THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECT OF LIGHT COLORS ON AGE AT FIRST LAYING, HEN DAY EGG PRODUCTION, AND HEN HOUSE EGG PRODUCTION OF QUAIL

PENGARUH JENIS WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BOBOT BADAN, DAN KONVERSI PAKAN BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRAK

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENGARUH WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH ( Coturnix coturnix japonica ) Jimmy Sangi, J. L. P. Saerang*, F. Nangoy, J.

IMBANGAN JANTAN- BETINA TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN KEMATIAN EMBRIO PADA BURUNG PUYUH

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

Indeks Kuning Telur dan Nilai Haugh Unit Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica L.) Hasil Pemeliharaan dengan Penambahan Cahaya Monokromatik

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

THE EFFECT OF ADDITION DURIAN SEED FLOUR IN FEED ON FEED CONSUMPTION, BODY WEIGHT GAIN, AND CARCASS PERSENTAGES OF QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PEMANFAATAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) SKRIPSI OLEH:

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 38 No. 1 : (Januari 2018) ISSN

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

Pengaruh pemberian aditif cair buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap performa burung puyuh betina umur hari

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

THE EFFECT OF DURATION OF LIGHTING AND LIGHT INTENSITY ON FEED INTAKE, BODY WEIGHT GAIN AND FEED CONVERSION RATIO OF JAPANESE QUAIL ABSTRACT

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Performans Pertumbuhan dan Produksi Ayam Broiler

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANJANG DAN BOBOT OVIDUK SETELAH PEMBERIAN TEPUNG KUNYIT DAN TEPUNG IKAN PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) ABSTRAK

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRACT

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

PENGARUH SUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM RENDAH METIONIN TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Jurusan/Program Studi Peternakan

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RANSUM TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS DAN MORTALITAS TELUR BURUNG PUYUH

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

I. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber

PEMANFAATAN TEPUNG PUPA ULAT SUTRERA (Bombyx mori) UNTUK PAKAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) JANTAN

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

1. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang 2. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

R. T. Hertamawati Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK. Kata kunci : pembatasan pakan, produksi telur, fase grower, puyuh

Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Javonica) Nova Sarah Pardede

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

Kuantitas Produksi Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica L) Setelah Pemberian Cahaya Monokromatik. *

Transkripsi:

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) Eka Novianti W 1, Edhy Sudjarwo 2, Woro Busono 2 1 Student on Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya, Malang 2 Lecturer on Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya, Malang ABSTRACT This research was carried out at Mr. Iskandar field s in Ampeldento Village, Karangploso Malang, from 9 th May to 2 nd June 2013. The purpose of this research was to examine of effect of light color on feed intake, egg production, and feed conversion of Japanese quail. The materials used for this research were 81 female Japanese quail which give lighting from 1 day old. Method was used in this experiment in Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replications, if there were significant influence would be tested by Duncan s Multiple Range Test. Treatment in this experiment used 4 colors, namely yellow, red, green, and blue. The result showed that light color affected (P<0,05) on feed intake, while there was no significant effect on egg production and feed conversion. It is suggested not to use green color light to stimulate egg production. Key words : color light, feed intake, egg production, feed conversion, Japanese quail. PENGARUH JENIS WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR, DAN KONVERSI PAKAN BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) Eka Novianti W 1, Edhy Sudjarwo 2, Woro Busono 2 1 Mahasiswa Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang 2 Dosen Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat milik Bapak Iskandar yang berlokasi di Desa Ampeldento, Karangploso, Malang. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 9 Mei 2013 dan berakhir pada tanggal 2 Juni 2013. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis warna cahaya lampu terhadap konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan penambahan cahaya lampu pada produksi telur burung puyuh.

Materi yang dipakai dalam penelitian ini adalah burung puyuh yang digunakan 81 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 44 hari yang telah diberi penyinaran cahaya lampu yang berbeda sejak umur 1 hari, kandang battery, pakan jenis 5104 dari PT Charoen Phokphan, lampu dengan daya 2,5 Watt berwarna kuning, merah, hijau, dan biru, peralatan kandang, vitamin dan desinfektan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah percobaan lapang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 kali ulangan. Variable ukur yang digunakan adalah konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan, sedangkan perlakuan yang digunakan adalah 4 yaitu kuning (P1), merah (P2), hijau (P3), dan biru (P4). Uji lanjut yang digunakan adalah UJi Duncan s. Hasil dari penelitian ini adalah warna merah mempunyai tingkat konsumsi yaitu sebesar 23.35 ± 0.77 g/ekor/hari. Warna kuning, biru, dan biru yaitu 22.92 ± 0.35 g/ekor/hari, 22.55 ± 0.53 g/ekor/hari, dan 2.18 ± 0.17 g/ekor/hari. Pada penelitian warna cahaya lampu biru memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap produksi telur dan konversi pakan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah Warna cahaya lampu merah, kuning dan biru dapat merangsang burung puyuh untuk meningkatkan konsumsi pakan tetapi tidak dapat meningkatkan produksi telur dan konversi pakan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan tidak menggunakan cahaya lampu berwarna hijau untuk meningkatkan produksi telur pada burung puyuh. PENDAHULUAN Beternak burung puyuh dapat juga untuk usaha baik skala kecil, menengah maupun besar. Burung burung puyuh mempunyai nilai jual yang cukup tinggi pada setiap umurnya. Manajemen pemeliharaan burung puyuh dibedakan menjadi 3 periode yaitu starter, grower, dan layer. Periode layer pencahayaan berfungsi sebagai penerangan, penglihatan, dan menjaga suhu tubuh. Keterkaitan antara cahaya dalam hubungannya dengan ternak salah satunya ditentukan oleh warna cahaya. Pemberian cahaya penerangan pada malam hari. Cahaya penerangan pada malam hari dapat membantu untuk melihat tempat pakan dan minum sehingga dapat makan secara optimal. Secara umum unggas mempunyai kepekaan terhadap berbagai jenis warna cahaya (Surya, 2007). Cahaya yang menembus ke otak unggas akan merangsang hipotalamus untuk menghasilkan hormone Gonadotropin dan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leutinizing Hormone (LH) yang merangsang dan mempertahankan fungsi reproduksi (Pond and Wilson, 2000). Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai FSH. Hormon ini melalui aktivitas ovari mengakibatkan terjadinya ovulasi dan keluarnya telur. Bertelur dimulai pada umur yang terlalu awal, telur akan berukuran kecil. Bertelur tertunda sampai umur yang lebih tua, telur umumnya lebih besar (Blakely and Bade, 1991). Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan yang tidak termakan (Wahju, 1985). Keadaan kandang yang tidak nyaman juga akan memacu stres pada ternak burung puyuh, sehingga nafsu makan akan menurun, yang akan berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi pakan, bobot telur, dan konversi pakan ternak (Achmanu, Muharlien dan Salaby, 2011). Jumlah pakan yang dikonsumsi burung puyuh terus meningkat sesuai dengan umur. Peningkatan konsumsi pakan terjadi hingga umur 5 minggu selanjutnya setelah umur 6 minggu konsumsi pakan yaitu sekitar 15-25 g/ekor/hari (Djanah dan Sulistyani, 1985). Telur puyuh merupakan salah satu sumber protein hewani rendah lemak. Puyuh mampu menghasilkan telur 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata telur sekitr 10 g (Astuti, 2010). Menurut Triyanto (2007), Periode layer kebutuhan cahaya sangat penting untuk proses pembentukan ovum. Kecukupan cahaya akan mempengaruhi produksi hormon dan selanjutnya akan menentukan produksi ovum. Produksi ovum yang optimal akan menyebabkan produksi telur juga akan optimal. Fase grower cahaya sangat berpengaruh terhadap dewasa kelamin. Intensitas cahaya baik yang berasal dari matahari maupun lampu penerangan diminimalkan. Intensitas dan lama penyinaran pada fase layer sangat berpengaruh terhadap produksi dan ukuran telur (Johari, 2005). Menurut Achmanu, dkk. (2011), Perbedaan konversi pakan disebabkan karena adanya perbedaan dalam konsumsi pakan dan jumlah produksi telur. Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap konversi pakan adalah suhu yang kurang nyaman, persediaan pakan/air minum yang terbatas, tatalaksana pemeliharaan, kualitas pakan, kepadatan kandang, dan penyakit. Gillespie (1990) menambahkan, konversi pakan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu latar belakang strain, suhu, jumlah pakan yang terbuang, aditif yang digunakan dalam pakan dan manajemen pemeliharaan. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu burung puyuh yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 81 ekor berjenis kelamin betina berumur 44 hari yang telah diberi penyinaran cahaya lampu yang berbeda sejak umur 1 hari, kandang battery, lampu berwarna kuning, merah, hijau, dan biru dengan daya 2,5 Watt, peralatan kandang, pakan tipe 5104 buatan PT Charoen Phokphand, dan vitamin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). dengan 5 kali ulangan, dan 4 perlakuan. Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Duncan s. Variabel yang diukur selama penelitian adalah konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan. Konsumsi pakan diukur dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan. Produksi telur dapat diperoleh dari jumlah telur yang dihasilkan setiap hari. Konversi pakan didapatkan dari hasil bagi jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah bobot telur. Cara menghitungnya yaitu: Konsumsi pakan (g) Produksi telur (g) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Burung puyuh dengan pemberian penyinaran cahaya lampu warna merah (P2) dan kuning (P1) menunjukkan nilai konsumsi pakan

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan burung puyuh dengan pemberian penyinaran cahaya lampu warna hijau (P3) dan biru (P4), sehingga hipotesis menerima bahwa warna cahaya lampu yang berbeda mempengaruhi konsumsi pakan. Warna cahaya lampu merah pada penelitian diperoleh hasil rataan konsumsi pakan selama penelitian adalah 23.35 ± 0.77 g/ekor/hari, sedangkan hasil rataan konsumsi pakan dengan cahaya lampu warna kuning adalah 22.92 ± 0.35 g/ekor/hari. Pada burung puyuh dengan penyinaran cahaya lampu warna hijau dan biru menunjukkan hasil yang lebih rendah daripada burung puyuh dengan penyinaran cahaya lampu warna merah dan kuning yaitu 22.18 ± 0.17 g/ekor/hari dan 22.55 ± 0.53 g/ekor/hari. Hal ini menunjukkan bahwa warna cahaya lampu memberikan pengaruh negatif terhadap konsumsi pakan. Adanya Perbedaan konsumsi pakan pada burung puyuh disebabkan adanya perbedaan tanggapan pada burung puyuh terhadap cahaya yaitu warna lampu merah, kuning, hijau, dan biru kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan panjang gelombang. Menurut Fuad (2011), warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih tinggi (700 nm) dibandingkan dengan warna kuning (580 nm), hijau (520 nm), dan biru (480 nm). Abidin (2004), penyinaran lampu pijar pada malam hari juga dapat meningkatkan konsumsi pakan dan berdampak pada pertambahan bobot badan. Nilai konsumsi yang tertinggi terdapat pada burung puyuh dengan pemberian penyinaran cahaya lampu warna merah (P1). Menurut Saputro (2007), warna lampu mempengaruhi performa unggas yaitu bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan nilai konversi pakan. Bobot badan akhir dan pertambahan bobot badan tertinggi serta konversi terendah dicapai dari perlakuan lampu berwarna hijau, sedangkan konsumsi pakan tertinggi dicapai dari perlakuan lampu berwarna merah. Warna cahaya lampu merah akan meningkatkan aktivitas sehingga efeknya konsumsi pakan terpenuhi. Suprijatna, Atmomarsono, dan Kartasudjana (2005), menyatakan bahwa apabila kebutuhan energi telah terpenuhi maka ayam akan mengurangi, bahkan menghentikan konsumsi oleh karena itu, tingkat kandungan zat-zat makanan dalam pakan perlu disesuaikan dengan tingkat kandungan energi pakan. Penyesuaian terutama dilakukan terhadap protein pakan karena merupakan bahan yang diperlukan untuk pembentukan jaringan tubuh dan produk (telur). Energi akan terpenuhi, tetapi bahan pembentuk jaringan tubuh dan produk kurang maka laju pertumbuhan dan produksi terganggu oleh karena itu, perlu diperhitungkan keseimbangan antara tingkat energi dengan protein pakan sehingga penggunaan pakan menjadi efisien. Johari (2005), menyatakan bahwa cahaya mempunyai peran terhadap konsumsi pakan dan bobot badan. Peranan cahaya juga sangat berkaitan erat dengan produksi dan ukuran telur karena merangsang kerja hormon untuk pertumbuhan dan pemasakan calon telur. Fase grower cahaya sangat berpengaruh terhadap dewasa kelamin

Tabel 1. Rataan konsumsi pakan, produksi telur, dan konversi pakan burung puyuh yang dipengaruhi oleh jenis warna cahaya lampu selama penelitian. Perlakuan Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) Produksi Telur (butir/hari) Konversi Pakan P1 22.92 ± 0.35 b 2.56 ± 0.05 3.70 ± 0,10 P2 23.35 ± 0.77 b 2.41 ± 0.31 3,70 ± 0,26 P3 22.18 ± 0.17 a 2.78 ± 0.52 3.44 ± 0,28 P4 22.55 ± 0.53 ab 3.14 ± 0.71 3.34 ± 0,26 Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05) Produksi Telur Tabel 1, menyatakan bahwa perlakuan cahaya lampu memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap produksi telur burung puyuh yang telah disinari dengan warna cahaya lampu yang berbeda-beda. Warna cahaya lampu biru pada penelitian diperoleh hasil rataan produksi telur selama penelitian adalah 3.14 ± 0.71 butir/hari, sedangkan hasil rataan produksi telur dengan cahaya lampu warna hijau, kuning, dan biru berturut-turut adalah 2.78 ± 0.52 butir/hari, 2.56 ± 0.05 butir/hari, dan 2.41 ± 0.31 butir/hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Noveandana (2011) menyatakan bahwa dalam pemeliharaan burung puyuh diperlukan adanya pencahayaan dengan warna biru untuk mendapatkan produksi telur yang lebih baik. Lampu warna biru membuat tingkat stress pada burung puyuh lebih rendah sehingga produksi telur lebih baik daripada burung puyuh yang diberi lampu warna hijau dan kuning. Hasil analisis ragam produksi telur diperlihatkan pada Lampiran 8. Penyinaran cahaya lampu warna biru menunjukkan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan penyinaran cahaya lampu warna hijau, kuning dan merah, hal ini dikarenakan burung puyuh yang mengalami pertama kali bertelur yaitu burung puyuh yang penyinarannya memakai warna lampu biru sehingga produksi telur yang dihasilkan lebih tinggi. Kasiyati (2009), menyatakan bahwa pemberian cahaya warna biru menyebabkan masak kelamin dini. Abidin (2004), menyatakan bahwa salah satu fungsi lain dari cahaya adalah memacu dan mengendalikan sekresi hormon LH dan FSH. Kekurangan atau kelebihan pencahayaan akan mengganggu produksi telur. Kekurangan cahaya akan menurunkan sekresi hormonhormon tersebut, sehingga produksi telur berjalan lambat, sedangkan sekresi yang berlebihan akan menyebabkan proses pembentukan telur berjalan lebih cepat. Blakely and Bade (1991), menyatakan bahwa cahaya alami dan buatan keduanya merangsang proses reproduksi unggas. Lama pencahayaan mempengaruhi waktu keluarnya telur. Cahaya merangsang melepaskan dan meningkatkan suplai FSH.

Konversi Pakan Tabel 1 perlakuan cahaya lampu memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan burung puyuh yang telah disinari dengan warna cahaya lampu yang berbedabeda. Warna cahaya lampu biru pada penelitian diperoleh hasil rataan nilai konversi pakan selama penelitian adalah 3.34 ± 0,26, sedangkan hasil rataan nilai konversi pakan dengan cahaya lampu warna hijau, kuning, dan merah berturut-turut adalah 3.44 ± 0,28, 3.70 ± 0,10, dan 3,70 ± 0,26. Hasil analisis ragam konversi pakan diperlihatkan pada Lampiran 12. Penyinaran cahaya lampu warna biru dengan nilai konversi yang rendah menunjukkan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan penyinaran cahaya lampu warna hijau, kuning dan merah dikarenakan pada lampu berwarna biru memiliki panjang gelombang yang rendah sehingga burung puyuh tidak banyak beraktifitas sehingga tidak banyak energi yang terbuang sia-sia. Fuad (2011), menyatakan bahwa warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih tinggi dibandingkan dengan warna kuning, hijau, dan biru. Menurut Achmanu, dkk. (2011), perbedaan konversi pakan disebabkan karena adanya perbedaan dalam konsumsi pakan dan jumlah produksi telur. Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap konversi pakan adalah suhu yang kurang nyaman, persediaan pakan atau air minum yang terbatas, tatalaksana pemeliharaan, kualitas pakan, kepadatan kandang, dan penyakit. Gillespie (1990), menyatakan bahwa konversi pakan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu latar belakang strain, suhu, jumlah pakan yang terbuang dan manajemen pemeliharaan. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah Warna cahaya lampu merah, kuning dan biru dapat merangsang burung puyuh untuk meningkatkan konsumsi pakan tetapi tidak dapat meningkatkan produksi telur dan konversi pakan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan tidak menggunakan cahaya lampu berwarna hijau untuk meningkatkan produksi telur pada burung puyuh. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2004. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Agro Media Pustaka: Jakarta. Achmanu, Muharlien, dan Salaby. 2011. Pengaruh lantai kandang (rapat dan renggang) dan imbangan jantan-betina terhadap konsumsi pakan, bobot telur, konversi pakan dan tebal kerabang pada burung burung puyuh. J.Ternak Tropika Vol. 12, No.2: 1-14,2011. Astuti, D. A. 2010. Petunjuk Praktis Beternak Ayam Ras, Petelur, Itik, dan Burung puyuh. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta. Blakely, J and D. H. Bade. 1991. The Science Of Animal

Husbandry. Diterjemahkan Oleh Srigando, B. Gajah Mada Press: Yogyakarta. Djanah, D., dan Sulistyani. 1985. Beternak Puyuh. CV Simplek. Jakarta. Fuad, A. 2011. Fisika Statistik. Bayumedia Publishing. Malang Gillespie, J. R. 1990. Modern Livestock and Poultry Production Fourth Edition. Delmar Publishers Inc. Canada. Johari, S. 2005. Sukses Beternak Ayam Ras Petelur. Agro Media Pustaka: Jakarta. Kasiyati. 2009. Umur masak kelamin dan kadar estrogen burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) setelah pemberian cahaya monokromatik. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pond, K and P. Wilson. 2000. Introduction To Animal Science. John Wiley & Sons, INC. United States Of America. Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Surya, A. 2007. Pengaruh warna lampu penerangan terhadap performa ayam broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Triyanto, 2007. Performa produksi burung burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) periode produksi umur 6-13 minggu pada lama pencahayaan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wahju, J. 1985. Cara Pemberian dan Cara Penyusunan Ransum Unggas. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.