I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejalagejala

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

I. PENDAHULUAN. mengalami masalah kependudukan. Masalah kependudukan di Indonesia tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

BAB I PENDAHULUAN. adalah ledakan penduduk. Ledakan penduduk dapat mengakibatkan laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. masalah kependudukan. Berbagai program pembangunan digulirkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. menghambat proses pembangunan. Hal ini banyak terjadi, terutama di negara negara yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penduduk di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar, pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah


I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebesar jiwa dalam kurun waktu 4 tahun.dalam data. terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk yang sangat tinggi dan sangat padat. Di dunia, Indonesia berada pada posisi

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bali merupakan propinsiyang masyarakatnya menganut sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI PUS PENGGUNA MOW DAN MOP DI TANJUNG ANOM

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal, namun dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 jiwa, bila dilihat dari tahun 1990-2010 jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia sejak tahun 1990-2010 yaitu, pada tahun 1990 penduduk Indonesia sebanyak 179,4 juta jiwa. Jumlah ini bertambah mencapai 205,1 juta jiwa pada tahun 2000, yang berarti mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 persen pertahun antara 1990-2000. Pada periode sepuluh tahun terakhir ini yaitu tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen pertahun (BPS, 2010:8). Bukan hanya jumlah penduduk di Indonesia saja yang terus bertambah, jumlah penduduk di Propinsi Lampung dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.

Pada tahun 2005 penduduknya berjumlah 7.116.177 jiwa dan di tahun 2007 bertambah menjadi 7.289.767 jiwa, bahkan di tahun 2010 berjumlah 7.596.115 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2010 yaitu 253.383 jiwa sedangkan jumlah di Kecamatan Tulang Bawang Tengah pada tahun 2010 yaitu 76.665 jiwa (BPS, 2010:23). Berkaitan dengan masih bertambahnya jumlah penduduk tersebut, menurut Ninik Widiyanti (1987:145) jumlah penduduk yang demikian besarnya dengan tidak diimbangi oleh adanya kebutuhan hidup manusia, mengakibatkan setiap manusia yang sadar akan ternganga bila hal tersebut tidak mendapat perhatian, justru akan memusnahkan manusia itu sendiri. Pernyataan tersebut di atas, adalah suatu gambaran yang menunjukkan ketimpangan jumlah penduduk yang terjadi akibat kelahiran yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini selain diakibatkan dari adanya kelahiran yang terus menerus terjadi, juga diakibatkan oleh meningkatnya jumlah penduduk non-produktif, yang akan menambah besarnya jumlah beban tanggungan setiap kepala keluarga. Atas dasar kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana yang diprakarsai oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga pemerintah, dengan menekan angka kelahiran dalam setiap keluarga. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan setiap keluarga, BKKBN mengupayakan suatu program untuk mengatur jumlah anak yang ideal pada setiap keluarga khususnya keluarga yang masih dalam Pasangan Usia Subur (PUS)

untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Hanafi Hartanto 2004:12). Artinya bahwa setiap keluarga agar memiliki dua anak, laki atau perempuan sama saja. Sebagaimana tujuan pokok dari program keluarga berencana ialah: 1. meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak, keluarga dan bangsa pada umumnya; dan 2. meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sedemikian rupa, sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan kita untuk menaikkan produksi (Ninik Widiyanti, 1987:156). Sejak tahun 1970-an pemerintah memberlakukan program untuk mengatur jumlah anak yang ideal pada setiap keluarga yaitu berjumlah tiga orang anak yang berlaku sampai tahun 1994. Namun, untuk tahun berikutnya pemerintah memprogramkan anak, setiap PUS bukan tiga orang anak tetapi dua anak saja, yang diberlakukan setelah Tahun 1994 sampai dengan sekarang. Gerakan keluarga berencana selain berfungsi menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk, juga diharapkan sebagai upaya untuk menciptakan dan mewujudkan Norma Keluarga Kecil dua anak laki-laki dan perempuan sama saja, guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran setiap keluarga. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dijelaskan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga agar dapat mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2007:6).

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, melalui gerakan KB pemerintah telah berusaha untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia namun belum berhasil, masih banyak hambatan dalam mewujudkan dua anak setiap keluarganya. Berdasarkan pra survei yang telah dilakukan diketahui bahwa Desa Panaragan Jaya terdiri dari tiga dusun dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 5.395 jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 2.601 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan 2.794 jiwa dengan luas wilayah 884 hektar. Serta terdapat 1.133 kepala keluarga yang terdiri dari 587 kepala keluarga PUS (51,80%), dengan jumlah tanggungan empat sampai lima orang per KK (Monografi Desa Panaragan Jaya Tahun 2011). Berdasarkan banyaknya jumlah PUS yaitu 587 pasangan usia subur, terdapat 119 PUS yang bermata pencaharian sebagai buruh penderes karet, dan terdapat 56 PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki anak lebih dari dua. Adapun persebarannya di tiga dusun, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Persebaran PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 No 1. 2. 3. Dusun I II III Persebaran PUS Buruh Penderes Karet (PUS) 44 39 36 Persebaran PUS Buruh Penderes Karet (anaknya >2) Jumlah 119 56 Sumber: Hasil Pra Survei dan Perhitungan Tahun 2012 24 13 19 Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki jumlah anak lebih dari dua, yaitu sebanyak 56 PUS yang tersebar di tiga dusun, yaitu dusun I, II, dan III. Sebanyak 56 PUS tersebut

diantaranya adalah suami dan istri dari keluarga PUS buruh penderes karet yang bekerja pada buruh petani karet yakni pemilik perkebunan karet. Hal ini merupakan gambaran dari tidak terwujudnya Norma Keluarga Kecil pada PUS keluarga buruh penderes karet. Berdasarkan pra survei kepada 10 wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya, jumlah rata-rata anak yang dimiliki PUS yaitu 4,1 orang anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2. Umur, Lama Masa Perkawinan, Usia Kawin Pertama, dan Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Wanita PUS Mariyem Karyati Badriyah Suyanti Nasliyanti Dedeh Iriyani Sri Haryanti Liyamah Sutini Entin Rustini Umur (Tahun) 36 35 39 36 35 38 45 39 38 39 Pendidikan SMP SMA Lama Masa Perkawinan (Tahun) 21 19 20 18 20 24 30 21 24 19 Usia Kawin Pertama 15 16 19 18 15 14 15 18 14 20 Jumlah Anak yang Dimiliki Jumlah 41 Rata-rata Jumlah Anak 4,1 Sumber: Wawancara wanita PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya, Februari 2012 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5 Berdasarkan hasil wawancara saat melakukan pra survei pada tanggal 7 Februari 2012, rata-rata jumlah anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya masih tergolong banyak yaitu rata-rata 4,1 orang anak, dan ini merupakan PUS yang kemungkinan masih bisa melahirkan lagi. Banyaknya jumlah anak tersebut diduga selain masih banyaknya pendapat bahwa anak membawa rezekinya masing-masing dan setiap anak adalah karunia Tuhan yang harus diterima, juga oleh usia kawin pertama, lama status perkawinan, jumlah

anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB, dan pandangan PUS terhadap nilai anak. Mengenai usia kawin pertama wanita PUS dan lama status perkawinan diduga juga merupakan penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet. Hal ini dimungkinkan karena PUS melaksanakan usia perkawinan muda (yaitu < 16 tahun), maka masa perkawinannya menjadi lebih lama sehingga masa reproduksi lebih panjang dan semakin besar kesempatan untuk mendapatkan anak banyak. Hal tersebut dimungkinkan merupakan penyebab PUS berkeinginan untuk memiliki anak lebih dari dua yang diduga dapat menghambat pelaksanaan program KB dalam mewujudkan NKKBS. Keikutsertaan pasangan usia subur dalam ber-kb, juga dimungkinkan menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet. Hal ini berkaitan dengan partisipasi wanita PUS dalam pemakaian alat kontrasepsi untuk melaksanakan program KB dengan mewujudkan norma keluarga kecil yang diprogramkan BKKBN. Selain itu adanya pendapat Hutabarat (1976:56) bahwa mempunyai anak dihubungkan dengan anak sebagai pelanjut keturunan, anak sebagai pewaris harta, anak sebagai pewaris nama, anak sebagai ikatan perkawinan, anak sebagai jaminan hari tua, dan banyak anak banyak rezeki. Selain itu anak laki-laki lebih penting karena sebagai penerus generasi dan jika hanya memiliki anak perempuan saja maka harus diusahakan untuk memiliki anak laki-laki. Hal tersebut juga dimungkinkan merupakan penyebab PUS berkeinginan untuk memiliki anak lebih

dari dua, yang nantinya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet. Sehubungan dengan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Usia kawin pertama wanita PUS keluarga buruh penderes karet 2. Lamanya status perkawinan PUS keluarga buruh penderes karet 3. Jumlah anak yang diinginkan pada PUS keluarga buruh penderes karet 4. Keikutsertaan PUS dalam program KB 5. Pandangan terhadap nilai anak PUS keluarga buruh penderes karet C. Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat? 2) Apakah lamanya status perkawinan menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?

3) Apakah sejumlah anak yang diinginkan pada keluarga PUS menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat? 4) Apakah ketidakikutsertaan wanita PUS dalam Keluarga Berencana (KB) menjadi penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat? 5) Apakah setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mendapatkan informasi mengenai usia kawin pertama wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2) Untuk mendapatkan informasi mengenai lamanya status perkawinan dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3) Untuk mendapatkan informasi mengenai sejumlah anak yang diinginkan wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 4) Untuk mendapatkan informasi mengenai keikutsertaan wanita PUS dalam melaksanakan KB terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 5) Untuk mendapatkan informasi mengenai pandangan PUS terhadap nilai anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di Perguruan Tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial. 3) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca dalam melakukan penelitian tentang banyaknya jumlah anak pada PUS. 4) Menambah pengetahuan yang berkenaan dengan proses belajar, sebagai suplemen materi pembelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya

Mata Pelajaran Geografi SMA Kelas XI IPS semester 2 Bab IV Pokok Bahasan Antroposfer Sub Pokok Bahasan Kebijakan Kependudukan di Indonesia. F. Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang lingkup objek penelitian adalah penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah wanita Pasangan Usia Subur (PUS) keluarga buruh penderes karet yang beranak banyak di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 3) Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 4) Ruang lingkup waktu, yaitu Tahun 2012. 5) Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial Geografi sosial adalah studi bentang alam muka bumi oleh adanya interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik biotis, dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono, 2003:17). Alasan geografi sosial sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini, dikarenakan fenomena banyaknya jumlah anak yang dimiliki merupakan salah satu masalah sosial yang dikaji dalam geografi sosial yaitu mengenai kehidupan masyarakat, manusia di suatu tempat di muka bumi, yang merupakan salah satu unsur geografi sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat serta lingkungannya.