Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Sejalan dengan RPJMN 2010-2014 Kementerian Kesehatan telah menetapkan Visi : Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, dengan Misi ; 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat mandiri, 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Adapun strategi Kementerian Kesehatan meliputi 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan regional, 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti ; dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif, 3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional, 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu, 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, 6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.
Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yaitu : 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita; 2. Perbaikan status gizi masyarakat; 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; 4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menetapkan Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2011 2014. 1. Meningkatkan pembinaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain 2. Meningkatkan peningkatan mutu pelayanan rujukan 3. Meningkatkan pengembangan pelayanan spesialistik dan sub spesialistik 4. Menguatkan regulasi pelayanan keperawatan, kebidanan dan KMKF menjamin kualitas pelayanan dan perlindungan bagi masyarakat (penerima pelayanan) dan perawat, bidan dan tenaga KMKF (pemberi pelayanan). 5. Meningkatkan advokasi, koordinasi, konsultasi dan bimbingan teknis serta evaluasi pelayanan keperawatan, kebidanan dan KMKF secara berjenjang. 6. Meningkatkan manajemen pelayanan keperawatan, kebidanan dan KMKF yang efektif dan efisien. 7. Meningkatkan peran perawat, pelayanan di fasilitas kesehatan. bidan dan tenaga KMKF dalam memberikan 8. Meningkatkan kualitas jejaring kerja guna mendukung pelayanan keperawatan, kebidanan dan KMKF yang bermutu.
9. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dalam pembangunan kesehatan di bidang laboratorium kesehatan, radiologi, sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global. 10. Meningkatkan pelayanan kesehatan di bidang laboratorium kesehatan, radiologi, sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang merata terjangkau, bermutu, dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. 11. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM di bidang laboratorium kesehatan, radiologi, sarana, prasarana dan peralatan kesehatan kesehatan yang merata dan bermutu 12. Pemetaan dan penyusunan perundangan tentang kesehatan jiwa. 13. Meningkatkan upaya kesehatan jiwa dilakukan melalui upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif pada semua kelompok usia.
14. Integrasi pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA di pelayanan kesehatan umum dan fasilitas kesehatan dasar. 15. Melakukan sosialisasi program kesehatan jiwa dan advokasi kepada pengambil kebijakan tentang kesehatan jiwa. 16. Memfasilitasi berfungsinya jaringan kerjasama antar institusi dari berbagai pihak terkait dalam penanganan kesehatan jiwa. 17. Meningkatkan kemampuan tenaga profesional di bidang kesehatan dan tenaga profesional lainnya baik tingkat pusat maupun daerah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa. 18. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa.
Adapun maksud dari Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2011 2014 adalah : 1. Penjabaran dari program dan kegiatan Ditjen Bina Upaya Kesehatan yang terdapat dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010 2014. 2. Sebagai pedoman dan arah dari kegiatan tiap unit eselon II di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan. 3. Sebagai bahan informasi baik untuk internal maupun eksternal Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari Program Pembinaan Upaya Kesehatan, maka sesuai Permenkes nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memiliki tugas yaitu :
Pasal 105 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan upaya kesehatan.
PASAL 106 DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 105, DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN MENYELENGGARAKAN FUNGSI : A. PERUMUSAN KEBIJAKAN DI BIDANG PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN; B. PELAKSANAAN KEBIJAKAN DI BIDANG PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN; C. PENYUSUNAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN; D. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI DI BIDANG PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN;DAN E. PELAKSANAAN ADMINISTRASI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan terdiri atas : 1.Sekretariat Direktorat Jenderal; 2.Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar; 3.Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan; 4.Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik; 5.Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan; dan 6.Drektorat Bina Kesehatan Jiwa.
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN RUJUKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN DIREKTORAT BINA KESEHATAN JIWA
Landasan hukum tata kelola upaya kesehatan 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 4. Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Deskripsi terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional yang memerlukan peran serta aktif bersama Pemerintahan Daerah dalam merealisasikannya
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional Kondisi Saat Ini 2 1 Kebijakan Kementerian? Kesehatan Terkait Peningkatan Upaya Kesehatan 3 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Daerah Tidak Sinkron 4 5 Perda Pembangunan Kesehatan Daerah kab/kota Program Pembangunan Kesehatan Daerah Kab/kota
Masalah yang timbul Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional Tidak disikapi dengan tanggung jawab akan pengelolaan dan penyelenggaraan oleh daerah sehingga kurang sesuai dengan sasaran yang digariskan. Tidak Sinkronnya Aturan Hukum Terhadap Pembangunan Kesehatan Nasional dan Daerah. Banyaknya Perbedaan Persepsi yang Mendasar dalam mengartikan Otonomi Daerah.
Kondisi Yang Diinginkan 2 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional Kebijakan Kementerian Kesehatan Terkait Peningkatan Upaya Kesehatan 1 3 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Daerah 4 Perda Pembangunan Kesehatan Daerah Kab/Kota Sinkron dua arah 5 Program Pembangunan Kesehatan Daerah Kab/Kota
Yang diharapkan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional Harus disikapi dengan tanggung jawab akan pengelolaan dan penyelenggaraan oleh daerah sehingga akan sesuai dengan sasaran yang digariskan. Terjadi Sinkronisasi Aturan Hukum Terhadap Pembangunan Kesehatan Nasional dan Daerah. Terdapat Pemahaman dan Persepsi yang sama antara Pusat dan Daerah dalam mengartikan Otonomi Daerah.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Mempunyai 8 (Delapan) Urusan Yang Dalam Pelaksanaannya Harus Dibagi antara Pemerintah, Pemerintahan provinsi Dan Pemerintahan Kabupaten/Kota Yaitu :
Sub Bidang Upaya Kesehatan Sub-Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 1.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan perorangan dan masyarakat Tingkat II dan III. 1.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan perorangan dan masyarakat Tingkat III. 1.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan perorangan dan masyarakat Tingkat I dan II. 1
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 2.Pengelolaan Pelayanan Kesehatan rujukan Tingkat Nasional. 2.Pengelolaan dan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan Tingkat provinsi. 2.pengelolaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Tingkat kabupaten/kota. 2
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 3.Pengelolaan Upaya 3.Pengelolaan upaya Kesehatan pada daerah kesehatan pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan,bencana tingkat kepulauan tingkat provinsi. nasional. 3.Pengelolaan dan Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah tertinggal, Perbatasan dan kepulauan tingkat Kabupaten. 3
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 4.Registrasi,Akreditasi,Serti fikasi,blu/ BLUD,penetapan, perizinan,fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. 4.Akreditasi,Sertifikasi,BLU/ BLUD,perizinan,Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundangundangan. 4.Akreditasi,Sertifikasi,B LU/ BLUD,perizinan,Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. 4
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 5.Pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 5. Pengelolaan dan Penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 5. Pengelolaan dan Penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 5
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 6.Penetapan Kebijakan dan Pengelolaan Kesehatan Jiwa. 6.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa. 6.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa. 6
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 7.Penetapan Kebijakan dan Pengelolaan Pemeriksaan kesehatan CTKI tingkat Nasional. 7.penetapan kebijakan dan pengelolaan pemeriksaan kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia Tingkat Provinsi. 7. penetapan kebijakan dan pengelolaan pemeriksaan kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota. 7
Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota 8. Penetapan kebijakan dan 8.Pengelolaan dan Pengelolaan Pencatatan penyelenggaraan Pencatatan penyebab Kematian penyebab Kematian di Tingkat Nasional. tingkat Provinsi. 8.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pencatatan penyebab Kematian ditingkat Kabupaten/Kota. 8
Rekap Usulan Masukan revisi PP 38/2007 -BUK Sub Bidang Sub-Sub Bidang Pemerintah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Kab/Kota Upaya Kesehatan Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat 1.Pengelolaan Pelayanan Kesehatan perorangan dan masyarakat Tingkat III. 2.Pengelolaan Pelayanan Kesehatan rujukan Tingkat Nasional. 1.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pelayanan 1.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kesehatan perorangan dan masyarakat Tingkat Pelayanan Kesehatan perorangan dan II dan III. masyarakat Tingkat I dan II. 2.Pengelolaan dan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan Tingkat provinsi. 2.pengelolaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Tingkat kabupaten/kota. 3.Pengelolaan Upaya Kesehatan pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan tingkat nasional. 3.Pengelolaan upaya kesehatan pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan tingkat provinsi. 3.Pengelolaan dan Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah tertinggal, Perbatasan dan kepulauan tingkat Kabupaten. 4.Registrasi,Akreditasi,Sertifikasi,BLU/ BLUD,penetapan, perizinan,fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. 4.Akreditasi,Sertifikasi,BLU/ BLUD,perizinan,Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. 4.Akreditasi,Sertifikasi,BLU/ BLUD,perizinan,Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan. 5.Pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 5. Pengelolaan dan Penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 5. Pengelolaan dan Penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan. 6.Penetapan Kebijakan dan Pengelolaan Kesehatan Jiwa. 7.Penetapan Kebijakan dan Pengelolaan Pemeriksaan kesehatan CTKI tingkat Nasional. 8. Penetapan kebijakan dan Pengelolaan Pencatatan penyebab Kematian Tingkat Nasional. 6.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa. 7.penetapan kebijakan dan pengelolaan pemeriksaan kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia Tingkat Provinsi. 8.Pengelolaan dan penyelenggaraan Pencatatan penyebab Kematian di tingkat Provinsi. 6.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa. 7. penetapan kebijakan dan pengelolaan pemeriksaan kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota. 8.Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pencatatan penyebab Kematian ditingkat Kabupaten/Kota.
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Terima Kasih