Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Gangguan Psikologis dengan Metode AHP

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

DECISION SUPPORT SYSTEMS IN THE ADMISSION SELECTION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT Case Study: SMK Pelita Pesawaran. Abstract

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP Dalam Penentuan Seseorang Beresiko Terkena Penyakit Ginjal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT HIPPOCRATES DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN PROFILE MATCHING SKRIPSI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS LAPTOP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Rici Efrianda ( )

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HOTEL KELAS MELATI DI KABUPATEN WONOSOBO MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SELEKSI PEMILIHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS DINKES KABUPATEN BANTUL

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN MOTOR JENIS YAMAHA

Penerapan Metode AHP Dan TOPSIS Untuk Mengevaluasi Pemohon Kredit Suku Cadang Motor Suzuki (Studi Kasus : PT. Riau Jaya Cemerlang Pekanbaru)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE MULTIPLE AHP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI TOKO BUKU BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Studi Kasus : Tembilahan) Darmawati

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMKN 1 NGANJUK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP )

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

PENERAPAN METODE AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada Bank BTPN Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM BANTU PEMILIHAN PAGAR MENGGUNAKAN AHP PADA UD.ADI PUTRA ARTIKEL SKRIPSI

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

Transkripsi:

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Gangguan Psikologis dengan Metode AHP Al-Khowarizmi Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Jl.H.M. Jhoni No.70 C, Medan 20217 alkhopiliang@gmail.com ABSTRAK Pengunaan sistem pendukung keputusan (SPK) dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sesuai dengan sasaran. Banyak permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan mengunakan SPK, salah satunya adalah untuk menentukan gangguan psikologis dalam hal ini untuk menentukan jenis psikopat dimana penderita psikopat sangat banyak dan susah di deteksi. Metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan adalah mengunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penelitian ini dianalisis suatu kasus yaitu menentukan gangguan psikologis dengan memberikan beberapa pertanyaan sehingga hasil dari aplikasi ini adalah sebuah kesimpulan tentang gangguan psikologis khususnya psikopat antara lain : primary psychopath, secondary psychopath, distempered psychopath dan charismatic psychopath yang di dapat dari perolehan nilai tertinggi dari setiap proses pengambilan keputusan. Kata kunci : SPK, Gangguan Psikologis, Psikopat, AHP. ABSTRACT The use of Decision Support Systems (DSS) can help to decide accurately and quickly on target. Many problems can be solved by using DSS, one of them is determining psychological disorders, it determines types of psychopath because there are so many psychopathic patients and it's difficult to be detected. The method which can be used in Decision Support Systems is the use of Analytical Hierarchy Process (AHP). In this research is analyzed a case that is determining psychological disorders by asking some questions so that the result of this application is a conclusion about Psychological Disorder especially psychopath, they are : Primary psychopath, secondary paychopath, distempered psychopath and charismatic psychopath which is got from the result high percentage in any decision process. Keywords: DSS, Psychological disorders, Psychopath, AHP. 1. Pendahuluan Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Adapun permasalahan yang sering muncul bersifat kompleks dengan aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Kompleksitas ini juga disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan, serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Pada dasarnya, setiap persoalan dapat diselesaikan dengan memandang persoalan tersebut dilihat dalam suatu kerangka yang terorganisir, yang memungkinkan adanya ketergantungan antar komponen dan ketergantungan antar elemen dalam suatu komponen. Kerangka pemikiran tersebut memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut dengan jalan menyederhanakan, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan yang dilakukan. Masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit, sehingga datanya tidak mungkin dapat dicatat secara numeris, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Salah satunya adalah gangguan psikologis pada manusia, gangguan psikologis adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), perilaku (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan psikologis adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Dalam hal ini peneliti membahas salah satu gangguan psikologis yaitu psikopat, psikopat adalah gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Namun demikian orangorang psikopat bila dilihat sepintas memiliki sifat baik hati dan disukai tetapi sebetulnya dibalik itu semua mereka sangat merugikan masyarakat, pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan, sehingga di perlukan sistem pendukung keputusan untuk Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

menentukan gangguan psikologis karena masalah gangguan psikologis terjadi di hampir seluruh negara di dunia. Data statistik yang dikemukakan oleh WHO pada tahun 1990 menyebutkan bahwa, setiap saat 1% dari penduduk di dunia berada dalam keadaan membutuhkan pertolongan serta pengobatan untuk suatu gangguan psokologis. Dampak yang paling terlihat akibat dari permasalahan diatas adalah timbulnya kebingungan dalam menentukan gangguan psikologis. Dalam perancangan dan pembangunan aplikasi ini akan digunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) untuk mengolah data dari beberapa kriteria yang diinginkan. Dan untuk memudahkan dalam memasukkan kriteria yang diinginkan, maka penyampaian informasi dipresentasikan dengan menggunakan bahasa pemograman. Sistem pendukung keputusan selain dapat memberikan informasi yang dapat membantu menyediakan berbagai alternatif yang dapat ditempuh dalam proses pengambilan keputusan. Ciri khas suatu sistem pendukung keputusan adalah digunakan model yang salah satu fungsinya untuk penyederhanaan masalah. AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty merupakan model hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan adanya hirarki masalah kompleks atau tidak terstruktur dipecah dalam subsub masalah kemudian disusun menjadi suatu bentuk hirarki. AHP (Analitycal Hierarchy Process) mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah multikriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berdasarkan dari hal tersebut diatas, maka penulis memutuskan membuat judul Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Gangguan Psikologis dengan Metode AHP. 2. Metode Penelitian Agar penelitian tersusun dan terarah sesuai dengan tujuan, maka penulis menetapkan metode penelitian yaitu: 1. Studi pustaka dan studi literatur tentang metode AHP dengan melakukan analisis metode AHP sebagai model sistem pendukung keputusan untuk menentukan gangguan psikologis. 2. Melakukan pengambilan data melalui pertanyaan yang diajukan kepada pasien yang menderita gangguan psikologis. 3. Implementasi metode AHP dalam suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan gangguan psikologis dalam pembuatan aplikasi. 4. Mengevaluasi penerapan metode AHP dengan aplikasi yang telah dibuat untuk menghasilkan keputusan yang optimal. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis pembahasan dengan Metode AHP Ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement) dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Menyusun hirarki dilakukan setelah persoalan didefinisikan. Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki dan menggabungkannya. Adapun struktur hirarki pada sistem ini adalah sebagai berikut. Gambar 1. Struktur Hirarki Kriteria yang digunakan untuk menentukan gangguan psikologis dengan metode AHP yaitu primary psychopath (PP), secondary psychopath (SP), distempered psychopath(dp) dan charismatic psychopath(cp) dengan sub kriteria sangat tepat, tepat dan tidak tepat. Prinsip berikutnya yaitu menentukan prioritas kriteria dan subkriteria sebagai berikut : a. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara 1 kriteria dengan kriteria yang lain. Adapun hasil Matriks perbandingan berpasangan pada kasus ini terlihat pada tabel 1. Tabel 1 Matriks Perbandingan Berpasangan PP SP DP CP PP 1 1 1 1 SP 1 1 1 1 DP 1 1 1 1 CP 1 1 1 1 Jumlah 4 4 4 4 b. Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan rumus nilai baris kolom baru = nilai baris/kolom lama / jumlah masing-masing kolom lama. Hasil perhitungan bisa terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Matrik Nilai Kriteria PP SP DP CP Jumlah Prioritas PP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,25 SP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,25 DP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,25 Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 2

CP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,25 c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 2 dengan matrik perbandingan berpasangan pada tabel 1, hasil perhitungannya sebagai berikut. Tabel 3. Matriks Penjumlahan Setiap Baris PP SP DP CP Jumlah PP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 SP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 DP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 CP 0,25 0,25 0,25 0,25 1 d. Perhitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsisten (CR) <=0,1. Jika ternyata lebih besar dari 0,1, maka matriks perbandingan harus diperbaiki. Untuk mengitung rasio konsistensi, hasilnya pada tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Rasio Konsistensi PP 1 0,25 1,25 SP 1 0,25 1,25 DP 1 0,25 1,25 CP 1 0,25 1,25 Total(jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 5 n(banyak kriteria) : 4 λ Maks (Total/n): 5 / 4 :1,25 CI = ((λ Maks- n) / n) : -0,69 CR (CI/IR) : -0,76 perhitungan ini bisa diterima. e. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria primary 1. Membuat matrik berpasangan Tabel 5. Matriks Berpasangan Primary 1 3 2 0.33 1 3 0.5 0.33 1 Jumlah 1,83 4,33 6 2. Membuat matriks nilai kriteria primary Tabel 6. matriks nilai kriteria primary Jumlah Prioritas 0.55 0.69 0.33 1.57 0.52 0.18 0.23 0.50 0.91 0.30 0.27 0.08 0.17 0.52 0.17 3. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Tabel 7. Matriks Penjumlahan setiap baris Primary ST T TT Jumlah ST 0.52 0.90 0.34 1.78 T 0.17 0.30 0.52 1.00 TT 0.26 0.10 0.17 0.54 4. Penghitungan rasio konsistensi Tabel 8. Peritungan rasio konsistensi kriteria primary 1.78 0.52 2.30 1.00 0.30 1.30 0.54 0.17 0.71 n (jumlah kriteria): 3 Total (jumlah nilai hasil) : 4.31 λmaks (Total/n) : (4.31/3) : 1.44 CI : ((λmaks-n)/n) : ((1.44-3)/3) : -0.52 CR : CI/IR : -0.52 / 0.58 : -0.90 perhitungan dapat di terima. f. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Secondary 1. Membuat matrik berpasangan Tabel 9. Matriks Berpasangan Secondary 1 1 2 1 1 2 0.5 0.5 1 Jumlah 2.5 2.5 5 2. Membuat matriks nilai kriteria secondary Tabel 10. matriks nilai kriteria secondary Jumlah Prioritas 0.4 0.4 0.4 1.2 0.4 0.4 0.4 0.4 1.2 0.4 0.2 0.2 0.2 0.6 0.2 3. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 3

Tabel 11. Matriks Penjumlahan setiap baris secondary Jumlah 0.4 0.4 0.4 1.2 0.4 0.4 0.4 1.2 0.2 0.2 0.2 0.6 4. Penghitungan rasio konsistensi Tabel 12. Peritungan rasio konsistensi kriteria secondary 1.2 0.4 1.6 1.2 0.4 1.6 0.6 0.2 0.8 n (jumlah kriteria): 3 Total (jumlah nilai hasil) :4 λmaks (Total/n) : 4 / 3 : 1.33 CI : ((λmaks-n)/n) : ((1.33-3)/3) : -.056 CR : CI/IR : -0.56 / 0.58 : -0.96 perhitungan dapat di terima. g. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria distempered 1. Membuat matrik berpasangan Tabel 13. Matriks Berpasangan distempered 1 2 3 0.50 1 2 0.33 0.50 1 Jumlah 1.83 3.50 6.00 2. Membuat matriks nilai kriteria distempered Tabel 14. Matriks nilai kriteria distempered Jumlah Prioritas 0.55 0.57 0.50 1.62 0.54 0.27 0.29 0.33 0.89 0.30 0.18 0.14 0.17 0.49 0.16 Tabel 15. Matriks Penjumlahan setiap baris distempered Jumlah 0.54 0.59 0.49 1.62 0.27 0.30 0.33 0.89 0.18 0.15 0.16 0.49 4. Penghitungan rasio konsistensi Tabel 16. Peritungan rasio konsistensi kriteria distempered 1.62 0.54 2.16 0.89 0.30 1.19 0.49 0.16 0.66 n (jumlah kriteria): 3 Total (jumlah nilai hasil) : 4.01 λmaks (Total/n) : (4.01/3) : 1.34 CI : ((λmaks-n)/n) : ((1.34-3)/3) : -0.55 CR : CI/IR : -0.55 / 0.58 : -0.96 perhitungan dapat di terima. h. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria charismatic 1. Membuat matrik berpasangan Tabel 17. Matriks Berpasangan charismatic 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah 3 3 3 2. Membuat matriks nilai kriteria distempered Tabel 18. Matriks nilai kriteria charismatic Jumlah Prioritas 0.33 0.33 0.33 0.99 0.33 0.33 0.33 0.33 0.99 0.33 0.33 0.33 0.33 0.99 0.33 3. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 4

3. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Tabel 19. Matriks Penjumlahan setiap baris charismatic Jumlah 0.33 0.33 0.33 0.99 0.33 0.33 0.33 0.99 0.33 0.33 0.33 0.99 memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan. fase perancangan akan menghasilkan Entity Relationship Diagram (ERD), Flowchat dan Data Flow Diagram (DFD) sebagai berikut. 1. Entity Relationship Diagram (ERD) 4. Penghitungan rasio konsistensi Tabel 20. Peritungan rasio konsistensi kriteria charismatic 0.99 0.33 1.32 0.99 0.33 1.32 0.99 0.33 1.32 n (jumlah kriteria): 3 Total (jumlah nilai hasil) : 3.96 λmaks (Total/n) : 3.96 / 3 : 1.32 CI : ((λmaks-n)/n) : ((1.32-3 ) / 3) : -0.56 CR : CI/IR : -0.56 / 0.58 : -0.96 perhitungan dapat di terima. i. Matrik Hasil Prioritas hasil perhitungan pada setiap tabel kemudian dituangkan dalam matriks hasil yang terlihat pada tabel 21. Tabel 21. Matriks Hasil Primary Secondary Distempered Charismatic 0.52 0.40 0.54 0.33 0.33 0.40 0.33 0.33 0.17 0.40 0.16 0.33 Kesimpulan pemberian keputusan adalah sangat tepat dengan Distempered psychopath. 3.2 Perancangan Proses Perancangan Proses adalah langkah dalam fase pengembangan sistem itu sendiri. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak. Tujuan dari perancangan proses adalah untuk 2. FlowChart Gambar 2. Model ERD Gambar 3. Flowchart Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 5

3. Data Flow Diagram (DFD) Gambar 4. Diagram Konteks Gambar 8. Tampilan Menu Gambar 5. DFD Level 0 Gambar 9. Tampilan Form Jenis Psikopat Gambar 6. DFD Level 1 Proses AHP 3.3 Tampilan Program Tampilan pada sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut: Gambar 10. Tampilan Form Pertanyaan Gambar 11. Tampilan Form Admin Gambar 7. Tampilan Log In Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 6

Gambar 12. Tampilan Analisis Gambar 13. Tampilan Hasil Analisis Gambar 14. Tampilan Laporan Seluruh Pasien 4. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil dan pembahasan pada sistem pendukung keputusan untuk menentukan gangguan psikologis dengan metode AHP, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode AHP yang merupakan salah satu metode SPK dalam pemecahan berbagai masalah pengambilan keputusan multikriteria dapat juga digunakan dalam SPK untuk menentukan gangguan psikologis khususnya psikopat. Adapun kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan gangguan psikologis dalam penentuan jenis psikopat adalah Primary Psychopath, Secondary Psychopath, Distempered Psychopath dan Charismatic Psychopath. 2. Pada penelitian ini dalam menentukan gangguan psikologis dari perhitungan metode AHP, user diberi kesimpulan adalah tergolong dalam Distempered Psychopath karena memiliki nilai prioritas tertinggi yakni 0.54. 3. Aplikasi SPK untuk menentukan gangguan psikologis dengan mengunakan metode AHP dapat digunakan sebagai alat pembantu bagi psikolog dengan tetap berbasis pada sistem pendukung keputusan tetapi tidak untuk menggantikan penilaian dan tidak ditekankan untuk membuat atau mengambil keputusan. Sehingga saran yang berikan pada sistem pendukung keputusan unutk menentukan ganggaun psikologis dengan mengunakan metode AHP adalah sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan untuk menentukan gangguan psikologis dengan metode AHP dapat dikembangkan lagi dengan menambah kriteria dan dengan faktor yang berbeda. Misalnya dengan menambahkan jenis gangguan psikologis lainnya yang dalam hal ini juga termasuk dalam gangguan kepribadian seperti Szikofrenia. 2. Dalam memecahkan masalah multikriteria metode AHP bukan satu-satunya metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan. 3. Metode AHP diharapkan dapat diimplementasikan ke dalam perangkat lunak yang lebih baik sehingga user dapat lebih mudah menggunakannya. Daftar Pustaka Gambar 8. Tampilan Laporan Hasil Analisis [1]. Burn, Barry. 2005. Beginning Programing with Java for Dummies 2 nd Edition. Wiley Publishing, Inc. Indiana. Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 7

[2]. Carole Wade dan Carol Tavris. 2007. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. [3]. Freud, Sigmund. 2005. Psikopatologi dalam kehidupan sehari-hari. Pedati. Pasuruan. [4]. Hermawan, Julius. 2005. Membangun Decision Support System. Andi. Yogyakarta. [5]. Jos dan Harry. 2004. Recent advances in design dan decession support system in architecture and urban planning. Kluwer Academik Publishers. Eindhoven. [6]. Kartono, kartini. 2011. Patologi Sosia 3 : Gangguan-gangguan kejiwaan. Raja Grapindo Persada. Jakarta. [7]. Khoiruddin, Muhammad. (2011). Sistem Pendukung Keputusan analisis kepribadian menurut hippocrates dengan mengunakan metode AHP dan Profile Matching. JURNAL. Universitas Sumatera Utara(USU). Medan. [8]. Kusrini. 2007. Konsep dan aplikasi sistem pendukung keputusan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Biltek Vol. 3, No. 021 Tahun 2014 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 8