KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI KAJIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

Sekapur Sirih. Penutup

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. wilayah Kabupaten Sintang dilalui oleh garis Khatulistiwa. Sumber: Bappeda Kabupaten Sintang

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

4.1. Letak dan Luas Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

KEADAAN UMUM WILAYAH

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I. Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± pulau, sehingga dapat

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

UU 34/2003, PEMBENTUKAN KABUPATEN MELAWI DAN KABUPATEN SEKADAU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

Transkripsi:

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel 1. dan persebaran administratifnya pada Gambar 3. Tabel 1. Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Sintang No Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Luas Area (Km 2 ) (%) 1. Serawai 15-54 2.127,50 9,83 2. Ambalau 9-26 6.386,40 29,52 3. Kayan Hulu 14-48 937,50 4,33 4. Sepauk 22-68 1.825,70 8,44 5. Tempunak 18-66 1.027,00 4,75 6. Dedai 16-62 694,10 3,21 7. Kayan Hilir 13-44 1.136,70 5,25 8. Sintang 1 6 15 277,05 1,28 9. Sei Tebelian 19-57 526,50 2,43 10. Kelam Permai 10-48 523,80 2,42 11. Binjai 8-25 307,65 1,42 12. Ketungau Hilir 13-32 1.544,50 7,14 13. Ketungau Tengah 13-51 2.182,40 10,09 14. Ketungau Hulu 9-28 2.138,20 9,88 Jumlah 185 6 637 21.635,00 100 Sumber: Bappeda Kabupaten Sintang, 2004 Secara geografis, wilayah Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat, dengan posisi pada koordinat 1 0,05 LU sampai 1 0,21 LS, dan 110 0,50 sampai 113 0,20 BT, dengan batas-batas: a. sebelah Utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur); b. sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu; c. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Melawi dan Provinsi Kalimantan Tengah; serta d. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau.

Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Sintang (Sumber : Bappeda Kabupaten Sintang) 28

29 Aspek Biofisik Iklim. Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intensitas yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sintang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan yaitu sebesar 62,74% serta dipengaruhi oleh keadaan daerah yang berhutan tropis dan disertai dengan kelembaban udara yang cukup tinggi. Kelembaban udara relatif pada tahun 2006 sebesar 86%. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 26,5 C sampai dengan 27,5 C di mana temperatur udara terendah sebesar 22,6 C dan temperatur udara tertinggi sebesar 33,5 C. Penyinaran matahari yang dicatat dari Stasiun Meteorologi Susilo berkisar antara 17,0 sampai dengan 85,0% dengan rata-rata 54,3 %. Musim kemarau di kabupaten Sintang umumnya mulai pada bulan Juli sampai Agustus, sedangkan musim hujan terjadi bulan Januari sampai Mei yang seringkali menyebabkan banjir tahunan terutama pada dataran rendah sepanjang sungai-sungai besar. Data iklim di Kabupaten Sintang didasarkan atas data pada stasiun meteorologi Susilo Sintang tahun 1997 sampai 2006, disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tahun Curah Hujan Rata-rata (mm) Tabel 2. Data Iklim Kabupaten Sintang Tahun 1997-2006 Hari Hujan Suhu Udara Rata-rata ( o C) Unsur Iklim Kelembaban Udara Rata-rata (%) Penyinaran Matahari (%) Tekanan Udara Rata-rata (mb) Kecepatan. Angin Rata-rata (knot/jam) 1997 287,2 17,8 27,3 85,4 77,3 1017,2 1,4 1998 301,5 21,3 27,1 86,8 49,6 1010,6 1,7 1999 250,8 18,9 26,7 85,7 60,8 1009,9 1,8 2000 280,4 30,0 26,7 86,7 57,7 1009,9 1,7 2001 216,4 18,0 26,7 86,1 58,6 1010,3 1,7 2002 243,1 16,5 26,9 86,2 51,3 1011,6 1,8 2003 253,3 18,0 26,9 87,6 52,0 1010,9 1,7 2004 262,3 18,0 26,8 86,9 57,5 1011,8 2,0 2005 274,8 19,0 26,9 86,8 53,9 1009,6 2,1 2006 214,4 16,0 27,0 86,0 54,3 1011,9 1,9 Rerata 258,4 19,4 26,9 86,4 57,3 1011,4 1,8 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kabupaten Sintang (2007)

30 Hidrologi. Di Kabupaten Sintang potensi air berasal dari air hujan (curah hujan), air permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat di Kabupaten Sintang hanya sebatas air sungai, yang dalam proses pengalirannya pada beberapa tempat membentuk air terjun. Sungai-sungai utama yang potensial mendukung aliran permukaan di Kabupaten Sintang sebanyak 13 aliran, meliputi: Sungai Kapuas, Melawi, Ambalau, Tempunak, Tebidah, Merakai, Ketungau, Kayan, Jungkit, Ingar, Belitang, Mengkutui, dan Jengonoi. Potensi air sungai pada umumnya dimanfaatkan untuk kepentingan air minum, irigasi, perikanan, perdagangan, transportasi, dan sebagainya. Sementara air terjun dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Banyaknya sungai dan air terjun merupakan suatu potensi yang menjanjikan untuk dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata seperti arung jeram, wisata menyusuri sungai, dan memancing. Tanah dan Topografi. Berdasarkan jenis tanahnya, Kabupaten Sintang terbagi menjadi empat wilayah potensi lahan, seperti disajikan dalam Tabel 3 berikut, Tabel 3. Jenis Tanah di Kabupaten Sintang No. Jenis Tanah Persebaran Lokasi (Kecamatan) 1. Organosol Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah 2. Alluvial Sintang, Sungai Tebelian, Kelam Permai, Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah 3. Podsolik Ambalau, Kayan Hulu, Sepauk, Tempunak, Dedai, Kayan Hilir, Sungai Tebelian, Kelam Permai, Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah, Ketungau Hulu Luas Ha % 45.056 2,08 173.824 8,03 928.014 42,89 4. Latosol Serawai, Ambalau, Kayan Hulu, 1.016.606 46,99 Kayan Hilir, Sungai Tebelian, Binjai Hulu, Ketungau Tengah, Ketungau Hulu Luas 2.163.500 100 Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2007 Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah dengan topografi bergelombang hingga berbukit dengan luas 1.357.375 ha (62,74% dari

31 luas Kabupaten Sintang). Wilayah dengan topografi dataran hanya sebesar 806.125 ha (37,26%) dari luas Kabupaten Sintang seperti disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Luas Wilayah Kabupaten Sintang Menurut Ketinggiannya No. Kecamatan Luas (Ha) Wilayah Datar (Ha) Wilayah Bergelombang dan Berbukit (Ha) 1. S e r a w a i 212.750-212.750 2. A m b a l a u 638.640-638.640 3. Kayan Hulu 93.750 29.573 64.177 4. S e p a u k 182.570 71.936 110.634 5. Tempunak 102.700 58.632 44.068 6. Sei Tebelian 52.650 49.850 2.800 7. S i n t a n g 27.705 27.705-8. D e d a i 69.410 57.792 11.618 9. Kayan Hilir 113.670 88.838 24.832 10. Kelam Permai 52.380 49.780 2.600 11. Binjai Hulu 30.765 30.021 744 12. Ketungau Hilir 154.450 127.954 26.496 13. Ketungau Tengah 218.240 121.116 97.124 14. Ketungau Hulu 213.820 92.928 120.892 Kabupaten Sintang 2.163.500 806.125 1.357.375 Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2007 Kondisi kemiringan lahan Kabupatens Sintang berkisar antara 0 sampai >40%, kelas lereng terbesar pada 2 % - 15% dengan luas 732.901 hektar atau 33,88% dari luas total wilayah, seperti disajikan pada Table 5. Tingkat kemiringan lahan berkaitan dengan kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan termasuk kesesuaian lahan bagi kegiatan pariwisata.

32 Tabel 5. Kelas Lereng di Kabupaten Sintang Luas No Kelas Lereng (ha) (%) 1 <2% 455.718 21,06 2 2 15% 732.901 33,88 3 15 40% 581.929 26,90 4 >40% 392.952 18,16 Jumlah 2.163.500 100 Sumber: Bappeda Kabupaten Sintang, 2004 Kondisi tanah, topografi dan kemiringan lahan seperti yang ada di Kabupaten Sintang dengan persentase jenis tanah podsolik dan latosol yang tinggi memiliki potensi untuk terjadinya erosi dan pencucian. Kependudukan Secara demografis, berdasarkan data penduduk tahun 2007, Kabupaten Sintang berpenduduk 357.479 jiwa, dan secara terperinci tertera pada Tabel 6. Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Sintang tersebut tersebar di seluruh kecamatan. Laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun 2000/2006 mencapai 2,01% dan kepadatan penduduk rata-rata 17 orang/km 2. Penyebaran penduduk di Kabupaten Sintang menunjukkan sebaran yang cenderung kurang merata dimana jumlah penduduk yang paling besar berada di Kecamatan Sintang yang menjadi pusat aktivitas ekonomi. Penyebaran penduduk yang cenderung kurang merata tersebut akan menghambat pelaksanaan pembangunan di daerah, karena menyangkut sebaran sumberdaya manusia yang cenderung kurang merata pula. Kepadatan penduduk yang masih rendah di setiap kecamatan merupakan suatu indikator dalam menilai keseimbangan lingkungan, artinya bahwa kualitas lingkungan masih relatif terjaga sehingga kawasan wisata yang ada kemungkinan relatif masih terjaga keaslian dan kualitasnya.

33 No. Tabel 6.Jumlah Penduduk Kabupaten Sintang Tahun 2007 Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per Km 2 1. Ambalau 6.386,40 15.011 2 2. Serawai 2.127,50 22.610 11 3. Kayan Hulu 937,50 23.127 25 4. Kayan Hilir 1.136,70 24.523 22 5 Dedai 694,10 26.409 38 6 Kelam Permai 523,80 15.013 29 7 Sintang 277,05 54.784 198 8 Sungai Tebelian 526,50 27.750 53 9 Tempunak 1.027,00 25.591 25 10 Sepauk 1.825,70 44.293 24 11 Binjai Hulu 307,65 11.350 37 12 Ketungau Hilir 1.544,50 20.338 13 13 Ketungau Tengah 2.182,40 27.253 12 14 Ketungau Hulu 2.138,20 19.427 9 Jumlah 21.635,00 357.479 17 Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2008 Aspek Sosial Ekonomi Sebagian besar penduduk di Kabupaten Sintang terserap di sektor pertanian, sedangkan sektor keuangan paling sedikit menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor lapangan usaha yang ada berubah dari tahun ke tahun. Di hampir semua bidang, serapan tenaga kerja dari tahun 2003-2004 cenderung semakin menurun, kecuali bidang pertanian, konstruksi dan pertambangan dan penggalian justru naik. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah bidang pertanian. Sektor pertanian menyumbang 52,22 % sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang 22,41 %, dan sektor jasa sebesar 5,88 % terhadap keseluruhan perekonomian yang ditunjukan pada PDRB harga berlaku tahun tersebut. Dengan demikian, di Kabupaten Sintang belum terjadi perubahan struktur ekonomi secara menyeluruh karena sektor pertanian masih mendominasi meskipun sektor industri juga mulai mengalami kenaikan.

34 Tabel 7. Struktur Matapencaharian Penduduk di Kabupaten Sintang No Lapangan Usaha 2003 2004 Jumlah % Jumlah % 1 Pertanian 195.120 76,9 198.550 76,85 2 Pertambangan dan Penggalian 10.657 4,2 17.310 6,70 3 Industri 4.060 1,6 3.927 1,52 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1.776 0,7 1.214 0,47 5 Konstruksi 3.806 1,5 4.185 1,62 6 Perdagangan 16.746 6,6 16.406 6,35 7 Transportasi dan Komunikasi 5.075 2,0 4.237 1,64 8 Keuangan 761 0,3 0 0,00 9 Jasa-jasa 15.731 6,2 12.324 4,77 Jumlah 253.732 100,00 258.153 100,00 Sumber: Pengolahan Data Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2003 dan 2004 Sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan merupakan sektor yang penting dalam perkembangan ekonomi Kabupaten Sintang. Sektor pertanian merupakan suatu potensi dalam mengembangkan wisata agro. PDRB Kabupaten Sintang tahun 2006 atas harga dasar berlaku mencapai 1.528.336,48 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas harga konstan sebesar 1.052.442,26 juta rupiah dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,93 %. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku sebesar 4,44 juta rupiah, selanjutnya atas harga konstan tahun 2000 sebesar 3,06 juta rupiah. Pendapatan perkapita menunjukan tingkat kesejahteraan penduduk, hal ini menunjukan kemampuan ekonomi penduduk Kabupaten Sintang masih rendah. Kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat. Karena itu pemerintah perlu memikirkan alternatif pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan pemanfaatan sumberdaya pariwisata yang ada (alam dan budaya) yang diharapkan dapat menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata khususnya serta dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Sintang.

35 Aspek Sosial Budaya Penduduk Kabupaten Sintang terdiri dari beragam etnik dan suku bangsa, tidak hanya di dominasi oleh suku asli saja (Dayak) melainkan dari berbagai etnik yang ada di seluruh nusantara, yang membentuk suatu perpaduan budaya di dalam kehidupan masyarakat, demikian juga halnya dengan agama dan kepercayaannya. Berdasarkan data BPS tahun 2007 mayoritas penduduk Kabupaten Sintang beragama Islam yakni 143.501 jiwa (41,37%), Katolik 106.831 (30,8%), Protestan 83.572 (24,09%), Hindu 1.876 (0,54%), Budha 11.077 (3,19%). Konsentrasi penduduk yang beragama Kristen dan Katolik berada di pedalaman sedangkan agama Islam menyebar di semua wilayah terutama di pusat-pusat pemerintahan kecamatan serta di Ibu kota Kabupaten. Agama Hindu berada di daerah transmigrasi sedangkan Budha umumnya berada di ibu kota Kabupaten. Di daerah pedalaman, kebiasaan dan cara hidup masyarakat masih sangat terikat dan tergantung dengan alam dimana pertanian (berladang dan berkebun) masih menjadi salah satu andalan utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada beberapa daerah masyarakat masih hidup dan tinggal di rumah betang secara komunal, pada daerah ini biasanya adat-istiadat masih di pegang teguh. Karena itu dalam pengembangan wisata di di kawasan ini perlu mempertimbangkan kebudayaan, adat istiadat dan kepercayaan setempat agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat akibat perubahan pembangunan wisata dan akibat datangnya wisatawan yang berkunjung. Hal ini penting agar wisata yang dikembangkan dapat diterima dan berkembang tanpa menyebabkan degradasi terhadap lanskap dan budaya setempat. Kepariwisataan Kabupaten Sintang memiliki potensi pariwisata yang amat beragam. Selain wisata sejarah Kabupaten Sintang juga memiliki pesona alam yang indah dengan berbagai flora dan fauna di hutan hujan tropisnya yang lebat. Di daerah ini terdapat Bukit Kelam yang terkenal dengan lereng batunya, Hutan Wisata Baning yang terletak di tengah kota dengan aneka ragam anggrek dan kantung semar. Begitu pula air terjun Nokanayan serta Taman Nasional Bukit Baka serta rumah-rumah panjang khas Suku Dayak yang disebut Rumah Betang. Selain itu terdapat berbagai tapak arkeologis, makam raja-raja Sintang, museum serta arsitektur rumah peninggalan Kerajaan Sintang yang unik dan menarik. Berbagai kesenian,

36 tradisi dan kehidupan masyarakat lokal juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat keunikan kehidupan sosial budaya masyarakat indigenous. Untuk mendukung perkembangan pariwisata, diperlukan berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung. Obyek wisata, lokasi obyek wisata dan jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Sintang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Sintang Tahun 2005 No Obyek Wisata Lokasi Jumlah Kunjungan (Kecamatan) (orang) (%) 1 Obyek Wisata Bukit Kelam Kelam Permai 22.600 92,64 2 Museum Dara Juanti Sintang 500 2,05 3 Rumah Betang Ensaid Panjang Kelam Permai 300 1,23 4 Hutan Wisata Baning Sintang 700 2,87 5 Air Terjun Nokan Nayan Ambalau 35 0,14 6 Bukit Baka Bukit Raya Menukung-Serawai 60 0,25 7 Danau Jemelak Sintang 200 0,82 Jumlah 24.395 100 Sumber : Kantor Pariwisata dan Penanaman Modal Kabupaten Sintang 2005 Bukit kelam merupakan obyek wisata yang paling diminati pengunjung, selain karena keindahannya, di bukit kelam ini terdapat air terjun yang mengalir pada punggung bukit dan menjadi sumber air untuk pemandian pengunjung. Selain itu karena berada pada pusat kota kecamatan dan mudah di jangkau dari ibukota kabupaten yang hanya berjarak 18 km.