PENGEMBANGAN TEMUAN AUDIT Konsep Temuan Audit Sistematika Penyajian Temuan Audit tedi last 11/16
EVALUASI HASIL. Sumber : Arens et al (2014)
TEMUAN AUDIT Temuan audit : hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta baik yang bersifat positif maupun negatif. Temuan audit yang bersifat negatif (eksepsi/defisiensi) merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, sehingga auditor menyertakan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian/sistem/operasional organisasi.
..lanjutan Karakterisitik temuan defisiensi/eksepsi yg layak utk dilaporkan : 1) Signifikan dan didukung oleh bukti audit (fakta dan bukan opini), 2) Objektif dan relevan dengan masalah yang dihadapi, 3) Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan, dan dapat mendorong manajemen untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil audit. 4) Mungkin tidak signifikan, tetapi menunjukkan gejala masalah yang potensial terjadi di masa depan. SPKN menetapkan untuk temuan yang bersifat rahasia/bukan untuk diketahui publik, dilaporkan tersendiri dan hanya didistribusikan kepada pihak-pihak yang dibenarkan menurut peraturan.
lanjutan SPKN secara umum menyatakan bahwa temuan audit antara lain berupa : 1. Kurang memadainya/kelemahan pengendalian internal, 2. Ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, 3. Kecurangan (fraud), 4. Ketidakpatutan (abuse).
lanjutan SPKN menyatakan baik untuk audit keuangan, audit kinerja, maupun audit dengan penugasan khusus, bahwa temuan audit terdiri atas unsur : 1. Kondisi 2. Kriteria 3. Penyebab 4. Akibat Temuan audit dihasilkan dari proses perbandingan antara kriteria (praktek yang diharapkan) dengan kondisi (fakta/keadaan sebenarnya), berikut penyebab terjadinya perbedaan, dan akibat yang mungkin ditimbulkannya.
KONDISI Kondisi adalah : 1. keadaan/kejadian sebenarnya yang ditemukan auditor selama proses audit dilaksanakan dan diselesaikan. 2. Kondisi harus didasarkan kepada bukti audit yang kompeten, relevan, lengkap, dan bermanfaat. Auditee mungkin dapat tidak setuju dengan kesimpulan dan interpretasi auditor, tetapi dia tidak dapat menyangkal fakta yang mendasari suatu kondisi. Oleh karena itu pelaporan mengenai Kondisi harus memperhatikan cakupan dan kedalamannya guna memperoleh perspektif yang wajar.
KRITERIA Kriteria (Praktek Yg Diharapkan) : Kriteria menggambarkan kebijakan, prosedur, standar, hukum/ regulasi yang ditetapkan dan harus dipatuhi oleh auditee. Kriteria yang digunakan harus menggambarkan : 1. Tujuan yang ingin dicapai manajemen, dan ; 2. Kualitas pencapaiannya. SPKN LHP harus menyajikan kriteria dengan : 1. Wajar 2. Eksplisit 3. Lengkap 4. Mencantumkan sumber kriteria
Akibat : AKIBAT 1. Dampak aktual atau potensial/konsekuensi yang berkenaan dengan kondisi yang ditemukan (terutama kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria). 2. Diperlukan untuk meyakinkan pihak pengguna LHP bahwa bila kondisi yang tidak diinginkan dibiarkan akan mengakibatkan kerugian yang signifikan, sehingga dapat menjadi dasar untuk melakukan tindakan korektif. SPKN LHP harus menyajikan akibat dengan : 1. Jelas, 2. Rinci, 3. Dinyatakan dengan angka (bila ada) 4. Menunjuk/menyertakan bukti yang meyakinkan
Penyebab dari suatu kondisi : PENYEBAB 1. Mengindikasikan mengapa masalah tersebut terjadi (atau : alasan yang rasional atas terjadinya perbedaan antara kondisi dengan kriteria). 2. Bila penyimpangan dapat diidentifikasi, dan penyebabnya ditetahui maka solusi alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi dapat disusun, sehingga tindakan korektif oleh pihakpihak yang berkepentingan terfokus kepada upaya mengatasi masalah tersebut. SPKN LHP tidak perlu mengungkapkan penyebab suatu perbedaan atas temuan audit yang berkenaan dengan ketidakpatuhan kepada regulasi dimana tidak dapat ditetapkan penyebabnya secara logis,
lanjutan SPKN Sebelum LHP tertulis diterbitkan, auditor perlu membahas temuan audit dengan manajemen auditan, dimana : 1. Pembahasan tersebut dapat membantu untuk menghindari kesalahpahaman/perbedaan interpretasi atas fakta, 2. Tanggapan manajemen auditan berkenaan dengan temuan audit harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan objektif, tetapi tidak dapat dijadikan justifikasi untuk menghilangkan temuan dan rekomendasi yang berhubungan dengan temuan ydm. 3. Tanggapan manajemen auditan dicantumkan dalam LHP. (Bila tanggapan tsb benar, auditor harus memperbaiki interpretasi atas temuan auditnya. Bila tanggapan tsb bertentangan dengan temuan audit, auditor harus mencantumkan ketidaksetujuannya dengan alasan yang seimbang dan objektif.
SISTEMATIKA PENYAJIAN TEMUAN AUDIT Temuan audit harus disajikan menurut elemen-elemennya baik dalam laporan terpisah (bila bersifat rahasia/tidak untuk diketahui publik a.n. kepentingan negara) maupun menjadi satu dengan LHP yang berisi opini atas laporan keuangan (audit keuangan), atau ; kesimpulan (audit kinerja/penugasan khusus). Penyajian temuan berdasarkan elemen-elemennya bermanfaat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya tindak lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
lanjutan Model Penyajian temuan audit :
. tedi.doc Disclaimer : Sumber referensi dapat dilihat pada tautan http.//tedirustendi32.wordpress.com/ pada laman yg terkait