BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

MAKALAH PERAN SERTA PEREMPUAN DALAM UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address]

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dan ketertiban negara. Upaya untuk memenuhi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Nasional sangatlah besar. Hal ini tercermin dalam

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah wilayah. Ketahanan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan. Di negara Indonesia, wilayah-wilayah memiliki potensi ekonomi masing-masing yang dapat dikembangkan. Perkembangan ekonomi di wilayah masing-masing memiliki basis yang berbeda-beda. Ekonomi merupakan faktor yang sangat penting, karena senantiasa berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Dalam pengertiannya, bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam ilmu ekonomi masalah pokoknya adalah bagaimana setiap manusia menempuh cara memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas dengan ketersediaan sumber daya, oleh karena itu dibutuhkan ketahanan ekonomi. (Mankiw, 2011: 11) Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa (daerah) yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional (daerah) dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam secara langsung atau tidak langsung. Berbagai jenis dan sistem ekonomi sangat bervariasi dan memiliki karakter masing-masing guna mewujudkan ketahanan ekonomi. Salah satu usaha 1

2 menciptakan ketahanan ekonomi adalah dengan mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kalangan masyarakat luas. Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan sejarah perekonomian yang mengkhawatirkan. Krisis ini sangat merubah posisi dan kedudukan para pelaku sektor ekonomi. Banyak usaha-usaha yang berskala besar mengalami kebangkrutan, satu persatu pailit karena melambungnya harga bahan baku impor, nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah yang berdampak pada meningkatnya nilai cicilan. Perusahaan-perusahaan besar banyak yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah dan meningkat. Usaha Kecil Menengah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis. Eksistensi UMKM telah memberi kontribusi sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Usaha Mikro Kecil Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat (Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, 1998). Di Indonesia jumlah UMKM pada tahun 2011 mencapai 52 juta UMKM. UMKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang

3 60 persen dari PDB dan menampung 97 persen tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, 2011). Pemerintah Indonesia membina UMKM melalui Dinas Koperasi dan UMKM di masing-masing provinsi atau kabupaten dan kota. Perkembangan UMKM semakin meningkat di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Tengah. Menurut data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah jumlah UMKM pada triwulan satu tahun 2013 mencapai 83.179 UMKM. UMKM-UMKM tersebut meliputi kerajinan berbasis pedesaan 38.792 UMKM, UMKM produk batik berbasis pedesaan 4.169 UMKM, bahan galian 14.938, produk UMKM logam 3,757 UMKM dan produk UMKM pertanian, perkebunan, ternak 7.582 UMKM (Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah, TW I Tahun 2013). Keberadaan UMKM Provinsi Jawa Tengah tersebar di seluruh daerah kabupaten dan kota, salah satunya di Kabupaten Pekalongan. Di Kabupaten Pekalongan terdapat puluhan ribu UMKM dari berbagai jenis usaha baik perdagangan, pertanian, pertambangan, industri, pengolahan emas, konstruksi, angkutan, listrik maupun jasa. Data Disperindagkop (Dinas Perindustrian Perdagangan) dan UMKM Kabupaten Pekalongan menyebutkan jumlah UMKM di Kabupaten Pekalongan 44.329 UMKM dan menyerap tenaga kerja 125.716 tenaga kerja, meliputi UMKM kelas mikro 25.253 dengan tenaga kerja 37.888 tenaga kerja, kelas kecil 13.445 dengan tenaga kerja 32.339 tenaga kerja dan kelas menengah 5.621 UMKM. Kondisi ini didukung adanya motivasi masyarakat di Kabupaten Pekalongan untuk memiliki usaha-usaha sendiri semakin besar. Di

4 beberapa kecamatan di Kabupaten Pekalongan motivasi masyarakat untuk berwirausaha sangat tinggi terutama UMKM batik, salah satunya di Kecamatan Buaran. Mayoritas masyarakat Kecamatan Buaran menyadari bahwa betapa minimnya lapangan pekerjaan formal yang tersedia bagi mereka sehingga menuntut adanya kemauan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan akhirnya mampu membuka lapangan pekerjaan di wilayahnya. Potensi keterampilan yang dimiliki khususnya sektor batik menjadi modal untuk pemberdayaan diri dan lingkungannya. Menurut data Disperindagkop (Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi) dan UMKM Kabupaten Pekalongan, di Kecamatan Buaran terdapat 1.765 usaha dengan tenaga kerja 10.444 yang terdapat di desa-desa termasuk UMKM batik. Perusahaan-perusahaan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga ini tersebar diseluruh desa-desa di wilayah Kecamatan Buaran. Salah satu desa yang memiliki jumlah usaha cukup signifikan adalah Desa Kertijayan dan keberadaan UMKM batik paling dominan. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Buaran khususnya, masyarakat sekitar Kecamatan Buaran pada umumnya (Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM, 2013). Menurut data Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pekalongan di Desa Kertijayan jumlah UMKM mencapai 330 unit dari berbagai jenis usaha dengan jumlah tenaga kerja 1.040. Di Desa Kertijayan jenis UMKM yang cukup banyak adalah jenis usaha batik. Data di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten

5 Pekalongan tercatat, bahwa di Desa Kertijayan terdapat 97 UMKM batik dengan jumlah tenaga kerja 497 orang (Data Base UMKM Kecamatan Buaran, Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pekalongan, 2013). UMKM di Desa Kertijayan yang meliputi 10 dusun keberadaannya tersebar dan sangat bervariasi jenisnya. Keberadaan berbagai jenis UMKM di seluruh dusun, UMKM jenis batik jumlahnya cukup signifikan. Di dusun satu terdapat 26, enam diantaranya UMKM batik, dusun dua 30 jenis batik ada lima, dusun tiga 26 jenis batik tujuh, dusun empat ada 35 UMKM batik ada tujuh, dusun lima ada 38, untuk UMKM batik enam, dusun enam ada 41 unit, UMKM jenis batik 23, dusun tujuh ada 30 UMKM jenis usaha batik tujuh. Di dusun delapan ada 12 jenis UMKM batik dari 39, dusun sembilan jumlah UMKM ada 42, 12 diantaranya adalah usaha jenis batik dan di dusun 10 jumlah UMKM batik ada 12 dari 22 UMKM yang ada. Keberadaan UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sudah cukup lama. Mereka para pelaku UMKM batik senantiasa mempertahankan usaha batik. Usaha batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran ini sebagian usaha turun temurun sampai beberapa generasi. Di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran ini dapat dikatakan sebagai tempat berkumpulnya UMKM batik di Kabupaten Pekalongan dan bisa disebut sebagai kluster alami atau menurut Kuncoro sebagai konsentrasi geografis dari sub sektor-sub sektor manufaktur yang sama (Kuncoro, 2007 : 121). Batik sebagai basis ekonomi di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sehingga selalu ada upaya kreatif

6 dan inovatif untuk semakin dikembangkan baik oleh pemilik UMKM, pengrajin maupun pedagang dan didukung konsistensi pekerja sektor batik ini untuk menjaga kualitas produksi mencari pengetahuan-pengetahuan baru serta adanya regenerasi pelaku UMKM batik yang berkesinambungan. UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran melakukan transaksi dengan pelaku ekonomi dari mana saja baik sesama UMKM, usaha besar dan menggalang kerjasama yang menguntungkan. Perkembangan UMKM batik di Desa Kertjayan, Kecamatan Buaran berkontribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Pekalongan. Hal ini menjadikan UMKM batik sangat strategis bagi Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Bagi pemerintah daerah, tantangan-tantangan yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi sangat komplek di samping dampak yang ditimbulkannya. UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran dalam perjalanannya memiliki daya tahan terhadap gejolak ekonomi. UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran mempunyai daya survival yang tinggi dan mampu hidup di tengah berbagai kesulitan dan keterbatasan. UMKM batik di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran dengan caranya sendiri mampu mengatasi berbagai masalah secara lebih dinamis dan responsif dalam menghadapi perkembangan pasar. Banyak alternatif-alternatif jenis usaha di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sangat potensial, seperti peternakan, usaha jasa dan sebagainya. Banyaknya alternatif usaha-usaha yang ada tidak menjadikan mayoritas pelaku UMKM batik di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran beralih, mereka tetap memilih sektor usaha batik.

7 Eksistensi dan kemandirian UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran terbentuk sudah cukup lama. Kondisi survival UMKM batik ini juga tidak terlepas adanya jalinan kerjasama secara internal diantara pelakunya meskipun secara implisit mereka saling berkompetisi. Di Desa Kertijayan ini ada hal yang menarik dan sudah berlangsung lama, yakni pengusaha yang relatif sudah maju dan yang belum berkembang terjalin kemitraan. Adanya fakta empiris UMKM batik tersebut di atas memunculkan ketertarikan, sehingga banyak tulisan karya tentang batik dari berbagai sudut masalah. Berbagai sudut pendang masalah batik dari sisi budaya, seni dan filsafat sudah cukup banyak, akan tetapi tulisan karya yang mengangkat masalah batik sebagai basis UMKM di suatu daerah, khususnya di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran yang berdampak terhadap ketahanan ekonomi di wilayah belum dijumpai. Adanya sistem, fakta dan kondisi kehidupan ekonomi di wilayah ini akhirnya menjadi daya tarik tersendiri untuk diadakan identifikasi dari faktor-faktor yang berpengaruh. 1.2. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dirumuskan permasalahan penelitian yaitu UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan sudah mulai muncul sejak tahun 1990-an sedangkan pertanyaan untuk penelitian ini sebagai berikut :

8 a. Bagaimana peran UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran? b. Apa kendala-kendala yang dihadapi UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran? c. Bagaimana upaya optimalisasi peran UMKM batik terhadap ketahanan ekomomi wilayah di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran? 1.3. Tujuan Penelitian a. Mendiskripsikan peran UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran. b. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM batik dalam menjalankan usahanya di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran. c. Mengetahui upaya optimalisasi peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diarahkan dalam dua (2) hal yakni sebagai berikut dibawah ini. a. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangsih pemikiran pada cabang ilmu ketahanan nasional khususnya ketahanan ekonomi serta memberi pengetahuan awal pada penelitian-penelitian berikutnya terutama yang berkaitan dengan masalah UMKM batik dan ketahanan ekonomi wilayah.

9 b. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada instansi-instansi atau pihak lain dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan UMKM batik di Kabupaten Pekalongan, khususnya di Kecamatan Buaran sebagai sentra UMKM batik. Penelitian ini dapat juga digunakan oleh para pelaku UMKM batik di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan sebagai bahan evaluasi untuk mengembangkan usaha mereka. 1.5. Keaslian Penelitian Karya tulis tentang batik dari masalah filosofi, budaya, dan karya tulis tentang ekonomi kerakyatan sesuai penulusuran peneliti di perpustakaan secara umum sudah banyak. Karya tulis sejenis demikian juga banyak yang membahas peran batik, perlindungan hukumnya dan program ekonomi kerakyatan di beberapa daerah. Tesis yang mengangkat masalah tentang ketahanan ekonomi khususnya pada Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM juga sudah banyak. Perlu diingat bahwa penelitian bukanlah suatu hal yang final, hasil dari penelitian sebelumnya bisa kembali dijadikan tema penelitian dengan pengembangan tertentu. Peneliti mengkaji tentang UMKM batik sebagai subyek penelitian. Lokus atau tempat yang diteliti adalah Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Fokusnya adalah optimalisasi peran UMKM batik serta dampaknya bagi ketahanan ekonomi wilayah di desa tersebut. Dalam hal ini untuk bisa membedakan dengan hasil penelitian lain yang sudah dilakukan dengan tema

10 kajian mungkin juga objek penelitian yang sama. Berikut ini diurai beberapa penelitian tentang ketahanan wilayah yang sudah ada. Pertama tesis yang ditulis oleh Afyudin Mubarok dengan judul Dampak Produk Batik Tiongkok Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga Perajin Batik Lokal (Studi di Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan). Dalam penelitian ini penelitinya menitik beratkan pertanyaan penelitian pada dampak masuknya batik dari Tiongkok terhadap produksi batik lokal Pekalongan. Pertanyaan lainnya yakni seberapa jauh dampak yang ditimbulkan masuknya batik Tiongkok tersebut terhadap pendapatan perajin dan pengusaha lokal batik Pekalongan. Penelitian ini menggunakan alat analisis yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai sumber datanya. Tesis ini mempunyai fokus ketahanan ekonomi yang dipotret dari prespektif tantangan yang dihadapi oleh perajin batik lokal atas batik produk Tiongkok yang membanjiri pasar Indonesia, khususnya dampak terhadap ketahanan ekonomi paling mikro yakni keluarga sebagai sebuah kelompok. Lokus dari penelitian ini adalah Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan. Pekalongan terdiri dari dua daerah administratif, yakni Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. Hasil dari penelitian tesis ini sebagaimana disimpulkan oleh penelitianya yakni bahwa perdagangan bebas Asean Tiongkok atau ACFTA telah mengakibatkan membanjirnya produk batik Tiongkok. Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai produksi batik lokal di daerah Kota Pekalongan dan daerah Kelurahan Jenggot. Hasil analisis tersebut adalah

11 mengenai tingkat ketahanan ekonomi keluarga para pengrajin batik lokal yang berada di daerah penelitian yaitu daerah Kelurahan Jenggot. Secara umum bisa dikatakan telah terjadi dampak positif dari produk batik Tiongkok atau perdagangan bebas ACFTA terhadap ketahanan ekonomi keluarga perajin batik lokal di Kelurahan Jenggot. Kedua tesis berjudul Peran Perbankan Dalam Pemberdayaan UMKM Dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Ekonomi Masyarakat (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Depok Provinsi Jawa Barat), yang ditulis oleh Heru Siswanto. Penelitian yang mengambil tema sama yakni ketahanan ekonomi namun dengan fokus ketahanan ekonomi masyarakat. Lokus dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Penelitian tesis ini mendapat temuan bahwa UMKM merupakan usaha yang pada krisis moneter tahun 1998 telah terbukti ketahanannya. Dalam krisis moneter yang hampir semua usaha bisnis mengalami keterpurukan, namun tidak dengan UMKM. UMKM telah menjadi penolong ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk dengan membuat peluang kerja baru yang menjanjikan bagi para pekerja yang di PHK oleh perusahaan-perusahaan yang gulung tikar atau mengalami rasionalisasi pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kondisi obyektif subyek yang diteliti yakni Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok. Pertanyaan penelitian ini yakni bagaimana peran Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok dalam pemberdayaan UMKM dengan peran perbankan memberi akses kredit pada UMKM. Peneliti selanjutnya menganalisis pengaruh

12 pemberdayaan UMKM terhadap ketahanan ekonomi masyarakat di Kota Depok. Metode penelitian menggunakan alat analisis yaitu metode survei dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh dari sumber data sekunder dan data primer. Peneliti meneliti tentang peran perbankan untuk pemberdayaan UMKM dalam rangka ketahanan ekonomi rakyat yang difokuskan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Kesimpulan dari tesis tersebut yakni campur tangan peran perbankan dalam pemberdayaan UMKM sangat membantu dalam pembentukan, perluasan dan pengembangan usaha. Penyediaan lapangan pekerjaan juga semakin terbuka lebar, namun harus diimbangi juga dengan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berdaya saing yang akhirnya meningkatkan pendapatan. Keberhasilan peningkatan kesejahteraan berdampak kepada masyarakat sehingga menjadi mandiri dan kokoh dan secara tidak langsung akan menunjukkan ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan mewujudkan ketahanan nasional. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti belum ada penelitian khusus tentang peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah terutama di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Penelitian yang dilakukan ini adalah pemikiran asli Peneliti sendiri. Sebagai pembanding selanjutnya dibahas beberapa hasil penelitian tesis. Pertama dari R.s. Banu Widiyanto yang mengambil tema besar sama yakni ketahanan ekonomi. Peneliti menfokuskan penelitianya pada ketahanan ekonomi keluarga dengan

13 lokus tempat yakni Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Judul dari tesis penelitian ini adalah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Laut Sebagai Upaya Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut, kendala-kendala pemberdayaan masyarakat yang dihadapi dalam pemanfaatannya, dan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya laut sebagai upaya mendukung ketahanan ekonomi keluarga di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Peneliti menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga-keluarga yang tinggal terdekat dengan wilayah laut di tiga desa, meliputi Desa Kemadang, Desa Banjarejo dan Desa Ngestirejo. Kesimpulan dari tesis ini ada beberapa yakni, bahwa sektor kegiatan utama sebagian besar penduduk adalah dalam bidang pertanian. Di sisi lain, potensi dan pemanfaatan sumber daya alam laut sampai saat ini tingkat pemanfaatanya masih rendah. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut baru terlihat terutama di dusun-dusun tertentu yang terdekat dengan laut. Pendidikan masyarakat masih rendah, bidang pendidikan belum menjadi prioritas di wilayah ini. Usaha perikanan tangkap semakin berkembang, kecuali di pantai Krakal. Keberadaan dan keberdayaan seluruh nelayan darat, sama sekali belum tersentuh oleh pemerintah daerah setempat.

14 Pemanfaatan sektor laut pada subyek penelitian ini nyata-nyata terbukti berpengaruh positif terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Responden di wilayah ini meskipun masuk kategori tidak miskin dengan pendapatan perkapita perhari pekerja sebesar 1,2 US $ termasuk rentan miskin. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya laut, merupakan peluang terbesar bagi masyarakat Tanjungsari guna mendukung perekonomian dan kesejahteraan keluarga-keluarga di wilayah ini. Penelitian ini telah menemukan garis sambung bahwa pemanfaatan potensi suatu daerah akan mempengaruhi ketahanan ekonomi di wilayah tersebut. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti di atas diketahui bahwa belum ada penelitian khusus tentang peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah. Perbedaan yang ada khususnya pada lokus (lokasi) dan juga fokus. Penelitian yang dilakukan ini adalah pemikiran asli Peneliti sendiri. Penelitian yang dilakukan kali ini berbeda dengan sebelumsebelumnya. Pertama perbedaanya ada pada lokus penelitian. Penelitian ini mengambil lokus di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, selanjutnya fokus penelitian juga berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Lokus atau lokasi penelitian ini yakni di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Fokus penelitian ini adalah optimalisasi peran UMKM batik di Desa Kertijayan dan dampaknya bagi ketahanan ekonominya. Perbedaan lain selain fokus dan lokus penelitian ini ada pada subjek penelitian dan analisis yang berbeda dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini

15 subjek penelitiannya adalah UMKM batik sedangkan alat analisis yang digunakan yakni mendeskripsikan temuan-temuan di lapangan karena penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur peran UMKM batik di Desa Kertijayan kemudian ditinjau kembali dampaknya terhadap ketahanan ekonomi Desa Kertijayan. Kelebihan dari penelitian yaitu lebih mendalam meriset tentang UMKM khususnya yang bergerak di bidang batik, dengan pisau analisis ketahanan ekonomi.