PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR BINATANG DAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA TEMA KEGIATAN SEHARI-HARI UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Meningkatkan Ketrampilan Membaca Pemahaman

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN SEDERHANA TEMA JENIS PEKERJAAN DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Model Kooperatif STAD

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Oleh: Sholhan Efendy, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA HIBURAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PEMANFAATAN MEDIA BENDA KONKRET PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Key Words: map board media, social science learning achievement, ethnic and culture diversity in Indonesia

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Transkripsi:

Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR BINATANG DAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR Himmia Hayati PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (himmiahayati@gmail.com) FX Mas Subagio PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak; Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar serta mengatasi kendala kendala yang muncul selama penelitian dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan.penelitian ini mengambil tema Makhluk Hidup yang memadukan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilakukan dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, angket. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media miniatur dapat meningkatkan keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus I sebesar 98% dan pada siklus II sebesar 100%. Sedangkan skor ketercapaian aktivitas guru juga meningkat dimana pada siklus I mendapatkan rata rata 78,07 dan siklus II sebesar 89,05. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I rata rata 74,07% dan pada siklus II rata rata 85,92%. Skor ketercapain aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dimana siklus I skor rata rata 74,26 dan pada siklus II mendapatkan rata - rata 84,14. Hasil belajar siswa utuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus I sebesar 86,40, siklus II sebesar 91,7. Sedangkan untuk mata pelajaran Matematika dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus I sebesar 80, siklus II sebesar 92,22. Semua kendala selama penelitian juga dapat diatasi. Kata Kunci: media miniatur, tematik, proses pembelajaran. Abstract: The objectives of this research was improving the learning process which covered teacher activities, student activities, result study and solving the obstacles that appear while research by using plants and animals miniature media. This research took living things theme which combined Mathematics and Indonesian subjects. This research uses classroom action research design, which conducted in two cycles. The data collection techniques that used were observation, test and questionnaire. The data which had been collected is analyzed by using qualitative and quantitative description analysis technique.the result of research shows that by using miniature media was able to increase enforceability of teacher activity in the first cycle 98% and second cycle 100%. While the score of teacher activity achievement was also increasing while in the first cycle get the average 78,08 and second cycle 89,05. Moreover, based on the research result showed the increasing of students activity enforceability in the first cycle in the first cycle with average 74,07% and second cycle with average 85,92%. The score of students activity achievement was also increasing which in the first cycle, the average score is 74,26 and second cycle with average 84,14. The result study of students for Indonesian subject with score average in the first cycle was 86,40 and second cycle was 91,70. In mathematics subject score average in the first cycle was 80 and second cycle with 92,22. All of obstacles were also able to be overcomed. Keywords: plants and animals miniature media, thematic learning, learning process. PENDAHULUAN Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Trianto,2010:7). Perubahan yang dimaksud adalah perbaikan dalam diri individu yang secara terus - menerus untuk menjadi lebih baik selama proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran yang lebih baik ini, diharapkan setiap individu memiliki bekal kemampuan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan masa depan. Praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru sampai saat ini ternyata masih berjalan seperti biasa, belum mengalami banyak perubahan dan pembaharuan. Menurut pengamatan menunjukkan bahwa, guru masih mendominasi perannya dalam kelas, buku paket masih 1

JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216 menjadi buku wajib yang digunakan oleh guru maupun siswa, serta masih menggunakan komunikasi satu arah. Sehingga siswa hanya sebagai objek semata, menunjukkan kurang dapat mengembangkan kreativitasnya dan cenderung bersikap pasif. Selaras dengan perkembangan tersebut di atas, maka dalam pembelajaran perlu adanya pendekatan yang tepat bagi siswa, terutama siswa di kelas awal. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan menggunakan model pembelajaran tematik, karena dalam pembelajaran tematik akan mengaitkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya dimana tema sebagai pemadunya dengan konteks tema yang jelas siswa akan mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran, karena siswa hanya memusatkan pada tema tertentu saja. Pembelajaran tematik diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa sehingga apa yang diperoleh dapat bertahan lama, karena anak mengalami secara langsung dengan lingkungan sekitar. Karena siswa belajar dengan melakukan maka dapat menemukan konsep yang bermakna. Selain itu pembelajaran menjadi bermakna karena berkesan dan menyenangkan. Selain pendekatan yang tepat, di sisi lain peran media juga sangat diperlukan dalam pengajaran di kelas awal karena anak usia kelas awal masih berpikir secara konkrit. Miarso (dalam Mustaji,2010:6) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Dengan adanya media pembelajaran, diharapkan peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar. Berawal dari rasa tertarik itulah, motivasi belajar peserta didik dapat dibangun. Sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru sampai saat ini ternyata guru masih mendominasi perannya dalam kelas, buku paket masih menjadi buku wajib yang digunakan oleh guru maupun siswa, serta masih menggunakan komunikasi satu arah. Sehingga siswa hanya sebagai objek semata, menunjukkan kurang dapat mengembangkan kreativitasnya dan cenderung bersikap pasif Solusi yang ditawarkan penulis yaitu penggunaan media dalam pembejaran dan juga penerapan pembelajaran tematik. Banyak media yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dalam pembelajaran tematik di kelas awal, salah satunya dengan menggunakan media miniatur. Media miniatur merupakan media yang bentuknya sama persis dengan bentuk asli tetapi disajikan dengan ukuran yang lebih kecil. miniatur yang bentuknya mendekati bentuk asli diharapkan mampu membantu memberikan pemahaman kepada peserta didik di kelas awal yang masih berpikir secara konkrit. Hal ini juga disesuaikan dengan materi yang dipilih oleh penulis yaitu mengenai binatang dan tumbuhan yang diharapkan nantinya media miniatur ini dapat membantu dalam proses pembelajaran. Karena itu, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah aktivitas guru dalam penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan untuk meningkatkan proses pembelajaran? (2) Bagaimanakah aktivitas siswa dalam penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan untuk meningkatkan proses pembelajaran? (3) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada bidang studi Bahasa Indonesia materi ciri ciri binatang dan tumbuhan serta bidang studi Matematika materi perkalian dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan? (4)Apa saja kendala kendala yang dihadapi dalam penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan untuk meningkatkan proses pembelajaran? Dengan rumusan ini, peneliti berharap bisa memperoleh hasil penelitian sesuai dengan permasalah yang ada METODE Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara bersiklus, dengan tahap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamatan, 4) tahap refleksi. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini yaitu siswa Kelas II B SDN Perak II, tahun pembelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 27 orang, terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Alasan pemilihan subjek adalah di kelas II B SDN Perak II dalam memahami materi ciri ciri binatang dan tumbuhan serta materi perkalian. Di samping itu disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam belajar akibat belum hadirnya media yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Peneliti memilih lokasi di SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang dengan alasan kerena masalah yang terjadi berada di sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga mendapat izin dari kepala sekolah dan guru kelas serta dukungan dari

Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan teman sejawat untuk mengadakan penelitian di kelas II B SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang Data Penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian ini, adalah (1) Hasil pengamatan tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan media miniatur, (2) Hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa, (3)Data angket yang diisi oleh siswa, (4)Data tentang kendala kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran menggunakan media miniatur Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) Observasi, pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat berlangsungnya pembelajaran. (2)Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penggunaan media miniatur. (3) Angket, diberikan sebagai bahan evaluasi secara kualitatif terhadap keberhasilan meningkatkan proses pembelajaran pada sikap siswa, oleh karena itu angket diberikan pada akhir pembelajaran (4) Dokumentasi, berupa gambar foto aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran yang telah dibuat oleh guru bersama peneliti. Teknik Analisis Data 1. Analisis data observasi Data observasi keterlaksanaan aktivitas guru atau siswa selama proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase. Perhitungannya sebagai berikut: P = N f x 100% Keterangan: P = Nilai Akhir persentase aktivitas guru/siswa yang terlaksana f = Aktivitas guru / siswa yang terlaksana N = Keseluruhan aktivitas (Indarti, 2008:26) Untuk menentukan kriteria persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa, maka peneliti menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut: 80% = sangat tinggi 60-79% = tinggi 40-59% = sedang 20-39% = rendah < 20% = sangat rendah (Aqib dkk. 2011:41) Skor ketercapaian aktivitas guru dan siswa dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Skor Ketercapaian = Tingkat ketercapaian ditentukan dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut: 91 100 = Amat Baik (A) berhasil 76 90 = Baik (B) berhasil 55 75 = Cukup (C) belum berhasil 0 54 = Kurang (D) belum berhasil (Aqib, 2009:48) 2. Analisis Data Tes Tes yang dilakukan berupa tes mengerjakan soal secara tertulis. Untuk memperoleh data hasil tes maka akan dilakukan perhitungan sebagai berikut: Adapun cara mengetahui hasil pembelajaran nilai individu, digunakan kriteria sebagai berikut: 91 100 = Amat Baik (A) berhasil 76 90 = Baik (B) berhasil 55 75 = Cukup (C) belum berhasil 0 54 = Kurang (D) belum berhasil (Aqib, 2009:48) Untuk menghitung nilai rata rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan: x = nilai rata- rata X = jumlah semua nilai siswa N = jumlah siswa (Aqib dkk. 2011: 40) Sedangkan untuk nilai ketuntasan klasikal dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut : P Skor akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100 x = X N skor yang diperoleh x 100 skor maksimal = siswa yang tuntas belajar x 100 % Untuk menentukan kriteria peringkat persentase hasil belajar siswa, maka peneliti harus menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut: 80% = sangat tinggi 60-79% = tinggi 40-59% = sedang 3

JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216 20-39% = rendah < 20% = sangat rendah (Aqib dkk. 2011:41) 3. Analisis Data Angket Untuk menganalisis data angket digunakan rumus : N = ( ) 100% Keterangan : N= Nilai atau tingkat persetujuan Sugiyono, (2011:137) Untuk menentukan kriteria peringkat persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa, maka peneliti menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut: 80% = sangat tinggi 60-79% = tinggi 40-59% = sedang 20-39% = rendah < 20% = sangat rendah (Aqib dkk. 2011:41) 4. Data kendala - kendala Data yang dihasilkan adalah data kendala yang dihadapi siswa dan guru pada saat proses pembelajaran. Data tersebut diketahui dari respon siswa yang diperoleh dari data angket serta pengalaman langsung selama penelitian. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang digunakan sebagai tolak ukur adalah sebagai berikut : (1) Keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan presentase 80 % dari skor maksimal. (2) Ketercapaian aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan skor 80. (3) Siswa dinyatakan tuntas belajar, jika telah memperoleh nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75 serta ketuntasan klasikal mencapai 80% dari keseluruhan siswa. (4) Semua kendala yang dihadapi guru pada saat pembelajaran berlangsung dapat diatasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitan ini dilakukan sesuai dengan siklus penelitian tindakan kelas. Terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun mata pelajaran yang diajarkan yaitu Matematika dengan materi perkalian serta Bahasa Indonesia dengan materi menuliskan ciri ciri binatang dan tumbuhan yang dipadukan dalam tema Makhluk Hidup. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada empat jenis, yaitu data aktivitas guru, data aktivitas siswa, data hasil belajar dan data kendala kendala yang dihadapi. Data aktivitas guru dan siswa menggunakan instrumen aktivitas guru dan siswa yang mengacu pada tahap-tahap pembelajaran tematik dalam setting model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif. Data tes meliputi tes individu siswa dengan menggunakan soal evaluasi untuk setiap mata pelajaran. Data kendala kendala yang dihadapi diperoleh dengan menggunakan angket serta pengalaman langsung peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan 1. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun rencana untuk pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah pada proses pembelajaran yang ditemukan di SDN Perak II. Peneliti menerapkan pembelajaran tematik dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas II sekolah dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang dipadukan dalam tema Makhluk Hidup. Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk melakukan proses pembelajaran pada siklus I yang meliputi. 1)Menentukan masalah yang akan diteliti 2) Menentukan waktu 3)Menganalisis Kurikulum 4)Membuat perangkat pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan silkus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan menggunakan satu perangkat pembelajaran. Langkah langkah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yaitu dengan menggunakan pembelajaran tematik dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif. Materi yang diajarkan untuk pertemuan 1 yaitu binatang dan perkalian sedangkan untuk pertemuan 2 mengenai tumbuhan dan perkalian. Ada enam fase yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu : 1) Fase 1: Pendahuluan 2) Fase 2: Presentasi materi 3) Fase 3: Membimbing Pelatihan 4) Fase 4: Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik 5) Fase 5: Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan 6) Fase 6 : Menganalisis dan mengevaluasi c.tahap Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini

Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan teman sejawat. Sasaran pengamatan adalah guru (pengajar) dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media miniatur. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang mungkin terjadi pada siswa maupun guru ketika pembelajaran berlangsung. Adapun data yang diperoleh yaitu data aktivitas guru, data aktivitas siswa dan data hasil belajar. 1) Data aktivitas guru Persentase keterlaksanaan aktivitas guru selama proses pembelajaran baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dikategorikan sudah berhasil yaitu 96 % dan 100 % karena sudah mencapai target penelitian yaitu 80%. Sedangkan untuk ketercapaian aktivitas guru belum bisa dikatakan berhasil karena skor ketercapaian yang diperoleh pada pertemuan 1 yaitu 75,6 sedangkan untuk pertemuan 2 yaitu 80,5 karena target penelitian yang ingin dicapai yaitu 80. Oleh sebab itu, peneliti akan melanjutkan ke siklus II untuk menerapkan penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan tema Makhluk Hidup yang dipadu dengan model pembelajaran tematik. 2) Data aktivitas siswa Persentae keterlaksanaan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 yaitu 71,48 % dan 76,67 % sudah terlaksana dengan baik akan tetapi masih belum bisa mencapai target penelitian yang sudah ditetapkan yaitu 80% sehingga dikatakan belum berhasil. Demikian juga untuk ketercapaian aktivitas siswa belum bisa dikatakan berhasil karena skor ketercapaian yang diperoleh 72,3 untuk pertemuan 1 dan 76,22 untuk pertemuan 2 karena target penelitian yang ingin dicapai yaitu 80. Oleh sebab itu, peneliti akan melanjutkan ke siklus II untuk menerapkan penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan tema Makhluk Hidup yang dipadu dengan model pembelajaran tematik. 3) Data hasil belajar Persentase ketuntasan klasikal dari 27 siswa kelas II B SDN Perak II untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 74,07% dan untuk mata pelajaran Matematika sebesar 70,37 %. Nilai rata-rata kelas yaitu sebesar 86,4 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan 80 untuk mata pelajaran Matematika. Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan klasikal pada siklus I masih belum mencapai persentase yang telah ditetapkan yaitu 80% sedangkan rata-rata kelas sudah mencapai KKM yaitu 75. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. d. Refleksi Berdasarkan data yang telah dipaparkan, selanjutnya peneliti bersama tim pengamat melakukan refleksi melalui diskusi tentang data hasil tindakan pada siklus. Dalam penelitian juga ditemukan beberapa kendala dan dalam tahap ini peneliti juga menyusun langkah langkah yang harus dilakukan pada siklus selanjutnya untuk mengatasi kendala kendala tersebut. 2. I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun kembali rencana untuk pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah pada proses pembelajaran yang ditemukan di SDN Perak II. Peneliti menerapkan pembelajaran tematik dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas II sekolah dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang dipadukan dalam tema Makhluk Hidup. Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk melakukan proses pembelajaran pada siklus I yang meliputi. 1)Menentukan masalah yang akan diteliti 2) Menentukan waktu 3)Menganalisis Kurikulum 4)Membuat perangkat pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan silkus II juga terdiri dari dua kali pertemuan dengan menggunakan satu perangkat pembelajaran. Langkah langkah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yaitu dengan menggunakan pembelajaran tematik dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif. Materi yang diajarkan untuk pertemuan 1 yaitu binatang dan perkalian sedangkan untuk pertemuan 2 mengenai tumbuhan dan perkalian. Ada enam fase yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu : 1) Fase 1: Pendahuluan 2) Fase 2: Presentasi materi 3) Fase 3: Membimbing Pelatihan 4) Fase 4: Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik 5) Fase 5: Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan 6) Fase 6 : Menganalisis dan mengevaluasi c.tahap Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini 5

JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216 dilakukan secara kolaboratif antara guru dan teman sejawat. Sasaran pengamatan adalah guru (pengajar) dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media miniatur. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang mungkin terjadi pada siswa maupun guru ketika pembelajaran berlangsung. Adapun data yang diperoleh yaitu data aktivitas guru, data aktivitas siswa dan data hasil belajar. a. Data aktivitas guru Persentase keterlaksanaan aktivitas guru selama proses pembelajaran baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dikategorikan sudah berhasil yaitu sama sama terlaksanan 100 % karena sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu 80%. Sedangkan untuk ketercapaian aktivitas guru juga sudah bisa dikatakan berhasil dengan skor ketercapaian yang diperoleh pada pertemuan 1 yaitu 86,8 sedangkan untuk pertemuan 2 yaitu 91,3 adapun indikator keberhasilan penelitian yang ingin dicapai yaitu 80. Oleh sebab itu penelitian dengan penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan tema Makhluk Hidup yang dipadu dengan model pembelajaran tematik dapat dikatakan berhasil dan mencapai target yang ingin dicapai. b. Data aktivitas siswa Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa selama proses pembelajaran baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dikategorikan sudah berhasil yaitu sama sama terlaksana 100 % karena sudah mencapai target penelitian yaitu 80%. Sedangkan untuk ketercapaian aktivitas siswa juga sudah bisa dikatakan berhasil dengan skor ketercapaian yang diperoleh pada pertemuan 1 yaitu 86,8 sedangkan untuk pertemuan 2 yaitu 86,44 adapun target penelitian yang ingin dicapai yaitu 80. Oleh sebab itu aktivitas siswa dalam penelitian dengan penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan tema Makhluk Hidup yang dipadu dengan model pembelajaran tematik dapat dikatakan berhasil dan mencapai target yang ingin dicapai. c. Data hasil belajar Nilai ketuntasan klasikal dari 27 siswa kelas II B SDN Perak II sebesar 92,59%, dimana dari 27 siswa sebanyak 25 siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu sebesar 91,70 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan 92,22 untuk mata pelajaran Matematika. Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan klasikal pada siklus II sudah mencapai persentase yang telah ditetapkan yaitu 80% sedangkan rata-rata kelas sudah mencapai KKM yaitu 75. Maka dari itu hasil belajar siswa sudah dapat dikatakan berhasil d. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi siklus II, pembelajaran dihentikan pada siklus II. Seluruh aspek pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80% dan 80. Sehingga penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan pada penelitian siklus berikutnya Pembahasan Aktivitas guru Persentase 100% 0% Persentase keterlaksanaan aktivitas guru 100% 100% 96% 100% I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Diagram 1 : Keterlaksanaan aktivitas guru Persentase keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 sebesar 96 % dan pada pertemuan 2 sebesar 100 %. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka persentase keterlaksanaan aktivitas guru diperoleh 98% pada siklus I. Hal ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80 %. Tetapi untuk mendapatkan persentase keterlaksanaan yang lebih tinggi maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II diketatahui persentase keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan 1 dan 2 terlaksana 100 %. Hal ini mengingat peneliti sebagai guru lebih teliti lagi dalam menerapkan langkah langkah pembelajaran tematik agar tidak ada yang terlewat seperti pada siklus I. Sehingga langkah langkah pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal

Skor Ketercapaian Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan Skor ketercapaian aktivitas guru 91.30 80.50 86.80 75.60 Pertemuan 1 Pertemuan 2 100 50 diperoleh 74,07% pada siklus I Hal ini masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.Pada siklus II diketahui persentase keterlaksanaan aktivitas siswa pada pertemuan 1 terlaksana 83,33% dan pada pertemuan 2 terlaksana 88,52%. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka persentase keterlaksanaan aktivitas siswa diperoleh 85,92% pada siklus II. Berdasarkan data tersebut persentase keterlaksanaan aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80%. I Skor ketercapaian aktivitas siswa Skor ketercapaian aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan. Pada siklus I pertemuan 1 diperoleh skor ketercapaian sebesar 75,60 dan pertemuan 2 skor yang diperoleh sebesar 80,5. Ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus I pada pertemuan 1 masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80 tetapi pada pertemuan 2 sudah mencapai indikator keberhasilan. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka skor ketercapaian aktivitas guru diperoleh 78,08 pada siklus I. Setelah adanya perbaikan pada siklus II, diperoleh skor aktivitas guru mencapai 86,80 pada pertemuan 1 dan 91,30 pada pertemuan 2. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka skor ketercapaian aktivitas guru diperoleh 89,05 pada siklus II Hal ini menunjukkan bahwa skor ketercapaian aktivitas guru pada siklus II telah mencapai dan atau melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80. Aktivitas Siswa Persentase 100% Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa 88.52% 76.67% 83.33% 71.48% Pertemuan 1 Pertemuan 2 50% 0% I Diagram 3 : Keterlaksanaan aktivitas siswa Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 71,48% dan pada pertemuan 2 sebesar 76,67%. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka persentase keterlaksanaan aktivitas siswa Skor ketercapaian Diagram 2 : Ketercapaian aktivitas guru 86.44 76.22 81.85 72.30 100 Pertemuan 1 Pertemuan 2 50 I Diagram 4 : Ketercapaian aktivitas siswa Skor ketercapaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan. Pada siklus I pertemuan 1 diperoleh skor ketercapaian sebesar 72,30 dan pertemuan 2 skor yang diperoleh sebesar 76,22. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka skor ketercapaian aktivitas siswa diperoleh skor 74,26 pada siklus I. Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80. Setelah adanya perbaikan pada siklus II, diperoleh skor aktivitas siswa mencapai 81,85 pada pertemuan 1 dan 86,44 pada pertemuan 2. Apabila pertemuan 1 dan 2 dirata rata maka skor ketercapaian aktivitas siswa diperoleh 84,14 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa skor ketercapaian aktivitas siswa pada siklus II telah mencapai dan atau melampaui kriteria yang ditetapkan yaitu 80. Peningkatan baik persentase keterlaksanaan maupun skor ketercapaian aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karena guru lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk turut berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu diberikan hadiah bagi siswa yang aktif untuk memancing keaktifan siswa dalam pembelajaran

JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216 Hasil Belajar nilai rata - rata 100 80 60 40 20 - Nilai Rata - Rata Kelas 92.22 80.00 91.70 86.40 Bahasa Indonesia Matematika I Diagram 5 : Nilai Rata Rata Kelas Nilai rata rata kelas untuk setiap mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata rata kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh nilai 86,40 dan untuk mata pelajaran Matematika diperoleh nilai 80. Pada siklus II untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai rata rata kelas yang diperoleh yaitu 91,7 sedangkan untuk mata pelajaran Matematika nilai yang diperoleh yaitu 92,22. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata rata kelas pada siklus I dan siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 80. indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan dengan kriteria sangat tinggi. Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa penelitian cukup dilaksanakan sampai dengan siklus II. Peningkatan yang sangat signifikan disebabkan pemahaman siswa terhadap materi lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Selain itu jenis soal yang diberikan juga hampir sama dengan soal yang diberikan oleh guru pada siklus I. Kendala kendala yang Dihadapi Data kendala kendala yang dihadapi oleh guru diperoleh dari hasil angket untuk mengetahui respon siswa dan juga dari pengalaman langsung guru selama pembelajaran dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan berlangsung. Dari data angket kendala yang dihadapi oleh guru yaitu masih ada beberapa siswa yang masih belum tertarik dengan media miniatur binatang dan tumbuhan yang digunakan oleh guru pada siklus I. Sehingga yang dilakukan guru pada siklus II yaitu mencoba lebih melibatkan siswa secara langsung dalam penggunaaan media miniatur binatang dan tumbuhan. Dari perhitungan data angket, diperoleh peningkatan nilai persetujuan siswa terhadap data angket sebagai berikut : Nilai persetujuan siswa terhadap penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan 89.63% 81.48% Persentase Ketuntasan klasikal Persentase 80% 70.37% 74.07% 96.30% 88.89% 60% Bahasa Indonesia 40% Matematika 20% 0% 100% persentase 100% Nilai persetujuan 50% 0% I I Diagram 6 : Ketuntasan Klasikal Diagram 7 : Respon siswa Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dalam siklus I ketuntasan klasikal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 74,07% dan untuk mata pelajaran Matematika sebesar 70,37%. Hasil tersebut masih belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 80%. Maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Hasil yang diperoleh dari siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil dari siklus I. Dalam siklus II ini, ketuntasan klasikal untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia mencapai 91,7% dan untuk mata pelajaran Matematika mencapai 92,22%. Hasil tersebut sudah mencapai bahkan melebihi Kendala kendalayang dialami peneliti sebagai guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Pembelajaran yang dilaksanakan di mushola karena ruang kelas masih dalam tahap renovasi. Tetapi hal ini tidak begitu menjadi masalah dikarenakan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak yaitu berjumlah 27 siswa. Adapun yang dilakukan guru dalam yaitu lebih menata tempat duduk siswa agar teratur dan rapi. (2) Sebagian besar siswa terlihat bingung pada pembelajaran tematik yang diterapkan oleh guru. Kebingungan siswa terjadi di awal pertemuan. Tetapi kemudian pada pertemuan pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai paham dan beradaptasi dengan pembelajaran tematik

Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan yang dilakukan oleh guru. (3) Saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang tidak mendengarkan, asik bermain dan membuat ribut. Untuk mengatasi masalah tersebut guru memberikan lebih banyak umpan balik dengan cara bertanya jawab dengan siswa agar siswa lebih dapat konsentrasi dalam pembelajaran. (4) Saat diskusi kelompok beberapa siswa tidak ikut serta atau tidak aktif berkerjasama dengan anggota kelompoknya karena siswa masih belum terbiasa bekerja secara kelompok. Guru kemudian berkeliling kepada setiap kelompok untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada siswa. (5) Ada siswa yang masih belum bisa membaca sehingga siswa tersebut beberapa kali tidak naik kelas. Adapun hal yang dilakukan oleh guru yaitu memberikan perhatian yang lebih intensif kepada siswa yang belum bisa membaca dan juga menyuruh siswa yang duduk berselahan untuk membantu. PENUTUP Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Proses pembelajaran dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa pada Tema Makhluk Hidup di Kelas II B SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang berhasil dan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan aktivitas guru. Pada siklus I rata rata persentase keterlaksanaan aktivitas guru sebesar 98 % mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dimana terlaksana 100%. Demikian juga dengan skor ketercapaian aktivitas guru pada siklus I sebesar 78,07 meningkat pada siklus II dimana skor aktivitas guru mencapai 89,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan dan skor ketercapaian aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan di kelas II B SDN Perak II mengalami peningkatan. Peningkatan persentase keterlaksanaan dan skor ketercapaian aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan pada Tema Makhluk Hidup di Kelas II B SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Pada siklus I persentase keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 74,07% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dimana terlaksana 85,92%. Demikian juga dengan skor ketercapaian aktivitas siswa pada siklus I sebesar 74,26 meningkat pada siklus II dimana skor aktivitas siswa mencapai 84,14. Hasil tes individu dalam pembelajaran menggunakan media miniatur binatang dan tumbuhan pada Tema Makhluk Hidup di Kelas II B SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata rata kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh nilai 86,40 dan untuk mata pelajaran Matematika diperoleh nilai 80 mengalami peningkatan pada siklus II untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai rata rata kelas yang diperoleh yaitu 91,7 sedangkan untuk mata pelajaran Matematika nilai yang diperoleh yaitu 92,22. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 74,07% dan untuk mata pelajaran Matematika sebesar 70,37% mengalami peningkatan siklus II ini, ketuntasan klasikal untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia mencapai 91,7% dan untuk mata pelajaran Matematika mencapai 92,22%. Kendala kendala yang muncul selama pembelajaran terjadi di awal pertemuan karena masih banyak siswa yang merasa bingung dan juga belum dapat berpartisipasi secara aktif. Dalam menghadapi masalah yang muncul tersebut guru mencoba untuk lebih melibatkan siwa dalam pembelajaran dengan menggunakan miniatur sehingga kendala kendala tersebut dapat diatasi pada pertemuan pertemuan selanjutnya. Secara keseluruhan penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan pada Tema Makhluk Hidup di Kelas II B SDN Perak II Kecamatan Perak Kabupaten Jombang mampu meningkatkan proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dalam penelitian ini meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa serta kendala kendala yang mampu diatasi selama penelitian. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penggunaan media miniatur binatang dan tumbuhan dapat meningkatkan proses pembelajaran. Peneliti memiliki sedikit sumbangan saran meliputi : (1) Penerapan pembelajaran tematik untuk siswa kelas awal yang sesuai dengan karakteristik siswa di kelas awal dimana masih berpikir secara holistik. (2) Guru hendaknya lebih variatif dalam penggunaan media sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa kelas awal masih berpikir secara konkrit jadi diharapkan penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pemahaman kepada siswa serta membuat pembelajaran lebih menarik (3) Peneliti lain hendaknya dapat sebagai referensi dan perbandingan jika melakukan penelitian pada materi yang sama yaitu pengunaan media miniatur binatang dan tumbuhan. 9

JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Yrama Widya Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Asyad, Azhar. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media Ibrahim, dkk. 2004. Media Pembelajaran. Malang : Depdiknas Universitas Negeri Malang Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Ilmiah. Surabaya : Lembaga Penerbit FBS Unesa. Julianto dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press. Raharjo. 2008. Aneka Konstruksi Kerajinan Tangan.Surakarta : PT Era Pustaka Utama Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakata : Prestasi Pustaka -------. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka