KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

2. LANDASAN TEORI. Pembelajaran matematika di Indonesia

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Saharah, I Nyoman Murdiana, dan Baharuddin Paloloang

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PGRI ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW

SULISTYANI AGUSTINA A

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRA OBSERVASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Bambang Supriyanto 36

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

1130 ISSN:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD N SIMO

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

PESTA ULANG TAHUN DAN MODEL PERMEN BATU MEMBANTU MEMPERJELAS KONSEP IRISAN DUA HIMPUNAN. Taufik 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SD PADA PEMEBELAJARAN IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Realistic Mathematics Education (RME) Secara harfiah realistic mathematics education diterjemahkan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII-B SMP NEGERI 1 KECAMATAN BUNGKAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Pembelajaran yang kurang menarik dan monoton menyebabkan rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal yang kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru. Sumber pengetahuan hanya berjalan satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar dan kemudian mencatat apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Jarang terjadi diskusi kelompok sehingga aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika masih kurang. Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada penelitian ini akan diterapkan pendekata PMRI. Pada penelitian ini peneliti menggunakan (PTK) yang terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dilaksanakan dengan 3 kali pembelajaran dan 1 kali evaluasi akhir siklus, dan begitu pula pada siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal. 2) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai kriteria baik. Kata Kunci: Pendekata PMRI, Aktivitas, Prestasi belajar. PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan harus mendapat perhatian serta penanganan secara serius. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dalam suatu bangsa dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Sejalan dengan perkembangan kehidupan, pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis. Oleh karena itu pendidikan yang diterapkan pada waktu sekarang tidak akan sama dengan pendidikan dimasa lalu atau di masa yang akan datang. Sehingga akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang lebih baik. Selain itu, pendidikan juga memerlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan fakta yang terjadi didalam suatu kelas ataupun sekolah. Matematika sangat penting dalam persiapan ini karena peranan yang unik dalam setiap aspek kegiatan bersama, misalnya memahami konsep dan mempunyai keterampilan yang tinggi. Pendidikan matematika di Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan matematika di dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, selain

dipengaruhi oleh adanya perubahan pandangan tentang pembelajaran matematika. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan mutu pendidikan matematika di beberapa negara di dunia. Terdapat berbagai penyebab rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia diantaranya terkait kualitas pendekatan pembelajaran yang tidak tepat. Pada umumnya pendekatan pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton. Beberapa hal yang menjadi ciri praktek pendidikan di Indonesia selama ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah sementara siswa mencatat pada buku catatannya. Pada pembelajaran matematika, guru hendaknya memilih strategi, metode, pendekatan, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar matematika baik secara fisik, mental, serta sosial. Kendati demikian masih banyak pembelajaran yang berpusat pada guru. Kreatifitas guru sangatlah penting untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikannya. Siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi juga membangun pengetahuan dari berbagai aktivitas pembelajaran. Sehingga pelajaran matematika menjadi sangat bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan belajar mengajar di sekolah, pelajaran matematika pada umumnya kurang disukai oleh siswa dan sebagian besar siswa cenderung beranggapan bahwa matematika merupakan bidang studi yang sulit. Hal yang sering diperlihatkan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika yaitu siswa kurang mampu melibatkan diri secara aktif, peserta didik jarang mengajukan pertanyaan meskipun guru sering memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami, serta kurangnya keberanian peserta didik untuk mengerjakan di depan kelas. Pada kegiatan pembelajaran matematika diharapkan peserta didik benar-benar aktif. Sehingga akan berdampak pada ingatan peserta didik tentang apa yang dipelajari akan lebih lama tersimpan dalam memori otak. Suatu konsep mudah dipahami dan di ingat oleh peserta didik bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika yang mengajar kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar khususnya soal cerita. Banyak siswa yang kesulitan mengubah kalimat cerita menjadi kalimat matematika, sehingga siswa kesulitan dalam hal menganalisa soal yang berupa soal-soal cerita yang diberikan oleh guru jika soal yang diberikan berbeda dengan materi yang dijelaskan, dan kesulitan lain yang dialami siswa adalah mereka cenderung menghafal rumus, sehingga apabila diberi soal cerita yang berbeda dengan contoh, mereka akan merasa kesulitan. Ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada materi soal cerita sebelumnya yang persentase ratarata prestasi belajar matematika siswa adalah 55% dan masih terdapat banyak siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 76.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII-B pada proses pembelajaran matematika siswa kurang aktif bertanya, menanggapi pertanyaan, dan mengemukakan pendapatnya sehingga informasi hanya berjalan satu arah yaitu dari guru ke siswa. Pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Kondisi belajar mengajar seperti ini siswa hanya menjadi objek penerima informasi yang pasif sehingga potensipotensi yang dimiliki oleh siswa sulit dikembangkan yang pada akhirnya siswa kurang memperlihatkan keaktifan dalam proses belajar mengajar. Pada proses pembelajaran siswa terkesan bosan dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa adalah pada saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas maka diperlukan pembelajaran yang mampu menarik serta membangkitkan semangat siswa untuk belajar, semakin tinggi ketertarikan siswa untuk belajar akan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dan semakin banyak pula yang akan siswa pahami sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Para pendidik terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik tertarik dan bersemangat dalam belajar. Salah satunya menggunakan pendekatan PMRI. Pendekatan PMRI adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905 1990) bahwa matematika adalah kegiatan manusia (Yusuf Hartono, 2007: 3). Pembelajaran PMRI menekankan bahwa pendidikan matematika harus dikaitkan dengan realita sehari-hari sesuai yang dapat dibayangkan oleh peserta didik dan matematika sebagai kegiatan manusia dimana peserta didik diberi kesempatan mempunyai pengalaman yang sama seperti proses penemuan konsep-konsep matematika yang ditemukan oleh para penemunya. Dari masalah diatas, maka penulis bermaksud untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal Tahun Pelajaran 2013/2014. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa di dalam kelas dengan menerapkan pembelajaran PMRI? 2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran PMRI? TUJUAN PENELITIAN Sejalan dengan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B melalui pembelajaran PMRI di SMP Negeri 1 Keamatan Bungkal. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran PMRI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Penerapan pembelajaran PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Matematika 1. Matematika berkenaan dengan ideide/kondep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Herman Hudojo, 1988: 2-3). 2. Matematika merupakan ilmu pasti dan konkrit. Artinya matematika menjadi ilmu real yang bisa diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bentuk (Raodatul Jannah, 2011: 18). Pendekatan Pembelajaran Matematika Pendekatan pembelajaran (teaching approach) yaitu proses penyampaian atau penyajian topic matematika tertentu dengan model pembelajaran tertentu agar mempermudah siswa memahaminya. Misalnya mengajarkan tentang banyaknya diagonal suatu segitiga beraturan dengan menggunakan penemuan. Pendekatan PMRI Yusuf Hartono (2007: 3) Realistic mathematics education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan matematika realistik (PMR), adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905 1990) bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Matematisasi dibedakan menjadi dua bentuk, yakni matematisasi horizontal dan matematsasi vertical. Mohammad Iskak (2007: 212-213) berdasarkan proses matematisasi horizontal dan vertical tersebut proses pembelajaran matematika dibedakan menjadi empat jenis pendekatan, yakni pendekatan mekanistik, strukturalistik, empiristik, dan realistik. Karakteristik PMRI Mohammad Iskak (2007: 213-214), karakteristik penting dari pendekatan matematika realistik diantaranya adalah: 1. Menggunakan konteks dunia nyata 2. Menggunakan model 3. Menggunakan produksi dan kontruksi 4. Menggunakan interaktif 5. Menggunakan keterkaitan Langkah-langkah Pembelajaran PMRI Muzakkir Syamaun (2010: 3) secara sederhana merumuskan langkah-langkah pembelajaran matematika realistik adalah sebagai berikut: 1. Memahami masalah kontektual 2. Menjelaskan masalah kontektual 3. Menyelesaikan masalah kontektual 4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban 5. Menyimpulkan Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan PMRI Gregroria Ariyanti (2008: 7) keunggulan pendekatan PMRI adalah: 1. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas yang ada disekitar siswa 2. Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan materi 3. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban ada nilainya 4. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan berani mengemukakan pendapat 5. Pendidikan budi pekerti, misal: saling kerjasama dan menghormati teman yang sedang berbicara Sedangkan kelemahan pendekatan PMRI adalah: 1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya

2. Membutuhkan waktu yang lama, terutama bagi siswa yang kemampuan awalnya rendah 3. Siswa yang pandai terkadang tidak sabar menanti temannya yang belum selesai 4. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi. Aktivitas Belajar Menurut Gie dalam Wawan (2010: 1) menjelaskan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan keaktifan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dengan siswa, siswa dengan siswa) untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan yang diharapkan oleh guru didalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI yang dijabarkan sebagai berikut: a. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru b. Mengerjakan LKS dalam kelompok c. Aktif dalam berdiskusi kelompok d. Mengajukan pertanyaan/menanggapi pertanyaan e. Menghargai/menerima pendapat f. Mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu g. Menyimpulkan pelajaran Prestasi Belajar Mohammad Surya (2004: 75), menjelaskan prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2008: 141), menjelaskan prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian factor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Zainal Arifin (2011: 98) Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik penddikan,memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi dimana praktik itu dilaksanakan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Mata pelajaran yang akan dijadikan sarana penelitian adalah Matematika dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar. Subjek penelitian ditentukan setelah peneliti melakukan observasi dan berkonsultasi dengan guru matematika kelas VIII. Kelas VIII-B dipilih karena berdasarkan observasi yang dilakukan, dalam kelas inilah yang mengidentifikasikan aktivitas dan prestasi belajar siswa masih rendah

dibanding dengan kelas-kelas yang lain, dengan demikian diharapkan dengan diterapkannya pendekatan PMRI dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa di kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal. Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian meliputi: a. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan dalam proses belajar mengajar. b. Observasi digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dan pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliti telah berusaha melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI yang mencangkup karakteristik realistik, walaupun masih ada kekurangan, diantaranya pada Siklus I penggunaan waktu masih kurang efektif karena waktu terlalu banyak tersita pada saat diskusi dan banyak siswa yang masih membutuhkan bimbingan guru dan peneliti. Karakteristik matematika realistik yang pertama adalah penggunaan konteks dunia nyata sebagai titik tolak dalam pembelajaran matematika di kelas. Pembelajaran pada siklus I dan II dimulai dengan benda-benda nyata, dimana siswa didorong untuk menyebutkan contohcontoh yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga yang digunakan bersifat sederhana dan dapat dijumpai dalam lingkungan siswa serta dapat digunakan untuk menemukan konsep matematika dalam penyelesaian persoalan matematika. Penggunaan alat peraga ini sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran siswa. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan kerja kelompok, dimana siswa terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam menggunakan alat peraga tersebut. Karakteristik realistik yang kedua adalah penggunaan model-model. Siswa diajak untuk menemukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar menggunakan gambar-gambar dari kehidupan sehari-hari seperti batu bata, kolam renang, atap sekolah, dan ruang kelas. Hal ini terlihat ada semangat dan rasa senang siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Karakteristik realistik yang ketiga adalah penggunaan produksi dan kontruksi yang bertujuan untuk membimbing siswa dari keadaan informal menuju ke formal matematika. Siswa aktif mengkontruksi sendiri pengetahuannya melalui konteks dunia nyata dari kehidupan siswa. Karakteristik realistik yang keempat adalah penggunaan interaksi. Secara umum tampak bahwa pada siklus pertama interaksi antara siswa dengan siswa dan interaksi antara siswa dengan guru dan peneliti sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih kurang optimal karena masih ada beberapa siswa yang pasif dan menggantungkan hasil jawabannya dengan teman yang lain. Sedangkan pada siklus kedua hampir siswa sudah aktif bertanya pada guru dan peneliti jika ada sesuatu yang belum dipahami. Karakteristik realistik yang kelima adalah penggunaan keterkaitan. Peneliti telah mendorong siswa dalam mengaitkan antar topik atau antar pokok bahasan sebagai karakteristik matematika yang terakhir dengan membantu siswa untuk menemukan keterkitan secara mandiri.

Persentase Persentase Berikut ini adalah Pembahasan tentang peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI pada materi bangun ruang sisi datar di SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal. Dilihat dari hasil penelitian baik dari Siklus I dan Siklus II telah mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan PMRI layak untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya pada materi bangun ruang sisi datar. Pada dasarnya proses belajar mengajar menggunakan pendekatan PMRI guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk aktif sendiri dalam memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru, dan proses ini akan mudah diingat oleh siswa karena media pembelajaran ada disekitar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes setiap siklusnya, Siklus I prestasi belajar siswa mencapai 60,71% dan pada Siklus II terjadi peningkatan yang sangat pesat yaitu mencapai 85,71%%. Tabel 1 Peningkatan Persentase Prestasi Belajar Siklus Prestasi Belajar (%) Peningkatan Prestasi Belajar (%) I 60,71% - II 85,71% 25% Gambar Diagram 1 Diagram Batang Peningkatan Prestasi Belajar Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan ke-1, pertemuan ke-2, dan pertemuan ke-3, akan tetapi rata-rata semua aspek belum mencapai pada kriteria baik. Pada siklus II rata-rata semua aspek sudah mencapai pada kriteria baik. Tabel 2 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I 60.71% Siklus II 85.71% Aktivitas Siswa (%) Peningkatan Aktivitas Siswa (%) I 65,27% - II 77,82% 12,55% Gambar Diagram 2 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II 80.00% 75.00% 70.00% 65.00% 60.00% 55.00% Siklus I 65.27% Siklus II 77.82% KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan langkah-langkah pembelajaran pendekatan PMRI dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal tahun pelajaran 2013/2014 ditandai dengan adanya: 1. Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran pendekatan PMRI pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kecamatan Bungkal Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Pada tahap memahami masalah kontektual peserta didik sudah bisa memahami permasalahan yang diberikan. Selanjutnya pada tahap menjelaskan masalah kontektual siswa sudah mengerti maksud soal. Tahap menyelesaikan masalah kontektual peserta didik sudah bisa menyelesaikan masalah kontektual pada LKS dengan caranya sendiri. Tahap membandingkan dan mendiskusikan jawaban peserta didik sudah berani dan aktif untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Dan pada tahap menyimpulkan peserta didik dapat mengambil kesimpulan dari hasil diskusi kelas. 2. Langkah-langkah pembelajaran pendekatan PMRI dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas dan prestasi belajar siswa yang naik secara signifikan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas siswa rata-ratanya 65,27% dan pada siklus II rata-ratanya 77,82%. Peningkatan persentase aktivitas dari siklus I ke siklus II adalah 12,55%. Prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentase prestasi belajar siswa pada siklus I rata-ratanya 60,71% dan pada siklus II rata-ratanya 85,71%. Peningkatan persentase prestasi belajar dari siklus I ke siklus II adalah 25,00%. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ariyanti, Gregoria. 2008. Pemblajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik yang dipadu Pembelajaran Kooperatif Type Jigsaw pada Kelas VII SMP st. Bernandus Madiun dalam http://ariyanti.feeliesta.com/ diakses tanggal 3 April 2014. Hartono, Yusuf. 2007. Pendekatan matematika Realistik. In: Pembelajaran Matematika Sekolah dasar. Seamolec. Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:Depenkeb. Iskak, Mohammad. 2007. Kapita Selekta Upaya Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas Menjadi Realitas di Era Pasar Bebas. Sukoharjo: Sinar Mulia. Jannah, Rodatul. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya. Yogyakarta: Diva Press.

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Syamaun, Muzakkir. 2010. Pendekatan matematika Realistik Cara Efektif Meningkatkan Pemahaman Logika Matematika Siswa. Makalah diseminarkan di SepNas FKIP UNSYIAH, Banda Aceh, 24-25 Juni 2010. Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Naha Medika.