BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer

BAB II KAJIAN TEORI. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan. linkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Dalam hal. ini subjek pembelajaran adalah peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

Metoda Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan sampel Bentuk Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 5 PEKANBARU

THE APPLICATION OF LOTTERY CARD MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF REDUCTION AND OXIDATION CLASS X SMAN 5 PEKANBARU

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

PENGARUH METODE PQRST TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Nurrifda*, R. Usman Rery**, Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Megayani 1 dan Khulaelaturroihah 2

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bajeng

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Devi Alvia H. Endang Surahman Suharsono

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kimia (Peminatan Bidang MIPA)

Mita Fresandi*, Roza Linda**, Sri Haryati*** phone:

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA KELAS IX-1 SMP NEGERI 24 MAKASSAR. Haerawati.

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkan dalam situasi

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

Okma Rahmatya 1, Erviyenni 2, Armiyus Thaib 3

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II LANDASAN TEORI. satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif baik digunakan sebagai salah satu variasi model yang diterapkan kepada siswa agar dapat memperbaiki proses pembelajaran, dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif juga membuat siswa memiliki hubungan sosial yang baik dimana siswa berusaha menyelesaikan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dalam memotivasinya. Siswa yang sebelumnya merasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. 1 1 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Opersional, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 189.

11 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif terjadi dari 6 fase ditunjukan pada tabel II.1 2 Fase-fase Fase 1: menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Fase 2 : menyajikan informasi. Fase 3 : mengorganisir peserta didik kedalam kelompok - kelompok belajar. Fase 4 : membantu kerja kelompok dan belajar. Fase 5 : mengevaluasi. Fase 6 : memberikan pengakuan atau penghargaan. Perilaku guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal. Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan kelompok belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Membantu kelompok-kelompok belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokkelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif a. Keunggulan model pembelajaran kooperatif 1) Melalui kooperatif siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar kepada siswa lain. 2 Agus Suprijono, Op.Cit, hlm. 65.

12 2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan orang lain. 3) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 5) Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa percaya diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain. 3 b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif 1) Penilaian dalam kooperatif didasarkan kelompok. Namun demikian, guru menyadari bahwa sebenarnya hasil prestasi yang diharapkan adalah prestasi individu siswa. 2) Keberhasilan dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 247-248

13 2. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berubah secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan 4. Menurut Djamrah dan Zain, hasil belajar adalah perubahan jiwa yang disebabkan masuknya kesan baru sehingga mempengaruhi tingkah laku seseorang yang terjadi setelah aktifitas belajar. b. Kriteria Keberhasilan Pengajaran 1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya Kriteria dari sudut proses menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses haruslah merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek yang belajar mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri, dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif. 2. Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya Kriteria dari segi hasil atau produk menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh siswa baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 5 4 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Bumi Aksara, Jakarta, 1990, hlm. 2. 5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 2011, hlm. 34-35.

14 Adapun hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor internal 1. Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan. b) Cacat tubuh. 2. Faktor psikologis a) Integensi. b) Perhatian. c) Minat. d) Bakat. e) Motif. f) Kematangan. g) Kesiapan. b. Faktor eksternal 1. Faktor keluarga. 2. Faktor sekolah. Kriteria nilai hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 80-100 = baik sekali. 66-79 = baik. 56-65 = cukup.

15 40-55 = kurang. 30-39 = gagal. 6 3. Termokimia a. Pegertian Termokimia Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi, yaitu pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia. Karena dalam sebagian besar reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi yang berwujud perubahan kalor, baik kalor yang dilepaskan maupun diserap. Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889) merumuskan Asas Kekekalan Energi: Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan: energi yang dimiliki oleh suatu zat bagaimana energi tersebut berubah bagaimana mengukur perubahan energi tersebut bagaimana hubungan energi dengan struktur zat. 245. 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm.

16 b. Reaksi pada Termokimia 1. Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari zat semula). H akhir < H awal H akhir - H awal < 0 H Berharhga Negatif 2. Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dan memerlukan energi. c. Klasifikasi Perubahan Entalpi Reaksi Entalpi Reaksi Entalpi pembentukan Entalpi pembakaran Entalpi atomisasi unsur Entalpi atomisasi senyawa Entalpi netralisasi Pengukuran Perubahan Entalpi d. Hukum Hess Perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung keadaan awal (pereaksi) dan keadaan akhir (hasil reaksi) sistem dan tidak bergantung pada jalannya reaksi. 4. Model Pembelajaran Kooperatif Giving Question and Getting Answer

17 Model Pembelajaran Kooperatif Giving Question And Getting Answer dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Langkah-langkah metode pembelajaran ini adalah: 1. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil, 4 atau 5 orang. 2. Bagikan dua potong kertas kepada tiap siswa, kertas satu merupakan kartu untuk bertanya dan kertas kedua kartu untuk menjawab. 3. Kartu bertanya digunakan untuk ketika mengajukan pertanyaan, sebaliknya kartu menjawab digunakan untuk menjawab pertanyaan. 4. Mulailah pembelajaran dengan pertanyaan. Pertanyaan bisa berasal dari peserta didik maupun guru. Jika pertanyaan berasal dari siswa, maka siswa diminta kartu yang betuliskan kartu bertanya 5. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah kepada peserta didik memberikan jawaban. Setiap peserta didik yang hendak menjawab diwajibkan menyerahkan kartu yang bertuliskan kartu menjawab sebelumnya peserta didik yang mau bertanya maka pertanyaannya dikumpulkan terlebih dahulu kepada guru. 6. Pada sesi tanya jawab siswa dituntut untuk menghabiskan kartu-kartunya, dan apabila ada diantara mereka yang kartunya masih utuh dapat dikenakan hukuman.

18 7. Terakhir guru membuat kesimpulan atas sesi tanya jawab tersebut. 7 Adapun kelebihan Penerapan Model Pembelajaran Giving Questions And Getting Answer adalah: 1) Suasana lebih menjadi aktif. 2) Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. 3) Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan. 4) Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya. 5. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Pokok bahasan Termokimia merupakan salah satu pokok bahasan yang membutuhkan pemahaman yang baik, karena termokimia termasuk salah satu pokok bahasan dalam pelajaran kimia yang tergolong rumit. Materi termokimia tidak hanya berisi teori, tetapi juga mencakup perhitungan serta percobaan. Untuk itu, siswa perlu terlibat secara langsung dan aktif supaya mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan ini. Sebagaimana yang telah dituliskan sebelumnya bahwa model pembelajaran kooperatif GQGA pada dasarnya adalah modifikasi dari metode tanya jawab. Tanya jawab merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Untuk itu, proses tanya jawab ini dapat 7 Agus Suprijono, Op.Cit, hlm. 107-108.

19 diterapkan pada pokok bahasan apa saja, baik teori, perhitungan, maupun percobaan. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif GQGA, selain dapat meningkatkan pemahaman siswa, juga dapat membantu siswa untuk mengingat materi yang telah disampaikan, sehingga prestasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan. Hal demikian dapat membantu siswa yang lebih memahami dan termotivasi untuk menjawab bahkan bertanya, karena pada akhir sesi bagi siswa yang masih memiliki 2 potong kertas yaitu kertas bertanya dan kertas menjawab atau salah satu dari potong kertas tersebut, maka mereka diminta membuat resume atas proses tanya jawab yang sudah berlangsung. Sehingga dengan memakai Model Pembelajaran Kooperatif Giving Question and Getting Answer ini diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. B. Penelitian yang Relevan Model pembelajaran ini pernah diteliti oleh Nadya Yulia Novita (2012) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer (G QGA) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Mts Hasanah Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012 Pada penelitian ini diperoleh peningkatan hasil belajar yaitu 89,28%. 8 Model ini juga pernah diteliti oleh Yuni Anggraini (2012) yang berjudul Penerapan strategi belajar aktif tipe Giving Question and Getting Answer (GQGA) 8 Nadya Yulia Novita, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer (G QGA) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII.C Mts Hasanah Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012, 2012, Pekanbaru: UR.

20 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMA N 6 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012 Pada penelitian ini di peroleh peningkatan hasil belajar yaitu 78,375%. 9 Selain Nadya Yulia Novita dan Yuni Anggraini, Veranita Handayani (2013) juga telah melakukan penelitian dengan model pembelajaran yang sama dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer (GQGA) Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Poncorejo. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 79,25 dan rata-rata kelas kontrol adalah 66,25. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan juga bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang berada di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan tingkat ketuntasan belajarnya (KKM) mencapai 80% siswa tuntas dalam pembelajaran. 10 C. Konsep Operasional 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua variabel: a. Variabel Bebas (Independent Variable) 9 Yuni Anggraini, Penerapan strategi belajar aktif tipe Giving Question and Getting Answer (GQGA) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMA N 6 Pekanbaru tahun ajaran 2011/201, 2012, Pekanbaru: UR. 10 Veranita Handayani, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer (GQGA) Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Poncorejo. 2013, Semarang: IKIP PGRI Semarang.

21 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Giving Question And Getting Answer yang mempengaruhi hasil belajar belajar kimia. b. Variabel Terikat Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Hasil belajar ini dapat dilihat dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan. Penelitian ini merupakan penelitian ekksperimen dengan sampel yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan desain sebagai berikut: Tabel II.2 Rancangan Penelitian Kelas Pre tes Perlakuan Post tes Eksperimen T 1 X T 2 Kontrol T 1 - T 2 Keterangan : T 1 X = Hasil test awal kelas eksperimen dan kelas kontrol = Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer (GQGA) T 2 = Hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol 2. Tahap Persiapan a. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP dan bahan-bahan pelajaran (buku paket, data dari internet dan lain-lain).

22 b. Mempersiapkan instrument pengumpul data yaitu soal pre test dan post test. c. Melakukan uji homogenitas pada kelas XI IPA 1 XI IPA 4 SMA Negeri 2 Bangkinang untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pretest pada kedua kelas sampel mengenai pokok bahasan termokimia. Nilai pretest digunakan sebagai pengolahan data akhir. b. Guru membagikan dua kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab pada kelas eksperimen, kemudian membagi kelompok dan memulai pembelajaran, masing-masing kelompok memilih pertanyaan untuk ditanyakan dan pertanyaan yang dijawab. Sedangkan untuk kelas kontrol, mereka hanya diminta untuk mengisi LKS yang telah disediakan dan dikumpulkan serta diberi nilai. c. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer (GQGA) sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model ceramah. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Pada Kelas Eksperimen a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD. b. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil 1 sampai 4 orang. c. Bagikan dua potong kertas kepada tiap siswa, kertas satu merupakan kartu untuk bertanya dan kertas kedua kartu untuk

23 menjawab. Kartu bertanya digunakan untuk ketika mengajukan pertanyaan, sebaliknya kartu menjawab digunakan untuk menjawab pertanyaan. d. Mulailah pembelajaran dengan pertanyaan. Pertanyaan bisa berasal dari siswa maupun guru. Jika pertanyaan berasal dari siswa, maka siswa diminta kartu yang betuliskan kartu bertanya e. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah kepada siswa memberikan jawaban. Setiap siswa yang hendak menjawab diwajibkan menyerahkan kartu yang bertuliskan kartu menjawab sebelumnya siswa yang mau bertanya maka pertanyaannya dikumpulkan terlebih dahulu kepada guru, dan untuk jawaban didiskusikan bersama anggota kelompok masing-masing. f. Pada sesi tanya jawab siswa dituntut untuk menghabiskan kartukartunya, dan apabila ada diantara mereka yang kartunya masih utuh dapat dikenakan hukuman. g. Terakhir guru membuat kesimpulan atas sesi tanya jawab tersebut. 1) Kelas Kontrol a) Melaksanakan proses pembelajaran yang diawali dengan pendahuluan dan motivasi

24 b) Melakukan proses pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab c) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) d) Membahas LKS secara bersama-sama sekaligus menutup proses pembelajaran e) Setelah pokok bahasan termokimia diajarkan, diberi tes akhir pada kedua kelas 4. Tahap Akhir a. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah semua materi pokok bahasan termokimia selesai diajarkan, guru memberikan posttest untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa. b. Data akhir (selisih nilai pretest dan posttest) yang diperoleh dari kedua kelas akan dianalisis dengan menggunakan rumus statistik. c. Pelaporan. D. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari rumusan masalah dan akan dilakukan pembuktian. Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

25 : Tidak terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Giving Question and Getting Answer pada pokok bahasan termokimia. : Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Giving Question and Getting Answer pada pokok bahasan termokimia. Jadi hipotesis pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan termokimia siswa kelas XI SMAN 2 Bangkinang.