Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

dokumen-dokumen yang mirip
KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 19 (3) Desember 2009: ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

Pertumbuhan Ikan Pari (Dasyatis kuhlii, Müller & Henle, 1841) di Perairan Selat Makassar

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

III. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan petek, Leiognathus equulus (Forsskål, 1775) di Teluk Pabean, Jawa Barat

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULONPROGO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

II. TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Pertumbuhan Benih Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) dengan Pemberian Pakan Tambahan Berupa Maggot

Length-Weight based Stock Assesment Of Round Scad ( Decapterus russelli ) From Mapur Fishing Ground and Landed at Pelantar KUD Tanjungpinang

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Muhammad Syahrir R. Keywords: fish growth pattern, allometric, isometric, condition factor, Muara Ancalong, Muara Bengkal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

3. METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Ikan kuniran (Upeneus moluccensis).

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

3. METODE PENELITIAN

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, ( Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D

Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Seriding Ambassis gymnocephalus (Lacepede, 1802) Perairan Mangrove di Kawasan Konservasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN

UKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN

3. METODE PENELITIAN

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

Uji Organoleptik Ikan Mujair

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2)

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

3. METODE PENELITIAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

3. METODE PENELITIAN

BEBERAPAASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG (Plotosus canius) DI PERAIRAN ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

KEPADATAN POPULASI DAN REPRODUKSI IKAN BELANAK (Mugil dussumieri) DI PERAIRAN BELAWAN, SUMATERA UTARA TESIS OLEH ALI RAMADHAN /BIO

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DI DANAU SIDENRENG KABUPATEN SIDRAP Nuraeni L. Rapi 1) dan Mesalina Tri Hidayani 2)

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

HUBUNGAN PANJANG BOBOT, FAKTOR KONDISI DAN STRUKTUR UKURAN IKAN LEMURU(Sardinella lemuru Bleeker, 1853) DI PERAIRAN SELAT BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

KOMPOSISI, ASPEK BIOLOGI DAN KEPADATAN STOK IKAN PARI DI LAUT ARAFURA

BAB III METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)

Sri Salmadinah 1, Farid Yasidi 2, Syamsul Kamri 3

Transkripsi:

HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN SEPENGKAH (Parambassis wolffi) DI SUNGAI ROKAN, PROVINSI RIAU Mirna Dwirastina dan Makri e-mail : apta_rasyid@yahoo.co.id Peneliti Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang Jalan Beringin no.08 Mariana Palembang ABSTRACT Sepengkah (Parambasis wolffi) is a member of order Perciformes, family Chandidae. This research was aimed to determine the relationship of length and weight and condition factor of sepengkah (Parambasis wolffi). The study was conducted from March to October 2011 in Sungai Rokan Kepulauan Riau. The result showed that a length-weight relationship of Sepengkah was positive allometric (b = 3,264) where the weight is faster grow than the length. The condition factor of Sepengkah was around 3,2-4,0, it was showed that the body of Sepengkah was close to flat. Key words : fish length, fish weight, condition factor, Ikan Sepengkah, Rokan River ABSTRAK Ikan Sepengkah (Parambasis wolfi) merupakan ikan yang termasuk ke dalam ordo Perciformes, familia Chandidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan sepengkah ( Parambasis wolffii). Penelitian dilakukan Maret sampai Oktober 2011 di Sungai Rokan Kepulauan Riau. Hasil hubungan panjang berat menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan ini bersifat alometrik positif (b = 3,264) dimana pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang. Faktor kondisi ikan Sepengkah ( Parambasis wolffi) berkisar 3,2-4,0 yang menunjukkan tubuh ikan cenderung mendekati pipih. Kata Kunci: Panjang ikan, Berat ikan, Faktor kondisi, IkanSepengkah, Sungai Rokan PENDAHULUAN Sungai Rokan merupakan sungai lintas yang besar dan mengalir dari mata air yang berada di wilayah provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara, melewati Rokan Hulu dan bermuara di pesisir pantai timur Sumatera/Rokan Hilir (BPDAS Indragiri-Rokan Propinsi Riau, 2003). Panjang Sungai Rokan ± 325 km dengan luas daerah tangkapan air sekitar 22.189 km 2, Sungai Rokan mempunyai peranan penting sebagai lalu lintas penduduk dan sumber ekonomi masyarakat. Masyarakat sepanjang Sungai Rokan sebagian mata pencariannya sebagai nelayan serta menggantungkan hidupnya dengan cara menangkap ikan. Ikan Sepengkah ( Parambasis wolffi) merupakan ikan yang termasuk ke dalam ordo Perciformes, familia Chandidae. Habitat ikan sepengkah (Parambasis wolffi) ada di perairan pantai dan daerah estuaria. Morfologi ikan sepengkah antara lain bentuk tubuhnya pipih, agak panjang, mulut kecil, ujung belakang rahang tidak mencapai garis vertikal pinggiran depan mata, duri nasal terbungkus selaput kulit, satu deret sisik pada pipi tetapi sering suda deret pada bagian sudut pipi, garis rusuk tidak terputus. Bagian punggung berwarna kehitaman, pada kepala dan perut bagian bawah terdapat strip ISSN 1829 586x 64

berwarna keperakan, antar jari-jari sirip kedua dan ketiga sirip punggung berwarna hitam, sumbu kedua ujung sirip ekor hitam (Kottelat et al., 1993). Sebagian masyarakat banyak menjadikan Ikan Sepengkah (Parambasiss wolffi) sebagai lauk untuk makan karena Ikan Sepengkah mempunyai protein yang tinggi. Dalam rangka mendukung upaya pengelolaan perikanan diperlukan informasi tentang hubungan panjang berat serta faktor kondisi ikan Sepengkah (Effendie, 1979). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat serta faktor kondisi pada ikan Sepengkah (Parambasis wolffi ) di Sungai Rokan Provinsi Riau. BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sungai Rokan Provinsi Riau, sampel diambil pada Maret, Mei, Juni dan Oktober 2011. Ikan didapatkan dari hasil penangkapan nelayan menggunakan pancing, jaring, pengilar pada 12 stasiun. Contoh kemudian dianalisis di Laboratorium Hidrobiologi Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Gambar 1. Lokasi penangkapan ikan di Sungai Rokan 2011 Ikan contoh diidentifikasi dengan menggunakan buku Kottelat (1993); Weber & Beaufort (1929), kemudian diukur panjang, ditimbang beratnya dan di lakukan perhitungan hubungan panjang berat serta faktor kondisi dari analisis data. Panjang total merupakan panjang yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya (Effendie, 1978). Pengukuran panjang total menggunakan penggaris dengan ketelitian 1 mm dan bobot ditimbang dengan timbangan digital Ohaus dengan ketelitian 0,01 g. Analisa Hubungan Panjang Berat Hubungan panjang berat ikan dilakukan untuk melihat pola pertumbuhan ikan Sepengkah di Sungai Rokan, berdasarkan Effendi (1979): W = al b Dimana : W = Bobot Ikan Contoh (g) ISSN 1829 586x 65

L = Panjang Total Ikan Contoh (cm) a,dan b= Bilangan konstanta yang dicari dari regresi. Faktor Kondisi Berdasarkan analisis apabila diperoleh nilai b 3 (Pola Pertumbuhan adalah allometrik), maka faktor kondisi dihitung menggunakan rumus yang dikemukan oleh Effendie (1997). Menurut Carlander (1969 dalam Effendi, 1979), kebanyakan dari harga b berkisar antara 3,4 3,5. Bilamana harga b sama dengan tiga maka pertambahan panjang ikan seimbang dengan penambahan beratnya, disebut juga isometrik. Apabila b lebih besar atau lebih kecil dari tiga dinamakan pertumbuhan allometrik. Kalau harga b kurang dari tiga menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pada pertambahan beratnya sedangkan kalau harga b lebih besar dari tiga menunjukkan bahwa ikan gemuk dimana pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang. Faktor kondisi ditentukan berdasarkan pada panjang dan bobot ikan. Ikan yang memiliki pola pertumbuhan allometrik, menggunakan rumus faktor kondisi Dimana: K = faktor kondisi W = bobot rata-rata ikan L = panjang total rata-rata a da b = konstanta dari regresi HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Ikan Sepengkah ( Parambasis wolffi) mempunyai bentuk tubuh pipih. Habitat ikan di perairan tawar dan ada juga di perairan estuari (Gambar 2). Gambar 2. Ikan Sepengkah (Parambasis wolffi). Sumber foto: Tim S.Rokan (2011) Hubungan Panjang Bobot Hubungan panjang berat ikan Sepengkah bersifat alometrik positive yang ditunjukkan dari nilai b kurang dari 3. Hal ini berarti pertambahan panjang tubuh lebih lambat dibandingkan pertambahan bobot tubuh. Secara biologis nilai b berhubungan dengan kondisi ikan sedangkan kondisi ikan bergantung dengan makanan, jenis kelamin, umur serta kematangan gonad (Effendi, 1979). Ricker (1979) dalam Manik (2009) perbedaan nilai b tidak saja antara populasi yang berbeda berbeda dari spesies yang sama,tetapi juga antara populasi yang sama pada tahun-tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi nutrisi mereka. Hal ini biasa terjadi karena faktor biologis dan ekologis. Keadaan lingkungan berubah dan atau kondisi ikannya berubah maka hubungan panjang berat akan sedikit menyimpang dari hukum (Merta, 1993). Dari hasil analisa 64 ekor ikan Sepengkah ( Parambasis wolffi) terdiri dari 30 ekor ikan betina dan 34 ekor ikan jantan. Kisaran panjang total ikan betina 82-125 mm, berat ikan betina 8-30 gr sedangkan kisaran panjang total ikan jantan, berat ikan 8-32 gr. Perbedaan kisaran panjang dan bobot tubuh disebabkan persaingan makanan. Menurut Effendie (1997) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah temperatur dan kualitas air, ukuran, umur dan jenis ikan itu sendiri, serta jumlah ikan-ikan lain yang ISSN 1829 586x 66

memanfaatkan sumber yang sama. Royce (1973) meny atakan pertumbuhan merupakan perubahan ukuran dalam suatu unit kehidupan secara bertahap dalam hitungan waktu. Hal ini dapat berlaku dalam bagian organisme, atau skala populasi. Dalam populasi, setiap bagiannya memiliki perbedaan dalam pertumbuhan bahkan ada yang bersifat negatif. Kualitas dan kuantitas makanan merupakan hal yang paling mempengaruhi pertumbuhan, namun temperatur juga memiliki pengaruh yang besar. Kombinasi dari kedua faktor ini biasanya sangat berpengaruh di daerah perairan temperatur pada musim dingin. Hal ini dikarenakan ketika suhu mendekati 0 0 C maka aktivitas metabolisme dan pertumbuhan bersifat minimal (Royce, 1973). Pertumbuhan ikan juga dapat dipengaruhi oleh perbedaan musim yang terjadi. Pada umumnya pertumbuhan ikan akan meningkat pada musim hujan (air naik) dan akan melambat pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan perubahan musim akan menyebabkan perubahan ketersediaan makanan, temperature, aktivitas makanan, dan aktivitas memijah (Welcomme, 2001). Adanya perbedaan pola pertumbuhan pada tiap stasiun dapat disebabkan oleh faktor umur, jenis ikan dan kondisi lingkungannya yang berbeda pada tiap stasiunnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan konsumsi pakan yaitu temperatur, salinitas dan oksigen terlarut (Andrijana, 1995). Adanya perbedaan pola pertumbuhan ini juga dapat dipengaruhi oleh kualitas protein yang dimanfaatkan oleh ikan tersebut (Ray dan Patra,1989). Pertumbuhan ikan Sepengkah (Parambasis wolffi) Sungai Rokan Riau dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Hubungan logaritma bobot tubuh dan logaritma panjang tubuh ikan Sepengkah (Parambasis wolffi) di Sungai Rokan Riau Faktor kondisi Faktor kondisi dari suatu jenis ikan tidak tetap sifatnya. Apabila dalam suatu perairan terjadi perubahan yang mendadak dari kondisi ikan dapat mempengaruhi ikan tersebut. Bila kondisinya kurang baik, mungkin disebabkan populasi ikan terlalu padat dan sebaliknya bila kondisinya baik,maka kemungkinan terjadi pengurangan populasi atau ketersediaan makanan di perairan cukup melimpah (Masriwaty, 2002). Faktor kondisi ini merupakan keadaan dari ikan, dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi (Omar, 2009). Nilai Faktor kondisi merupakan suatu cara untuk mengetahui keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan data panjang dan berat. Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan, baik dilihat dari segi kapasitas fisik untuk ISSN 1829 586x 67

hidup dan reproduksi (Effendie, 1997). Di dalam penggunaan secara komersial, maka kondisi ikan ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging yang tersedia untuk dimakan. Menurut Effendie (1997) bahwa bila faktor kondisi berkisar antara 3-4 menunjukkan tubuh ikan agak pipih dan bila berkisar 1-2 menunjukkan tubuh ikan kurang pipih. Berdasarkan perhitungan maka nilai faktor kondisi ikan Sepengkah (Parambasis wolffi) berkisar 3,2-4,0 maka ikan Sepengkah cenderung pipih. Pertumbuhan bobot lebh cepat dibanding pertambahan panjang bahkan ikan ini cenderung semakin pipih dengan pertumbuhan yang semakin besar. Peningkatan nilai faktor kondisi relatif terdapat pada waktu gonad ikan terisi dengan sel kelamin mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan (Effendie, 1997). Kebutuhan ikan usia muda terhadap makanan cukup tinggi yang berguna untuk bertahan hidup dan melangsungkan pertumbuhannya sehingga faktor kondisi ikan yang berukuran kecil relatif tinggi dan akan menurun ketika ikan bertambah besar (Patulu dalam Effendie, 1997). Setiap hewan yang berkembang akan mengalami perubahan di dalam bobot dan panjang tubuhnya. Royce (1973) menyatakan bahwa perbandingan dari kedua hal ini akan berdampak terhadap perubahan bentuk tubuh maupun kondisi hewan tersebut. Secara umum, nilai faktor kondisi yang diperoleh cenderung meningkat dengan semakin tingginya kamatangan gonad ikan. Pada tingkat kematangan gonad I, gonad belum mengalami perkembangan. Gonad akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kematangan gonad. Meningkatnya kematangan gonad akan meningkatkan bobot tubuh secara keseluruhan, dan hal ini menyebabkan nilai faktor kondisi semakin bertambah pula (Omar, 2009). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa ikan Sepengkah ( Parambasis wolffi) di Sungai Rokan maka dapat ditarik suatu kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Hubungan panjang berat ikan Baung di Sungai rokan bersifat alometrik positif yaitu pertambahan bobot lebih cepat daripada pertambahan panjang. 2. Faktor kondisi ikan Sepengkah (Parambasis wolffi) berkisar 3-4 maka menunjukkan tubuh ikan cenderung pipih. DAFTAR PUSTAKA Andrijana, E. 1995. Pengaruh Dosis Kotoran Ayam Terhadap Kualitas Media Pemeliharaan Ikan Betok. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan.Yayasan Dewi Sri. Bogor. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta Kottelat,M., A.J.Whitten, S.R. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo.1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited: Jakarta. Manik, N. 2009. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Layang (Decapterus russelli) dari Perairan Sekitar Teluk Likupang Sulawesi Utara. Oseonologi dan Limnologi di Indonesia 35(1) : 65-74 ISSN 1829 586x 68

Masriwaty, 2002. Hubungan Panjang Bobot, Faktor Kondisi dan Kebiasaan Makan Ikan Biji Nangka (Parupeneus hepthacantus) di Sekitar Perairairan Pulau Kodingareng Kecamatan Ujung Tanah Jota Makassar. Skripsi. Jurusan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Tidak dipublikasikan. Merta,I.G.S.1993. Hubungan Panjang- Berat dan Faktor Kondisi Ikan Lemuru, Sardinella,lemuru. Bleeker, 1853 dari Perairan Selat Bali. Jur.Pen.Per.Laut (73): 35-44 Omar, S.B.A. 2009. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Makassar. Tidak dipublikasikan. Ray, A. K, dan B. C. Patra. 1989. Growth Response, Feed Conversion and Metabolism of the Air-Breathing Fish, Anabas testudineus (Bloch) to Different Dietary Protein Sources. In S. S. De Silva (ed) Fish Nutrition Research in Asia.Proceeding of the Thrid Asian Fish Nutrition Network Meeting. Asian Fish. Soc.Spec.Publish, 166. Asian Fisheries Society, Manila, Philippines Riscker, W.E.1975. Computation And Interpretation of Biological Statistiscs of Fish Populations Fish.Res.Bd.Can.Bull.191:382.p p Royce, W. F. 1973. Introduction to the Fishery Science. Academic Press. New York. ix + 344 h Weber, M. and L.F. de Beaufort (1913). The fishes of the Indo-Australian Archipelago, II. Malacopterygii, Myctophoidea, Ostariophysi: I. Siluroidea. E.J. Brill. Leiden. Welcomme, R. L. 2001. Inland Fisheries: Ecology and Management.Blackwell Science Ltd. London. xvii + 353 hal ISSN 1829 586x 69