BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

FORM UNTUK JURNAL ONLINE. : Does Dimenhydrinate Suppress Skin Prick Test (SPT) Response? A. Preliminary Study of Histamine Skin Test

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya (Wibowo et al.,

Prevalensi Kanker Serviks Berdasarkan Paritas di RSUP. Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Kanker paru merupakan penyebab tertinggi kematian. akibat kanker di dunia, baik negara-negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

BAB 1 PENDAHULUAN. kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

Kanker Kulit. Skin Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati), dapat menyusup ke jaringan sekitar, dan dapat membentuk anak sebar ( Riskesdas, 2013). Kanker merupakan penyebab kematian utama kedua yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Oemiati, dkk, 2011). Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 penduduk (Kementerian kesehatan RI, 2015). Di Sumatera Barat kejadian kanker (1,7%) lebih tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi di Indonesia (Riskesdas, 2013). Sedangkan untuk kanker mata, otak, dan SSP insidennya di Indonesia adalah sekitar 4,6% (Oemiati, dkk, 2011). Berdasarkan data rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang angka kesakitan digambarkan dengan angka kunjungan ke RSUP Dr. M. Djamil Padang, dengan total 1.415.471 orang dalam periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2015, dimana angka kunjungan untuk bagian mata adalah 58.650 orang atau sekitar 4.14% dari kunjungan total (Rekam medik, 2016). Tumor ganas palpebra termasuk ke dalam tumor ganas pada adneksa mata yang dapat mengenai berbagai struktur di palpebra, baik palpebra superior dan inferior, dan dapat dibedakan menggunakan pemeriksaan histopatologi (Finger dan 1

Paul, 2013). Pada penelitian di Texas, keganasan palpebra merupakan 5-10% dari seluruh keganasan pada kulit, dengan insiden 15 kasus/100.000 penduduk/tahun (Merritt et al., 2015). Tumor ganas yang paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma kelenjar sebasea, dan melanoma maligna. Jenis tumor ganas lain yaitu karsinoma yang berhubungan dengan xeroderma pigmentosum dan sarkoma, tetapi insidennya sangat jarang (Shetlar, 2013). KSB dapat terbentuk di bawah lapisan sel skuamosa yang berada di bawah lapisan epidermis, KSS berlokasi di sel skuamosa di bawah lapisan epidermis, sedangkan KKS dapat mengenai kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis, dan MM dapat mengenai lapisan terdalam epidermis (Finger dan Paul, 2013). Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal, sisanya 5% terdiri dari karsinoma sel skuamosa, karsinoma kelenjar meibom (sebasea), dan tumor-tumor lain yang jarang, seperti karsinoma sel Merkel dan karsinoma kelenjar keringat (Shetlar, 2013). Karsinoma sel basal menempati lebih dari 85% dari seluruh keganasan kelopak mata di Negara barat, sedangkan di Cina insiden karsinoma sel basal hanya mencapai sekitar 50% dari seluruh keganasan kelopak mata. Karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar sebasea bersama-sama menempati 50% sisanya, sedangkan di Negara Barat, kedua tumor tersebut menempati kurang dari 10% dari seluruh keganasan kelopak mata (Older, 2007). Faktor risiko terjadinya kanker secara umum adalah usia yang lebih tua, jenis kelamin perempuan, status ekonomi dan pendidikan yang tinggi, dan pada penduduk yang berprofesi sebagai petani/nelayan dan buruh (Oemiati, dkk, 2011). Sinar matahari mempunyai 2 efek terhadap tubuh, yaitu berefek langsung terhadap mutasi 2

gen pada jaringan yang terpapar sinar matahari dan berefek sebagai pelindung untuk jaringan yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung (Pei et al., 2006). Tumor ganas pada kelopak mata paling sering terdapat pada orang berkulit terang yang terpajan sinar matahari secara kronik (Shetlar, 2013). Berdasarkan jenis kelamin, karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita dengan perbandingan 2:1. Karsinoma sel basal biasanya mengenai orang tua walaupun dapat juga ditemukan pada semua umur. Sedangkan karsinoma sel skuamosa insiden tersering juga ditemukan pada orang tua (Parmar dan Shah, 2015). Pada karsinoma kelenjar sebasea, kejadian pada orang Asia lebih tinggi dibandingkan pada orang Barat. Insiden tertinggi pada usia 60-69 tahun, pada wanita kejadiannya lebih tinggi dari pada pria dengan perbandingan 2:1 (Yuliawati, 2010). Sedangkan pada melanoma maligna insiden pada wanita hampir sama dengan pria, serta tumbuh rata-rata sesudah dekade ke-6, dan jarang ditemukan pada anak (Cipto dan Suriadiredja, 2016). Tumor jinak maupun ganas dapat terjadi pada mata dan struktur-struktur terkait (adneksa), sebagian besar dapat terdiagnosis secara dini karena tumor-tumor tersebut bisa dilihat, mengganggu penglihatan, atau menggeser posisi bola mata. Pada tumor kelopak mata yang kecil tidak menimbulkan keluhan kecuali pada beberapa tumor yang dapat menimbulkan konjungtivitis. Seluruh karsinoma kelopak mata diatasi dengan eksisi total. Banyak di antara tumor jinak dan tumor ganas kelopak mata memiliki gambaran serupa, biasanya diperlukan biopsi untuk menegakkan diagnosis yang benar (Shetlar, 2013). Angka kematian yang terjadi sangat rendah pada karsinoma sel basal (Pramungtya dan Mawardi, 2012). Sedangkan melanoma 3

maligna dengan insiden yang rendah memiliki prognosis yang buruk karena dapat terjadi metastasis yang jauh (Cipto dan Suriadiredja, 2016) Karsinoma sel basal merupakan salah satu keganasan tersering pada kelopak mata dengan prevalensi 90% dari semua keganasan pada kelopak mata (Wahjudi, dkk, 2007). Menurut data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (1989), dari 1530 kasus kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus karsinoma sel basal dengan prevalensi 39,93%. Diperkirakan setiap tahun sebanyak 900.000-1.000.000 pasien didiagnosis menderita karsinoma sel basal di Amerika Serikat (Tan dan Reginata, 2015), sedangkan pada penelitian yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1996-2000 didapatkan bahwa dari 74 kasus keganasan pada adneksa mata, penderita terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa dengan prevalensi 51,4% dan sisanya adalah karsinoma sel basal (28,4%), adenokarsinoma (14,8%), dan melanoma maligna (5,4%). Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin mengetahui distribusi frekuensi dan karakteristik tumor ganas kelopak mata berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan tempat tinggal di RSUP Dr. M. Djamil Padang, karena ditakutkan distribusi frekuensi terbanyak adalah MM yang memiliki prognosis lebih buruk dibandingkan keganasan palpebra yang lainnya. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah karakteristik tumor ganas kelopak mata berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan tempat tinggal di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015? 4

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik tumor ganas kelopak mata di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi tumor ganas kelopak mata di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 2. Mengetahui jenis tumor ganas kelopak mata terbanyak di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 3. Mengetahui distribusi pasien tumor ganas kelopak mata berdasarkan usia di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 4. Mengetahui distribusi pasien tumor ganas kelopak mata berdasarkan jenis kelamin di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 5. Mengetahui distribusi pasien tumor ganas kelopak mata berdasarkan pekerjaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 6. Mengetahui distribusi pasien tumor ganas kelopak mata berdasarkan tempat tinggal di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti 1. Menambah wawasan serta pengalaman penulis dalam melakukan penelitian terutama di bidang kedokteran. 2. Hasil penelitian diajukan sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. 1.4.2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data untuk mengetahui karakteristik tumor ganas kelopak mata di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2015. 2. Sebagai bahan dasar dan literatur untuk penelitian tumor ganas kelopak mata selanjutnya. 1.4.3. Bagi Masyarakat 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengurangi angka kejadian tumor ganas kelopak mata. 2. Menambah informasi kepada masyarakat untuk mengetahui distribusi tumor ganas kelopak mata berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan tempat tinggal. 6