif sasaran : peserta didik mulai usia 6 s/d 9 tahun peralatan : 5 4 3 2 1 6

a. papan beskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang, jarak antara lantai dengan angka 0 pada skala 150 cm b. serbuk kapur c. alat penghapus papan tulis d. alat tulis pelaksanaan : a. sikap permulaan 1. terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur 2. peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat papan skala berada disamping kiri atau kanannya, kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. b. gerakan 1. peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan lengan diayunkan kebelakang. kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain. penilaian : 2. lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain. 1. selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2. ketiga selisih dicatat 3. ambil nilai tertinggi 13 15 tahun Putra Putri 66 keatas 50 keatas 53 65 39-49 42-52 30-38 Nilai 5 4 3 7

31-41 21-29 SD 30 20 dst 2 1 5. Lari 1000 M dan 800 M Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan pernafasan. Sasaran : peserta didik mulai umur 13 s/d 19 tahun Peralatan : lintasan lari dan stopwatch Pelaksanaan : a. Sikap permulaan Peserta berdiri dibelakang garis start b. Gerakan 1. Pada aba-aba siap peserta mengambil sikap start berdiri untuk lari 2. Pada aba-aba ya peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 1000 M dan 800 M Penilaian : a. pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish b. hasil dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1000 M dan 800 M. waktu dicatat dalam satuan dan detik. 13 15 tahun Putra Putri Sd 3,04 Sd 3,06 3,05-358 3,07 3,55 3,54 4,46 3,56 4,58 4,47 6,04 4,59 5,40 6,05 dst 6,41 dst Nilai Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani, ikuti langkah-langkah berikut : 1. Jumlahkan nilai kelima butir tes 2. cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma tes kesegaran jasmani 5 4 3 2 1 8

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indinesia (TKJI) Untuk Remaja Usia 13-15 Tahun Putera Dan Puteri No Jumlah Nilai Klasifikasi 1 22 25 Baik Sekali (BS) 2 18 21 Baik (B) 3 14 17 Sedang (S) 4 10 13 Kurang (K) 5 5 9 Kurang Sekali (SK). 1. Hasil Belajar Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 SMP Negeri 3 Bandar Seikijang. Hal itu sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap belajar penjas baik,. 2. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan data tentang kesegaran jasmani peneliti menggunakan teknis tes, yaitu tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) untuk usia 13 15 tahun, sedangkan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa kelas VIII peneliti mengambil data hasil belajar dari nilai rapor semester I tahun pelajaran 2012/2013. 3. teknik analisis data teknik analisis data dalam penelitian ini mengunakan uju kenormalan data dengan uji lilifors, analisis korelasi product moment, uji signifikan dengan uji T. untuk menentukan kenormalan data, maka digunakan rumus sebagai berikut: Lo = F (Z) S (Z) Keterangan : Lo = Nilai lilifoefors F (Z) = Besar peluang = Frekuensi kumulatif S (Z) Jika pada α = 0,05 L O maks L tabel, maka ho diterima, artinya pada tingkat kepercayaan 95 % disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. dan sebaliknya, jika Lo maks L tabel, maka ho ditolak, artinya pada tingkat kepercayaan 95 % disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal ( Ritonga,2007:64 ) dan untuk menentukan besar hubungan antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas dicari dengan derajat hubungan (koefisien korelasi) pearson product moment dengan rumus : 9

keterangan: r xy = korelasi antara variabel x dan y x = Skor pada variabel X y = Skor pada variabel Y X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y X 2 = Jumlah dari kuadrat skor X Y 2 = Jumlah dari kuadrat skor Y Xy = Skor X kali Y N = Jumlah subjek Jika r xy = 0, maka tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, sedangkan jika r xy 0 maupun 0, maka terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y (Ritonga,2007:104). Selanjutnya untuk menentukan keberartian koefisien korelasi (signifikan),maka digunakan rumus sebagai berikut : Dengan derajat bebas (db) = n 1 + n 2, pada α = 0,05 maupun α = 0,01. jika t hitung t tabel, maka ho ditolak artinya terdapat hubungan yang berarti antarakesegaran jasmani dengan hasil belajar, sebaliknya jika t hitung t tabel, maka ho diterima artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar (Ritonga,2007:104). C. Hasil Dan Pembahasan Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis, yang menjadi variabel X adalah kesegaran jasmani dan yang menjadi variabel Y adalah hasil belajar. Adapun hipotesis yang akan diuji terdiri dari dua buah yaituhipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H a ). H 0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Seikijang 10

H a : terdapat hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar pada siswa kelas VIII di SMP N egeri 3 Bandar Seikijang. Kesegaran jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang dalam menghadapi pekerjaan,jadi orang yang fit akan mampu melaksanakan pekerjaan berulang kali tampa menimbulkan kelelahan yang berati dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga sebulumnya, Hal ini disebabkan dengan melakukan aktifitas fisik dan olahraga akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen secara maksimal dan secara otomatis akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani. Dan kesegaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa berguna untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar, sedangkan definisi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan, setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku, tergantung pada tujuan pendidikannya, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berupa kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan analisis data penelitian diketahui bahwa data berdistribusi normal karena L 0 maks 0,076 untuk variabel X dan L 0 maks 0,60 untuk variabel Y L tabel 0,173. Dan perhitungan korelasi antara tes kesegaran jasmani (X) dengan hasil belajar (Y) dengan menggunakan pearson product moment, maka diperoleh r = 0,52, kemudian seberapa besar keberartian(signifikan) tersebut diperoleh dengan uji t. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperolehlah t hitung 2,94 dan nilai t tabel 1,714. karena t hitung 2,94 t tabel 1,714 maka Ho diterima, dengan kata lain bahwa ada hubungan yang signifikan dengan kategori agak rendah. D. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan, maka pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang terdapat pada hasil penelitian. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian maka disimpulkan bahwa untuk hubungan variabel x terhadap variabel y diperoleh r = 0,52, maka hubungan antara variabel x terhadap y dikategorikan agak rendah. Dimana keberartiannya diuji dengan Uji t dan didapat t hitung 2,94 t tabel 1,714, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan : Hipotesis diterima pada taraf signifikan = 0.05 dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara Kesegaran Jasmani dengan Hasil 11

Belajar Penjas pada Siswa Kelas VIII Semester 1 di SMP Negeri 3 Bandar Seikijang. B. Saran 1. Disarankan kepada guru olah raga supaya lebih meningkatkan pelaksanaan pendidikan kesegaran jasmani kepada anak didiknya. 2. Perlunya upaya penyediaan sarana prasarana olahraga yang lengkap dan memadai sesuai dengan kebutuhan siswa agar siswa dapat belajar dengan baik. 3. Untuk mendapatkan tingkat kesegaran jasmani dan hasil belajar yang baik guru juga perlu memperhatikan gizi anak didiknya sesuai dengan kebutuhan tubuh dan umurnya. 4. Bagi peneliti sendiri, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sample yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pikiran kepada guru maupun siswa agar dapat meningkatkan prestasi. E. DAFTAR PUSTAKA Kokasih, Engkos. (1993). OlahragaTeknik Dan Program Latihan.Jakarta: AkademikPersindo. Purwanto, (2010).EvaluasiHasilBelajar, Yogyakarta:PustakaBelajar. Cholik, Mutohir, Toho. (2004). PerkembanganMotorikPadaMasaAnak-anak, padang: UNP. Ismaryati. (2008). Tes Dan PengukuranOlahraga, Surakarta: UNS. DepartemenPendidikanNasiona (2002). Ketahuilahtingkatkesegaranjasmanianda, Jakarta: PusatPengembanganKualitasJasmani. Nurhasan. (2001). Tes Dan PengukuranDalamPendidikanJasmaniPrinsip-prinsip Dan Penerapannya, Jakarta: Depdiknas DepartemenPendidikanNasional, KesegaranJasmani Dan Rekreasi. (2000). TesKesegaranJasmani Indonesia, Jakarta: PusatKesegaranJasmani Dan Rekreasi. Sudjana, Nana. (1995). PenilainHasil Proses BelajarMengajar, Bandung: PT RemajaRosdakarya. ArikuntoSuharsimi. (2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, Jakarta: RinekaCipta. RitongaZulfan. (2007). Statistic UntukIlmu-ilmuSosial, Pekanbaru: CendikiaInsani. 12