4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

dokumen-dokumen yang mirip
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

G. TALANG, SUMATERA BARAT

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

Telepon: , , Faksimili: ,

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

II. TINJAUAN PUSTAKA

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODA PENELITIAN

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

G. SUMBING, JAWA TENGAH

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BADAN GEOLOGI - ESDM

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

4.18. G. ILI LEWOTOLOK, Nusa Tenggara Timur

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Jenis Bahaya Geologi

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Potensi bencana Gunung Api Iya, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

BAB II TINJAUAN UMUM

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

Transkripsi:

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata, Nusa Tenggara Timur P. Lembata (nama lama P. Lomblen). Ketinggian : 1486 m dpl Tipe Gunungapi Pos Pengamatan a. Geografi b. Administratif : : : Strato tipe A 08 o 29 48,72 LS, 123 o 31 54,30 BT ( 670 m dpl) Desa Nubahaeraka, Kec. Atadei, Kab. Lembata, NTT

PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Untuk mencapai G. Ili Werung dilakukan melalui Maumere ke Larantuka dengan menggunakan kendaraan roda empat, dari Larantuka ke Lembata (Lewoleba) dengan kapal laut, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat dari Lewoleba menuju Kec. Atadei. SEJARAH KEGIATAN GUNUNGAPI Gunung Ili Adowajo adalah gunungapi besar di daerah P. Lomblen pada katastrofa besar yang tidak diketahui kapan terjadinya. Sekitar tenggara dari gunung ini telah runtuh dan terjadi depresi Ili Adowajo, yang kini masih tersisa hanya di bagian utara dan barat (G. Paugora, G. Kawanora). Di tepi utara dari depresinya terletak titik-titik 854, 801, 685 dan 689; di tepi barat dibentuk oleh rongga gunung dari puncak Ili Adowajo ke selatan. Setelah katastrofa besar, depresi itu diisi oleh kubah lava yang masih terlihat sisasisanya di G. Ili Monyet dari titik 592, 565, dan 579. Pada letusan hebat berikutnya kubah lava ini dihancurkan, terkecuali Ili Monyet. Pada waktu itu terjadi kawah G. Ili Adowajo dengan garis tengah 1 km. Menurut keterangan penduduk kawah ini pada tahun 1870 masih mempunyai dasar mendatar dengan ketinggian lk. 300 m dpl dan solfatara-solfatara aktif. Dalam tahun itu juga di kawah Ili Adowajo terjadi letusan kuat dan lambat laun lava naik ke atas membentuk kubah G. Ili Werung yang sekarang. Bersamaan dengan itu pada celah yang arahnya utara-selatan pada dasar depresi ini terbentuk kubah-kubah lava Ili Lositobe dan Ili Penutuk. Akhirnya pada kegiatan tahun 1948 terjadilah kerucut-kerucut baru di lereng selatan dekat Laut Ili Gripe dan Ili Petrus (Hartmann, 1935, hal. 828). Pada tabel berikut dipaparkan sejarah letusan G. Ili Werung selengkapnya. Tahun Tanggal Aktivitas letusan 1870 Terjadi kegiatan eksplosif di kawah Ili Adowajo, beberapa penduduk tewas, terbentuk kubah (doma) Ili Werung. 1910 Penduduk Lamaheku dan Lerek melaporkan pembentukan asap kuat dari G. Ili Werung. 1928 Penduduk melihat asap besar membubung, abu jatuh dan terbentuk kubah lava baru di atas G. Ili Werung. 1948 Terjadi letusan dan terbentuknya kerucut-kerucut Ili Gripe dan Ili Petrus. 30 Mar 7 April Terjadi gempabumi vulkanik. 7 April Terjadi letusan. 9-29 April Fase kegiatan hebat; asap mencapai 3000 meter, lapili, batu apung, abu dilontarkan; terjadi aliran awan panas. 24 dan 26 Terjadi letusan eksplosif. November 1949 Kegiatan solfatara kuat

1950 7 September Di Lamaheku terasa gempa bumi selama 1½ menit yang didahului oleh gemuruh. 10 September Jam 23.00 gempa bumi terasa keras selama 3 menit. Warna asap di puncak gunung biru, merah dan putih. Mulai ada gugran. 25 September Jam 7.00 gempa bumi bergemuruh, awan panas bergulung-gulung ke bawah. Lapili mulai dilemparkan di sekeliling puncak dengan petir. Hujan abu setebal 1 mm di Lamaheku. 26 September - Jam 15.00 tinggi asap kurang lebih 900 m, warna hitam. Terjadi aliran awan panas, dan lapili dilemparkan. Hujan abu selama 1½ jam, tebal ½ mm di Lamaheku. - Gempa bumi disertai gemuruh. Lava mengalir sampai kaki Ili Panatuk. Bukit Kawanora terbakar. Hujan pasir selama 3 jam. Gunung mencapai ketinggian 925 m hari itu. 27 September Jam 8.00 asap mencapai 1900 m, terjadi awan panas diiringi petir. Hujan pasir selama 2 jam di Lamaheku. 28 September Jam 10.30 asap mencapai 900 m. Lava mencapai kaki gunung. Lapili dilemparkan. Terdengar bunyi gemuruh sebelum dan sesudah letusan. Hujan abu selama 4 jam. Tebal abu 3 cm. 29 September Jam 10.30, asap setinggi 220 m. Lava mencapai kaki gunung. Terjadi aliran lava, hujan lapili dan pasir disertai suara gemuruh dengan kilat 8 kali. Sesudah letusan terdengar bunyi hembusan. 30 September Jam 8.00, asap setinggi 2400 m. Kawah di atas puncak terbuka. Hujan lapili selama 2 jam, tebal abu 2 mm. Lapili terdapat di Lamaheku dan tempat antara Lerek-Lamaheku. 1 Oktober Jam 05.00, kawah kedua terbuka, besarnya kurang lebih sebesar Kp. Lamaheku. Lapili sampai puncak Paugora. Di Lamaheku yang jatuh beratnya sampai 1 kg. Lava mengalir. Letusan ini sehebat tgl 28 September. 2 Oktober Jam 21.30 terdengar suara gemuruh. Awan panas meluncur sampai pantai. Hujan lapili dan pasir tidak begitu keras, lamanya 1 jam. Tebal abu di Lamaheku 2 mm. 1951 12 November Jam 10.30 asap tinggi. 13 November Tinggi asap kurang lebih 1200 m. Pukul 10.30 lapili yang masih menyala jatuh di lereng gunung. Jam 11.00 abu dan pasir dilemparkan hingga sampai Kp. Lamahera. 14 November Jam 13.00, tinggi asap kurang lebih 1200 m. Lapili ada yang jatuh di Lerek. Lidah api tampak dari petir. Bunyi gemuruh selama 1 jam. Bukit Gelang, Hobal dan Paugora terbakar. 15 November - Jam 13.00 tinggi asap kurang lebih 1400 m. Gemuruh beserta pelemparan lapili selama1 jam. Bukit Kawanora terbakar. - Jam 14.00 awan panas sampai Bukit Kawanora. Lapili sampai Lamauna. Bunyi gemuruh dan mengeluarkan pasir selama 1 jam. Tebal abu 1½ cm. Bukit Hobal dan lereng Paugora terbakar sebelah selatan. - Jam 22.00 awan panas sampai Kawanora. Pasir jatuh di seluruh Lomblen. Lamanya 1 jam. Tebal abu 1½ cm. 16 November Jam 10.00 tinggi asap 600 m. Awan panas meluncur ke arah Kawanora. Batu apung hingga 8 km. Pasir dan abu di seluruh pulau. 15 rumah terbakar di Lerek, 1 rumah di Lamanuna; 3 rumah runtuh di Lerek; 50 orang luka-luka terkena lapili; 30 ekor kambing dan ayam mati; 30 hektar kebun rusak di Lerek, Lamanuna, Lamaheku, Riang Paugora, Mere Puha. Periode Letusan Dilihat dari sejarah letusannya, gunung Ili Werung mempunyai perioda letusan terpendek 1 tahun, perioda terpanjang adalah 40 tahun (antara tahun 1870-1910), ratarata adalah 26 tahun.

GEOLOGI Gunung Ili Werung terletak di semenanjung selatan P. Lomblen pada bidang sesar hampir utara-selatan dari Waiteba ke Waiengaone, sementara deretan gunungapi di P. Lomblen ini mempunyai jurus umum barat-timur (Hartmann, 1935, hal. 835). Kawah G. Ili Werung tidak berisi air, dan mempunyai diameter lebih kurang 250 m dan kedalaman 50 m. Menurut Hartmann (1935, hal. 825) G. Ili Werung adalah puncak paling muda di pegunungan yang terletak antara teluk-teluk Labala dan Waiteba. Dari Waiteba terlihat jelas puncak Paugora yang merupakan titik tertinggi dari lereng baratlaut suatu depresi besar yang disebut depresi Adowajo. Depresi ini berbentuk sepatu kuda yang terbuka ke arah selatan terus masuk laut dengan kemiringan kira-kira 10 ke arah selatan. G. Ili Werung berada di tengah-tengah depresi ini. Sebelah barat dari depresi ini terdapat G. Kawanora yang pematangnya bersambung dengan lereng G. Paugora sampai laut seolaholah merupakan dinding barat dari depresi ini. Di lereng utara, G. Ili Monyet (402 m) adalah sisa dari kubah lava menyambung lereng G. Paugora sebelah timur seolah-olah merupakan pinggiran depresi sebelah timur; sedangkan di sebelah utaranya bukit ini terus memanjang ke arah barat sampai ke laut terdapat Ili Gelang (Surjo, 1951, hal. 2). Kecuali puncak Ili Werung dalam depresi ini terdapat pula puncak Gunungapi Ili Penutuh (172 m), Ili Lusitobe (247 m), Ili Waloi, dan Ili Grippe (69 m). Menurut Hartmann (1935, hal. 828), G. Ili Adowajo adalah gunungapi besar di daerah ini, pada katastrofa raksasa yang tidak diketahui waktunya, sektor tenggara dari gunung tersebut runtuh, dan terjadi depresi Ili Adowajo, yang kini hanya tersisa bagian utara dan barat, yaitu G. Paugora dan lereng-lerengnya, seterusnya terjadi letusan raksasa hingga terjadi puncak-puncak tersebut di atas. Di antara puncak-puncak gunungapi tersebut yang masih giat adalah Ili Werung, Ili Grippe, dan Ili Woloi. Keterangan tentang kawah dan kubah lava dijelaskan oleh Neumann van Padang (1951, hal. 207) seperti dalam tabel di bawah. Nama Depresi Adowajo Kubah Ili Monyet Kawah Adowajo Kubah Ili Werung Kawah utara Lositobe Kawah selatan Lositobe Kubah Ili Penantun Kawah Ili Grippe Kubah Ili Grippe Batas kawah atau kubah lava Ukuran Tinggi (m dpl) 1100 m 1018 m? 800 m 592 m 1000 m 592 300 m 900 x 800 m 545 m 250 m 300 200 m 400 m 247 120 m 700 x 400 m 172 m 120 m 172 m - 190 m

Pada puncak G. Ili Werung terdapat kawah dengan ukuran 400 x 300 m dan kedalaman 60-100 m. Puncak tertinggi di pinggiran timur kawah dengan titik ketinggian 586 m dpl dan titik terendah di sebelah timur laut dengan tinggi 540 m dpl. Di lereng puncak bagian barat terdapat lebih dari 10 buah rekahan melingkari tepi kawah rata-rata berjarak 10 m. Dari hasil analisa foto satelit (SLAR), dapat ditarik adanya garis kelurusan (liniasi) dari sebelah utara Ili Weru Ili Watulolo Ili Benolo Ili Watukoba Ili Paugora Ili Werung di sebelah selatan. Pergerakan magmatis pada garis liniasi tersebut diperkirakan dari utara ke selatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan Ili Werung terjadi pada tahun 1870 (Neumann van Padang, 1951, h. 207). Setelah itu terbentuk parasitparasit Ili Lusitobe utara dan selatan, Ili Penutun dan Ili Wolai (Hartmann, 1935, h. 828). Kerucut Ili Gripe muncul pada suatu rekahan yang berarah timur-barat pada tahun 1948. Dari SLAR terlihat bahwa barangko yang berarah timur-barat ini kakinya sampai ke laut. GEOFISIKA Seismik Pemantauan seismik G. Ili Werung pada awalnya dilakukan dari Pos PGA yang berada di Kp. Lerek sampai tahun 1994, namun sejak tahun 1995 pos PGA di pindahkan ke Kp. Keneping, kurang lebih 6 km dari puncak G. Ili werung pada posisi geografis : 08 o 29 48.7 LS dan 123 o 31 54.3 BT (670 m dpl). Seismograf yang digunakan adalah jenis Kinemmetrics PS-2, dengan system radio telemetri (RTS), sedangkan sub system pancarnya di tempatkan pada tubuh G. Paugora di atas Kp. Lerek dengan posisi geografis : 08 o 31 20.2 LS dan 123 o 33 25.6 BT (755 m dpl). Hasil pengamatan seismik G. Ili Werung dalam kurun waktu 2008 sampai 2009 merekam gempa-gempa Vulkanik Dalam (VA), Vulkanik Dangkal (VB), Tektonik Lokal (TL), dan Tektonik Jauh (TJ). DEFORMASI Metode deformasi yang dilakukan dalam rangka memantau aktivitas G. Ili Werung adalah pengukuran EDM (electric distance measurement) yang dilakukan secara periodik. Pengukuran EDM secara umum adalah melakukan pengukuran perubahan jarak dari satu titik acuan terhadap titik-titik pengukuran (reflektor) yang di tempatkan di lereng ataupun di tubuh G. Ili Werung dan dari data yang dihasilkan diharapkan dapat diketahui pola tekanan deformasi (inflasi dan deflasi) di sekitar G. Ili Werung.

GEOKIMIA Berdasarkan contoh sublimat hasil letusan 16 November 1951, sublimat yang larut dalam air adalah 24,8%, mengandung banyak tawas K dan Na, klorid (Fa, Ca), dan reaksi asam. Yang tidak larut dalam air adalah 75,2%, mengandung abu vulkanik asam dengan sedikit gipsum dan belerang. Suhu Solfatara G. Ili Werung mempunyai beberapa kelompok solfatara dan fumarola, yaitu: Kelompok I : fumarola lereng G. Meroja Kelompok II : kelompok fumarola belahan-belahan di lereng timur Kelompok III : kelompok fumarola belahan-belahan di lereng barat Kelompok IV : belahan di lereng selatan Kelompok V : kelompok solfatara di lereng timur dan lereng timurlaut bagian dekat dengan dasar kawah Kelompok VI : kelompok Ili Gripe Dari hasil pemeriksaan suhu solfatara selama ini, tercatat bahwa suhu solfatara di komplek G. Ili Werung berkisar 70-100 C. MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Visual Pemantauan secara visual yang dilakukan untuk memonitor aktivitas G. Ili Werung meliputi kondisi cuaca, angin, suhu udara dan asap kawah. Pemantauan visual dilakukan dari Pos Pengamatan G. Ili Werung. Kegempaan Pengamatan seismik G. Ili Werung menggunakan 1 seismograf PS-2 Kinemetrics. Sensor yang dipasang di lapangan adalah seismometer L4C satu komponen arah vertikal. Lokasi stasiun seismik tersebut berada pada posisi geografi 08 o 31 20,02 LS dan 123 o 33 25,06 BT dengan elevasi 755 m di atas permukaan laut. Tipe-tipe gempa yang pernah tercatat adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik, baik dangkal maupun dalam. Biasanya gempa vulkanik muncul menandai adanya peningkatan aktivitas dari gunung tersebut.

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Menurut Djuharman (1972), dengan mempelajari sejarah kegiatan dan letusan, morfologi sekitar puncak, dan terutama data letusan tahun 1951, maka dapat diperkirakan batas-batas daerah bahaya dan daerah waspada sementara G. Ili Werung, yaitu: Daerah Bahaya Diperkirakan daerah sekitar lereng dengan jari-jari 6 km, berpusatkan tengah kawah gunung ini, sedangkan melalui lembah-lembahnya diperluas mengikuti keadaan lembah-lembah tersebut. Daerah Waspada Diperkirakan suatu daerah sekitar gunung ini dengan jari-jari 9 km, berpusatkan tengah-tengah kawah gunung ini, sedangkan melalui lembah-lembahnya diperluas mengikuti keadaan lembah-lembah tersebut.

Peta Daerah Bahaya dan Waspada G. Ili Werung dan G. Hobalt

DAFTAR PUSTAKA Berita Geologi/Geosurvey Newsletter, v. 15, 1983, No. 22, Oktober 1983, p. 209, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Dirjen Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi. Da Silva, M.A., 1974, Laporan Gunung Api Hobal, tidak dipublikasikan. Djoharman, L., 1972, Gunung Ili Werung (P. Lomblen) dengan Daerah Bahaya Sementaranya. Djoharman, L., 1975, Laporan Lapangan Penyelidikan Ili Werung dan G. Hobal di P. Lomblen, Flores Timur. Hadian, Ruska, 1976, Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Hobal di P. Lembata, Flores Timur, Direktorat Vulkanologi. Hadian, Ruska, 1979, Laporan Pemeriksaan Ili Werung Bulan Juli 1979, Direktorat Vulkanologi. Hadikusumo, D., 1957, Bulletin of the Volcanological Survey of Indonesia for the year 1952-1957. Hendrikus, L.S., 1985, Laporan Pengamatan Visual Kegiatan G. Ili Werung Tgl. 16 Juni 1984, Direktorat Vulkanologi. Iryanto, 1980, Pemeriksaan G. Sirung, G. Ili Werung dan G. Hobal di Nusa Tenggara Timur, Bulan Oktober 1980, Direktorat Vulkanologi. Iryanto, 1981, Pemeriksaan G. Ili Werung dan G. Hobal Bulan Januari 1981, Direktorat Vulkanologi. Kamid, M., 1976, Laporan Lapangan, Penentuan Lokasi G. Hobal di P. Lembata, Flores Timur, Direktorat Vulkanlogi. Lalo, Petrus, 1974, Laporan Kegiatan Gunungapi Hobal, Kecamatan Atadei, Lembata, Direktorat Vulkanologi. Neumann van Padang, M., 1951, Catalogue of the Active Volcanoes of Indonesia, Napoli. Petrus, T.T., 1986, Laporan Pengamatan Visual G. Ile Werung 9-20 Desember 1985, Direktorat Vulkanologi. Petroeschevsky, W.A., 1949Verslag Omtrent de Toestand van de Ili Paugora of Ili Werung in Juli-November 1948,. 9

Rohi, Willem E., 1980, Pemeriksaan Gunungapi di Pulau Flores, Direktorat Vulkanologi. Rukman, O., 1981, Pemeriksaan G. Sirung, G. Batutara, dan G. Ili Werung Bulan Oktober 1981, Direktorat Vulkanologi. Sitorus, K., 1979, Gunungapi Hobal, Kecamatan Atadei, Kabupaten Flores Bagian Timur, Wilayah Nusa Tenggara Timur, Direktorat Vulkanologi Sitorus, K., 1986, Laporan Pengamatan dan Penyelidikan Seismik G. Ili Werung, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Direktorat Vulkanologi. Subagiyo, 1985, Laporan Pemeriksaan Kawah dan Pengukuran Suhu Ili Werung dan Hobal, Nopember 1984, Direktorat Vulkanlogi. Surjo, 1951, Laporan Letusan Ili Werung pada tanggal 16 Nopember 1951, tidak dipublikasikan Wiriosumarto, A., 1960, Laporan Gunungapi Ili Werung Bulan Juli 1960, tidak dipublikasikan. 10