BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

dokumen-dokumen yang mirip
sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :...

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan (RisKesDas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskiptif

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

Transkripsi:

47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan menurut karakteristik umum, pemeriksaan fisik dan laboratorium dan karakteristik infark. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP). Genotip yang terbanyak dijumpai adalah alel ε3/ε3 (44,1%) yang kedua adalah alel ε4/ε3 (29,4%), diikuti alel ε2/ε3 (14,7%), terakhir alel ε2/ε2 dan ε4/ε2 (masing-masing 5,9%). Data pada tabel 4 menunjukkan subyek yang memiliki skor NIHSS sedang-berat sebanyak 6 subyek dari 34 subyek penelitian. Data umur subyek menunjukkan rerata umur subyek yang memiliki skor NIHSS sedang-berat adalah 64,83 (SD=7,73) tahun, sedangkan rerata umur subyek yang memiliki skor NIHSS ringan adalah 57,93 (SD=6,02) tahun. Didapatkan perbedaan umur yang bermakna antara subyek yang memiliki skor NIHSS ringan dengan subyek yang memiliki skor NIHSS sedang-berat (p=0,021). Subyek laki-laki lebih banyak daripada perempuan (82,4% vs 17,6%) baik yang mempunyai skor NIHSS ringan maupun sedang-berat. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan skor NIHSS (p=0,086), RP=0,167 (0,024-1,135). Tingkat pendidikan sebagian besar subyek adalah SLTA dan diikuti Sarjana. Jenis pekerjaan terbanyak dari subyek adalah pensiunan dan dan diikuti PNS. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara faktor

48 faktor risiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, merokok dan dislipidemia. 4.1.1. Karakteristik umum subyek Tabel 4. Karakteristik umum subyek terhadap skor NIHSS Variabel Ringan Sedang Berat n (%) n (%) Rerata ± SB Rerata ± SB n = 28 n = 6 Umur 57,93±6,024 64,83±7,731 0,021 Jenis kelamin P Risk Estimate 95% CI Laki-laki 24 (85,7) 3 (50,0) 0,086 0,167 Perempuan 4 (14,3) 3 (50,0) (0,024-1,135) Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 0 (0,0) 1 (100) SD 0 (0,0) 1 (100) SLTP 3 (75,0) 1 (25,0) SLTA 15 (88,2) 2 (11,8) Sarjana 10 (90,9) 1 (9,1 ) Pekerjaan Pensiunan 14 (41,2) 4 (11,8) PNS 9 (26,5) 0 ( 0 ) Swasta 2 ( 5,9 ) 0 ( 0 ) Tidak bekerja 3 ( 8,8 ) 2 (5,9) Hipertensi - Ya -Tidak Diabetes Mellitus - Ya - Tidak Penyakit Jantung - Ya - Tidak Merokok - Ya - Tidak Dislipidemia - Ya - Tidak 24 4 9 19 6 22 11 17 (85,7) (14,3) (32,1) (67,9) (21,4) (78,6) (39,3) (60,7) 4 2 2 4 1 5 2 4 (66,7) (33,3) (33,3) (66,7) (16,7) (83,3) (33,3) (66,7) 19 9 (67,9) (32,1) 5 1 (83,3) (16,7) : uji t tidak berpasangan; : Uji Fisher exact 0,281 0,333 (0,045-2,464) 1,000 1,056 (0,162-6,873) 1,000 0,733 (0,071-7,530) 1,000 0,773 (0,120-4,959) 0,644 1,364 (0,133-14,002)

49 Tabel 5. Karakteristik Hasil Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium terhadap Variabel Ringan Sedang Berat n (%) n (%) P Rerata ± SB Rerata ± SB n = 28 n = 6 1.Sistolik 2. Diastole 141,07±14,231 88,89±10,196 145,00±33.317 85,00±15,166 1,000 $ 0,657 $ 3. GD Puasa 100,21±9,938 122,17±32,468 0,099 $ 4. GD 2 PP 151,43±47,538 176,50±61,556 0,366 $ 5. HbA1C 6. Kolesterol 5,64±0,759 183,64±34,59 5,33±1,618 204,33±42,453 0,478 0,210 7. Trigliserid 113,39±38,599 123,67±50,158 0,578 8. LDL 110,61±21,784 132,50±36,920 0,058 9.HDL 42,54±7,501 40,17±7,834 0,491 $ : uji Mann Whitney; : uji t tidak berpasangan Data dari tabel 5 menunjukkan tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan skor NIHSS. Rerata gula darah puasa, gula darah 2 jam PP dan kadar HbA1C pada kedua kelompok masih dalam batas normal. Subyek pada kelompok skor NIHSS sedang-berat memiliki kadar kolesterol dan LDL abnormal dengan rerata kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi dibandingkan kelompok subyek dengan skor NIHSS ringan. Secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara variabel-variabel parameter fisik dan laboratorium.

50 Tabel 6. Karakterisitik Kadar Profil Lipid Menurut Genotip ApoE Profil Lipid Genotip ApoE ε 2/2 ε 2/3 ε 3/3 ε 4/2 ε 4/3 p n = 2 n = 5 n = 15 n = 2 n = 10 Kolesterol 150,0±32,53 196,4±34,17 189,8±30,74 209,5±85,56 182,0±37,43 0,506* LDL 98,5±37,48 105,8±17,31 119,9±27,46 98,0±7,07 117,2±27,56 0,597* Trigliserid 107,5±28,99 123,2±50,03 101,7±31,95 116,0±24,04 132,8±48,71 0,442* HDL 31,5±0,71 49,8±7,73 42,1±6,71 41,0±4,24 40,6±6,84 0,033* * : uji One Way Anova Tabel 7. Karakterisitik Kadar Profil Lipid Plasma pada Genotip ApoE ε4 dan Non ε4 Genotip ApoE Profil ε 4 Non ε 4 P Lipid n = 12 n = 22 Kolesterol 186,6±43,89 187,7±32,46 0,934 LDL 114,0±26,13 114,7±26,26 0,939 Trigliserid 130,0±45,13 107,1±35,77 0,114 HDL 40,7±6,32 42,9±8,09 0,413 : uji t tidak berpasangan Data pada tabel 6 terlihat genotip ApoE ε 4/2 memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibandingkan genotip yang lain. Genotip ApoE ε 2/3 memiliki kadar HDL paling tinggi dibandingkan genotip yang lain yang bermakna secara statistik (p=0,033). Rerata profil lipid pada kelompok genotip ApoE ε 4 dan non ε 4 berada dalam batas normal. Tidak didapatkan perbedaan bermakna profil lipid antara kedua kelompok. (tabel 7)

Kadar Kolesterol 51 400 300 200 100 0 2/2 2/3 3/3 4/2 4/3 gen Apoe Gambar 3. Karakteristik kadar kolesterol total pada berbagai genotip ApoE Data pada grafrik menunjukkan rerata kadar kolesterol total darah tertinggi didapatkan pada kelompok genotip є4/2 sebesar 209,50 (SD=85,560) mg/dl, diikuti kelompok є2/3 sebesar 196,40 (SD=34,166) mg/dl, kelompok є3/3 sebesar 189,80 (SD=30,744) mg/dl, kelompok є 4/3 sebesar 182,00 (SD=37,431) mg/dl dan yang terendah didapatkan pada kelompok є 2/2 sebesar 150,00 (SD= 32,527) mg/dl.

Kadar LDL 52 200 150 100 50 0 2/2 2/3 3/3 4/2 4/3 gen Apoe Gambar 4. Karakteristik kadar LDL pada berbagai genotip ApoE Data pada grafik menunjkkan rerata kadar LDL darah tertinggi didapatkan pada kelompok genotip є3/3 sebesar 119,87 (SD=27,461) mg/dl, diikuti kelompok є4/3 sebesar 117,20 (SD=27,579) mg/dl, kelompok є2/3 sebesar 105,80 (SD=17,312) mg/dl, kelompok є 2/2 sebesar 98,50 (SD=37,477) mg/dl dan yang terendah didapatkan pada kelompok є 4/2 sebesar 98,00 (SD= 7,071) mg/dl

Kadar Trigliserida 53 250 200 150 100 50 0 2/2 2/3 3/3 4/2 4/3 gen Apoe Gambar 5. Karakteristik kadar Trigliserida pada berbagai genotip ApoE Data pada grafik menunjukkan rerata kadar trigliserida darah tertinggi didapatkan pada kelompok genotip є4/3 sebesar 132,80 (SD=48,707) mg/dl, diikuti kelompok є2/3 sebesar 123,20 (SD=50,027) mg/dl, kelompok є4/2 sebesar 116,00 (SD=24,042) mg/dl, kelompok є 2/2 sebesar 107,50 (SD=28,991) mg/dl dan yang terendah didapatkan pada kelompok є 3/3 sebesar 101,73 (SD= 31,947) mg/dl.

Kadar HDL 54 70 60 50 40 30 20 2/2 2/3 3/3 4/2 4/3 gen Apoe Gambar 6. Karakteristik kadar HDL pada berbagai genotip ApoE Data pada grafik menunjukkan rerata kadar HDL darah tertinggi didapatkan pada kelompok genotip є2/3 sebesar 49,80 (SD=7,727) mg/dl, diikuti kelompok є3/3 sebesar 42,13 (SD=6,707) mg/dl, kelompok є4/2 sebesar 41,00 (SD=4,243) mg/dl, kelompok є 4/3 sebesar 40,60 (SD=6,835) mg/dl dan yang terendah didapatkan pada kelompok є 2/2 sebesar 31,50 (SD=0,707) mg/dl.

55 4.1.2. Karakteristik Infark pada tabel 8 Data lokasi dan jumlah infark berdasarkan gambaran CT Scan ditampilkan Tabel 8. Karakteristik Infark terhadap Genotip APOE Ringan Sedang Berat n (%) n (%) 1. Lokasi infark - Tidak ada 4 (14,3 %) 0 (0 %) - Sub kortikal 17 (60,7 %) 4 (66,7 %) - kortikal+sub kortikal 7 (25,0 %) 2 (33,3 % ) 2. Jumlah infark - Tidak ada 4 (14,3 %) 0 (0 %) - Tunggal 11 (39,3 %) 2 (33,3 %) - Multipel 13 (46,4%) 4 (66,7 %) Lokasi infark terbanyak didapatkan pada daerah subkortikal sebanyak 61,8%,diikuti lesi campuran di subkortikal dan kortikal sebesar 26,5 %. Pada 4 subyek dengan skor NIHSS yang ringan tidak didapatkan gambaran infark pada pemeriksaan CT scan. Berdasarkan jumlah infark didapatkan lesi multipel pada 17 subyek (50 %), dan lesi tunggal pada 12 subyek (35,3 %).

56 4.1.3. Hasil analisis bivariat faktor risiko dengan skor NIHSS Analisis bivariat dari faktor-faktor risiko yaitu umur, kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah puasa, gula darah 2 jam PP ditampilkan pada tabel dibawah berikut ini. Tabel 9. Hasil analisis bivariat variabel faktor risiko dengan skor NIHSS Variabel Koef. Korelasi P (r) r 2 r adjust. Umur 0,452 * 0,205 0,180 0,007 Kolesterol total 0,271 * 0,073 0,044 0,122 Trigliserida -0,031 * 0,001 0,030 0,861 LDL 0,364 * 0,133 0,106 0,034 HDL 0,020 * 0,000-0,031 0,911 TD Sistolik -0,050** 0,002-0,029 0,777 TD Diastolik 0,117** 0,003-0,028 0,511 Gula darah puasa 0,064** 0,014-0,017 0,718 Gula darah 2 jam 0,003-0,028-0,030** PP 0,867 *= uji pearson **= uji spearman s rho Hasil analisis bivariat parameter fisik dan hasil laboratorium dengan skor NIHSS dengan menggunakan uji Pearson untuk data normal dan uji Spearman rho untuk data yang tidak normal, didapatkan hubungan yang bermakna antara umur (p 0,007) dan kadar LDL (p 0,034) dengan skor NIHSS. Umur dan kadar

57 LDL dalam darah mempunyai korelasi positif dengan koefisien korelasi sebesar 0,452 dan 0,364 4.2. Hubungan genotip ApoE dengan skor NIHSS Genotip APOE yang paling banyak ditemukan adalah ε 3/3 yaitu sebanyak 15 orang (44,1%), disusul ε 4/3 10 orang (29,4%), ε 2/3 5 orang (14,7%), ε 2/2 2 orang (5,9%), ε 4/2 2 orang (5,9%). Hubungan genotip APOE dengan keluaran stroke yang dinilai dengan skor NIHSS disajikan dalam tabel 10 yang mendeskripsikan skor NIHSS pada masingmasing genotip, serta tabel 11 yang mendeskripsikan skor NIHSS pada kelompok genotip APOE ε4 dan non ε4. Tabel 10. Karakteristik masing masing Genotip ApoE Genotip ApoE Ringan Sedang Berat n (%) n (%) ε 2/2 2 (7,1 %) 0 (0 %) ε 2/3 4 (14,3%) 1 (16,7 %) ε 3/3 13 (46,4 %) 2 (33,3 %) ε 4/2 2 (7,1 %) 0 (0 % ) ε 4/3 7 (25,0 %) 3 (50,0 %) Total 28 (82,4%) 6 (17,6 %) Subyek dengan alel APOE ε 3/3 paling banyak memiliki skor NIHSS Ringan (46,4 %), subyek dengan alel APOE ε 2/2 dan ε 4/2 tidak ada yang memiliki skor NIHSS sedang-berat, sedangkan subyek dengan alel APOE ε 2/3, ε 3/3 dan ε 4/3

58 masing - masing memiliki skor NIHSS sedang-berat masing-masing sebesar 16,7 %, 33 % dan 50%. Tabel 11. Karakteristik Genotip ApoE ε4 dan non ε4 Genotip ApoE Ringan Sedang Berat p Risk Estimate 95 % CI n (%) n (%) ε 4 9 (75,0 %) 3 (25,0 %) 0,641 2,111 Non ε 4 19 (86,4 %) 3 (13,6 %) (0,354-12,595) Total 28 (82,4 %) 6 (17,6 %) : uji Fisher Exact Data dari tabel 11 didapatkan kelompok genotip ApoE non ε 4 sebagian besar memiliki skor NIHSS ringan. sedang-berat didapatkan sama banyak pada kedua kelompok yaitu masing-masing 3 subyek, namun kelompok genotip non ε 4 mempunyai prosentase yang lebih besar yaitu 25 %. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok genotip ApoE ε 4 dan Non ε 4 (p=0,641).