PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR

dokumen-dokumen yang mirip
KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2)

POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY. Oleh :

RESUME KEGIATAN LESSON STUDY DI SMAN 1 SUMEDANG PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BERBAKAT ISTIMEWA (CIBI)

MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN LESSON STUDY DI DARMARAJA SUMEDANG

plan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MEMPERBAIKI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KUPANG TAHUN PELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

LESSON STUDY MENUMBUHKAN MASYARAKAT PEMBELAJAR PESERTA MGMP MATEMATIKA DI WILAYAH JATINANGOR DAN CIMANGGUNG. Oleh : Entit Puspita 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN IPA MELALUI LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA. Carib

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI KSP DAN KOLOID MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI SMA YUPPENTEK TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ada berapa tahapan pada kegiatan lesson study? Tahapan dalam lesson study adalah perencanaan, implementasi, dan refleksi.

Pengalaman Lesson Study di Tanjungsari Kabupaten Sumedang Mimin Nurjhani K *) & Widi Purwianingsih* *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN

Bab 5 Pengalaman Lesson Study di Bandung, Yogyakarta, dan Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

BUILDING LEARNING COMMUNITY THROUGH LESSON STUDY IN BOTANY PHANEROGAMAE AT DEPARTEMENT OF BIOLOGY EDUCATION FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

Alam Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAGAIMANA IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM AKTIFITAS LESSONS STUDY?

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIAGRAM DI SMA NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROFIL KINERJA GURU IPA-FISIKA DALAM KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP WILAYAH TOMO KAB. SUMEDANG. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

ABSTRAK DAN RINGKASAN MAKALAH KONASPI VI SUBTEMA DAN TOPIK: E. INOVASI PENDIDIKAN: INOVASI PEMBELAJARAN DAN ASESMEN JUDUL:

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. istilah yang digunakan dalam skripsi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

Pelatihan Lesson Study untuk Guru-Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Bab 1. Pendahuluan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

OPTIMALISASI PEMBINAAN LESSON STUDY BERDASARKAN KESULITAN YANG DIHADAPI GURU KELOMPOK MGMP SMPN 5 SUMEDANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika. Dialog awal dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 13

Transkripsi:

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati dan Ammi Syulasmi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung Jln. Dr. Setiabudhi 229 Bandung Telah diaksanakan kegiatan lesson study sebanyak 2 siklus di SMP N 1 Jatinangor pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dan Sistem Peredaran Darah pada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran Biologi di dalam kelas. Kegiatan lesson study dilaksanakan di kelas III D dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang dikeloompokkan menjadi 10 kelompok. Pada siklus 1 observer yang hadir pada pembelajaran sebanyak 14 orang, sedangkan pada siklus 2 sebanyak 16 observer. Instrumen yang digunakan pada PTK ini adalah : LKS, evaluasi belajar, lembar observasi kinerja siswa dan lembar observasi lesson study yang diisi oleh para observer. Dari hasil kegiatan lesson study siklus 1 dan siklus 2 diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam tahap plan (perencanaan) yaitu dalam penyiapan perangkat pembelajaran. Pembelajaran secara berkelompok dapat memotivasi setiap anggota kelompok untuk bekerjasama, dilihat dari hasil kelompok dalam menjawab pertanyaan pada LKS nilainya berkisar antara 8,2-8,43 pada siklus 1 dan 2. Hasil evaluasi belajar pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang berarti. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah 6 jauh berkurang, asalnya 14 orang pada siklus 1 menjadi hanya 2 orang pada siklus 2. Demikian juga nilai tertinggi yaitu 10 yang tidak diperoleh siswa siklus 1, pada siklus 2 dicapai oleh 5 orang siswa. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. Hasil analisis kinerja siswa menunjukan 3 kelompok mempunyai kinerja yang baik. Hasil analisis lembar observasi lesson study menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan guru observer dalam mengamati proses pembelajaran dilihat dari poin-poin yang ditulis dalam lembar observasi lesson study Kata kunci : kompetensi guru, kualitas pembelajaran, lesson study, 1

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR PENDAHULUAN Menurut PP No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran yanga berlangsung di kelas haruslah interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, madiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar siswa (Hendayana, S. dkk. 2006). Berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan PP No. 19 tersebut, salah satu pembelajaran yang direkomendasikan pada kegiatan lesson study adalah pembelajaran berbasis hands-on activity, daily life dan local materials. Kegiatan lesson study di Sumedang khususnya di MGMP wilayah Jatinangor telah berlangsung dari bulan September 2006. Dan pada bulan April 2007 telah dua siklus pembelajaran dilaksanakan. Pada semester ganjil 2007/2008 ini akan diimplementasikan pembelajaran siklus ketiga. Pada pelaksanaan pembelajaran 2 siklus yang telah berjalan guru-guru Biologi merancang perangkat pembelajaran secara kolaborasi dengan berbasis pada pembelajaran yang bersifat hands-on activity, daily life dan local materials. Pembelajaran dirancang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK), walaupun tidak sepenuhnya mengikuti aturan PTK, diantaranya guru yang mengajar pada siklus 1 dan siklus 2 berbeda. Seharusnya menurut aturan PTK guru yang mengajar adalah sama. Akan tetapi tujuan utama pelaksanaan PTK ini adalah memberikan wawasan kepada guru-guru secara langsung mengenai bagaimana melaksanakan PTK di dalam kelas, oleh karena itu perbedaan guru yang mengajar tidak menjadi halangan dalam pelaksanaan PTK ini. Di bawah ini akan dipaparkan tahapan lesson study yang telah diilaksanakan oleh guru-guru Biologi pada siklus 1 dan siklus 2 meliputi tahapan plan (perencanaan), do (implementasi) dan see (refleksi). 2

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tempat, Waktu dan Subjek PTK Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Jatinangor pada tanggal 25 Nopember 2006 untuk siklus 1 dan pada tanggal 3 Maret 2007 untuk siklus 2. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa-siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu kelas VIII D dengan jumlah siswa pada siklus 1 adalah 38 orang dan 34 orang pada siklus 2. Empat orang siswa tidak hadir pada pembelajaran siklus 2. Topik yang dipelajari pada siklus 1 adalah Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dan topik pada siklus 2 adalah Sistem Peredaran Darah pada Manusia. Pada kedua topik disampaikan melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together). 2. Instrumen Penelitian Tindakan Kelas Instrumen penelitian berupa LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi lesson study dan tes kognitif pada topik Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dan Sistem Peredaran Darah pada Manusia. Pada siklus 2 instrumen penelitian dilengkapi dengan lembar observasi kinerja siswa. 3. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Tahapan kegiatan penelitian tindakan kelas ini sama dengan tahapan kegiatan lesson study yaitu meliputi : plan (perencanaan), do (implementasi) dan see (refleksi). a. Plan (Perencanaan) Pada tahap ini dilakukan persiapan pembuatan perangkat pembelajaran. Tahap plan ini dilaksanakan masing-masing dalam dua kali pertemuan. Guru-guru yang tergabung dalam MGMP Biologi secara bersama-sama melakukan persiapan yang meliputi : penentuan topik, menentukan guru yang tampil, membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa) menentukan metode dan pendekatan pembelajaran, merancang media pembelajaran dan membuat alat evaluasi. Peningkatan kompetensi guru dalam merancang perangkat pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 dapat terlihat dari : waktu yang dibutuhkan dalam merancang perangkat pembelajaran lebih pendek, hal ini menunjukkan bahwa 3

kemampuan guru dalam membuat RPP, LKS, merancang media pembelajaran, menentukan metode dan pendekatan pembelajaran serta membuat alat evaluasi semakin meningkat. Hal ini didukung juga oleh kerjasama antar guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran semakin baik, mereka sudah lebih mengenal satu sama lain pada siklus 2. Guru juga bersama-sama berdiskusi menentukan pengalaman belajar apa yang akan diberikan pada siswa untuk memotivasi semangat belajar siswa pada awal pembelajaran. Merancang kegiatan pada awal dengan melibatkan siswa di depan kelas menjadi prioritas utama dalam merancang RPP pada siklus 1 maupun siklus 2. Setelah teaching materials siap, dilakukan peer teaching di depan guru-guru MGMP bidang study lain (IPA) untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan dilakukan untuk persiapan implementasi di dalam kelas. 2. Do (Implementasi) Kegiatan lesson study siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 25 November 2006, pukul 08.00-09.20 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2007 di SMP N 1 Jatinangor dengan mengambil topik Sistem pencernaan makanan pada manusia pada siklus 1 dan Sistem Peredaran Darah pada Manusia pada sikuls 2. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 (Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia), guru memotivasi siswa dengan cara: memanggil 2 orang siswa ke depan kelas, satu orang siswa disuruh mengunyah nasi dan satu orang siswa lagi disuruh menelan nasi tanpa dikunyah. Kemudian guru menanyakan kesan siswa dan rasa apa yang dikecap di dalam mulut mereka. Hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan adanya proses pencernaan mekanik dan kimia yang terjadi di dalam mulut. Sedangkan pada siklus 2, guru memotivasi siswa dengan cara : memanggil 3 orang siswa ke depan kelas, satu orang disuruh olah raga (push up), satu siswa diam dan satu orang lagi mengukur kecepatan detak jantung kedua temannya dengan stetoskop sederhana. Siswa yang mengukur detak jantung diminta membandingkan detak jantung temannya yang diam dan yang berorlahraga. Setelah itu 2 orang siswa lain dipanggil ke depan kelas untuk melihat peredaran darah pada ekor kecebong di bawah mikroskop. Hal ini untuk memberi gambaran bahwa darah itu beredar, dan memudahkan siswa 4

dalam memahami topik peredaran darah pada manusisa. Ketika kegiatan inti berjalan tiap kelompok diberi kesempatan secara bergiliran melihat mikroskop. Pada kegiatan inti, siswa secara berkelompok (terdapat 10 kelompok dengan masing-masing anggota 4 orang yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan) menyusun potongan-potongan gambar alat pencernaan makanan pada manusia pada sikuls 1 dan gambar alat peredaran darah pada manusia pada siklus 2 dengan benar pada selembar karton. Potongan gambar yang diberikan guru berwarnawarni. Siswa juga mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS tentang urutan dan fungsi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, pencernaan mekanik dan kimiawi pada sikuls 1 dan tentang macam-macam pembuluh darah, membedakan peredaran darah kecil dan peredarah darah besar dan menuliskan nama pembuluh darahnya. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelas, guru menunjukkan hasil kerja kelompok siswa dalam menyusun alat-alat pencernaan (siklus 1) dan peredaran darah (peredaran darah) serta dibandingkan dengan media pencernaan dan peredaran darah yang lebih besar di depan kelas. Selanjutnya guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan pada LKS dengan sistem NHT. Diakhir pembelajaran siswa dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari materi yang ajarkan dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Kemampuan guru dalam mengelola kelas pada waktu pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 tidak dapat diperbandingkan, karena guru yang mengajar berbeda. Setiap guru mempunyai strategi tersendiri dalam mengelola kelas. Akan tetapi secara umum kedua orang guru yang mengajar pada siklus 1 dan siklus 2 sangat baik mengelola kelas sehingga pembelajaran berlangsung lancar dan siswa terlibat penuh dalam pembelajaran. Siswa terlihat menikmati pembelajaran, tidak nervous walaupun diamati para observer. 3. See (Refleksi) Kegiatan yang terjadi pada tahap refleksi akan diuraikan pada hasil penelitian. HASIL PTK DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Lembar Kerja Siswa Pada LKS, siswa dituntut untuk menyusun potongan-potongan gambar alat pencernaan (Siklus 1) dan peredaran darah (siklus 2) dan menjawab pertanyaan- 5

pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Secara berkelompok mereka berusaha menyusun potongan-potongan gambar tersebut dengan benar dan cepat, dalam prosesnya ada kelompok yang cepat ada juga yang lambat dan ada yang tepat dan ada yang tidak tepat. Akan tetapi pada siklus 2 siswa lebih terampil menyusunnya dibandingkan pada siklus 1, hal ini dimungkinkan karena pada siklus 2 siswa sudah punya pengalaman dari siklus 1. Setelah pekerjaan siswa selesai, guru secara langsung memberikan penilaian kepada hasil pekerjaan kelompok, guru melibatkan siswa secara langsung untuk menilai pekerjaan tepat tidaknya gambar yang disusun dengan cara membandingkan dengan media yanga benar dan berukuran besar di depan kelas. Adapun nilai dari jawaban pertanyaan pada LKS yang dibuat secara berkelompok pada siklus 1 dan siklus 2 adalah sebagai berikut : Tabel 1. Nilai Kelompok untuk Jawaban Pertanyaan pada LKS Kelompok Siklus 1 Siklus 2 1 8,25 8,50 2 9,00 8,00 3 7,75 7,50 4 9,00 8,00 5 8,50 9,50 6 8,50 9,00 7 8,50 10,0 8 8,50 6,00 9 7,75 8,00 10 8,50 7,50 Rata-rata 8,43 8,20 Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kelompok untuk jawaban pertanyaan pada LKS pada siklus 1 dan siklus 2 tidak menunjukkan perbedaan rata-rata nilai yang menyolok. Pada siklus 1 beberapa kelompok memperoleh nilai lebih besar dari siklus 2, akan tetapi beberapa kelompok lain mendapat nilai lebih baik pada siklus 2. Penurunan nilai yang cukup besar terjadi pada kelompok 8 yaitu dari 8,5 pada siklus 1 menjadi hanya 6,0 pada siklus 2. Berkaitan dengan kesimpulan, ada peningkatan jumlah kelompok yang membuat kesimpulan pada lembar LKS. Pada siklus 1 hanya 5 kelompok dari 10 kelompok yang membuat kesimpulan, sedangkan pada siklus 2 semua kelompok (10 kelompok) membuat kesimpulan materi yang dipelajarinya. 6

2. Hasil Evaluasi Belajar pada Akhir Pembelajaran Soal yang diberikan pada siklus 1 dan siklus 2 berjumlah 4 soal yang berkaitan dengan materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan sistem peredaran darah pada manusia. Tes ini dilakukan secara individual. Hasil evaluasi belajar pada sikuls 1 dan 2 tercantum pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Nilai Evaluasi Individu Siklus Jumlah siswa Kisaran Nilai Siklus 1 14 3,4-5,8 22 6,0-8,6 Siklus 2 2 2,8-5,0 30 6-4 - 10 Dari data pada tabel di atas terlihat bahwa hasil evaluasi belajar pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang berarti. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah 6 jauh berkurang, asalnya 14 orang menjadi hanya 2 orang. Demikian juga nilai tertinggi yaitu 10 yang tidak diperoleh siswa siklus 1, pada siklus 2 dicapai oleh 5 orang siswa. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. 3. Hasil Analisis Lembar Observasi Kinerja Siswa Pada siklus 2 dilakukan penilaian kinerja siswa pada saat kegiatan inti, yaitu ketika siswa secara berkelompok menyusun gambar. Indikator penilaian kinerja siswa adalah : kerjasama kelompok antar anggota kelompok dalam menyusun gambar, ketepatan memasang potongan gambar (sesuai konsep), kerapihan memasang potongan gambar, kecepatan atau waktu dalam pemasangan potongan gambar dan diskusi kelompok dalam menjawab pertanyaan pada LKS. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan hasil penilaian kinerja siswa setelah diinterpretasikan ke dalam kriteria baik, cukup dan kurang. 7

Kel. Kerjasama antar anggota kelompok dalam menyusun gambar Tabel 3. Hasil Analisis Kinerja Kelompok Ketepatan memasang potongan gambar (sesuai dengan konsep) Kerapihan memasang potongan gambar Kecepatan atau waktu dalam memasang potongan gambar Diskusi kelompok dalam menjawab pertanyaan pada LKS 1 Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang 2 Baik Cukup Cukup Cukup Kurang 3 Kurang Cukup Cukup Baik Baik 4 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup 5. Cukup Baik Baik Baik Baik 6 Cukup Baik Cukup Cukup Kurang 7 Baik Baik Baik Baik Baik 8 Cukup Kurang Cukup Kurang Kurang 9 Baik Baik Baik Baik Baik 10 Baik Baik Baik Baik Baik Dari data di atas terlihat bahwa kelompok 7, 9 dan 10 menunjukkan kinerja yang baik, sedangkan kelompok lainnya ada yang sudah cukup ada juga masih yang kurang. Hal ini menuntut guru untuk memberi perhatian berupa bimbingan pada kelompok yang masih kurang. 4. Hasil Analisis Lembar Observasi Lesson Study Lembar observasi lesson study digunakan oleh para observer untuk mengamati proses pembelajaran. Pada lembar pengamatan tersebut berisi 3 pertanyaan yaitu : a. Kapan para siswa mulai belajar?, b. Kapan para siswa merasa bosan belajar? dan c. Apa yang dapat saudara (observer) pelajari dari hasil pengamatan (pembelajaran)?. Hasil analisis lembar observasi lesson study pada siklus 1 dan siklus 2, terlihat adanya peningkatan kemampuan para guru dalam mengobservasi proses pembelajaran. Peningkatan ini terlihat dari semakin banyaknya poin-poin yang dituliskan guru pada tiap pertanyaan yang diajukan pada lembar observasi. Jawaban yang diberikan observer untuk pertanyaan nomor c pada siklus 2 lebih banyak dan beragam dibandingkan dengan pada siklus 1. Hal ini menunjukkan bahwa guru observer mulai merasakan manfaat yang diperoleh dengan menyaksikan pembelajaran. Diharapkan dari pembelajaran yang diamatinya, guru observer dapat menerapkan hal-hal baik di kelasnya, sesuai dengan prinsip lesson study yaitu belajar dari pembelajaran. Di bawah ini dipaparkan hasil analisis lembar observasi pada siklus 1 dan siklus 2 dilihat dari jawaban yang persentasinya besar. 8

Tabel 4. Hasil Analisis Lembar Observasi Lesson Study No.. Sistem Pencernaan Makanan % Sistem Peredaran Darah % 1. Kapan para siswa mulai belajar? a. pada waktu guru memotivasi siswa 85 a. Pada waktu guru memanggil 3 orang 50 dengan menyuruh 2 orang siswa siswa untuk melakukan tes maju ke depan kelas untuk kecepatan detak jantung dengan melakukan demonstrasi steroskop sederhana b. Pada waktu guru memberikan b. Pada waktu siswa bekerja sama pertanyaan pada siswa pada awal 15 dalam kelompok menyusun 16,7 pembelajaran potongan gambar 2. Kapan siswa merasa bosan belajar? a. pada waktu evaluasi b. pada waktu diskusi kelas (membahas LKS) c. pada waktu menyimpulkan materi 3. Apa yang dapat observer pelajari dari hasil pengamatan? a. Cara siswa bekerjasama (kerjasama, motivasi anggota kelompok) b. Model pembelajaran NHT c. LKS dapat memotivasi siswa bekerja d. Cara guru memberi motivasi pada awal pebelajaran sehingga interaksi guru-siswa terjalin baik e. penggunaan media pembelajaran berupa puzzle f. Guru menunjukkan pekerjaan siswa dan melakukan penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik 31 31 23 19 19 19 13 9,6 9,6 a. pada waktu diskusi membahas LKS b. Menjawab soal LKS c. pada waktu menempelkan gambar sistem peredarah darah a. seluruh siswa mendpt kesempatan untuk melihat mikroskop. b. setiap kelompok mendapat pertanyaan yang merata c. media pembelajaran baik d. Dengan menempel dan memberi nama organ siswa mudah memahami materi dan belajar menjadi menyenangkan e. interaksi guru-siswa baik f. siswa diberi kesempatan cukup luas dalam mengeluarkan pendapat g. siswa tertib dan fokus pada pertanyaan pada LKS h. Penggunaan stetoskop sederhana i. Dilakukannya penguatan konsep setelah pembelajaran 25,4 15,4 23,0 13,8 5,6 8,3 13,8 2,8 2,8 5,6 2,8 2,8 Dari data pada tabel 4 di atas terlihat bahwa pada kedua siklus, siswa mulai belajar ketika guru melibatkan siswa dalam pembukaan pembelajaran. Dengan melibatkan siswa dalam pembukaan siswa menjadi termotivasi dan siap untuk menerima pelajaran. Sedangkan siswa mulai bosan belajar ketika menjawab pertanyaan pada LKS dan dilakukannya diskusi kelas. Waktu yang terlalu lama pada saat mengisi LKS dan diskusi menjadikan sebagian siswa merasa bosan, pada diskusi kelas kebosanan terjadi terutama pada siswa yang kebetulan tidak mendapat kesempatan menjawab pertanyaan (pada NHT guru akan memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan). Hal-hal yang dipelajari observer pada kegiatan lesson study siklus 1 meningkat pada siklus 2. Guru observer menuliskan poin yang lebih banyak yang dapat dipelajarinya pada siklus 2. Umumnya guru belajar tentang : model pembelajaran yang diterapkan 9

(NHT), media pembelajaran sederhana, motivasi yang guru berikan pada awal pembelajaran, adanya LKS, penguatan konsep, interaksi antara guru-siswa, dll. Hal ini sejalan dengan penelitian Sriyati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa para observer memperoleh banyak manfaat dari kegiatan lesson study dalam hal : menambah wawasan tentang metode dan media pembelajaran, menambah wawasan bagaimana menjalin hubungan baik antara siswa-guru, siswa dan siswa dan menambah wawasan tentang bagaimana memotivasi siswa untuk belajar aktif. Pada kegiatan see (refleksi) yang diikuti oleh guru yang tampil dan guru-guru observer, terungkap beberapa tanggapan dari pada observer bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara umum sudah baik dari tahap persiapan sampai implementasi. Siswa begitu antusias dan terlibat pada setiap sesi kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap anggota kelompok bekerjasama dengan baik walaupun masih ada kelompok yang anggotanya kurang kerjasama. Pada waktu diskusi terjadi interaksi yang baik sehingga menambah kelengkapan jawaban dari setiap soal yang ada pada LKS. Kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar berjalan baik, hal ini ditandai dengan hidupnya ketika diskusi kelompok maupun diskusi kelas berlangsung. Siswa merasa senang dan gembira ketika guru menunjukkan hasil pekerjaan setiap kelompok berikut nilai yang didapat. Media pembelajaran yang digunakan guru sangat baik, karena bersifat local material yaitu menggunakan steroform yang berwarna-warni dan stetoskop sederhana dari corong sehingga menarik bagi siswa. Pengelompokkan siswa sudah baik, satu kelompok terdiri dari 4 orang yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.. Hal yang terlihat meningkat adalah pelaksanaan model NHT, karena pada siklus 2 keterlaksanaan model NHT lebih baik, guru melemparkan pertanyaan lebih merata kepada siswa. 10

KESIMPULAN Dari kegiatan lesson study siklus 1 dan siklus 2 yang telah dilaksanakan di SMP 1 Jatinangor pada topik sistem pencernaan makanan pada manusia dan sistem peredaran darah pada manusia dapat disimpulkan bahwa : Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam tahap plan (perencanaan) yaitu dalam penyiapan perangkat pembelajaran. Pembelajaran secara berkelompok dapat memotivasi setiap anggota kelompok untuk bekerjasama, dilihat dari hasil kelompok dalam menjawab pertanyaan pada LKS nilainya berkisar antara 8,2-8,43 pada siklus 1 dan 2. Hasil evaluasi belajar pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang berarti. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah 6 jauh berkurang, asalnya 14 orang pada siklus 1 menjadi hanya 2 orang pada siklus 2. Demikian juga nilai tertinggi yaitu 10 yang tidak diperoleh siswa siklus 1, pada siklus 2 dicapai oleh 5 orang siswa. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. Hasil analisis kinerja siswa menunjukan 3 kelompok mempunyai kinerja yang baik. Hasil analisis lembar observasi lesson study menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan guru observer dalam mengamati proses pembelajaran dilihat dari poin-poin yang ditulis dalam lembar observasi lesson study. DAFTAR PUSTAKA Hendayana, S. dkk. (2006). Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press. Sriyati, S. dkk. (2006). Peningkatan Profesionalisme Guru dan Kualitas Pembelajaran Siswa SMA Melalui Lesson Study. Laporan Penelitian Hibah Pembinaan UPI 2006. Tidak diterbitkan. 11

Kel. Kerjasama antar anggota kelompok dalam menyusun gambar Tabel 3. Hasil Analisis Kinerja Kelompok Ketepatan memasang potongan gambar (sesuai dengan konsep) Kerapihan memasang potongan gambar Kecepatan atau waktu dalam memasang potongan gambar Diskusi kelompok dalam menjawab pertanyaan pada LKS 1 Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang 2 Baik Cukup Cukup Cukup Kurang 3 Kurang Cukup Cukup Baik Baik 4 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup 5. Cukup Baik Baik Baik Baik 6 Cukup Baik Cukup Cukup Kurang 7 Baik Baik Baik Baik Baik 8 Cukup Kurang Cukup Kurang Kurang 9 Baik Baik Baik Baik Baik 10 Baik Baik Baik Baik Baik 12