PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

dokumen-dokumen yang mirip
negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBAGA PENDIDIKAN KEJURUAN KECANTIKAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB III : DATA DAN ANALISA

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang hakiki. Karena tanpa

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Lembar Persembahan. Abstraksi Kata Pengantar. Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

- BAB I - PENDAHULUAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

DAFTAR ISI Judul Halaman Pengesahan Catatan Dosen Pembimbing Halaman Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP DAN FASILITAS PENUNJANG RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

ADVENTURE CENTRE. ROMA SUHERMAN Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. xii xiii xiv vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana 20303033 ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat serta berdasarkan analisa dan penelitian, dan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 12 tahun 2001 tentang RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010 tentang pengembangan Kawasan Kota Depok. Proyek Pengembangan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok ini merupakan salah satu usaha dalam hal mengembangkan (Redevelopment) fasilitas yang ada supaya lebih memberikan keamanan dan kenyamanan serta pelayanan yang baik kepada masyarakat dan dapat menampung segala aktifitas yang berhubungan dengan Kepemerintahan Kota Depok. Kata Kunci : Walikota Depok, Pusat Pelayanan Kota Depok. PENDAHULUAN Kota Depok sekarang sudah menjadi salah satu kota yang semakin berkembang di Provinsi Jawa Barat. Ditandai dengan kemajuan yang sangat pesat, seperti yang dapat kita lihat pada tingkat kepadatan, peningkatan pembangunan fasilitas dan saranaprasarana diakibatkan taraf hidup yang semakin meningkat. Hal ini semakin didukung dengan diakuinya Kota Depok berbentuk Kota Madya oleh pemerintah pada tahun 1999 dimana sebelumnya kota ini cukup lama berwujud Kota Administrasi (kotip). Untuk lebih memaksimalkan pelayanan yang diberikan Pemerintah Kota Depok kepada masyarakat maka fasilitas bangunan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok sebagai Pusat Pemerintahan Kota Depok dan Pusat Pelayanan masyarakat yang berada di Jalan Margonda Raya No. 54 Depok harus dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta pelayanan yang baik bagi masyarakat dan investor yang datang ke Pusat Pemerintahan Kota Depok. Sejauh ini keadaan fisik dan tata bangunan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok cukup memprihatinkan. Banyak bangunan Pemerintahan yang sudah tidak layak huni atau pakai dan tidak berfungsi dengan baik, sehingga baik bagi para karyawan Pemda sendiri dan masyarakat tidak mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang baik sebagai mana seharusnya. Adapun bangunan yang sudah layak pakai di Pusat Pemerintahan Kota Depok ada tiga bangunan baru yaitu Gedung Balai Kota Depok, Gedung Dinas, Badan dan Lembaga dan Masjid Agung Baitul Kamal Kota Depok. Konservasi Komplek Perkantoran Balai Kota Depok Didalam dunia Arsitektur, Kegiatan konservasi sudah ada sejak dahulu, yang fungsinya adalah untuk melindungi serta menyelamatkan bangunan-bangunan cagar budaya sejarah yang terancam keberadaannya sebab akibat kemajuan teknologi.

Berikut adalah sebuah diagram pembentuk suatu konservasi : yang saya dapatkan yaitu pemerintah Kota Depok belum bisa memberikan sebuah pelayanan yang baik terhadap pengunjung dan masyarakat. 2. Peraturan Daerah Kota Depok Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 12 tahun 2001 tentang RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010 yang terdapat pada Pasal 7 mengenai kawasan pengembangan, yaitu Kecamatan Beji diarahkan untuk kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman kepadatan sedang sampai tinggi. TEMA MONUMENTAL Gambar 2 : Diagram Bagian Kegiatan dari Konservasi Pada rencana proyek pembangunan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok ini nantinya akan mengacu pada suatu tindakan Redevelopment (Pengembangan). Redevelopment (Pengembangan) yang dimaksud adalah membuat bangunan baru, serta menambahkan fasilitas yang masih kurang tanpa menghilangkan wujud bangunan lama, yang keduanya dipadukan sehingga menghilangkan sebuah komposisi bangunan yang saling mengisi (Infill Development). Faktor yang mendasari penyebab diadakannya Pengembangan 1. Segi Fungsi dari Pusat Pemerintahan sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat Dengan semakin berkembangnya Kota Depok, maka pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat Depok harus lebih baik lagi. Dari analisa Kata monumental berasal dari Bahasa Latin, monere yang secara harfiah berarti mengingatkan. Kata ini berkembang menjadi mnemon, mnemonikos yang dalam Bahasa Inggris menjadi mnemonic, berarti sesuatu yang membantu untuk mengingat. (W.Wibisono Arsitek di Jakarta, Alumni Institut Teknologi Bandung) Kompas : Minggu, 28 Maret 2004. Pengertian monumental dalam arsitektur monumental tidak jauh dari pengertian di atas, yaitu sifat perancangan tertinggi yang dapat dicapai perancang agar dapat membangkitkan kenangan atau kesan yang tidak mudah terlupakan. Seorang arsitek bernama Ruskin dalam bukunya Speaking Architecturally mengatakan, sebuah karya arsitektur yang baik memiliki kesatuan, komposisi, keseimbangan asimetris, dan ritme. Aplikasi Tema Salah satu unsur pembentuk tema monumental adalah :

- Pola Sirkulasi yaitu pencapaian ke bangunan dengan pola sirkulasi frontal yang membentuk suatu poros pada site plan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok, Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang merupakan sumbu lurus. pada bentuk tampilan bangunan yang baru, yang nanti akan dibangun. Pada bangunan baru bentuknya merupakan cerminan pada bentuk bangunan lama, karena akan melahirkan hubungan yang kontekstual. - pembentuk sumbu axis pada sirkulasi dalam site yang menuju ke bangunan yang paling dominan. Gambar 7 : Pencapaian ke Bangunan Langsung (Frontal) Gambar 8 : Pencapaian Ke Komplek Perkantoran Balai Kota Depok - Tujuan visual dalam pengakhiran pencapaian terlihat jelas, dapat merupakan fasade muka keseluruhan bangunan atau tempat masuk. (Agus Dharma, Teori Desember 1998). Arsitektur 2. Jakarta, - Bagian atap bangunan mengambil bentuk dari gaya Arsitektur Jawa Barat. Untuk mendapatkan bentukan yang lebih dinamis dan monumental, maka fasade ditinggikan sehingga lebih terlihat menjulang dan megah. Sehingga kesan formal yang ingin ditampilkan kantor pemerintahan tersebut lebih terlihat jelas. Konsep Perencanaan Bangunan Bentuk dan Orientasi Bangunan Pada Komplek Perkantoran Balai Kota Depok ini, karakter Arsitektur Jawa Barat yang sangat kental, dengan adanya bentukan atap joglo dan fasade yang sangat jelas, akan tetap disajikan Gambar 9 : Kesatuan (unity) Komplek Perkantoran Balai Kota Depok - Untuk memperoleh suatu kesatuan (unity) antara bangunan yang dipertahankan dengan bangunan yang baru, maka hal-hal yang harus ada pada bangunan baru yaitu elemen penghubung / pemersatu. Dalam hal ini bentuk atap yang menganut Bentuk Arsitektur Jawa Barat digunakan sebagai elemen pemersatu guna terciptanya kesatuan antara bangunan lama dan baru. Selain bentuk atap, elemen untuk menopang trisan juga digunakan pada bangunan baru guna terciptanya kesatuan (unity), monumental dan kesan modern. - Pada bentuk bangunan menggunakan bentuk-bentuk yang kaku dan simetris, seperti umumnya type Bangunan Pemerintahan, Komplek Perkantoran Balai Kota Depok yaitu bersifat formal dan berwibawa.

Zoning Area Pengembangan Gambar 25 : Zoning Area Pengembangan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok o Bangunan-bangunan pada area warna hitam akan mengalami demolisi (pembongkaran total). Dan akan dibangun gedung baru dengan desain yang lebih menarik dan di dalamnya akan diisi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang lengkap. o Bangunan pada area warna biru akan dipertahankan keberadaannya, karena ketiga buah bangunan yaitu gedung Balai Kota Depok, gedung Dinas, Badan dan lembaga dan bangunan Masjid merupakan bangunan baru diarea Komplek Perkantoran Balai Kota Depok. Gambar 33 : Tampak Atas Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 1 dan 2 Untuk dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta pelayanan yang baik bagi masyarakat dan investor yang datang ke Pusat Pemerintahan Kota Depok, maka dibuat sebuah sistem, yaitu sistem perizinan satu pintu (one stop service) yang mampu memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat dan para birokrat agar mudah berkoordinasi antara satu Dinas dengan Dinas lainnya. Konsep Perancangan Konsep dasar perancangan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok ini adalah sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Pusat Pemerintahan Kota Depok, dimana fungsi utamanya sebuah Pusat Pemerintahan adalah memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan terhadap masyarakat. Gambar 34: Denah Lantai 1 Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Dengan sistem perizinan satu pintu, maka bangunan pusat perkantoran bersifat fungsional,

fleksibel, efektif dan efisien dengan memperhatikan faktor kenyamanan, disiplin dan etos kerja serta faktor pemeliharaan, sehingga kegiatan penyelenggaraan pemerintahan akan terkonsentrasi dalam satu area. Pada desain bentuk bangunan baru, bangunan lama menjadi orientasi yang kesemuanya akan melahirkan suatu bentuk bangunan kontekstual dan terciptanya kesatuan (unity) pada seluruh bangunan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok. HASIL RANCANGAN Gedung Balai Kota Depok Penerapan Konsep Monumental pada Bangunan Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 o Menggunakan tiang penopang tritisan yang memberikan kesan menjulang o Memakai bukaan jendela dengan pola garis vertikal,sehingga bangunan akan terlihat lebih tinggi o Atap gedung dibuat tinggi, sehingga kesan monumental yang diinginkan tercapai o Sirkulasi menuju gedung dibuat simetris dan membentuk sumbu axis Cafetaria dan Kantin Walikota Depok Gambar 45 : Penerapan Monumental pada Bangunan Gedung Serba Guna Walikota Depok dan Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 1 dan 2

Bird Eye View Gedung Serba Guna Walikota Depok Gedung Serba Guna Walikota Depok Masjid Agung Baitul Kamal Kota Depok Plaza Penghubung Gedung Dinas, Badan dan Lembaga1dan 2 Entrance Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2

INTERIOR Ruang Pamer Gedung Serba Guna Walikota Depok Lobby Utama Gedung Serba Guna Walikota Depok Ruang Rapat Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Lobby Utama Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Ruang Rapat Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Ruang Tamu Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Ruang Staff Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2 Ruang Loket Pelayanan Gedung Dinas, Badan dan Lembaga 2

Massa Bangunan / Maket Komplek Perkantoran Balai Kota Depok

DAFTAR PUSTAKA W. Wibisono Arsitek di Jakarta, Alumni Institut Teknologi Bandung. Kompas : Minggu, 28 Maret 2004. Ruskin dalam bukunya Speaking Architecturally. Atmadjaja, Jolanda Srisusana dan Dewi, Meydian Sartika. 1999. Estetika Bentuk. Jakarta : Universitas Gunadarma. www.walikotatangerang.com www.walikotajakartautara.com www.monumennasional.com www.villasisolabandung.com www.gedungsatebandung.com www.googleearth.com Dharma, Agus. Desember 1998. Teori Arsitektur 2. Jakarta : Universitas Gunadarma. Tangoro, Dwi. Februari 2004. Utilitas Bangunan. Jakarta: Universitas Gunadarma. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 12 tahun 2001 tentang RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010 yang terdapat pada Pasal 7 mengenai Kawasan Pengembangan. Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok. 2004. Master Plan Komplek Perkantoran Balai Kota Depok Eksisting. Depok : Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok. Dr. F.P.H. Prick van Wely. 1949. Kramers' Engels Woordenboek Batavia. Kamus Basa Sunda. Tarate. 1975. (http://id.wikipedia.org/wiki/monumental) www.walikotadepok.com www.pusatpemerintahanbogor.com

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.