BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan dan meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

Agus Sumarno 1, Ana Sukriah Salam 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

A. Daftar Pertayaan untuk Kepala Puskesmas Bandar Khalipah. I. Data Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2008) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menua pada seseorang bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Selatan dan Timur adalah usia lebih dari 60 tahun. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya,

PENDUDUK LANJUT USIA

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Latar belakang dan Masalah Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Jumlah penduduk usia lanjut di dunia cenderung meningkat, oleh karena terjadin

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberi pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Menurut UU kesehatan No 36 Tahun 2009 pasal 138 menegaskan, kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap di pelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuan nya sehingga dapat ikut serta dalam berperan aktif dalam pembangunan. Perkembangan Penduduk Lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 penduduk lansia di Indonesia 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun. Diperkirakan Tahun 2020-2025 Indonesia akan menduduki peringkat keempat dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (Nugroho, 2008 ).

Peningkatan penduduk lansia tersebut menurut Nugroho (1995), disebabkan oleh karena meningkatnya umur harapan hidup. Peningkatan umur harapan hidup ini disebabkan oleh 3 hal yaitu: (1) kemajuan dalam bidang kesehatan, (2) meningkatnya sosial ekonomi dan (3) meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan psikologis (Depkes, 2008). Masalah kesehatan utama pada lanjut usia merupakan gabungan dari kelainankelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. ( Waspada Online). Menurut Kane dan Ouslander ada empat belas permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada lansia yaitu immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan),

insomnia (gangguan tidur), immune deficiency daya tahan tubuh yang menurun impotence (impotensi). Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan juga sebagai tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan. Oleh sebab itu, permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Pandangan yang selama ini bahwa penduduk lanjut usia merupakan kelompok rentan dan lemah yang hanya menjadi tanggungan keluarga, masyarakat dan negara. Kita harus menjadikan lanjut usia sebagai aset bangsa yang harus terus diberdayakan. Hal ini tidak akan tercapai bila tidak dipersiapkan dari sekarang. Untuk menjadi lanjut usia yang sehat, produktif dan mandiri, kita harus mulai dengan perilaku hidup sehat dan mempersiapkan masa lanjut usia secara lebih baik. Dengan demikian, sasaran dari permasalahan lansia tidak hanya lansia itu sendiri, tetapi juga penduduk usia muda. Perilaku hidup sehat harus diterapkan sejak usia dini, juga sejak dalam kandungan. Fenomena di atas dapat menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum, tetapi di sisi lain penomena tersebut meningkatkan beban masyarakat maupun pemerintah, karena komposisi penduduk lansia dalam jumlah besar dengan ketergantungan tinggi dan produktipitas rendah. Lansia yang tidak aktif memanfaatkan layanan kesehatan di posyandu lansia maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik. Sehingga apabila

mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terutama para lansia yaitu dengan dibentuknya pelayanan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), peran serta masyarakat dalam rujukan kesehatan. Upaya kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga telah merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap bulannya (Departemen Kesehatan RI, 2001). Dengan adanya posyandu lansia maka lansia dapat diberikan pelayaan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan agar tercapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya. Untuk itu keluarga sangat berperan sebagai support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya, yaitu dengan melaksanakan pembicaraan terarah tentang pemanfaatan pelayanan posyandu, membantu dalam hal transport, membantu dalam hal keuangan, menyediakan waktu dan serta perhatian, memeriksakan kesehatan secara teratur (Maryam, 2008 ). Kader posyandu lansia berperan dalam menggerakkan masyarakat mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan usia lanjut, memberikan

penyuluhan, menyebarluaskan informasi kesehatan seperti cara hidup bersih dan sehat, gizi usia lanjut dan melaksanakan kegiatan -kegiatan kelompok usia lanjut di posyandu (Depkes,2003). Menurut Nasution agen perubahan adalah seseorang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau inovasi yang terencana dalam hal ini kader posyandu lansia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2010, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 380730 ( 49,68%) dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 766422 jiwa (Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010). Menurut SK Menkes RI No.1457/Menkes/SK/x/2003 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM), target pencakupan pelayanan kesehatan pada Lansia sebesar 70%. Puskesmas Bandar Khalipah terletak Desa Bandar Khalipah mempunyai 3 Puskesmas pembantu terdapat di Desa Kolam, Desa Bandar Klippa dan Desa Sei Rotan. 3 Pusat kesehatan desa yaitu: Desa Bandar Setia, Desa Laut Dendang serta Desa Sambirejo Timor. Wilayah kerja Puskesmas Bandar khalipah mempunyai 17 posyandu dan 24 0rang kader posyandu lansia, di beberapa desa kader posyandu lansia merangkap sebagai kader posyandu balita, hanya waktu pelaksanaan nya yang berbeda. Kegiatan yang dilaksanakan di posyandu yaitu, pendaftaran lansia, mengukur tinggi badan, berat badan, pengisian KMS, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ringan. jumlah Lansia yang terdaftar diwilayah kerja puskesmas sebanyak 18650 jiwa lansia laki dan perempuan, dengan rincian jumlah

lansia yang mendapat pelayanan 9374 jiwa, dengan cakupan pelayanan kesehatan (50.26%) ( Puskesmas Bandar Khalipah, 2011). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 12 keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa masih rendahnya peran keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia, hal ini di sebabkan karena ketidaktahuan keluarga tentang keberadaan posyandu lansia, tidak tahu manfaat posyandu lansia, jauhnya jarak posyandu dengan tempat tinggal lansia, karena tingkat ekonomi keluarga yang rendah, juga disebabkan oleh kesibukan keluarga sehingga keluarga tidak sempat membawa lansia ke posyandu, disamping itu tidak meratanya informasi kesehatan yang di berikan oleh kader posyandu sehingga lansia tidak datang ke posyandu karena tidak tahu kapan dilaksanakannya posyandu lansia, dimana tempatnya dan kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh kader posyandu lansia di posyandu tersebut. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia menunjukkan masih rendahnya pemanfaatan pelayanan posyandu lansia, seperti penelitian Khotimah (2011) yang berjudul Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan pelayanan posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Walikukun Kabupaten Ngawi, menunjukkan hasil mayoritas responden berumur 55-64 tahun, berjenis kelamin perempuan, tinggal bersama suami/istri dan anak, berstatus kawin, pendidikan tamat SD, pekerjaan petani, jarak ke posyandu dekat sedangkan pendapatan, pengetahuan, sikap, dukungan sosial dan peran kader termasuk kategori kurang. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan

pemanfaatan pelayanan posyandu lansia yaitu pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,001), dukungan sosial (p=0,010) dan peran kader (p=0,009). Selanjutnya Wahono (2011) dalam penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan pelayanan posyandu Lansia di Gantungan Makamhaji bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu lansia, hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak aktif sebanyak 51,9%, responden yang kurang mendapat dukungan sosial 48,1%, responden dengan sikap cukup 61,1%, disimpulkan ada pengaruh dukungan sosial dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di Desa Gantungan Makamhaji Sukoharjo. Mulya didalam penelitian Pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman 2007, Lansia yang memanfaatkan Posyandu Lansia masih sangat rendah yaitu 13,23% dari standar pelayanan minimal (SPM) Kota Pariaman 40%. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, dan status pekerjaan. 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh peran keluarga dan kader lansia terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Percut Sei Tuan?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peran keluarga dan kader lansia terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh antara peran keluarga dan kader lansia terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.5 Manfaat Penelitian A. Sebagai bahan masukan bagi keluarga dalam melaksanakan perannya memberi support pada lansia dalam hal pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. B. Sebagai bahan masukan pihak puskesmas dan dinas kesehatan. Pihak Kecamatan, pemerintah daerah dan sektor yang terkait di dalam pembinaan lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. C. Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas dan kader dalam meningkatkan kunjungan sasaran dan kualitas pelayanan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.