PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PERUSAHAAN FARMASI (Studi Kasus Pada PT. Biotek Indonesia)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA KONSTRUKSI PT. MRC TAHUN 2008, 2009, DAN 2010

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT SWB

Penerapan e-spt Pajak Pertambahan Nilai dalam Penyampaian Pelaporan Masa Pada PT. Dwi Urip

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT FAJAR MAS KARYATAMA

BAB IV EVALUASI ATAS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PT JMU

PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Silvia Iroth 1 Ventje Ilat 2 Heince Wokas 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Sinta Fitria Aryani, Sudarmo

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI CV X ( STUDI PRAKTIK KERJA PADA HR CONSULTING ) OLEH: SANDRA PUSPITA TJIPTOHADI

BAB I PENDAHULUAN. Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak dapat prestasi

BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG. Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

Tax Review atas Penjualan Tanah dan Bangunan pada Sebuah Perusahaan Properti

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KOPERASI PEGAWAI BADAN URUSAN LOGISTIK (KOPEL)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

Halaman Pemberian Hak Cipta Non Eksklusif dari Mahasiswa ke Universitas Bina Nusantara PERNYATAAN NIM :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT ACG menerapkan Pajak Pertambahan Nilai sebagai salah satu bentuk,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

EVALUASI ATAS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 TAHUN (STUDI KASUS PERUM PERUMNAS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSEDUR PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB IV ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS

BAB I PENDAHULUAN. negara, khususnya di Indonesia. Hampir 80 % (delapan puluh persen) sumber

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Nilai PT TCI. Maka penulis memberi simpulan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

ANALISIS ATAS PENERAPAN PERHITUNGAN, PENYETORAN, SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN 22 DAN PAJAK PENGHASILAN 23 STUDI KASUS PERUM PERURI

EVALUASI PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. IBH

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.FAMILY

ANALISIS PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PELAPORANNYA PADA CV. MULTI KARYA TEKNIK (BERBASIS E-FAKTUR) DI SIDOARJO

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PPN KELUARAN DAN PPN MASUKAN UNTUK MENENTUKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG PADA PT. PRIMA ORBIT SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

EVALUASI ATAS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PT JMU

ANALISIS DAMPAK PAJAK MASUKAN DAN PAJAK KELUARAN TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT JAYAR)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang telah memenuhi kriterial sebagai wajib pajak menurut

ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN, PENCATATAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT BADAK NGL BONTANG. Anne Fharadilah Putri Rusman Thoeng Kartini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional mensejahterakan masyarakat

Evaluasi Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Pada PPPTMGB LEMIGAS

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY

Transkripsi:

PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PERUSAHAAN FARMASI (Studi Kasus Pada PT. Biotek Indonesia) Elina Sri Ariyani BINUS UNIVERSITY, 081281665991, elina.ariyani@gmail.com Tjhin Tjiap Lung, SE., MM., Ak., Dosen Pembimbing ABSTRAK PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang obat-obatan hewan. PT. Biotek Indonesia telah berdiri sejak tahun 1994 dan sampai saat ini masih aktif melakukan penyerahan dan perolehan Barang Kena Pajak. Dari sisi penerapan Pajak Pertambahan Nilai, seringkali perusahaan tidak sepenuhnya melakukan kewajiban perpajakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku di Indonesia dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi permasalahan dalam menerapkan Pajak Pertambahan Nilai, perlu dilakukan analisis atas penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilainya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah riset eksploratoria (kualitatif). Metodologi penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Penelitian dilakukan berdasarkan referensi dan literature-literatur yang berhubungan erat dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini untuk memperoleh data teoritis yang relevan, sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara survey langsung ke perusahaan dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap dokumen-dokumen serta informasi-informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PT. Biotek Indonesia belum melakukan kewajiban sesuai dengan ketentuan Perpajakan yang berlaku, yang berakibat terdapat kesalahan dalam Faktur Pajak Standar yang cacat pada Pajak Masukan ataupun Pajak Keluaran yang tidak diperbaiki. Dan dalam melaksanakan pelaporan dan pembayaran perusahaan sering tidak tepat waktu yang mengakibatkan sanksi perpajakan pada perusahaan. Oleh karena itu, PT. Biotek Indonesia harus lebih memperhatikan Faktur Pajak Keluaean dan Pajak Masukan yang diterima dan melaksanakan kewajibannya dan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan ketetapan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009. Kata kunci : Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Masukan, Pajak Keluaran, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan Masa. ABSTRACT PT. Biotek indonesia is a company that moves in the fields of medicine animals. PT. Biotek indonesia has stood since 1994 and it was until now still active to surrender and acceptance of taxable goods. From the side, the application of tax increase in value often company did not fully perform the duty of taxation accordance with legislative regulations of taxation which prevails in indonesia with right and proper. Hence, to identify problem in implementing tax increase in value, need to kinds of analysese over the counting and reporting tax increase its value. A kind of research that is done is a research eksploratoria ( qualitative ). The methodology of some research that is done is research field. Research is done by virtue of reference and literature-literature closely associated with the topics discussed in a thesis is to obtain

data theoretical relevant; while field research done by means of a survey directly into company with conduct an interview and observation against the documents as well as supporting bits on information pertaining to the problem. Of this research can be concluded that PT. Biotek indonesia had yet to perform the duty in accordance with the provisions of taxation is done that does something there is a mistake in an invoice tax standards that a defect in a vat in or vat out that is not repaired. And in carrying out reporting and payment companies are often not on time which resulted in sanctions on company taxation. Therefore, PT. Biotek Indonesia tax receipt should pay more attention to vat out and vat in is received and responsilities and reporting the notice period for value added tax in accordance with the provisions of Act No. 42 of 2009. Keyword: value added tax, Vat In, Vat Out, Tax receipt, Notice Period. PENDAHULUAN Pajak merupakan iuran wajib bagi masyarakat, dan penerimaan negara yang di dapat dari iuran warga negara nya. Oleh sebab itu pajak perlu dikelola dengan meningkatkan peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pajak di negara Indonesia sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia, yang hampir 80% sumber pendapatan negara dari sector pajak. Di Indonesia sendiri saja Pajak Pertambahan Nilai sangatlah penting bagi perusahaan. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah. Dengan demikian banyaknya jumlah perusahaan di Indonesia maka penerimaan negara dari sektor pajak akan bertambah. Hal ini bisa mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem efektifitas pemungutan pajak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam pajak pertambahan nilai memiliki perbedaan dibandingkan dengan pajak yang lain nya, yaitu pajak pertambahan nilai berhubungan langsung dengan setiap kegiatan penyerahan dan perolehan barang kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Pajak pertambahan nilai merupakan pajak tidak langsung, dan pada dasarnya akan di bebankan kepada konsumen terakhir. Objek yang ingin penulis teliti dan anlisa Pajak Pertambahan Nilai adalah PT. Biotek Indonesia yang bergerak dalam bahan baku makanan ternak dan obat-obatan hewan. Perusahaan banyak melakukan transaksi pemotongan pajak pertambahan nilai akan dilakukan evaluasi atas pemotongan yang dilakukan oleh perusahaan, seperti penggunaan tarif dan penghitungnnya. Pada hasil atau kesimpulan akhir yang akan didapat dari penelitian ini yaitu berupa kesimpulan yang menyatakan apakah perlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) yang dilakukan pada PT. Biotek Indonesia sudah dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Untuk itulah penulis memilih PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PERUSAHAAN FARMASI (Studi Kasus Pada PT. Biotek Indonesia) sebagai topik dari artikel ini. Kajian pustaka penelitian ini ada dua yaitu: 1. Evaluasi Faktur Pajak Cacat Pada PT. Biotek Indonesia Tahun 2009. 2. Evaluasi Pehitungan, Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Biotek Indonesia Tahun 2009, 2010 dan 2011. Masalah yang ditemukan dalam kedua penelitian tersebut adalah kesalahan pemotongan, telat lapor dan setor. Metode yang digunakan adalah menghitung atau mengevaluasi berdasarkan data yang didapat dari Faktur Pajak Masukan dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Hasil penelitiannya adalah berupa penghitungan denda atas kesalahan yang dilakukan dan dampaknya terhadap perusahaan. Dalam penelitian yang penulis lakukan sekarang masalah yang ditemukan lebih bervariasi Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah PT. Biotek Indonesia telah melakukan perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dengan benar, melakukan pelaporan dan penyetoran tepat waktu. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengevaluasi adanya permasalahan dan pemenuhan kewajiban perpajakan di perusahaan. 2. Membantu perusahaan untuk mengevaluasi, perhitungan dan pelaporan pajak pertambahan nilai tentang perusahaan. Atas tujuan tersebut, diharapkan penelitian ini tidak hanya berguna untuk penulis, tapi juhga untuk perusahaan dan pembaca artikel ini.

METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, karena jenis penelitian ini kualitatif. Yang dimaksud dengan data primer adalah, Pengumpulan data yang didapat dari melakuakan tinjauan langsung ke tempat yang diteliti dengan seperti melakukan wawancara, observasi, dokumentasi dan juga reperformance. Metode pengumpulan data yang dipakai meliputi: 1. Metode Survei atau Penelitian Lapangan. Dalam metode ini penelitian dan peninjauan langsung ke objek penelitian untuk memperoleh data primer. Selain data primer yang diperoleh dari perusahaan dilakukan juga wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan observasi lapangan. 2. Metode Studi Kepustakaan (Library Research) Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui survey, penulis kemudian melakukan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder yaitu dengan mengumpulkan, membaca, menelaah peraturan perundang-undangan perpajakan, dokumen-dokumen, serta literature lainnya yang dapat membantu memecahkan masalah yang dirumuskan dalam skripsi ini. 3. Metode Riset Lapangan (Field Research Method) Metode riset lapangan yaitu merupakan tahap pengumpulan data yang diperoleh melaulaui informasi baik dari perusahaan yang sedang diteliti maupun melalui pihak lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti Metode riset lapangan terdiri dari : Obervasi : Melakukan penelitian langsung pada PT. Biotek Indonesia untuk memperoleh data yang lebih actual dan mengetahui lebih rinci mengenai sistem perpajakan perusahaan dan permasalahannya. Melakukan wawancara dengan pimpinan dan karyawan PT. Biotek Indonesia untuk memperoleh informasi yang mendukung penyusunan skripsi ini. Dokumentasi : Melakukan penelitian dengan mengumpulkan bukti dan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti : rekapitulasi transaksi selama bulan Desember 2009, 2010 dan 2011 SPT Masa Bulan Desember PT. Biotek Indonesia. Reperformance : Peneliti melakukan penghitungan kembali besarnya Pajak Pertambahan Nilai Terutang PT. Biotek Indonesia untuk bulan Desember 2009, 2010 dan 2011 berdasarkan data atau rekapan transaksi jual-beli perusahaan bulan Desember 2009, 2010 dan 2011 dengan menggunakan metode penghitungan dan tarif PPN yang berlaku. HASIL DAN BAHASAN Analisis Terhadap Pajak Pertambahan Nilai Tabel 1 Penyerahan dan Perolehan tahun 2009 PT. Biotek Indonesia Bulan Pajak yang dipungut sendiri DPP PPN Pajak Masukan Kurang Bayar/Lebih Bayar Januari 13,310,194,291 1,331,019,145 1,159,265,833 171,753,312 Februari 10,001,485,622 1,000,148,163 735,394,049 264,754,114 Maret 10,876,789,850 1,087,678,552 1,241,729,548 (154,050,996) April 14,749,134,092 1,474,912,925 1,202,246,693 272,666,232 Mei 15,123,413,851 1,512,340,945 1,484,064,802 28,276,143 Juni 15,619,700,283 1,561,969,436 1,356,894,044 205,075,392

Juli 15,870,252,594 1,587,024,704 1,004,609,646 582,415,058 Agustus 14,250,705,513 1,425,069,890 1,385,506,951 39,562,939 September 15,103,323,137 1,510,331,830 1,098,298,075 412,033,755 Oktober 11,693,838,187 1,169,383,507 1,058,965,584 110,417,923 November 12,887,023,978 1,288,702,022 884,184,426 404,517,596 Desember 11,474,363,297 1,147,436,417 967,870,893 179,565,524 Jumlah 160,960,224,695 16,096,017,536 13,579,030,554 2,516,986,992 Berdasarkan tabel IV.1 diatas, dapat dilihat besaran Pajak Keluaran pada PT. Biotek Indonesia tahun 2009 sebesar Rp 16,096,017,536,- dan Pajak Masukan pada tahun 2009 sebesar Rp 13,579,030,554,- dimana adanya beberapa bulan yang lebih bayar seperti bulan Maret sebesar Rp 154,050,996, sehingga menimbulkan Kurang Bayar pada tahun 2009 sebesar Rp 2,516,986,992,- Tabel 2 Penyerahan dan Perolehan 2010 PT. Biotek Indonesia Bulan Pajak yang dipungut sendiri Kurang Pajak Masukan Bayar/Lebih Bayar DPP PPN Januari 14,743,326,002 1,474,332,199 826,223,825 648,108,374 Februari 14,784,612,732 1,478,461,031 914,535,652 563,925,379 Maret 10,325,474,121 1,032,547,207 836,640,916 195,906,291 April 31,151,727,156 3,115,172,367 2,018,698,966 1,096,473,401 Mei 15,516,008,214 1,551,600,661 868,883,849 682,716,812 Juni 18,657,154,405 1,865,715,304 1,046,191,309 819,523,995 Juli 17,371,350,425 1,737,134,926 1,342,517,629 394,617,297 Agustus 26,790,114,211 2,679,011,283 1,464,480,579 1,214,530,704 September 10,980,676,284 1,098,067,543 1,301,869,446 (203,801,903) Oktober 13,942,259,599 1.394,225,849 1,401,181,915 (6,956,066) November 14,243,110,624 1,424,310,955 1,282,419,023 141,891,932 Desember 14,481,688,018 1,448,168,665 1,620,614,031 (172,445,366) Jumlah 202,987,501,791 18,904,522,141 14,924,257,140 5,374,490,850 Berdasarkan table IV.2 diatas, dapat dilihat besaran Pajak Keluaran pada PT. Biotek Indonesia Tahun 2010 sebesar Rp 18,904,522,141,- dan Pajak Masukan sebesar Rp 14,924,257,140,- dimana adanya beberapa bulan yang lebih bayar seperti bulan September sebesar Rp 203,801,903, bulan Oktober Rp 6,956,066, bulan Desember Rp 172,445,366. Sehingga menimbulkan Kurang Bayar sebesar Rp 5,374,490,850,- Tabel 3 Penyerahan dan Perolehan tahun 2011 PT.Biotek Indonesia Bulan Pajak yang dipungut sendiri Kurang Pajak Masukan Bayar/Lebih Bayar DPP PPN Januari 12,564,717,472 1,256,471,481 1,787,115,723 (530,644,242) Februari 13,974,309,439 1,397,430,703 1,405,138,452 (7,707,749) Maret 13,347,136,877 1,334,713,378 1,335,995,917 (1,242,539) April 13,776,404,268 1,377,640,268 1,298,664,201 78,975,865 Mei 16,011,172,317 1,601,116,854 1,223,130,201 377,986,653 Juni 15,412,460,792 1,541,245,624 1,266,675,940 274,569,684 Juli 21,875,712,773 2,187,570,793 1,443,269,827 744,300,966 Agustus 16,440,689,054 1,644,068,945 1,474,025,327 170,043,618 September 13,952,574,682 1,395,257,491 1,274,292,078 120,965,413 Oktober 15,402,407,128 1,540,240,722 1,392,367,700 147,873,022 November 15,235,558,779 1,523,555,869 1,400,371,161 123,184,708

Desember 12,368,845,140 1,236,884,514 492,775,717 744,108,796 Jumlah 180,361,988,721 18,036,196,642 15,793,882,224 2,242,414,195 Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat besaran Pajak Keluaran pada PT. Biotek Indonesia Tahun 2011 sebesar Rp 18,036,196,642,- dan Pajak Masukan sebesar Rp 15,793,882,224,- dimana adanya beberapa bulan yang lebih bayar seperti bulan Januari 2011 sebesar Rp 530,644,242,- bulan Februari 2011 sebesar Rp 7,707,749,- dan bulan Maret sebesar Rp 1,242,539,-. Pembuatan Faktur Pajak yang dilakukan PT. Biotek Indonesia adalah pada saat pembayaran atau selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya Masa Pajak. Dilihat dari segi tanggal pembuatan, Faktur Pajak Keluaran yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil evaluasi dan kondisi yang terdapat dalam perusahaan selama tahun 2009, 2010, 2011. Penulis menemukan masalah yang dilakukan oleh PT. Biotek Indonesia dimana terdapat Faktur Pajak Standar yang tidak sesuai dengan ketetapan Undang-undang, seperti : a. NPWP Pembeli : 01.242.782.9-409.001 Nama Pembeli : PT Metro Inti Purnama Kode dan Nomor Seri : 010.000-11.00001733 Tanggal :??? DPP : 1,545,545 PPN : 154,545 b. NPWP Pembeli : 21.021.559.6-432.000 Nama Pembeli : PT Avian Satwa Anugrah Kode dan Nomor Seri : 010.000-11.00005187 Tanggal :??? DPP : 5,818,181 PPN : 581,818 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Berdasarkan rincian dari Tabel IV.1 diatas diketahui bahwa nilai pembelian yang dilakukan PT. Biotek Indonesia selama bulan Januari 2009 sebesar Rp 11,592,660,162,-. Dimana jumlah tersebut merupakan Dasar Penggenaan Pajak (DPP). Berikut contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilainya : Dasar Pengenaan Pajak : Rp 11,592,660,162,- Tarif PPN : 10% PPN Masukan : Rp 1,159,265,833,- Dari rincian dari Tabel IV.2, dapat diketahui bahwa nilai pembelian yang dilakukan PT. Biotek Indonesia selama bulan Januari 2010 sebesar Rp 8,262,239,373,-. Dimana jumlah tersebut merupakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Berikut contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilainya : Dasar Pengenaan Pajak : Rp 8,262,239,373,- Tarif PPN : 10% PPN Masukan : Rp 826,223,825,- Dari rincian dari Tabel IV.3 dapat diketahui bahwa nilai pembelian yang dilakukan PT. Biotek Indonesia selama bulan Januari 2011 sebesar Rp 17,871,157,230,-. Dimana jumlah tersebut merupakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Berikut contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilainya : Dasar Pengenaan Pajak : Rp 17,871,157,230,- Tarif PPN : 10% PPN Masukan : Rp 1,787,115,723,- Tabel 4 Daftar Pajak Masukan Cacat tahun 2009 PT. Biotek Indonesia 2009 No Bulan DPP PPN 1 Januari 5,195,411 519,541 2 Februari 7,357,822 735,782 3 Maret 0 0 4 April 0 0 5 Mei 0 0 6 Juni 0 0

7 Juli 5,430,000 543,000 8 0 Agustus 0 9 0 September 0 10 Oktober 6,335,500 633,550 11 November 0 0 12 Desember 0 0 Total 24,318,733 2,431,873 Tabel 5 Evaluasi Pajak Masukan Masa Januari-Desember 2009 PT. Biotek Indonesia Bulan Perolehan sebelum evaluasi Perolehan setelah evaluasi DPP PPN DPP PPN selisih Januari 11,592,638,330 1,159,265,833 11,587,462,920 1,158,746,292 519,541 Februari 7,353,941,453 735,394,049 7,346,582,670 734,658,267 735,782 Maret 12,417,295,480 1,241,729,548 12,417,295,480 1,241,729,548 0 April 12,022,466,930 1,202,246,693 12,022,466,930 1,202,246,693 0 Mei 15,516,008,214 1,484,064,802 14,840,648,020 1,484,064,802 0 Juni 13,568,940,440 1,356,894,044 13,568,940,440 1,356,894,044 0 Juli 17,371,350,425 1,004,609,646 10,040,666,460 1,004,066,646 543,000 Agustus 13,855,071,578 1,385,506,951 13,855,069,510 1,385,506,951 0 September 10,982,982,220 1,098,298,075 10,982,980,750 1,098,298,075 0 Oktober 10,589,656,910 1,058,965,584 10,583,320,340 1,058,332,034 633,550 November 8,841,846,412 884,184,426 8,841,844,260 884,184,426 0 Desember 9,678,708,930 967,870,893 9,678,708,930 967,870,893 0 Analisis Penyetoran, Penghitungan dan Pelaporan PPN Dalam jumlah Pajak Keluaran PT. Biotek Indonesia lebih sering lebih bayar dari jumlah Pajak Masukannya sehingga terjadi kurang bayar pada tahun 2009. Berikut adalah perhitungan Pajak Pertambahan Nilai kurang bayar pada PT. Biotek Indonesia, yang diambil Masa Pajak Desember 2009 : Pajak Keluaran Rp 1,147,436,417 Pajak Keluaran yang dipungut oleh pemungut PPN Rp - Pajak Keluaran yang dibebaskan dari pengenaan PPN Rp 3,150,000 Pajak Keluaran yang dipungut sendiri Rp 1,147,436,417 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Rp 967,870,893 Pajak Kurang Bayar Desember 2009 Rp 179,565,524 Atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang kurang bayar tersebut, PT Biotek Indonesia membuat Jurnal penutup sebagai berikut : Dr PPN Keluaran Rp 1,147,436,417 Cr PPN Masukan Rp 867,870,893 Cr PPN Kurang Bayar Rp 179,565,524 Jurnal untuk pembayaran PPN Masa Januari : Dr PPN Kurang Bayar Rp 179,565,524 Cr Kas Rp 179,565,524

Namun setelah dilakuakan pengecekan kembali oleh bagian administrasi ternyata masih terdapat Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang belum dilaporkan dalam Masa Desember, sehingga dilakukan pembetulan SPT Masa Desember 2009 menjadi : Pajak Keluaran Rp 1,147,436,417 Penyerahan dengan Faktur Pajak Sederhana Rp 130,900,869 Pajak Keluaran yang dipungut oleh Pemungut PPN Rp - Pajak Keluaran yang dipungut sendiri Rp 1,016,535,548 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Rp 1,466,363,257 Pajak Lebih Bayar Desember 2009 Rp (449,827,709) Pajak yang sudah dibayar Rp 179,565,524 Pajak Lebih Bayar karena pembetulan Rp (629,393,233) Atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang kurang bayar tersebut, PT Biotek Indonesia membuat Jurnal Penutup pembelian sebagai berikut : Dr PPN Masukan Rp 1,466,363,257 Cr PPN Keluaran Rp 1,016,535,548 Cr PPN Lebih Bayar Rp 449,827,709 Jurnal untuk pembayaran PPN Masa Desember Dr PPn Lebih Bayar Rp 629,393,233 Cr Kas Rp 629,393,233 Berdasarkan kondisi-kondisi yang berada di PT. Biotek Indonesia dalam melakukan pemungutan, penyetoran, penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, masih belum begitu memahami. Karena dari hasil penelitian masih terdapatnya kesalahan-kesalahan dalam pembayaran/penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan PT Biotek Indonesia. Hal ini berdampak pada Surat Pemberitahuan (SPT) nya. Berikut akan dibahas beberapa temuan yang ditemukan oleh penulis selama penelitian pada PT Biotek Indonesia kaitannya dengan penyetoran dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) sebagai berikut : Data pelaporan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai tahun 2009, 2010, dan 2011 ditampilkan pada tabel dibawah ini : Tabel 6 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2009 Masa Pajak Tanggal Pelaporan Tanggal Penyetoran Januari 14 Mei 2009 12 Mei 2009 Februari 14 Mei 2009 12 Mei 2009 Maret 14 Mei 2009 12 Mei 2009 Maret (pembetulan) 15 Juni 2009 NIHIL April 17 Juli 2009 9 Juli 2009 Mei 17 Juli 2009 9 Juli 2009 Juni 17 Juli 2009 15 Juli 2009 Juli 20 Agustus 2009 14 Agustus 2009 Agustus 16 September 2009 14 September 2009 Agustus (pembetulan) 19 November 2009 NIHIL September 19 Oktober 2009 15 Oktober 2009 September (pembetulan 1) 24 November 2009 19 November 2009 September (pembetulan 2) 21 Desember 2009 NIHIL September (pembetulan 3) 3 November 2010 NIHIL Oktober 19 November 2009 16 November 2009 Oktober (pembetulan 1) 21 Desember 2009 NIHIL Oktober (pembetulan 2) 3 November 2010 NIHIL November 21 Desember 2009 15 Desember 2009 November (pembetulan) 3 November 2010 NIHIL Desember 20 Januari 2010 19 Januari 2010 Desember (pembetulan) 3 November 2010 NIHIL

Tabel 7 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2010 Masa Pajak Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan Januari 9 Maret 2010 18 Maret 2010 Februari 18 Maret 2010 20 April 2010 Maret 14 April 2010 20 April 2010 April 25 Mei 2010 17 Juni 2010 Mei 22 Juni 2010 30 Juni 2010 Juni 23 Juli 2010 30 Juli 2010 Juli 20 Agustus 2010 30 Agustus 2010 Agustus 22 Agustus 2010 30 September 2010 Agustus (pembetulan) 18 Maret 2011 28 Maret 2011 September 10 Oktober 2010 18 Oktober 2010 September (pembetulan 1) 25 Oktober 2010 3 November 2010 September (pembetulan 2) 15 Maret 2011 28 Maret 2011 Oktober 20 Oktober 2010 10 November 2010 Oktober (pembetulan) 15 Maret 2011 28 Maret 2011 November 8 April 2011 18 April 2011 November (pembetulan) 8 April 2011 29 April 2011 Desember 8 April 2011 29 April 2011 Tabel 8 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2011 Masa Pajak Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan Januari 3 Maret 2011 13 Maret 2011 Februari 15 Maret 2011 26 Maret 2011 Maret NIHIL 17 April 2011 Maret (pembetulan 1) NIHIL 13 Juli 2011 April 5 Mei 2011 10 Mei 2011 Mei 8 Juni 2011 20 Juni 2011 Juni 16 Juli 2011 30 Juli 2011 Juli 28 Agustus 2011 28 Agustus 2011 Agustus 9 September 2011 20 September 2011 September 9 Oktober 2011 20 Oktober 2011 Oktober 9 November 2011 20 November 2011 November 12 Desember 2011 22 Desember 2011 Desember 5 Januari 2012 29 Januari 2012 Kesalahan dalam pengisian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Penulis menemukan beberapa kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) PT. Biotek Indonesia yaitu kesalahan dalam pengisian dalam surat Pajak Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) pada tahun 2009 bulan Maret, Agustus, September terjadi 2 kali pembetulan, Oktober terjadi 2 kali pembetulan, November dan Desember. Pada tahun 2010 bulan Agustus, September terjadi 2 kali pembetulan, Oktober dan November. Pada tahun 2011 bulan Maret. Pada Pembetulan tahun 2009 bulan Maret seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,290,024,394,- serta pembetulan sebesar Rp 154,050,996,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya Rp 1,241,729,548,-. Pada Pembetulan tahun 2009 bulan Agustus seharusnya terdapat Penyerahan PPN yang dipungut sendiri sebesar Rp 14,250,705,513,- serta pembetulan sebesar Rp 13,087,061,- dan untuk Penyerahan PPN yang dipungut sendiri seharusnya sebesar Rp 13,724,205,513,- Pada Pembetulan tahun 2009 bulan September terjadi 2 kali pembetulan seharusnya untuk pembetulan 1 terdapat Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,098,298,075,- serta pembetulan sebesar Rp 28,453,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,150,919,622,-. Untuk pembetulan 2 seharusnya Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,150,919,622,- serta pembetulan sebesar Rp 28,453,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,150,919,622,-

Pada Pembetulan tahun 2009 bulan Oktober terjadi 2 kali pembetulan seharusnya untuk pembetulan 1 terdapat Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,098,298,075,- serta pembetulan sebesar Rp 5,718,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,058,971,302,-. Untuk pembetulan 2 seharusnya Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,058,971,302,- serta pembetulan sebesar Rp 314,809,616,- dan untuk Pajak Masukan sebesar Rp 1,190,892,623,- Pada pembetulan tahun 2009 bulan November seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 884,184,426,- serta pembetulan sebesar Rp 93,974,768,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,198,988,324,-. Pada pembetulan tahun 2009 bulan Desember seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 967,870,893,- serta pembetulan sebesar Rp 449,827,709,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,466,363,257,-. Pada pembetulan tahun 2010 bulan Agustus seharusnya terdapat Pajak Keluaran yang dipungut sendiri sebesar Rp 2,679,011,283,- serta pembetulan Rp 946,174,051,- dan untuk Pajak Keluaran yang dipungut sendiri sebesar Rp 2,410,654,630,- Pada pembetulan tahun 2010 bulan September pada pembetulan 1 seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,301,869,446,- serta pembetulan sebesar Rp 833,195,136,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,931,262,679,-. Untuk pembetulan 2 seharusnya Pajak Keluaran yang dipungut sendiri sebesar Rp 1,098,067,543,- serta pembetulan sebesar Rp 893,022,007,- dan untuk Pajak Keluaran yang dipungut sendiri sebesar Rp 1,038,240,672,-. Pada pembetulan tahun 2010 bulan Oktober seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Keluaran sebesar Rp 1,394,225,849,- serta pembetulan sebesar Rp 101,260,527,- dan untuk Penyerahan Pajak Keluaran Rp 1,299,921,388,- Pada pembetulan tahun 2010 bulan November seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,282,419,023,- serta pembetulan sebesar Rp 440,161,889,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,711,863,074,- Pada pembetulan tahun 2011 bulan Maret seharusnya terdapat Penyerahan Pajak Masukan kepada pemungut sebesar Rp 1,335,955,917,- serta pembetulan Rp 90,272,343,- dan untuk Pajak Masukan seharusnya sebesar Rp 1,424,985,721,-. SPT Tidak Dilaporkan Sesuai Jangka Waktu Yang Ditentukan Menurut Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007 dikenakan administrasi berupa denda sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang belum dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Akibat dari keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai : 1. Pada tahun 2009 bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei dan November dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk satu Surat Pemberitahuan Masa. Total denda administrasi adalah Rp 500,000,- x 6 bulan = Rp 3,000,000,- (tiga juta rupiah). 2. Pada tahun 2010 bulan Januari, Februari, April, November dan Desember dikenai sanksi adminisrasi sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk satu Surat Pemberitahuan Masa. Total denda administrasi adalah Rp 500,000,- x 6 bulan = Rp 3,000,000,- (Tiga Juta Rupiah) 3. Pada tahun 2011 bulan Januari dan Februari dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk satu Surat Pemberitahuan Masa. Total denda administrasi adalah Rp 500,000,- x 2 bulan = Rp 1,000,000,- (satu juta rupiah) Penyetoran Pajak Terutang Tidak Sesuai Jangka Waktu yang Ditentukan Akibat dari keterlambatan pembayaran ini dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dari pajak kurang bayar. Sehingga PT Biotek Indonesia harus membayar sanksi administrasi sebagai berikut : a. Dalam penghitungan Pajak Pertambahan Nilai PT Biotek Indonesia pada bulan Maret tahun 2009 perusahaan mengalami lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai. Atas kelebihan ini telah dilakukan kompensasi ke masa pajak berikutnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sehingga pada akhir bulan Desember 2009 didapat kurang bayar sebesar Rp 179,565,524,- karena kurang bayar ini disetor pada tanggal 19 Januari 2010, maka dikenakan denda sebesar Rp 179,565,524 x 2% x 1 bulan = Rp 3,591,310,- b. Pada Tahun 2009 Berikut diperlihatkan tabel pembayaran Pajak Pertambahan Nilai PT Biotek Indonesia untuk Masa Januari Desember 2009 :

Bulan Tabel 9 Sanksi Administrasi atas Keterlambatan Bayar Tahun 2009 PT. Biotek Indonesia Kurang Bayar/Lebih Bayar Tanggal Pembayaran Sanksi Administrasi (2%) Januari 171,753,312 12 Mei 2009 3,435,066 Februari 264,754,114 12 Mei 2009 5,295,082 Maret (202,345,842) 12 Mei 2009 kompensasi Maret (pembetulan) (154,050,996) NIHIL - April 272,666,232 9 Juli 2009 5,453,325 Mei 28,276,143 9 Juli 2009 565,523 Juni 205,075,392 15 Juli 2009 - Juli 582,415,058 14 Agustus 2009 - Agustus 39,562,939 14 September 2009 - Agustus (pembetulan) (13,087,061) NIHIL - September 412,033,755 15 Oktober 2009 - September (pembetulan 1) 412,062,208 19 November 2009 8,241,244 September (pembetulan 2) 412,062,208 NIHIL 8,241,244 September (pembetulan 3) 412,062,208 NIHIL 8,241,244 Oktober 110,417,923 16 November 2009 2,208,358 Oktober (pembetulan 1) 110,412,205 NIHIL 2,208,244 Oktober (pembetulan 2) (314,803,898) NIHIL - November 404,517,596 15 Desember 2009 - November (pembetulan) (498,492,364) NIHIL - Desember 179,565,524 19 Januari 2010 3,591,310 Desember (pembetulan) (629,393,233) NIHIL - Total 47,480,640 Bulan Tabel 10 Sanksi Administrasi atas Keterlambatan Setor tahun 2010 PT. Biotek Indonesia Kurang Bayar/Lebih Bayar Tanggal Penyetoran Sanksi Administrasi (2%) Januari 648,108,374 9 Maret 2010 12,962,167 Februari 563,925,379 18 Maret 2010 11,278,508 Maret 195,906,291 14 April 2010 - April 1,096,473,401 25 Mei 2010 - Mei 682,716,812 22 Juni 2010 - Juni 819,523,995 23 Juli 2010 - Juli 394,617,297 20 Agustus 2010 - Agustus 1,214,530,704 22 Agustus 2010 - Agustus (pembetulan) (268,356,653) 18 Maret 2011 kompensasi September (203,801,903) 10 Oktober 2010 - September (pembetulan 1) (833,195,136) 25 Oktober 2010 - September (pembetulan 2) (59,826,871) 15 Maret 2011 kompensasi Oktober (6,956,066) 20 Oktober 2010 - Oktober (pembetulan 1) (94,304,461) 15 Maret 2011 kompensasi November 141,891,932 8 April 2011 2,837,839 November (pembetulan) (582,053,821) 8 April 2011 kompensasi Desember (172,445,366) 8 April 2011 kompensasi Total 27,078,514

Tabel 11 Sanksi Administrasi atas Keterlambatan Setor tahun 2011 PT. Biotek Indonesia Bulan Kurang Bayar/Lebih Sanksi Administrasi Tanggal Penyetoran Bayar (2%) Januari (530,644,242) 3 Maret 2011 Kompensasi Februari (7,707,749) 15 Maret 2011 Kompensasi Maret (1,242,539) NIHIL Kompensasi Maret (pembetulan) (90,272,343) NIHIL Kompensasi April 78,975,865 5 Mei 2011 - Mei 377,986,653 8 Juni 2011 - Juni 274,569,684 16 Juli 2011 - Juli 744,300,966 28 Agustus 2011 - Agustus 170,043,618 9 September 2011 - September 120,965,413 9 Oktober 2011 - Oktober 147,873,022 9 November 2011 - November 123,184,708 12 Desember 2011 - Desember 744,108,796 5 Januari 2012 - Total - Rekomendasi dari penulis untuk perusahaan agar lebih teliti dalam melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tidak merugikan perusahaan, dengan melakukan pembayaran pajak kurang bayarnya pada tetap waktu yang telah ditentukan agar tidak dikenakan sanksi administrasi sebesar 2%. Maksud dari rekomendasi ini karena perusahaan sering kali terlambat melakukan penyetoran akan kurang bayar atau lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya disetorkan ke kas Negara. Evaluasi Penyerahan dan Perolehan PT. Biotek Indonesia Tabel IV.12 Evaluasi Penyerahan dan Perolehan PT. Biotek Indonesia Selama Januari-Desember 2009 Sebelum Evaluasi Setelah Evaluasi No Bulan Penyerahan Perolehan Penyerahan Perolehan DPP PPN DPP PPN DPP PPN DPP PPN 1 Januari 13,310,194,291 1,331,019,145 11,592,638,330 1,159,265,833 13,310,194,291 1,331,019,145 11,587,462,920 1,158,746,292 2 Februari 10,001,485,622 1,000,148,163 7,353,941,453 735,394,049 10,001,485,622 1,000,148,163 7,346,582,670 734,658,267 3 Maret 10,876,789,850 1,087,678,552 12,417,295,480 1,241,729,548 10,876,789,850 1,087,678,552 12,417,295,480 1,241,729,548 4 April 14,749,134,092 1,474,912,925 12,022,466,930 1,202,246,693 14,749,134,092 1,474,912,925 12,022,466,930 1,202,246,693 5 Mei 15,123,413,851 1,512,340,945 15,516,008,214 1,484,064,802 15,123,413,851 1,512,340,945 14,840,648,020 1,484,064,802 6 Juni 15,619,700,283 1,561,969,436 13,568,940,440 1,356,894,044 15,619,700,283 1,561,969,436 13,568,940,440 1,356,894,044 7 Juli 15,870,252,594 1,587,024,704 17,371,350,425 1,004,609,646 15,870,252,594 1,587,024,704 10,040,666,460 1,004,066,646 8 Agustus 14,250,705,513 1,425,069,890 13,855,071,578 1,385,506,951 14,250,705,513 1,425,069,890 13,855,069,510 1,385,506,951 9 September 15,103,323,137 1,510,331,830 10,982,982,220 1,098,298,075 15,103,323,137 1,510,331,830 10,982,980,750 1,098,298,075 10 Oktober 11,693,838,187 1,169,383,507 10,589,656,910 1,058,965,584 11,693,838,187 1,169,383,507 10,583,320,340 1,058,332,034 11 November 12,887,023,978 1,288,702,022 8,841,846,412 884,184,426 12,887,023,978 1,288,702,022 8,841,844,260 884,184,426 12 Desember 11,474,363,297 1,147,436,417 9,678,708,930 967,870,893 11,474,363,297 1,147,436,417 9,678,708,930 967,870,893 Total 160,960,224,695 16,096,017,536 143,790,907,322 13,579,030,544 160,960,224,695 16,096,017,536 135,765,986,710 13,576,598,671 Sumber : Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia tahun 2009

Tabel IV.13 Evaluasi Penyerahan dan Perolehan PT. Biotek Indonesia Selama Januari-Desember 2010 Sebelum Evaluasi Setelah Evaluasi No Bulan Penyerahan Perolehan Penyerahan Perolehan DPP PPN DPP PPN DPP PPN DPP PPN 1 Januari 14,743,326,002 1,474,332,199 8,262,238,250 826,223,825 14,743,326,002 1,474,332,199 8,262,238,250 826,223,825 2 Februari 14,784,612,732 1,478,461,031 9,145,356,520 914,535,652 14,784,612,732 1,478,461,031 9,145,356,520 914,535,652 3 Maret 10,325,474,121 1,032,547,207 8,366,409,160 836,640,916 10,325,474,121 1,032,547,207 8,366,409,160 836,640,916 4 April 31,151,727,156 3,115,172,367 20,186,989,660 2,018,698,966 31,151,727,156 3,115,172,367 20,186,989,660 2,018,698,966 5 Mei 15,516,008,214 1,551,600,661 8,688,838,490 868,883,849 15,516,008,214 1,551,600,661 8,688,838,490 868,883,849 6 Juni 18,657,154,405 1,865,715,304 10,461,913,090 1,046,191,309 18,657,154,405 1,865,715,304 10,461,913,090 1,046,191,309 7 Juli 17,371,350,425 1,737,134,926 13,425,176,290 1,342,517,629 17,371,350,425 1,737,134,926 13,425,176,290 1,342,517,629 8 Agustus 26,790,114,211 2,679,011,283 14,644,805,790 1,464,480,579 26,790,114,211 2,679,011,283 14,644,805,790 1,464,480,579 9 September 10,980,676,284 1,098,067,543 13,018,694,460 1,301,869,446 10,980,676,284 1,098,067,543 13,018,694,460 1,301,869,446 10 Oktober 13,942,259,599 1.394,225,849 14,011,819,150 1,401,181,915 13,942,259,599 1.394,225,849 14,011,819,150 1,401,181,915 11 November 14,243,110,624 1,424,310,955 12,824,190,230 1,282,419,023 14,243,110,624 1,424,310,955 12,824,190,230 1,282,419,023 12 Desember 14,481,688,018 1,448,168,665 16,206,140,310 1,620,614,031 14,481,688,018 1,448,168,665 16,206,140,310 1,620,614,031 Total 202,987,501,791 18,904,522,141 149,242,571,400 14,924,257,140 202,987,501,791 18,904,522,141 149,242,571,400 14,924,257,140 Sumber : Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia tahun 2010 Tabel IV.14 Evaluasi Penyerahan dan Perolehan PT. Biotek Indonesia Selama Januari-Desember 2011 Sebelum Evaluasi Setelah Evaluasi No Bulan Penyerahan Perolehan Penyerahan Perolehan DPP PPN DPP PPN DPP PPN DPP PPN 1 Januari 12,564,717,472 1,256,471,481 17,871,157,230 1,787,115,723 12,564,717,472 1,256,471,481 17,871,157,230 1,787,115,723 2 Februari 13,974,309,439 1,397,430,703 14,051,384,520 1,405,138,452 13,974,309,439 1,397,430,703 14,051,384,520 1,405,138,452 3 Maret 13,347,136,877 1,334,713,378 13,359,959,170 1,335,995,917 13,347,136,877 1,334,713,378 13,359,959,170 1,335,995,917 4 April 13,776,404,268 1,377,640,268 12,986,642,010 1,298,664,201 13,776,404,268 1,377,640,268 12,986,642,010 1,298,664,201 5 Mei 16,011,172,317 1,601,116,854 12,231,302,010 1,223,130,201 16,011,172,317 1,601,116,854 12,231,302,010 1,223,130,201 6 Juni 15,412,460,792 1,541,245,624 12,666,759,400 1,266,675,940 15,412,460,792 1,541,245,624 12,666,759,400 1,266,675,940 7 Juli 21,875,712,773 2,187,570,793 14,432,698,270 1,443,269,827 21,875,712,773 2,187,570,793 14,432,698,270 1,443,269,827 8 Agustus 16,440,689,054 1,644,068,945 14,740,253,270 1,474,025,327 16,440,689,054 1,644,068,945 14,740,253,270 1,474,025,327 9 September 13,952,574,682 1,395,257,491 12,742,920,780 1,274,292,078 13,952,574,682 1,395,257,491 12,742,920,780 1,274,292,078 10 Oktober 15,402,407,128 1,540,240,722 13,923,677,000 1,392,367,700 15,402,407,128 1,540,240,722 13,923,677,000 1,392,367,700 11 November 15,235,558,779 1,523,555,869 14,003,711,610 1,400,371,161 15,235,558,779 1,523,555,869 14,003,711,610 1,400,371,161 12 Desember 12,368,845,140 1,236,884,514 4,927,757,170 492,775,717 12,368,845,140 1,236,884,514 4,927,757,170 492,775,717 Total 180,361,988,721 18,036,196,642 157,938,222,440 15,793,822,244 180,361,988,721 18,036,196,642 157,938,222,440 15,793,822,244 Sumber : Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia tahun 2011 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan PT. Biotek Indonesia menerapkan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai sebagai salah satu bentuk kewajiban perpajakannya, karena PT. Biotek Indonesia merupakan Wajib Pajak Badan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Setelah melakukan penelitian atas Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai, terutama dalam hal pembuatan Faktur Pajak, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, PT. Biotek Indonesia belum optimal dalam aturan perpajakan, sehingga timbul beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapatnya Faktur Pajak pembelian yang diperoleh dari Pengusaha Kena Pajak penjual yang dianggap cacat. Namun Faktur Pajak Masukan yang cacat tersebut oleh perusahaan telah dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini harus mendapatkan perhatian dari perusahaan karena walaupun Faktur Pajak Masukan sudah dikreditkan oleh perusahaan, namun bisa saja merugikan perusahaan jika suatu saat dilakukannya pemerikasaan. Faktur Pajak Masukan tersebut akan dianggap sebagai Faktur

Pajak yang cacat jika perusahaan tidak meminta penggantian Faktur Pajak Masukan tersebut. Faktur Pajak Masukan ini cacat karena Pengusaha Kena Pajak tidak mencoret pada bagian kalimat (Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin**) yang tidak perlu. 2. PT. Biotek Indonesia sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam menerbitkan Faktur Pajak Standar masih belum mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku seperti Pasal 13 ayat (5) Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 dalam hal pembuat Faktur Pajak. Faktur Pajak Standar yang dibuat pada tahun 2009, 2010 dan 2011 beberapa yang diisi tidak lengkap seperti tidak mencoret pada bagian kalimat (Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termijin**) yang tidak perlu dan tidak mencantumkan tanggal pembuatan Faktur Pajak pada beberapa bulan. 3. Dalam melaksanakan kewajiban pembayaran pajak kurang bayar dan pelaporan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai. Perusahaan masih belum mengikuti dan memahami ketentuan yang berlaku seperti Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 3 ayat (3) huruf (a) mengenai jangka waktu pelaporan dan Pasal 2 ayat (13) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak. PT. Biotek Indonesia belum sepenuhnya mengikuti ketentuan yang ditetapkan. Tetapi perusahaan sering kali terlambat dalam melakukan kewajiban tersebut, sehingga mengakibatkan dikenakannya sanksi administrasi 2% atas keterlambatan bayar dan sanksi administrasi atas keterlambatan lapor. Hal ini sangat merugikan perusahaan. 4. Dari hasil wawancara dan mendapatkan SPT PPN pembetulan dari pihak perusahaan diketahui bahwa hal tersebut terjadi karena kesalahan yang dilakukan karyawan dalam melakukan penginputan data. Akibatnya data yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) bulan Maret, Agustus, September, Oktober, November dan Desember tahun 2009, pada bulan Agustus, September dan November tahun 2010, untuk tahun 2011 pada bulan Maret menjadi tidak benar, sehingga harus dilakukan pembetulan. SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan kepada PT. Biotek Indonesia, maka penulis akan memberikan saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan, antara lain : 1. Dalam hal pembuatan Faktur Pajak, harus perusahaan dapat mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku dalam membuat Faktur Pajak Standar, sehingga tidak merugikan pihak lain, seperti Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 mengenai pembuatan Faktur Pajak Standar. 2. Untuk setiap akhir Masa Pajak berikutnya, PT. Biotek Indonesia harus memeriksa kembali setiap kelengkapan dari Faktur Pajak Standar yang diberikan oleh Penjual Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Jika ternyata terdapat Faktur Pajak yang tidak lengkap maka PT. Biotek Indonesia harus meminta Faktur Pajak Pengganti dari Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur tersebut. 3. Dalam melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak PT. Biotek Indonesia sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai dari Pembeli/ penerima Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang bersangkutan. Ketentuan ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 1 angka 25. 4. Perusahaan harus melaksanakan kewajiban perpajakannya dan pelaporan SPT Masa PPN sesuai dengan Undang-undang KUP No.28 Tahun 2007 Pasal 3 ayat (3) huruf (a) mengenai jangka waktu pelaporan dan Pasal 2 ayat (13) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak agar tidak dikenakan sanksi administrasi 2% atas keterlambatan bayar dan sanksi keterlambatan lapor SPT Masa PPN. 5. Sebaiknya sebelum SPT Masa PPN disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, diperiksa kembali pengisiannya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa SPT Masa PPN yang akan disampaikan sudah lengkap pengisiannya baik induk maupun lampiran. 6. Perusahaan sebaiknya senantiasa mengikuti peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku dengan cara mengakses situs-situs tentang perpajakan lewat internet. Cara ini dianggap paling mudah saat ini dan berguna dalam pengambilan keputusan, dengan tujuan jika terjadi perubahanperubahan signifikan mengenai mekanisme perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai, perusahaan dapat segera melakukan penyesuaian.

REFERENSI Ikatan Akuntansi Indonesia. (2011). Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu, Jakarta: Penerbit Ikatan Akuntansi Indonesia. Ortax (n.d). Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13964 diakses pada tanggal 10 Juni 2012. Ortax (n.d). Undang Undang Nomor 18 Tahun 2000 http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=3 diakses pada tanggal 22 Maret 2012. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., AK.,. (2011) Perpajakan (edisi 2011), Yogyakarta: Penerbit Andi. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Sukardji, Untung. (2011). Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai (edisi revisi). Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada. RIWAYAT PENULIS Elina Sri Ariyani lahir di kota Bekasi pada 6 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang studi Akuntansi peminatan Perpajakan pada tahun 2012. Penulis saat ini belum bekerja dan tidak aktif kegiatan berorganisasi.