LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Permintaan Konsumen. mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka butuhkan. barang atau jasa (Sukirno, 2005: 5).

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

BAB II LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Maka diperlukan adanya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

DEFINISI PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN. Tugas Individu I Manajemen Pemasaran (MP) Dosen : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk. Tidak hanya itu, menganalisis dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan

MENENTUKAN STRATEGI PRODUK BY : DIANA MA RIFAH

STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

I. PENDAHULUAN. Perdagangan sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu, baik dalam bentuk kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar sasaran mereka, alat-alat tersebut dinamakan bauran pemasaran (marketing

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkosumsi, menghabiskan barang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Stanton dalam Swasta dan Sukotjo (2002: 179), pemasaran adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. di mana kita semua hidup dengan menukarkan sesuatu serta menciptakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperan dalam jalannya roda usaha. Kegiatan pemasaran yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Menurut Kotler ( 2012:9 ) : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarakan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Saladin (2014:1) : Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Menurut Kasali (2013:51-52), Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir, yang membimbing pengonsumsi melakukan sesuatu kegiatan. Ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pemasaran sebagai salah satu sitem total dari kegiatan dalam memasarkan barang.

17 2.2 Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2012:9) : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk mendapatkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi Menurut Lupiyoadi (2011:20) : Manajemen pemasaran adalah semua aktivitas pemasaran sejak planning, organizing, actuating, dan controlling untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien, dengan cara mempengaruhi konsumen terhadap produk perusahaan. 2.3 Bauran Pemasaran Istilah bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan organisasi misalnya mencapai laba yang optimal dan peningkatan omset penjualan. Menurut Kotler (2012:18) : Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Menurut Swastha dan Irawan (2010:43) : Bauran pemasaran sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang dapat dilaksanakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya.

18 2.4 Unsur-unsur Bauran Pemasaran 2.4.1 Produk Produk dan pemasaran perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dan akan selalu berhubungan erat. Menurut Payne (2012:156) : Produk adalah konsep keseluruhan atas obyek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi pelanggan, barang dan jasa merupakan sub kategori yang menjelaskan dua jenis produk. Dengan kata lain produk adalah merupakan segala sesuatu yang ditawarkan dan dikonsumsi oleh konsumen baik yang nyata maupun yang tidak nyata yang digunakan sebagai alat pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia yang di dalamnya termasuk harga, kemasan, warna, dan lain-lain. Selain itu, produk juga mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Klasifikasi Produk Untuk mengembangkan stategi pemasaran produk dan jasa suatu perusahaan perlu mengembangkan beberapa klasifikasi produk. Klasifikasi produk yang dijelaskan dalam Kotler (2012: 54-56) adalah sebagai berikut: a. Menurut Daya Tahan dan Wujud Produk, dapat dibagi menjadi tigabagian: Barang yang terpakai habis (nondurable goods) Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misalnya sabun, garam, dan lain-lain. Barang tahan lama (durable goods) Barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berulang kali. Misalnya: lemari es, peralatan mesin dan pakaian.

19 Jasa (services) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Misalnya: jasa potong rambut dan jasa reparasi. b. Menurut Penggunaan Produk, dapat dibagi menjadi dua bagian : Barang Konsumsi (consumtion goods) Barang konsumsi yaitu produk/barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk dijual kembali. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi empat macam: - Convenience Goods yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli oleh konsumen, segera dan dengan usaha minimum. Misalnya: produk tembakau, sabun dan surat kabar. - Shopping Goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Misalnya: furniture,pakaian, dan mobil bekas. - Specialty Goods, yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan/atau identifikasi merek yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya: meliputi merek dan jenis barang mewah tertentu, mobil mewah, peralatan fotografi, dan lain-lain. - Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidakdiketahui oleh konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak

20 berpikir untuk membelinya. Misalnya: produk baru seperti alat pengolah makanan pada awalnya tidak diketahui tapi alhrinya diketahui oleh konsumen dari iklan. Barang Industri (industry goods) Barang industri yaitu barang yang begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasasaran. Barang industri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: - Bahan Baku dan Suku Cadang ( material and parts), yaitu barang-barang yang sepenuhnya menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi suatu produk. - Barang Modal (capital goods) yaitu barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir. - Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir 2.4.2 Harga 1. Konsep Harga Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga berkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Penetapan harga dalam pemasaran jasa sangat penting mengingat produk yang ditawarkan oleh jasa layanan tersebut bersifat tidak berwujud. Harga yang dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadikan indikasi kualitas jasa macam apa yang akan diterima konsumen.

21 Menurut Kotler dan Armstrong (2013:340) : Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk dan/atau jasa, atau jumlah nilai yang dipertukarkan oleh konsumen untuk manfaat dan/atau menggunakan produk atau jasa. 2. Tujuan Penetapan Harga Menurut Payne (2012:173-174), metode penetapan harga yang akan dipakai harus diawali dengan pertimbangan mengenai tujuan penetapan harga. Tujuan-tujuan tersebut meliputi: a. Kelangsungan hidup (survival) : untuk memastikan tingkat profitabilitas yang diinginkan dan untuk memastikan kelangsungan hidup. b. Maksimalisasi keutungan (profit maximization): untuk profitabilitas dalam peride tertentu c. Maksimalisasi penjualan (sales maximalization): untuk membangun pangsa pasar d. Gengsi (prestise): untuk menempatkan dirinya secara eksklusif e. ROI : untuk pencapaian Return On Investment 2.4.3 Promosi Promosi sebagai arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi pada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Saladin (2014:171): Promosi dapat diartikan sebagai salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan tentang produk perusahaan.

22 Menurut Swastha dan Irawan (2010:353) menyebutkan bahwa tujuan promosi antara lain: 1. Modifikasi tingkah laku Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberi pertolongan atau instruksi atau memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain berusaha mengubah tingkah laku dan pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual (sebagai sumber) selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan. 2. Memberitahu Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk meberitahu pasar. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk karena sebagian orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa faedahnya. Promosi yang bersifat informatif ini penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli. 3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk (persuasi) umumnya kurang disenangi sebagian masyarakat. Akan lebih baik manakal perusahaan lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif daripada membujuk. Dengan harapan dapat meberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.

23 4. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di salam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada. 2.4.4 Tempat Tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berkenaan dengan keputusan perusahaan mengenai dimana operasi dan staffnya akan ditempatkan. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat interaksi yang terlibat. Menurut Lupiyoadi (2011:62), dalam hal ini ada tiga jenis transaksi yang mempengaruhi lokasi : 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting peranannya. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus startegis. 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

24 Menurut Kotler (2012:96), menyebutkan bahwa : Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadi suatu produk atau jasa siap digunakan atau untuk dikonsumsi. Dengan kata lain, saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen dengan melalui perantara-perantara atau lembaga-lembaga yang mengadakan kerjasama di dalam memperlancar penyaluran barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen akhir. 2.4.5 Orang Orang merupakan alat dalam bauran pemasaran yang terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. Elemennya terdiri dari: 1. Service Personal Adalah orang yang menyelenggarakan kegiatan produksi dan operasi perusahaan. Mereka dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan maupun produk yang dihasilkan. 2. Customer Merupakan para konsumen yang pernah menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan. Mereka dapat memberikan informasi kepada calon konsumen tentang produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan klien (peserta pemasaran) maupun dengan pengunjung pasar jasa sehingga di masa yang akan datang mereka akan kembali menggunakan jasa yang disediakan oleh perusahaan. Mereka juga dapat menjadi saranan yang memberikan informasi positif tentang perusahaan.

25 2.4.6 Bukti Fisik Bukti fisik merupakan suatu bentuk fisik yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang terdiri dari fisik bangunan beserta layoutnya, fasilitas pengunjung yang disediakan, brosur yang menarik secara visual dan lainnya. Menurut Lupiyoadi (2011:63) : Bukti fisik adalah lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. 2.4.7 Proses Pengertian proses di sini adalah kegiatan operasional penyampaian jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelaksanaan proses penjualan dan penyedeiaan jasa merupakan hal penting karenan dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan. 2.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Menurut Kotler (2012: 183-200) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh : 1. Faktor Budaya a. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga lain. b. Sub-budaya, masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. c. Kelas sosial, pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana

26 anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. 2. Faktor Sosial a. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu : a. Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang : penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja atau menabung.

27 c. Gaya hidup Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. d. Kepribadian dan konsep diri Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. 4. Faktor psikologis a. Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. b. Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran Saat orang bertindak mereka bertambah pengetahuannya. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

28 d. Keyakinan dan sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. 2.6 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Membeli Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu produk guna memenuhi keinginan serta kebutuhannya. Perilaku pilihan terhadap barang atau jasa tersebut dilakukan konsumen sebagai masalah yang disebabkan timbulnya suatu kebutuhan. Menurut Engel J.F (2010) dalam mengambil keputusan konsumen, setiap konsumen memliki peranan seperti : 1. Inisiator (initiator) yaitu seorang inisiator dari proses pembelian 2. Pemberi pengaruh (influencer) yaitu individu yang opininya sangat dipertimbangkan di dalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih. 3. Pengambil keputusan (decider) yaitu orang dengan wewenang atau kekuasaan untuk mendikte pilihan akhir 4. Pembeli (buyer) yaitu agen pembeli 5. Pemakai (user) yaitu konsumen aktual Kelima peranan tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembelian. Tidak dilaksanakannya beberapa tahap dari proses produk tersebut, mungkin terjadi pada pembelian yang bersifat emosional.

29 Di antara peran dalam pembelian di atas yang terpenting adalah peranan ketiga yaitu pengambil keputusan. Menurut Kotler (2012:204), pada umumnya konsumen melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Gambar 2. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi ALternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Sumber : Kotler 2012: 204 Penjelasan Gambar: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya denga keadaan yang diinginkannya. Para pemasar menggunakan tenaga penjualan, iklan, dan pengemasan untuk membantu membangkitkan pengenalan akan kebutuhan konsumen.

30 2. Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah akan mengurangi pencarian informasi. Tiap informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan mereka. Simber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok,yaitu : d. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan e. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan f. Sumber publik : media massa, organisasi konsumen pemeringkat g. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk 3. Evaluasi Alternatif Bagaimana konsumen memproses informasi merek yang kompetitif dan membuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan konsumen. Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli

31 produk yang paling disukai. Namun, dua faktor dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor utama adalah pendirian orang lain. Sejauhmana pendirian orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal : (1) intensitas pendirian negative orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, dan (2) memotivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas perusahaan tidak berakhir pada saat produk dibeli,. melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Perusahaan harus memantau kepuasan pasca pembelian, dan pemakaian dan pembuangan pasca pembelian. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut. Sedangkan pelanggan yang tidak puas akan beraksi sebaliknya.