BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tugas Akhir TUGAS AKHIR. Perancangan Ulang Slide Way Table Pada Mesin Honing. Model ANR-275 Berdasarkan Tinjauan Ergonomis

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

BAB III RANCANG BANGUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Komponen Sistem Pneumatik

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Mesin Pemeras Minyak Ikan. Kamin Ginting & Eka Nanda Pratama

BAB II STUDI LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

Nama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Crane Hoist (Tampak Atas)

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

IDENTIFIKASI KERUSAKAN POWER MANIPULATOR PADA HOTCELL DI IRM

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

BAB 3 METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

Bab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIK KONTROL RANGKAIAN PENGGERAK AKTUATOR MOTOR AKSI GANDA

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

UJIAN FIELD PROJECT. Analisa Sistem Kontrol. Dengan 1 Rudder. Oleh : I PUTU ARSA ADI NUGRAHA NRP : Dosen pembimbing :

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Gambar 2.32 Full pneumatik element

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

Sistem Pengaman Sepeda Motor dengan Standar Tengah Hidrolik dan Penerapannya pada Sepeda Motor Matic Yamaha Mio Sporty

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

4.4 Elektro Pneumatik

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Perhitungan Dengan Menggunakan Scoring REBA Berdasarkan data REBA hasil pengumpulan data, kemudian di olah dengan menggunakan scoring yang di tuangkan pada gambar berikut ini : Gambar 5.1 Reba Scoring (http://ergo.human.cornell.edu/ahreba.html) Teknik Industri 1

Berdasarkan hasil scoring di atas diperoleh REBA score sebesar 11. Angka tersebut kemudian dimasukan pada table berikut : Tabel 5.1. Level tindakan REBA (Stanton et,al. 2004) Setelah angka tersebut dimasukan, tingkat resiko berada pada tingkat sangat tinggi, sehingga di perlukan tindakan perbaikan saat ini juga. 5.2. Faktor Resiko Terdapat beberapa faktor resiko yang ditemukan terkait dengan pekerjaan proses honing yaitu: Postural stress Faktor resiko ini, terkait dengan posisi badan yang cenderung bungkuk ke depan. Hal ini di sebabkan karena ketinggian rig dan posisi operator yang harus berada disamping mesin tersebut ketika mengoperasikan mesin tersebut. Posisi ini tergolong posisi yang tidak netral. Teknik Industri 2

Repetitive exertions Faktor resiko ini terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dengan gerakan secara berulang terutama pada bagian pergelangan tangan kanan, lengan bawah, pada bagian lengan bawah kanan,pergelangan tangan kanan, bahu dan seluruh bagian kaki sebelah kanan yang mendorong dan menarik slide way table. Pada jenis pekerjaan ini operator akan secara berulang melakukan gerakan menarik dan mendorong slide way table, sehingga bagian tubuh tersebut akan cepat terasa pegal bila melakukan proses tersebut. Sustained (static) exertions Faktor resiko ini terkait dengan posisi tangan kiri yang memegang rig untuk membantu menyeimbangkan pergerakan maju-mundur. Posisi tangan kiri cenderung statis, namun tetap mengeluarkan tenaga untuk membantu menggerakan slide way table dalam waktu yang lama. Localized mechanical (contact) stresses Posisi ini terkait dengan salah salah satu organ tubuh yang mengalami kontak tekan setempat dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan salah satu permukaan organ tubuh berevolusi menebal (kapalan). Pada proses honing ini terjadi pada telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri.. Vibration Faktor resiko ini terkait dengan proses pengerjaan benda kerja yang dikerjakan pada mesin yang memiliki getaran. Pada proses honing operator melakukan pekerjaannya dengan cara berinteraksi secara langsung dengan mesin honing terutama bagian remote feeed yang berputar dan menimbulkan getaran. Sehingga getaran ini juga yang mengakibatkan pergelangan tangan Teknik Industri 3

kanan operator menjadi cepat lelah dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. 5.3. Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan hasil analisa di atas, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi perbaikan, yaitu : 1. Perubahan tinggi kaki-kaki pada Honing Rig dengan data antropometri. Berdasarkan hasil scoring dengan metode REBA, diperoleh kondisi actual honing RIG tidak sesuai dengan tinggi Operator. Sehingga sebagian besar bagian tubuh operator menyesuaikan dengan tinggi Honing Rig tersebut, operator harus membungkuk, posisi kaki yang tidak dapat berdiri normal, dan leher yang selalu menunduk kebawah untuk mengontrol benda kerja dan pergerakan slide way table. Pada perbaikan ini, mungkin akan menurunkan tingkat resiko. Tetapi permasalahan utama yang dialami operator tersebut tidak mungkin hilang, yaitu bahwa operator harus tetap menggerakan slide way table tersebut. Sehingga factor resiko repetitive exertions akan tetap ada. 2. Menjadikan slide way table pada mesin honing tersebut menjadi slide way table semi-otomatis yang akan menghilangkan factor resiko repetitive exertions. Pada rancangan ulang ini yang akan dibahas lebih lanjut. Teknik Industri 4

5.3.1. Prinsip Kerja Slide Way Table Semi Otomatis Dalam perancangan slide way table ini, penulis mengambil prinsip kerja dari mesin grinding horizontal. Gambar mesin grinding tersebut adalah sebagai berikut : Lock adjuster Slide way table Toggle switch Track Gambar 5.2. Mesin grinding Prinsip kerja slide way table pada mesin tersebut adalah slide way table tersebut bergerak kekanan dan kekiri (dalam mesin honing forward-reverse) dengan dikendalikan oleh sebuah toggle switch. Toggle switch tersebut dapat berpindah posisi karena tersentuh oleh Lock adjuster. Lock adjuster merupakan pengatur pergerakan slide way tersebut dan dapat disesuaikan berdasarkan panjang benda kerja. Sedangkan untuk penggerak slide way table mesin grinding tersebut menggunakan aktuator linear (hydraulik cylinder), yang terletak dibawah slide way table. Teknik Industri 5

Oleh sebab itu prinsip kerja mesin grinding horizontal tersebut menjadi inspirasi utama dalam merancang ulang slide way table pada mesin honing model ANR-275 5.3.2. Rancangan Sistem Hidrolik Pada Bab Sebelumnya telah dikumpulkan data primer berupa system hidrolik eksisting. Seperti diketahui, dalam system hidrolik membutuhkan katup control untuk mengarahkan dan mengatur aliran fluida dari pompa ke berbagai peralatan beban. Dalam perancangan system ini, peralatan beban yang dimaksud adalah actuator rotary (gear pump) dan actuator linear (hidrolik cylinder). Actuator rotary berfungsi untuk menggerakan remote feed hone model ANR-275, dan hidrolik cylinder berfungsi untuk menggerakan slide way table. 5.3.3 Katup Kontrol Jenis katup control yang akan digunakan pada system ini adalah Katup Spul (atau geser). Katup tersebut dikonstruksi dengan sebuah spul yang bergerak secara horizontal dalam badan katup. Untuk menggerakan spul tersebut dapat digerakan secara manual atau menggunakan system elektrik. Teknik Industri 6

5.3.3.1. Katup Kontrol Manual Contoh katup control yang digerakan secara manual dituangkan pada gambar berikut ini : Katup Kontrol Gambar 5.3. Katup kontrol manual Keterangan : Dalam keadaan Netral (Posisi 0), pompa akan mengalirkan fluida dari P langsung ke T (tanpa melalui A atau B). ketika tuas di gerakan manual ke arah nomor 1 fluida bergerak dari P ke A sedangkan arah B ke T, namun ketika tuas digerakan manual kearah nomor 2 fluida bergerak dari P ke B sedangkan arah A ket. Teknik Industri 7

5.3.3.2. Katup Kontrol Elektrik Contoh katup control yang digerakan dengan bantuan komponen elektrik ( solenoid) di tuangkan pada gambar berikut : Gambar 5.4. Katup Kontrol Elektrik Keterangan : Prinsip kerja aliran fluida katup control elektrik sama dengan prinsip kerja aliran fluida katup control manual, perbedaannya hanya pada penggerak spulnya saja, jika manual menggunakan tenaga manusia, jika elektrik menggunakan komponen elektrik (solenoid). Karena mesin ini akan di rubah menjadi mesin semi otomatis, maka katup control yang digunakan adalah katup control elektrik (solenoid) Teknik Industri 8

5.3.4. Jumlah Katup Kontrol Peralatan beban yang akan digunakan pada perancangan system ini adalah Aktuator rotary dan actuator linear. Sehingga jumlah directional solenoid yang dibutuhkan sebanyak 2 set. Dalam 2 set katup kontol tersebut sudah termasuk flow control untuk mengatur putaran remote feed, dan relief valve untuk mengatur tekanan yang di butuhkan pada hidrolik silinder. Gambar katup control yang dibutuhkan dituangkan dalam gambar berikut ini : Gambar 5.5. Katup Kontrol Yang Dibutuhkan Teknik Industri 9

5.3.5. Rancangan Aktuator Linear (Hydraulic Cylinder) Dalam mendesain hydraulic cylinder ini, penulis penulis menggunakan prototype dari hydraulic alat berat berikut ini : Actuator Linear (Hydraulic Cylinder) Gambar 5.6. Actuator Linear Gambar rancangannya adalah : Gambar 5.7. Rancangan Hydraulic Cilinder (CAD) Teknik Industri 10

Detail utama rancangannya adalah : Panjang langkah : 2000 mm Dimensi Tabung : Ø 50 x Ø 60 x 2070 mm Dimensi Rod : Ø 32 x 2100 mm Prinsip Kerja cylinder : Silinder Kerja Ganda ( double acting ) 5.3.6. Penempatan Komponen Hidrolik Perancangan ini akan merubah prinsip kerja slide way table pada mesin honing tersebut, dari penggerak manual menjadi penggerak semi-otomatis. Sehingga ada beberapa komponen eksisting yang harus dipindah atau dirubah dari posisinya semula. 5.3.6.1. Penempatan Hydraulic Power Unit (HPU) Dalam ilmu ergonomic dijelaskan bahwa ergonomic memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat penempatan hydraulic power unit berada di samping Rig mesin tersebut. Posisi kerja operator juga sangat dekat dengan hydraulic power unit tersebut, keadaan ini dapat beresiko bahaya lebih besar kepada operator. Dalam perancangan ini, posisi terbaik penempatan HPU ditempatkan dibelakang mesin tersebut. (Gambar 5.5) Teknik Industri 11

5.3.6.2. Penempatan Katup Kontrol Pada umumnya, posisi katup control terletak di atas reservoir dari system hydraulic seperti trlihat pada Gambar 5.1. Katup control yang akan ditambahkan sangat tidak memungkinkan jika harus ditempatkan di atas reservoir tersebut. Jika dipaksakan maka konsekuensinya akan merubah ukuran reservoir (buat baru). Biaya dalam perancangan ulang ini seminim mungkin tetapi tidak mengurangi dari prinsip ergonomic. Sehingga untuk posisi katup control masih dapat ditempatkan pada tempat lain. Posisi katup control terletak pada bagian belakang rig, dan di dekatkan sedekat mungkin dengan HPU dan hidrolik silinder. Tujuannya adalah meminimalkan penggunaan hose dan memudahkan pada saat perawatan. (Gambar 5.7a). 5.3.6.3. Penempatan Actuator Linear (hydraulic cylinder) Posisi terbaik untuk hydraulic cylinder terletak pada rig mesin honing dan berdekatan dengan HPU. (Gambar 5.5) Tempat Hydraulic Cylinder Tempat Katup Kontrol Tempat Primary Controll Device Gambar 5.8. Positioning Tempat HPU Teknik Industri 12

Gambar 5.9. Positioning (CAD) 5.4. Komponen Pengendali Komponen pengendali yang digunakan pada perancangan ini adalah terdiri dari peralatan pengendali utama (primary control device) dan peralatan pengendali pengarah (pilot control device). Peralatan pengendali utama yang digunakan pada perancangan ini adalah Trafo dan kontaktor, dan peralatan pengendali pengarah yang digunakan adalah relay, pressure switch dan push Teknik Industri 13

button. Komponen pengendali utama tesebut diletakan pada rig mesin honing (Gambar 5.3). 5.4.1 Komponen Pengendali gerakan Maju-mundur Untuk menggerakan slide way table diperlukan peralatan pengendali pengarah untuk gerakan maju dan gerakan mundur (forward-reverse). Peralatan pengendali tersebut adalah toggle switch. Gambar toggle switch ditunjukan berikut ini : Gambar 5.10. Toggle switch Berdasarkan gambar diatas, toggle switch tesebut memiliki 3 buah kutub, yaitu kutub 0, kutub 1, dan kutub 2. Prinsip kerja komponen ini ada 2 posisi, yaitu posisi 0-1 dan posisi 0-2. Pada posisi 0-1 toggle switch memerintahkan relay untuk menggerakan solenoid kearah forward, dan pada posisi 0-2 toggle switch memerintahkan relay untuk menggerakan solenoid kearah reverse. Teknik Industri 14

5.4.2. Posisi Komponen Pengendali gerakan Posisi Toggle switch harus berada pada slide way table. Berbeda dengan mesin grinding horizontal yang berada pada body (rig) mesin. perbedaan posisi tersebut adalah karena lock adjuster (gambar 5.1) berpasangan dengan track yang terbuat dari metal, sehingga jika di pasang pada slide way table akan menambah beban pada slide way table tersebut. Gambar Penempatan toggle switch dituangkan pada gambar berikut ini : Gambar 5.11. Toggle switch Positioning Berdasarkan gambar diatas, toggle switch di pasang pada sebuah seat yang terbuat dari pelat. Seat tersebut dipasang pada slide way table diantara roller. Teknik Industri 15

Track terbuat dari besi siku yang tengah dari satu sisinya dilubangi untuk pergerakan lock adjuster (gambar 5.9). Panjang track disesuaikan dengan panjang langkah dari hydraulic cylinder. 5.5. Perancangan Ulang Slide Way Table Berikut ini adalah gambar dan bagian-bagian dari slide way table eksisting : Gambar 5.12. Slide Way Table Component Berdasarkan gambar eksisting di atas, slide way table tersebut akan di rubah menjadi slide way table otomatis. Ada beberapa komponen yang akan di hilangkan dan dan di ganti dengan komponen yang lain. Komponen yang ditiadakan adalah semua Grip (vertical, horizontal dan 2 nd grip), Komponen tersebut akan diganti dengan panel kontrol. Panel kontrol akan Teknik Industri 16

di posisikan pada vertical base. Karena posisi vertical base menghadap ke 2 nd operator, maka pada perancangan ulang ini posisi tersebut akan di putar 180º, sehingga posisi vertical base menghadap ke operator utama. Dalam ergonomi pencahayaan dipelajari, Berdasarkan pengamatan proses honing Pada gambar 4.19, Terlihat bahwa operator mengalami kesulitan dalam hal melakukan pengecekan visual inside cylinder. Kesulitan tersebut berupa penerangan yang tidak tersedia pada mesin tersebut, sehingga operator memegang alat bantu berupa lampu senter agar dapat melihat dan mengontrol jalannya slide way table tersebut. Pada perancangan ini, penulis ingin menambahkan sebuah penerangan berupa lampu fleksibel seperti yang terlihat pada gambar 5.1. penambahan komponen ini deharapkan operator tidak mengalami kesulitan dalam hal melakukan kontrol proses tersebut, sesuai dengan prinsip ergonomi. Perubahan bentuk slide way table dan penambahan komponen dituangkan pada gambar berikut ini : Teknik Industri 17

Gambar 5.13. Rancangan Slide Way Table 5.5.1. Perhitungan Beban Kerja Maksimum Hydraulic Cylinder Berdasarkan hasil pengukuran pada BAB IV, kapasitas output pompa mencapai angka 150kg/cm 2. Dan berdasarkan rancangan hydraulic cylinder (Gambar 5.4) diameter dalam cylinder sebesar 50 mm. diameter rod sebesar 32 mm. Beban kerja maksimumnya dapat dihitung dengan menggunakan tekanan pada hukum pascal, yaitu : (F = P x A ) Teknik Industri 18

Dimana : F = Gaya (kg) P = Tekanan Kg/cm 2 A = Luas Penampang cylinder ( cm 2 ) A = π.r 2 π = 3.14 r = ½ D r = Jari-jari cylinder D = Diameter cylinder D 1 5.5.2. Beban Kerja Maju Maksimum F forward = P x A A 1 = πr 1 2, r 1 = ½.D 1, r 1 = 2.5 cm A 1 = 3.14 x (2.5) 2 A 1 = 19.625 cm 2 F forward = P x A = 150 kg/cm 2 x 19.625 cm 2 Teknik Industri 19

F forward = 2943.75 kg, = 2.9 ton 5.5.3 Beban kerja Mundur Maksimum F reverse = P x A A = (A 1 A 2 ), A 1 = 19.625 cm 2 A 2 = πr 2 2, r 2 = ½.D 2, r 2 = 1.6 cm A 2 = 3.14 x (1.6) 2 A 2 = 8.0384 cm 2 A = (A 1 A 2 ), A = (19.625 cm 2-8.0384 cm 2 ) A = 11.59 cm 2 F reverse = P x A F reverse = 150 kg/cm 2 x 11.59 cm 2 F reverse = 1738.5 kg, = 1.7 ton 5.6. Perhitungan Beban Kerja Aktual Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengukuran actual. gaya maksimum yang di butuhkan slide way table untuk bergerak maju hanya sebesar 8.6 kg, dan gaya maksimum yang dibutuhkan slide way table ketika bergerak mundur adalah sebesar 3.2 kg. Hukum pascal dapat di gunakan untuk menghitung tekanan yang di butuhkan hydraulic cylinder untuk menggerakan slide way table tersebut. Teknik Industri 20

5.6.1. Kebutuhan Tekanan Kerja Maju (Forward) Diketahui : A 1 = 19.625 cm 2 F forward = 8.6 kg P =? Penyelesaian : F = P x A, p = FF AA 8.6 kkkk P = 19.625 cccc ² P = 0.44 kg/cm 2 Tekanan actual yang dibutuhkan untuk menggerakan slide way table pada posisi maju sebesar 0.44 kg/cm 2 5.6.2. Kebutuhan Tekanan Kerja Mundur (Reverse) Diketahui : A = (A 1 A 2 ) = 11.59 cm 2 F reverse = 3.2 kg P =? Penyelesaian : F = P x A, p = FF AA 3.2 kkkk P = 11.59 cccc ² P = 0.3 kg/cm 2 slide way table pada posisi mundur sebesar 0.3 kg/cm 2 Tekanan actual yang dibutuhkan untuk menggerakan Teknik Industri 21

5.7. Menghitung Kecepatan Slide Way Table Untuk mengetahui kecepatan maksimum slide way table setelah di pasangkan dengan hydraulic cylinder terlebih dahulu harus dihitung volume cylinder tersebut. Berdasarkan pengumpulan data, diketahui kecepatan aliran fluida system eksisting sebesar 12 liter per menit. Dan berdsarkan gambar perancangan diketahui diameter dalam silinder sebesar 50 mm, dan panjang langkahnya adalah sebesar 2000 mm. berikut : Untuk menghitung volume tabung dapat menggunakan formula sebagai Volume tabung = luas alas x tinggi = luas lingkaran x tinggi = (π x r² ) x t 5.7.1. Menghitung Volume Cylinder dan Kecepatan Kerja Maju (Forward) Berdasarkan gambar rancangan dan perhitungan di atas Diketahui : Luas Alas = 19.625 cm 2 Tinggi Tabung = 2000 mm, = 200 cm Volume tabung = Luas alas x Tinggi Teknik Industri 22

Volume Tabung = 19.625 cm 2 x 200 cm = 3.925 cm 3, ( 1 liter = 1000 cm 3 ) Volume Tabung = 3.93 liter Setelah volume tabung diketahui besarnya, langkah selanjutnya adalah menghitung kecepatan slide way table, yaitu : Kapasitas kecepatan pompa = 12 liter per menit = 0.2 liter/detik Volume cylinder = 3.93 liter Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi cylinder adalah : 3.93 llllllllll 0.2 llllllllll /dddddddddd = 19.65 detik Langkah Hydraulic cylinder = 2000 mm => 2 meter 2 meter / 19.65 detik, = 0.10 m/s Kecepatan slide way table maksimum hasil rancangan dengan menggunakan sitem hidrolik sebesar 0.1 m/s 5.7.2. Menghitung Volume dan Kecepatan Cylinder Kerja Mundur (Reverse) Berdasarkan gambar rancangan dan perhitungan di atas Diketahui : Luas Alas = 11.59 cm 2 Teknik Industri 23

Tinggi Tabung = 2000 mm, = 200 cm Volume tabung = Luas alas x Tinggi Volume Tabung = 11.59 cm 2 x 200 cm = 2318 cm 3, ( 1 liter = 1000 cm 3 ) Volume Tabung = 2,32 liter Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi cylinder adalah : 2.32 llllllllll 0.2 llllllllll /dddddddddd = 11,6 detik Langkah Hydraulic cylinder = 2000 mm => 2 meter 2 meter / 11,6 detik, = 0.17 m/s Kecepatan slide way table mundur maksimum hasil rancangan dengan menggunakan sistem hidrolik sebesar 0.17 meter per detik. ( 0.17 m/s ) 5.8. Perancangan Keamanan Proses Forward-Reverse Setelah melalui perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.2. Perbandingan Data Aktual Dengan Data Perancangan Forward Reverse V (m/s) F (kg) V (m/s) F (kg) Data Pengukuran (actual) 0.05 8.6 0.05 3.2 Data Perancangan 0.1 2943.75 0.17 1738.5 Teknik Industri 24

Berdasarkan tabel diatas, terlihat perbedaan yang sangat signifikan mengenai gaya maksimum hasil perancangan. Jika gaya maksimum tersebut digunakan semua untuk menggerakan slide way table, maka akan beresiko lebih besar terutama dapat membuat remote feed menjadi rusak/ patah/bending. oleh sebab itu di perlukan komponen yang dapat mengatur kebutuhan tekanan pada sebuah system tersebut.seperti gambar berikut ini : Katup pengatur tekanan Port B Katup pengatur tekanan Port A Flow Control Port B Flow control port A Gambar 5.14. Safety Valve Dari gambar di atas, katup control tersebut diatas termasuk dalam safety valve. Pada katup pengatur tekanan terdapat sebuah Baut pengatur yang dapat di putar menggunakan kunci-l. putaran kekanan (searah jarum jam) untuk menaikan tekanan, dan putaran kekiri (berlawanan arah jarum jam) untuk menurunkan tekanan. Berdasarkan pengukuran dilapangan diketahui tekanan maksimum system sebesar 150 kg/cm 2 sehingga katup pengatur tekanan tersebut bekerja di range 0 kg/cm 2 150 kg/cm 2. Baut pengaturnya dituangkan pada gambar berikut ini : Teknik Industri 25

Gambar 5.15. Pengatur Tekanan Dan Pengatur Kecepatan Berdasarkan perhitungan diatas diketahui, untuk menggerakan slide way table pada posisi maju dibutuhkan hanya 0.44 kg/cm 2, dan untuk pergerakan mundurnya di perlukan hanya 0.3 kg/cm 2. Pada perancangan ini juga menggunakan sistem anti kesalahan (pokayoke) pada proses forward-reverse. Alat yang akan di pasang yaitu electric contact pressure gauge. Alat tersebut di pasang pada port output dari katup kontrol, atau port input dari hidraulic cylinder. Alat tersebut dapat di atur sesuai kebutuhan tekanan sistim. Misalnya posisinya pada port maju (forward) yang diketahui kebutuhan tekanannya hanya 0.44 kg/cm 2 ketika tekanannya di atas angka tersebut, maka alat tersebut memerintahkan solenoid untuk tidak bekerja. Berikut adalah gambar alat tesebut : Gambar 5.16. electric contact pressure gauge Teknik Industri 26

5.9 Perancangan Control Panel Pada perancangan ulang slide way table ini, semua grip fungsinya di ganti oleh sebuah panel kontrol. Panel kontrol tersebut terdiri dari push button on/off, selector switch (manual/auto), indicator lamp, dan emergency push button. Gambar perancangan control panel ditunjukan oleh gambar berikut ini : Gambar 5.17. Control Panel (CAD) Ketrangan : 1. Tombol selector switch : berfungsi untuk mode pemilihan automatis atau manual. Ketika mode automatis yang dipilih, lampu indicator otomatis menyala, tombol forward dan reverse pada control panel tidak berfungsi yang berfungsi adalah toggle switch yang berada pada horizontal base slide way table. Sebaliknya jika mode pemilihan adalah mode manual, lampu indicator manual akan menyala, tombol yang berfungsi adalah pada control panel, sedangkan toggle switch tidak berfungsi. Teknik Industri 27

2. Tombol MOTOR ON : Berfungsi untuk menjalankan motor pada Hydraulic Power Unit. Ketika motor dihidupkan, lampu indicator otomatis menyala. 3. Tombol MOTOR OFF : Berfungsi untuk mematikan motor pada Hydraulic Power Unit. Ketika motor dimatikan, lampu indicator otomatis akan mati. 4. Tombol ROTARY ON : Berfungsi untuk memutar remote feed honing model ANR-275. 5. Tombol ROTARY OFF : Berfungsi untuk menghentikan putaran remote feed honing model ANR-275. 6. Tombol FORWARD : Berfungsi untuk membuat gerakan maju pada slide way table. Tombol ini hanya berfungsi pada mode MANUAL. Slide way table akan berjalan selama tombol ditekan. Dan ketika tombol tesebut dilepaskan, otomatis slide way table akan berhenti. 7. Tombol REVERSE : Berfungsi untuk membuat gerakan mundur pada slide way table. Tombol ini hanya berfungsi pada mode MANUAL. Slide way table akan berjalan selama tombol ditekan. Dan ketika tombol tesebut dilepaskan, otomatis slide way table akan berhenti. 8. Tombol EMERGENCY : Berfungsi untuk memutus arus Primary Control Device. Tombol ini digunakan hanya pada saat yang dianggap darurat. Teknik Industri 28

5.10. Hasil Perancangan ( CAD ) Setelah melalui perhitungan, positioning, dan perubahan pada sebagian komponen, maka diperoleh gambar perancangan akhir sebagai berikut : Gambar 5.18. Rancangan Sistem Penggerak Slide Way Table (kanan) Teknik Industri 29

Gambar 5.19. Rancangan Sistem Penggerak Slide Way Table (kiri) Teknik Industri 30

Gambar 5.20. Rancangan Akhir (kanan) Teknik Industri 31

Gambar 5.21. Rancangan Akhir (kiri) Teknik Industri 32

5.11. Bill Off Material (BOM) Langkah selanjutnya adalah membuat daftar kebutuhan material (Bill Of Material / BOM) dari perancangan tersebut. Dibawah ini disajikan gambar per-komponen yang dibutuhkan dengan bantuan CAD. Gambar 5.22. komponen yang diurai Teknik Industri 33

Tabel 5.3. Bill of material BILL OF MATERIAL Perancangan Slide Way Table Mesin Honing Model ANR-275 No. Komponen Jumlah Material Ukuran Sumber 1 Pin clavis atas 1 Buat 2 Hose kits1 1 Beli 3 Hose kits 2 1 Beli 4 Lampu fleksibel 1 Beli 5 Lock adjuster 2 Buat 6 Toggle switch 1 Beli 7 Track 1 Buat 8 Toggle seat 1 Beli 9 Seat clavis atas 1 Buat 10 Control panel 1 Beli 11 Hydraulic cylinder 1 Buat 12 Carbon steel pipe 1 1 Beli 13 Carbon steel pipe 2 1 Beli 14 Carbon steel pipe 3 1 Beli 15 Pin clavis bawah 1 Buat 16 Seat clavis bawah 1 Buat 17 Seat control valve 1 Buat 18 Carbon steel pipe 4 1 Beli 19 Manifold block 1 Buat 20 Contact pressure 1 Beli 21 Carbon steel pipe 5 1 Beli 22 Control valve 1 Beli 23 Carbon steel pipe 6 1 Beli 24 Panel control utama 1 Beli Teknik Industri 34