BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research) (Wardani, dkk. 2007: 1.3). Setiap siklus terdiri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No 2, Juni Darmiyanto 1) dan A.A. Sujadi 2) 1), 2) Program Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ini berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas V SDN Ujungtebu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD N 1 LEMBUPURWO TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

Transkripsi:

34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan layanan profesionalisme guru dalam menangani proses pengajaran di kelas. Karena PTK, menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model TGT (Teams-Games- Tournaments) dapat meningkatkan hasil belajar materi bilangan bulat mata pelajaran matematika siswa kelas V MI. Ma arif NU. Ngering Legok Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus terdiri dari 4 tahap yakni: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflective) 7. Alur penelitian tindakan dapat digambarkan sebagai berikut: 7 Arikunto, Suharsimi. Pendidikan Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 16 34

35 Pra Penelitian Observasi awal Refleksi Awal Siklus I Pelaksanaan tindakan I Perencanaan I Observasi I Refleksi I Siklus II Pelaksanaan tindakan II Perencanaan II Observasi II Refleksi II Gbr. 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Buku PGMI) B. Setting Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI. Ma arif NU. Ngering Legok Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Tindakan penelitian mulai dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 kelas V yang berjumlah 36 siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas V MI. Ma arif NU. Ngering Legok Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan yang mengikuti mata pelajaran Matematika pada materi bilangan bulat tersebut belum pernah mendapatkan pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournaments)

36 C. Variabel Yang Diselidiki Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournaments) 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika kelas V materi bilangan bulat. D. Rencana Tindakan Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan ini, peneliti atau guru sudah melakukan sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan adanya penelitian tindakan kelas diharapkan terjadi pembaharuan dalam proses belajar di kelas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru sebelumnya untuk membawa perbaikan hasil belajar siswa. Permasalahan rendahnya Hasil belajar pada siswa inilah yang menyebabkan adanya tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan model TGT (Team-games-tournaments). Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam dua siklus tindakan. Masing-masing siklus tindakan terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. 8 Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan I (Planning) 8 Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Bumi Aksara. 2006) hal. 66

37 Rencana pelaksanaan tindakan disusun sebagai berikut. 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi Memilih topik bahasan, metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournament) dan Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut: Pendahuluan Membuka pelajaran dengan salam Memotivasi siswa untuk aktif belajar Menyampaikan materi pelajaran hari itu Kegiatan Inti Menugaskan siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS Mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan Memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan Membagi siswa dalam kelompok game Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen Meminta anggota turnamen mengambil soal secara acak Meminta anggota turnamen mengerjakan soal Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan kuis

38 Penutup Memberikan penghargaan pada kelompok yang paling unggul Memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif Menutup pelajaran dengan salam 2. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3. Menyusun soal turnamen yang meliputi kartu soal, kartu jawaban, dan kartu undian, lembar penilaian turnamen siklus I dan II, dan membentuk daftar kelompok untuk turnamen untuk siklus I dan Siklus II. Tahap 2 : Perencanaan Tindakan I (Acting) Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam pelaksanaan tindakan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Oleh karena itu bentuk laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. Pelaksanaan pembelajaran model TGT dimulai dari pemberian Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan dikerjakan berkelompok. Detail pembelajaran adalah sebagai berikut.

39 1. Mengajar Pada kegiatan mengajar guru memberikan informasi kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran cooperative learning model TGT (Teams-Games-Tournaments). Guru memberikan motivasi tentang pelajaran yang akan dipelajari serta membangun keterkaitan siswa, aktif mendemonstrasikan konsep dan memulai kemajuan dari siswa yaitu dengan cara memberikan banyak pertanyaan. 2. Teams (Belajar Kelompok) Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan teams (belajar kelompok) adalah mempelajari materi yang telah disajikan dalam bentuk Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Siswa secara berkelompok dituntut untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Antar anggota kelompok harus saling membantu dan mengajar dalam kegiatan diskusi sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila ada satu anggota kelompok yang tidak bisa mengerjakan soal atau memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan soal tersebut, maka teman kelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila dalam satu kelompok tidak ada yang bisa menjelaskan maka siswa meminta bimbingan kepada guru. Selama kegiatan teams (belajar kelompok) guru mengamati jalannya diskusi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Setelah kegiatan belajar kelompok diadakan diskusi kelas atau presentasi yang sebelumnya

40 diadakan pengundian untuk memilih kelompok penyaji, kelompok pembanding, kelompok moderator, dan kelompok peserta. 3. Games dan Tournaments Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk bertanding di turnamen. Siswa memainkan pertandingan akademik dalam kelompok yang berkemampuan homogen, yakni siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi bertanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi, siswa yang mempunyai akademik sedang bertanding dengan siswa yang berkemampuan akademik sedang, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah bertanding dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam turnamen masing-masing meja turnamen diberikan kartu soal dan kartu jawaban. Masing-masing siswa harus mengambil satu kartu dan mengerjakan soal sesuai dengan nomor pada kartu yang telah diambil tersebut. Da1am turnamen inilah siswa diadu kemampuannya dan bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan kelompoknya. Karena skor kelompok tergantung dari skor individu. 4. Penghargaan Penghargaan yang diberikan berorientasi pada kelompok dan diberikan setiap akhir pembahasan suatu materi. Penghargaan kepada siswa dapat diwujudkan dalam bentuk sertifikat maupun hadiah seperti peralatan sekolah. Penghargaan juga merupakan dorongan bagi siswa untuk bersaing mendapatkan prestasi yang terbaik

41 Tahap 3 : Pengamatan I (Observasi) Kegiatan pengamatan ini dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan tindakan, tidak dilakukan dengan tahap terpisah. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti mencatat bagaimana proses pelaksanaan tindakan sedikit demi sedikit. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keaktifan diskusi siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan menekan pertanyaan dan jawaban serta situasi belajar dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi dilaksanakan pada pertemuan terakhir dari siklus I. Tahap 4 : Refleksi I (Reflecting) Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari siklus I, maka data tersebut diolah atau dianalisis lalu dicatat kelebihan dan kekurangan dari siklus I. Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam memperbaiki kelemahan pada siklus I dan merencanakan pada siklus II.

42 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Tahap 1 : Perencanaan Tindakan II Rencana tindakan pada siklus II berdasarkan hasil analisis dan refleksi setelah tindakan siklus I berakhir. Tentunya pada siklus II ini akan dilakukan tindakan yang berbeda dengan siklus I guna penyempurnaan tindakan siklus I. Hal-hal yang direncanakan pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi Memilih topik bahasan, metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournament) dan Menyusun skenario pembelajaran Pendahuluan Membuka pelajaran dengan salam Memotivasi siswa untuk aktif belajar Menyampaikan materi pelajaran hari itu Kegiatan Inti Menugaskan siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS Mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan Memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan Membagi siswa dalam kelompok game

43 Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen Meminta anggota turnamen mengambil soal secara acak Meminta anggota turnamen mengerjakan soal Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan kuis Penutup Memberikan penghargaan pada kelompok yang paling unggul Memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif Menutup pelajaran dengan salam 2. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 3. Menyusun soal turnamen yang meliputi kartu soal, kartu jawaban, dan kartu undian, lembar penilaian turnamen siklus II. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan II Pada dasarnya, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, yakni dengan implementasi pembelajaran kooperatif model TGT yang dalam pelaksanaannya dilakukan perbaikanperbaikan terhadap masalah-masalah yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan pada siklus I.

44 Tahap 3 : Pengamatan II Kegiatan pengamatan dilakukan sama seperti kegiatan pengamatan pada siklus I, yakni mengobservasi keaktifan diskusi siswa dan kejadian-kejadian lain (yang tidak tercatat dalam lembar pengamatan). Tahap 4 : Refleksi II Refleksi pada siklus II ini dilakukan terhadap hasil observasi dan evaluasi pada siklus II sebagaimana pada siklus I. hasil refleksi pada siklus II ini merupakan refleksi akhir dari penelitian. E. Data dan Cara Pengumpulannya Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memerlukan adanya peneliti, lembar aktivitas siswa, soal turnamen, lembar observasi keaktifan diskusi siswa, tes. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut 1. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dijadikan acuan untuk memberikan pertanyaan pada siswa yang dapat merangsang siswa untuk pemecahan masalah pada soal yang bermakna dan menantang yang terlaksana dalam diskusi kelas. Selain itu dapat merangsang siswa untuk mengemukakan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dan mengajukan jawaban atau pendapat. 2. Soal Tournaments

45 Soal tournament digunakan untuk menggantikan kuis pada setiap pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua dengan materi yang berbeda. 3. Lembar observasi siswa Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung baik pertanyaan maupun jawaban siswa selama diskusi kelompok maupun diskusi kelas. 4. Tes Tes ini dilakukan untuk mengetahui Hasil belajar siswa. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. F. Indikator Kinerja Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan dengan teknik reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang diperoleh melalui pengamatan dengan cara memilih data sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang telah dipilih kemudian dipaparkan menjadi lebih sederhana menunjukkan paparan yang berurutan dan akhirnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pertanyaan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Kualifikasi hasil belajar didasarkan atas skor yang dicapai siswa. Kriteria tingkat keberhasilan pembelajaran membaca dapat dilihat pada tabel berikut ini:

46 Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Pembelajaran No Pencapaian Tingkat Persentase (siswa) Kualifikasi (nilai) Keberhasilan 1. A 90% - 100% Sangat baik Berhasil 2. B 80% - 89% Baik Berhasil 3. C 70% - 79% Cukup Berhasil 4. D < 69 % Kurang Tidak berhasil Untuk mengetahui tingkat penguasaan menggunakan rumus di bawah ini : Tingkat penguasaan = Jumlah skor jawaban yang benar 100 % Jumlah Skor Adapun kualifikasi hasil belajar pada setiap aspek Hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil belajar Keterangan : No. Pencapaian (nilai) Kualifikasi 1. 4 Sangat baik 2. 3 Baik 3. 2 Sedang 4. 1 Kurang 5. 0 Sangat kurang 4 : Hasil belajar siswa sangat baik. 3 : Hasil belajar siswa kurang baik. 2 : Hasil belajar siswa baik 1 : Hasil belajar kurang baik 0 : Hasil belajar sangat kurang

47 Kriteria Penilaian Turnamen Super Team Great Team : Jika rata-rata 45 atau lebih : Apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team : Jika rata-ratanya 30-40 G. Tim Peneliti dan Tugasnya Sesuai dengan salah satu ciri atau karakteristik penelitian kualitatif, yaitu manusia sebagai alat atau instrumen 9, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dan pemberi tindakan. Sebagai pengamat, peneliti mengamati aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan dibantu oleh teman sejawat yakni rekan guru Kelas VI. Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan pembelajaran sekaligus menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Di samping itu peneliti juga sebagai pengumpul data dan penganalisis data serta sebagai pelapor hasil penelitian. 9 Meleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.), 4