METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

3 METODE Rancangan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal faktor lainnya (Hasan, 2002). B. Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah kuantitatif, karena jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

56 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada Penelitian ini adalah pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang terdiri dari tiga daerah daerah yaitu Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, melalui wilayah tersebut didapatkan beberapa daerah yang rawan banjir seperti Kelurahan Kampung Melayu di Jakarta Timur yang terbagi menjadi dua daerah yaitu Kampung Pulo, terdiri dari dua RW dan tiga RT rawan banjir diantaranya adalah: RW 02 RT 08, RT 11, RW 03 RT 13, kemudian pada daerah Kebon Pala terdapat dua lokasi rawan banjir, yang diantaranya adalah: RW 07 RT 15, dan RW 08 RT 13. Jakarta Selatan juga terdapat dua lokasi rawan banjir, diantaranya adalah: Bukit Duri yang terdiri dari satu titik rawan banjir yaitu, RW 03 RT 10, sedangkan pada Tanjung Barat adalah RW 02 RT 11 dan RW 10 RT 02. Titik rawan banjir selanjutnya di Jakarta Pusat pada Pegangsaan terdapat di RW 08 RT 09 Sampel Sampel yang diambil berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini yang merupakan pemukim di bantaran sungai di sub DAS Ciliwung di DKI Jakarta. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara area sampling berdasarkan beberapa wilayah di Jakarta yang dialiri sungai Ciliwung seperti Jakarta Timur yang memiliki luas wilayah administratif terbagi menjadi sepuluh kecamatan, 65 kelurahan, 673 RW dan 7,513 RT, dari keseluruhan wilayah tersebut penelitian ini terkonsentrasi hanya pada kelurahan Kampung Melayu yang memiliki jumlah penduduk secara resmi sebanyak 30,359 dan memiliki titik banjir akibat sungai Ciliwung sebanyak delapan RW dan 46 RT, sedangkan pada penelitian ini lokasi hanya terkonsentrasi pada empat RW dan RT. Jakarta Selatan terdiri dari sepuluh kecamatan dan 65 kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai 145,73 Km 2, didalam wilayah ini sungai Ciliwung berdampak banjir pada Kelurahan Tanjung Barat dan Bukit Duri. Jumlah penduduk secara resmi tercatat sebesar 43,661 jiwa dengan luas 5 Km 2.

57 Berdasarkan lokasi rawan banjir di kedua tempat tersebut terdapat 13 RW/RT di Tanjung Barat yang terkena banjir sedangkan hanya satu RW/RT di Bukit Duri. Jakarta Pusat terdiri dari wilayah administratif sebesar 48.17 Km 2 memiliki delapan kelurahan, 44 kecamatan, 338 RW dan 4,784 RT. Berdasarkan data pemda setempat yang menjadi lokasi rawan banjir adalah kelurahan pegangsaan yang memiliki jumlah penduduk sebesar 21,968 dengan titik banjir pada tiga RW/RT. Hal tersebut kemudian dilanjutkan dengan penarikan secara acak kecamatan, kelurahan, dan RW/RT sehingga akhirnya mencapai unit analisis terkecil dalam penelitian ini yaitu kepala keluarga, berdasarkan sejumlah lokasi terkait dengan persyaratan seperti, posisi rumah pemukim yang berdekatan dengan sungai maksimal 20 M. Total responden dalam penelitian ini adalah 100 orang dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 1. Lokasi Wilayah Tabel 1. Sampel Pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta Posisi Sub DAS Kecamatan Kelurahan Jumlah Sampel Jumlah Pemukim Jakarta Kampung Jatinegara Kampung 4 25 Timur Melayu Melayu Jakarta Selatan Tanjung Barat Jagakarsa Tebet Tanjung Barat 2 1 25 25 Bukit Duri Kebon Baru Jakarta Pegangsaan Menteng Menteng 1 25 Pusat Jumlah 100 Jumlah keseluruhan pemukim pada penelitian ini tidak diketahui karena beberapa alasan sebagai berikut: lokasi yang mereka tempati pada umumnya bukan merupakan wilayah perumahan sehingga banyak dari pemukim yang tidak memiliki sertifikat tanah dan banyaknya pemukim yang tidak memiliki identitas diri. Sehingga pendugaan pada jumlah penarikan sampel dilakukan dengan jumlah 100 responden untuk menghindari bias.

58 Gambar. 4. Peta DKI Jakarta Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ex post facto yaitu bentuk penelitian untuk menilai peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan faktor-faktor penyebab melalui pengamatan atau penilaian kondisi aktual di lapangan. Pengamatan utama penelitian ini adalah: mempelajari faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku bermukim dan pengaruhnya pada kondisi bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta. Adapun peubah yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut:

59 Y = f X 1, X 2, X 3.. X n Y = Perilaku Pemukim X 1 = Karakteristik Pemukim X 2 = Persepsi Pemukim X 3 = Sikap Pemukim Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode survey dimana pengambilan data akan melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil wawancara diolah dengan menggunakan korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut : Rumus mencari nilai R 2 : Rumus mencari koefisien korelasi ganda (R) : Keterangan : R = koefisien kerelasi R 2 r r yx r xx r xy = koefisien korelasi ganda = koefisien korelasi pearson = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel Y ke variabel X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X dengan X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X ke variabel Y

60 Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik kuantitatif maupun kualitatif. Suparman dalam Muliady (2009) menyatakan bahwa data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, sehingga gejala dalam penelitian dapat diukur dengan menggunakan skala dan analisis menggunakan metode statistik. Data kuisioner diperoleh dalam bentuk mentah dari kuisioner dan catatan. Data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992) adalah: data yang muncul berwujud kata-kata bukan rangkaian angka. Data primer adalah: data yang didapat langsung dari responden dan informan penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi data sekunder merupakan data pelengkap untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang didapat dengan cara langsung atau tidak langsung dari reseponden atau sumber lain. Definisi operasional dibutuhkan untuk merumuskan indikator yang tepat, akan tetapi sebelum merumuskan kedua hal tersebut komponen dalam konsep penelitian harus dengan sesuai dijabarkan dengan kebutuhan penelitian. Adapun perihal data yang dikumpulkan dalam penelitian perilaku bermukim disajikan pada Tabel 2. A. Karakteristik Pemukim (X1) Bagian dari individu pemukim yang melatarbelakangi perilakunya dan intensitasnya dalam bermukim di bantaran sungai. Adapun faktor tersebut meliputi, umur, motivasi, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, jarak daerah asal dengan bantaran, masa bermukim, pengalaman dipindahkan secara paksa, perilaku bermukim kembali dan aset total yang dimiliki pemukim (Tabel 2).

61 Tabel 2. Peubah, sub peubah, dan indikator karakteristik pemukim. 1. Karakteristik Pemukim (X1) Umur Diukur berdasarkan jumlah tahun sejak pemukim lahir sampai tahun terdekat saat penelitian ini dilaksanakan Motivasi Kebutuhan Fisiologis a. Skor keinginan pemukim untuk merencanakan pemukiman di bantaran sungai b. Skor keinginan pemukim untuk menemukan lokasi yang sesuai untuk didirikan bangunan c. Skor keinginan pemukim untuk mendirikan bangunan di bantaran sungai. d. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan rumah sewa yang murah e. Skor keinginan pemukim untuk memiliki ruangan didalam rumah yang cukup f. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas MCK g. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas air bersih h. Skor keinginan pemukim untuk mendapatkan fasilitas

62 listrik i. Skor keinginan pemukim untuk mengkonsumsi produk dan makanannya sendiri. j. Skor keinginan pemukim untuk bertahan di bantaran sungai Kebutuhan Akan a. Skor harapan pemukim Rasa Aman mengenai bangunan yang dimiliki tidak digusur b. Skor harapan pemukim mengenai bangunan yang dimiliki tidak terkena longsor c. Skor harapan pemukim mengenai terlindung dari penyakit d. Skor harapan pemukim mengenai terlindung dari kebakaran e. Skor harapan pemukim mengenai aman dari konflik dengan warga maupun pemerintah f. Skor harapan pemukim mengenai terlindungi dari PHK di pekerjaannya g. Skor harapan pemukim mengenai memiliki tabungan h. Skor harapan pemukim mengenai tidak kehilangan aset

63 i. Skor harapan pemukim mengenai keinginan untuk memiliki akses kesehatan Kebutuhan Akan Kasih Sayang a. Skor pemukim mengenai keinginan agar keberadaannya diterima di bantaran sungai. b. Skor pemukim mengenai keinginan agar keadaannya diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat selain di bantaran c. Skor pemukim mengenai keinginannya agar mudah bersosialisasi dengan pemukim lainnya d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk terlibat dengan organisasi Kebutuhan Akan Penghargaan a. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dihormati pemukim lainnya b. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dihormati oleh keluarganya c. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk menjadi tokoh dalam masyarakat. d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk didengarkan pendapatnya oleh pemerintah

64 e. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk dikenal oleh pemukim lainnya Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri a. Skor pemukim mengenai keinginanya untuk menjadi warga jakarta b. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk mencari pekerjaan yang diinginkan c. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk mewujudkan harapan selama bermukim di bantaran d. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk membentuk organisasi atau terlibat dengan masyarakat di bantaran e. Skor pemukim mengenai kemampuannya untuk menerima kondisi di bantaran sungai f. Skor pemukim mengenai keinginannya untuk beradaptasi dengan pemukim lain di bantaran g. Skor pemukim mengenai Kemampuannya untuk bertahan dari permasalahan di bantaran Pendidikan formal Diukur berdasarkan jumlah tahun

65 pemukim menempuh pendidikan formal Pekerjaan Diukur berdasarkan curahan waktu yang dimanfaatkan oleh pemukim untuk bekerja Pendapatan Diukur berdasarkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama bermukim di bantaran Aset Total a. Diukur berdasarkan jumlah aset yang dimiliki pemukim selama di bantaran Jarak Daerah Asal Dengan Bantaran Sungai Diukur berdasarkan jarak total daerah asal pemukim dengan tempat tinggal. Masa Bermukim Diukur berdasarkan jumlah tahun selama bermukim di bantaran Perilaku Bermukim Diukur berdasarkan jumlah Kembali bermukim kembali ke bantaran sungai Jumlah pemukim Diukur berdasarkan jumlah dalam satu rumah penghuni total yang ada di dalam suatu bangunan. B. Persepsi Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X2). Pandangan para pemukim tentang bermukim di bantaran sungai. Adapun faktor yang terdapat didalamnya adalah, penilaian sungai berada dalam kondisi optimal, yang berarti pengetahuan pemukim tentang bantaran sungai dan bantaran dalam kondisi optimal untuk dijadikan tempat bermukim, yang berarti terkait dengan pemahaman mereka tentang lingkungan bantaran sungai (Tabel. 3).

66 Tabel 3. Peubah, sub peubah, dan indikator persepsi pemukim 1. Persepsi Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X2) Keuntungan yang di dapatkan dengan bermukim di bantaran (Cost Benefit) a. Skor pemukim mengenai keuntungan mendirikan bangunan di bantaran dibandingkan dengan mendirikan bangunan di tempat lain b. Skor pemukim mengenai keuntungan biaya hidup dibandingkan dengan bermukim di tempat lain c. Skor pemukim mengenai keuntungan mendirikan usaha di bantaran di bandingkan di tempat lain d. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya sewa bangunan dibandingkan ditempat lain e. Skor pemukim mengenai keuntungan membayar pajak bangunan di bantaran dibandingkan di tempat lain f. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya pemakaian air dibandingkan dengan tempat lain g. Skor pemukim mengenai keuntungan meghemat biaya pemasangan listrik dibandingkan dengan bermukim di tempat lain

67 h. Skor pemukim mengenai keuntungan menghemat biaya pemakaian listrik dibandingkan dengan bermukim di tempat lain Tujuan Bermukim Di Bantaran a. Skor pemukim mengenai keuntungan mencari pekerjaan b. Skor pemukim mengenai mendirikan usaha di perkotaan c. Skor pemukim mengenai berpindah tempat tinggal d. Skor pemukim mengenai menghindari konflik di daerah asal e. Skor pemukim mengenai mengikuti kerabat yang dikenal Pengetahuan bermukim di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Fungsi dari bantaran sungai b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Fungsi dari sungai a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada peraturan yang ada mengenai bantaran sungai b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya penyakit endemik di bantaran sungai c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada Material bangunan yang dapat di gunakan

68 di bantaran d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada bahaya yang dialami selama bermukim di bantaran e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pohonpohon atau tumbuhan yang dapat di tanam di bantaran sungai f. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perilaku yang boleh dilakukan di bantaran g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perilaku yang tidak boleh dilakukan di bantaran h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan/kebiasaan yang dilakukan pada saat arus air normal i. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat arus air pasang j. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat banjir k. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan

69 yang dilakukan pada saat longsor l. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat musim hujan m. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada tindakan yang dilakukan pada saat musim kemarau Kemudahan bermukim di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendirikan bangunan di bantaran sungai. b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan akses menuju lokasi kerja c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendapatkan air bersih d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan memasang fasilitas listrik e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mendapatkan izin tinggal f. Skor pemukim mengenai

70 pengetahuannya pada kemudahan berdagang (aktivitas bisnis) di bantaran sungai g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mengakses fasilitas MCK h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kemudahan mengakses fasilitas kesehatan Gangguan yang dialami di bantaran a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada penggusuran secara paksa b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada relokasi ke rumah susun c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pencemaran air di bantaran d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pemulangan ke daerah asal e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada konflik di bantaran f. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada air pasang g. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada pemandangan yang tidak indah

71 h. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada perlakuan yang didapatkan i. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada bau yang tidak sedap j. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada suara bising di pemukiman k. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada banjir tahunan l. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada longsor pada bantaran Kesamaan pola hidup di bantaran dengan daerah asal a. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kesamaan adat istiadat bermukim b. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kesamaan kebiasaan pemukim c. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada normanorma yang berlaku di bantaran sungai d. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada kerabat dari daerah asal yang sama e. Skor pemukim mengenai pengetahuannya pada penerimaan pemukim lain di

72 bantaran C. Sikap Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X3) Keyakinan yang dimiliki oleh pemukim mengenai bermukim di bantaran sungai. adapun faktor yang terkait di dalamnya berada pada aspek kognitif, afektif dan konatif (Tabel 4). Tabel 4. Peubah, sub peubah, dan indikator sikap pemukim 1. Sikap Pemukim Tentang Bermukim Di Bantaran Sungai (X3) Kepercayaan pemukim tentang bermukim di bantaran sungai (Kognisi) a. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa di bantaran sungai dapat didirikan bangunan pemukiman. b. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bantaran sungai merupakan tempat usaha yang menguntungkan. c. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di bantaran tidak berbahaya d. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa menyewa rumah di bantaran sungai lebih murah. e. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa mendirikan bangunan di bantaran sungai lebih murah secara material maupun tenaga kerja. f. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di

73 bantaran sungai menghemat biaya transportasi ke lokasi kerja karena jarak yang dekat. g. Skor mengenai kepercayaan pemukim sampah dapat dibuang di sungai h. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa air sungai dapat dikonsumsi. i. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bermukim di bantaran sungai tidak akan terkena penyakit menular j. Skor mengenai kepercayaan bangunan dapat rusak karena longsor maupun banjir. k. Skor mengenai kepercayaan pemukim bangunan dapat digusur kapan saja. l. Skor mengenai kepercayaan pemukim bahwa bantaran sungai dapat dilestarikan. Keyakinan pemukim tentang bermukim di bantaran sungai (Afeksi) a. Skor keyakinan pemukim merasa senang dapat mendirikan bangunan di bantaran sungai b. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat mendirikan usaha di bantaran sungai c. Skor keyakinan pemukim

74 tidak merasa takut dengan bahaya dari bermukim di bantaran sungai d. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena mendirikan bangunan di bantaran lebih murah e. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena biaya sewa rumah lebih murah di bantaran f. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat menghemat biaya transportasi ke lokasi kerja g. Skor keyakinan pemukim merasa senang karena dapat membuang sampah di sungai h. Skor keyakinan pemukim tidak merasa jijik karena mengkonsumsi air sungai i. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan penyakit menular yang ada di bantaran j. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan dampak dari banjir dan longsor di bantaran sungai k. Skor keyakinan pemukim tidak merasa takut dengan

75 penggusuran rumah di bantaran l. Skor keyakinan pemukim merasa senang jika dapat melestarikan bantaran sungai Kecenderungan berperilaku para pemukim di bantaran sungai (Konasi) a. Skor kemampuan pemukim untuk bisa mendirikan bangunan di bantaran sungai. b. Skor kemampuan pemukim untuk bisa mendirikan usaha di bantaran c. Skor kemampuan pemukim untuk bisa meninggikan bangunannya sehingga tidak terkena banjir d. Skor kemampuan pemukim untuk bisa membuat secara swadaya bangunannya e. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menyewa bangunan di bantaran sungai. f. Skor kemampuan pemukim untuk bisa memilih lokasi yang dekat dengan tempat kerja di bantaran g. Skor kemampuan pemukim untuk bisa membuang sampah di sungai. h. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menggunakan air sungai sebagai sarana MCK

76 i. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menggunakan pestisida sebagai penangkal nyamuk penyebar penyakit dan berobat ke pusat kesehatan terdekat j. Skor kemampuan pemukim untuk bisa menentukan lokasi rumahnya menjauhi tepi sungai k. Skor kemampuan pemukim untuk bisa berpindah dari bantaran dan mengikuti upaya negosiasi l. Skor kemampuan pemukim untuk bisa melestarikan bantaran sungai.. D. Perilaku Bermukim (Y) Upaya seseorang untuk mendapatkan tempat tinggal dan bertahan hidup melalui beberapa tahapan seperti, merencanakan, membangun, dan menghuni. Dengan cara menyesuaikan diri pada tempat dimana mereka bermukim melalui penggunaan sumber daya, baik dari diri sendiri maupun lingkungan secara illegal maupun legal, yang digunakan sebagai penunjang kehidupan untuk diaplikasikan pada bentuk bangunan dan kondisi lingkungan ditempat mereka bermukim (Tabel 5).

77 Tabel 5. Peubah, sub peubah, dan indikator perilaku pemukim 1 Perilaku Bermukim (Y) Perbaikan dan Perawatan Bangunan a. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki atap bangunan b. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki pondasi bangunan c. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki tembok atau dinding d. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki pintu e. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki jendela f. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki ruangan g. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam memperbaiki kamar h. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan atau merawat rumah i. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan atau merawat pekarangan/halaman rumah j. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan

78 WC dalam rumah Perilaku Pemukim di Bantaran a. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai b. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk BAB c. Diukur berdasarkan frekuensi pembuangan sampah di sungai d. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci pakaian e. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci perlengkapan makan f. Diukur berdasarkan frekuensi penggunaan air sungai untuk mencuci peralatan masak g. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan sungai h. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan bantaran i. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan parit j. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam menanam pohon di pekarangan rumah k. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam menanam

79 pohon di bantaran sungai l. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan WC umum di lingkungannya m. Diukur berdasarkan frekuensi pemukim dalam membersihkan balai warga di lingkungannya Aktivitas Sosial Pemukim Aktivitas Kesehatan a. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Majelis ta lim b. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Rapat RT/RW c. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan Gotong royong d. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan pengajian e. Diukur berdasarkan interaksi pemukim dalam kegiatan karang taruna a. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk semprot b. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk bakar c. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian obat nyamuk jenis aerosol

80 d. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pembersih lantai e. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pembersih kaca f. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian cat g. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengharum ruangan h. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengkilap kayu/logam i. Diukur berdasarkan intensitas pemakaian pengjilang noda pakaian j. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan utama di rumah k. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan penunjang di rumah l. Diukur berdasarkan intensitas persiapan makanan kecil di rumah Mempertahankan Bangunan Di Bantaran a. Diukur berdasarkan intensitas pemukim dalam meninggikan lantai hunian b. Diukur berdasarkan intensitas pemukim dalam meninggikan bangunan menjadi dua lantai atau lebih c. Diukur berdasarkan intensitas

81 pemukim dalam menguruk tanah bantaran d. Diukur berdasarkan intensitas pemukim ketika mencari tempat pada saat banjir Instrumentasi Instrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu berupa kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan peubah penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara (1) menentukan peubah-peubah yang ada di dalam penelitian, (2) mengembangkan sub-sub peubah, (3) menetapkan indikator pada setiap peubah, (4) mengembangkan pertanyaan disetiap indikator, (5) menyusun kuesioner. Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmah, instrumen penelitian diuji terlebih dahulu baik validitas maupun realibilitas. Validitas Instrumen Instrumen penelitian tidak pernah terlepas dari tools apa yang digunakan. Penyusunan suatu hipotesa yang benar tidak akan pernah terjawab dengan baik jika kualitas data penelitian tersebut tidak diuji dengan baik oleh alat ukur yang tepat. Validitas instrumen tersusun melalui konsep ketepatan alat ukur mengukur data yang dijadikan objek penelitian. Kesesuaian penggunaan alat ukur dalam penelitian sangat besar peranannya, hal ini karena suatu data dapat dikelompokan dengan alat ukur yang telah disesuaikan dengan alat ukur yang dapat mengukurnya. Ancok dalam Singarimbun (1989) mendefinisikan bahwa validitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur sedangkan reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten. Dalam penelitian uji validitas akan menggunakan dua tahapan yaitu, validitas

82 konstruk dan validitas isi, validitas konstruk akan menggunakan tahapan sebagai berikut: Pencarian definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli Pendifinisan pribadi oleh peneliti Konfirmasi dengan calon responden Uji validitas isi akan mengujikan pada responden yang memiliki karakteristik sama dengan responden yang akan diteliti, untuk memastikan kesepahaman akan isi dari kuisioner. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur dalam mengukur secara konsisten dan sebagai alat ukur yang tepat untuk mengukur gejala yang sama. Suatu penelitian dikatakan reliabel, andal, memiliki ketepatan atau presisi apabila memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama jika pemeriksaan dilakukan berulang-ulang. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh instrument yang andal (reliable), maka digunakan uji coba lapangan terhadap 15 pemukim didapatkan nilai sebesar 0.847 dan masuk kedalam kategori reliabel. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji reliabilitas instrument Alfa Cronbach (α) dalam software SPSS 17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat ukur yang telah diuji coba dapat digunakan dalam penelitian. Muhidin dan Abdurrahman (2007) mengelompokkan nilai uji reliabilitas sebagai berikut: (1) Kurang reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,00 0,20 (2) Agak reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,21 0,40 (3) Cukup reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,41 0,60 (4) Reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,61 0,80 (5) Sangat reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,81 1,00

83 Pengumpulan Data Data dikumpulkan pada bulan 30 September sampai dengan 30 November. Pengumpulan data dilakukan pada responden yaitu pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta dibeberapa wilayah seperti Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat (data primer). Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan bantuan tiga orang enumerator yang telah telah diberi penjelasan sebelumnya tentang data yang akan dikumpulkan. Selain itu dikumpulkan juga data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis Data Keseluruhan data yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan dalam pembahasan. Langkah awal yaitu mencari koofisien korelasi setiap variabel dengan menggunakan program SPSS, selanjutnya untuk mengetahui hubungan bersama variabel karakteristik (X1) dengan persepsi (X2), karakteristik (X1) dengan sikap (X3), karakteristik (X1) dengan perilaku bermukim (Y) dan karakteristik (X1), persepsi (X2) dan sikap (X3) dengan perilaku bermukim (Y) digunakan korelasi ganda dengan bantuan program excel 2007.