BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

44 Jurnal Perodi Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

PENGARUH LUMUT (BRYOPHYTA) SEBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHANDAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica junceal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan edafik. Parameter klimatik meliputi suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. antiinflamasi, analgesik dan antioksidan. Selain itu, daun binahong juga

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

TINJAUAN PUSTAKA Botani

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, sersah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup. Kehidupan lumut dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti, suhu, kelembaban dan cahaya. Lumut yang hidup seperti pada pohon akan dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit kayu atau tempat tersebut harus lembab dengan intensitas cahaya yang cukup (Ariyanti dkk, 2008). Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009). Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies; dan lumut daun (Bryopsida) memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus (Semple, 1999). Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali dan merupakan salah satu penyokong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar luas dan merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup di atas tanah, batuan, kayu, dan kadang-kadang di dalam air. Lumut hati dan lumut daun

yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik, akan tetapi dapat tampak bahkan menarik jika tumbuh berkelompok. Pada umumnya jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan terlindung. Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati (Bryopsida), dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya mengalami peremajaan jika air tersedia kembali (Tjitrosomo, 1984). Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Layaknya lahan gambut yang sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut, sehingga keberadaan lumut sebagai penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktivitas, dekomposisi serta pertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000). Tumbuhan ini memiliki peranan dalam menyediakan oksigen untuk tumbuhan lain, mengingat tumbuhan lumut memiliki sifat sel yang menyerupai spons untuk menyerap air. Tumbuhan ini selalu menjadi perintis untuk tumbuh di tempat yang tidak disukai tanaman pada umumnya. Ada beberapa fungsi ekonomi lumut yang diketahui. Lumut umum digunakan sebagai media tanam dalam pot oleh para pemulia tanaman karena lumut memiliki kemampuan menyimpan air dengan kapasitas yang besar. Sudah berabad-abad di Eropa Utara, lumut rawa digunakan sebagai bahan bakar pemanas ruangan. Pada perang dunia I, lumut juga digunakan segagai penutup luka karena sifat antiseptik yang dimilikinya (Levetin dan Karen, 1999).

Sifat lumut yang menyerupai spons yang dapat menyimpan air berfungsi untuk menjaga kelembaban dan sebagai absorban. Tumbuhan ini juga diduga memiliki berbagai kandungan organik yang dapat menunjang sifatnya sebagai tanaman perintis. Berbagai fungsi di atas menguatkan bahwa lumut dapat digunakan sebagai media tanam yang pada penelitian kali ini akan dicoba untuk melakukan menanam benih sawi yang kemudian akan dilihat performanisnya (Suryadarma, 2015). Lumut hidup, aktif mengasamkan media tanam di bawahnya. Lumut hidup, aktif melepaskan ion Hidrogen (H + ) ke media. Lumut juga terbukti memiliki sifat anti gulma dan jamur. Lapisan lumut yang tebal bisa menghambat pertumbuhan gulma dan jamur, karena biji-biji gulma dan spora jamur yang menempel pada lapisan lumut tersebut tidak bisa tumbuh karena kondisi yang terlalu asam (Washington, 2012) Dilakukan analisis kandungan kadar air, ph, N (Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium), dan C-Organik pada media tanam lumut dan variasinya.analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah BPTP Yogyakarta. Diperoleh hasil yang menunjukkan media A (lumut) mengandung N 0.6%; P 210 mg/100g; K 56 mg/100g;c-organik 4.48%; kadar air 22.52%; dan ph 6.62. Media B (lumut+arang sekam) mengandung N 0.42%; P 226 mg/100g; K 190 mg/100g; C-Organik 5.27; kadar air 24.66%; dan ph 6.67. Media C (arang sekam)mengandung N 0.52%; P293 mg/100g; K 293 mg/100g;c-organik41.13%; kadar air 56.40%; dan ph 5.81.Media D (lumut+cocopeat) mengandung N 0.49 %; P 205 mg/100g; K 181 mg/100g; C- Organik 7.94%; kadar air 38.36%; dan ph 6.32. Media E (cocopeat) mengandung N

0.49 %; P 210 mg/100g; K 56mg/100g; C-Organik9.54%; kadar air 79.22%; dan ph 6.82. Media yang terakhir adalah media kontrol (tanah) yang mengandung N 0.11%; P 293 mg/100g; K 36mg/100g; C-Organik2.4%; kadar air 12.24%; dan ph 6.82. Tanaman sayur sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya tanaman ini dikenal sebagai tanaman perkebunan rakyat, tetapi kini lebih dikenal dengan nama hortikultura. Budidaya sayuran perlu pengolahan dan perhatian yang lebih dari tanaman lain agar dapat menghasilkan tanaman yang maksimal. Budidaya tanaman hortikultura merupakan salah satu andalan bagi sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari permintaan tanaman hortikultura yang setiap tahunnya kian meningkat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat di Indonesia maka kebutuhan akan pangan terutama makanan pokok seperti buah dan sayuran akan meningkat. Dari sekian banyak tanaman hortikultura, sawi hijau/caisin (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran yang memanfaatkan daun-daunnya yang masih muda. Daun sawi sebagai sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (Cahyono, 2003). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melihat pengaruh lumut (bryophyta) sebagai komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi sawi hijau (Brassica juncea. L). B. Identifikasi Masalah

1. Lumut merupakan tumbuhan banyak tersedia di sekitar dan seringkali diabaikan. 2. Lumut mengadung unsur hara, sifat anti jamur dan kemampuan absorbsi air dari alam sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman, akantetapi belum banyak diketahui manfaatnya. 3. Sawi hijau merupakan salah satu komoditi utama tanaman holtikulturausia pendek yang dapat ditanam dengan menggunakan media lumut dan variasinya. 4. Lumut yang dikombinasikan dengan berbagai bahan yang biasa digunakan untuk perlakuan penanaman seperti, arang sekam, dan serbuk sabut kelapa (cocopeat) kemudian diujikan untuk mengetahui kandungan zat haranya. C. Pembatasan Masalah 1. Lumut dan variasinya sebagi media tanam alternatif selain tanah. 2. Jenis media lumut dan variasinya yang mampu memberikan hasil paling optimal terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau. 3. Kandungan zat hara yang terkandung dalam media tanam lumut dan variasinya sesuai hasil pengujian. 4. Tanaman sawi hijau dipergunakan karena merupakan tanaman usiapendek. 5. Pengukuran faktor klimatik dan edafik hanya dilakukan satu kali selama penelitian. D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh media tanam lumut yang mengandung unsur hara terhadap parameter pertumbuhan tanaman sawi hijau? 2. Bagaimanakah pengaruh media tanam lumut yang mengandung unsur hara terhadap parameter produksi tanaman sawi hijau? 3. Komposisi jenis media mana yang mmemberikan hasil paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi hijau? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh media tanam lumut yang mengandung unsur hara terhadap parameter pertumbuhan tanaman sawi hijau. 2. Mengetahui pengaruh media tanam lumut yang mengandung unsur hara terhadap parameter produksi tanaman sawi hijau 3. Mengetahui komposisi jenis media mana yang memberikan hasil paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi hijau. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dimanfaatkan sebagai informasi kemampuan lumut dalam menjaga kelembabanya sebagai fungsi absorber dapat dimaksimalkan dan kandungan zat hara di dalamnya untuk dijadikan sebagai alternatif media tanam tanaman sawi hijau. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai data acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Bagi Kesehatan Pemanfaatan lumut sebagai alternatif media tanam tanaman sawi hijau yang dapat digunakan dalam skala rumahan dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam bidang ketahanan pangan. 3. Bagi Masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani sayur besar maupun skala rumahan untuk dapat menggunakan lumut sebagai alternatif media tanam tanaman sawi hijau selain tanah. G. Istilah Operasional 1. Media tanam lumut yang dimaksud dalam penelitian ini ialah media tanam yang terdiri dari lumut, lumut+arang sekam, lumut+cocopeat, sekam, cocopeat, dan tanah sebagai media kontrol. 2. Cocopeat atau serbuk sabut kelapa berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat mematikan tanaman). Cocopeat memiliki kemampuan mengikat air dan menyimpan air dengan kuat, swerta mengandung unsur-unsur hara esensial sepertica, Mg, K, Na, dan P. 3. Arang sekam berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Arang sekam merupakan media tanam yang porous dan memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur.

4. Kandungan yang terdapat pada media tanam lumut dan variasinya adalah unsur N, P, K, C-Organik, ph, dan kadar air. Hasil analisis kandungan diperoleh setelah diuji di Laboratorium Ilmu Tanah BPTP Yogyakarta. 5. Lumut yang digunakan sebagai media tanam ialah lumut daun yang banyak ditemui di sekitar kita. 6. Tanaman sawi yang ditanam pada media lumut ialah tanaman sawi hijau (Brassica Juncea L.) 7. Pertumbuhan vegetatif tanaman sawi hijau yang diamati melliputi, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah, bobot kering dan kadar klorofil total daun. 8. Parameter tinggi tanaman dan jumlah tanaman dihitung setiap satu minggu sekali mulai dari minggu 1 sampai dengan minggu 6. 9. Parameter bobot basah, bobot kering dan kadar klorofil dihitung pada akhir masa panen yaitu pada minggu ke 6.