BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN. Denpasar dengan kondisi awal lumpur berwarna hitam pekat dan sangat berbau. Air

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

EFEKTIVITAS SISTEM BIOFILTER AEROB DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA PADA AIR LIMBAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

3 METODOLOGI PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

EFEKTIVITAS SISTEM PENGOLAHAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SUWUNG DENPASAR TERHADAP KADAR BOD, COD, DAN AMONIA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

LAMPIRAN C PERHITUNGAN UMPAN DAN PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

Oleh : Putri Paramita ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. METODE PENELITIAN. lokasi PT Ricry Kelurahan Meranti Pandak Pekanbaru. Air sumur, tahi ayam dan Moina sp.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu kemudian membandingkan hasilnya antara kelompok eksperimental yang dikenai perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan 1 : Penggunaan lumpur aktif dari IPAL Suwung Denpasar. Perlakuan 2 : Penggunaan lumpur aktif dari IPAL Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar. Perlakuan 3 : Penggunaan lumpur aktif dari IPAL PT. BTDC Nusa Dua Bali. Perlakuan 4 : Kontrol. Variabel yang diamati adalah kadar amonia, ph, kadar oksigen terlarut dan kadar TDS. Kondisi tersebut dibuat untuk menentukan lumpur aktif yang mempunyai kemampuan mendegradasi amonia paling baik serta menentukan efektivitas penurunan kadar amonia dalam air limbah yang telah ditentukan menggunakan sistem biofilter aerob. 34

35 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi pengambilan sampel lumpur aktif dilakukan pada tiga lokasi yaitu IPAL Suwung Jalan By Pass Ngurah Rai No. 90 Denpasar, IPAL Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Jalan Kartini No. 133 Denpasar dan IPAL PT. BTDC Nusa Dua Bali. Adapun peta lokasi pengambilan sampel lumpur aktif ditunjukkan pada Gambar 4.1. Proses seeding lumpur aktif dan pembuatan air limbah artificial dilakukan di Laboratorium Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Udayana. Untuk analisis sampel dilaksanakan di UPT Laboratorium Analitik Universitas Udayana dan Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Udayana. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November - Desember 2013. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan terhadap penentuan efektivitas sistem biofilter aerob untuk mengolah air limbah dengan menggunakan sumber lumpur aktif berbeda selama waktu tinggal (retention time) pengolahan yang telah ditentukan. Kondisi tersebut akan diaplikasikan untuk proses pengolahan air limbah artificial dengan kadar amonia tertentu sehingga dapat menurunkan kadar amonia sesuai Baku Mutu yang ditetapkan. 4.4 Penentuan Sumber Data Sampel lumpur diambil dari tiga lokasi yaitu IPAL Suwung Denpasar, IPAL Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar dan IPAL PT. BTDC Nusa Dua Bali. Teknik pengambilan sampel lumpur aktif dilakukan dengan purposive sampling dan dikomposit menjadi satu. Untuk air limbahnya sendiri menggunakan air limbah buatan (artificial) yang telah ditentukan kadar amonianya.

36 Gambar 4.1 Peta Lokasi Pengambilan Sedimen Lumpur 4.5 Variabel Penelitian Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah: a. Variabel bebas yaitu sumber lumpur aktif dan waktu tinggal pengolahan yang digunakan untuk menguji efektivitas sistem biofilter aerob. b. Variabel terikat yaitu kadar amonia.

37 4.6 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian adalah sampel lumpur dari tiga sumber yaitu IPAL Suwung Denpasar, IPAL RSUD Wangaya Denpasar dan IPAL PT. BTDC Nusa Dua Bali, media kerikil (batu split), aquadest, Pereaksi Nessler, NH 4 Cl serbuk, pupuk urea, pupuk KCl, pupuk TSP, larutan glukosa, larutan ZnSO 4 0,35 M, larutan garam Rochelle 2,20 M, larutan deklorinasi 0,02 M dan kertas saring Whatman no 41. 4.7 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengambilan sampel lumpur adalah plastik klip, ember dan termos es. Instrumen yang diperlukan dalam analisis adalah bak kaca ukuran 35 cm x 20 cm x 25 cm, toples 5 L, aerator, cawan penguap, tanur (furnace), termometer, ph meter, DO meter, desikator, oven dengan suhu 105 0 C, peralatan gelas kimia, pipet volume 1, 10 dan 25 ml, pipet tetes, ball filler, Galaxy 160 OH Aus neraca analitik, corong dan Spektrofotometer UV-Vis merk Varian DMS 80 Spectrofotometer. 4.8 Prosedur Kerja 4.8.1 Penyiapan Lumpur Aktif 4.8.1.1 Pengambilan Sedimen Lumpur Sedimen lumpur dari tiga lokasi berbeda masing-masing diambil pada beberapa bagian kolam pengolahan aerob (pinggir dan tengah kolam) dengan menggunakan ember. Sedimen kemudian dimasukkan kedalam plastik klip, diberi label kemudian disimpan dalam termos es.

38 4.8.1.2 Pembibitan (Seeding) Lumpur Aktif Lumpur yang telah diambil dari tiga lokasi berbeda, masing-masing dilakukan pembibitan (seeding) dengan cara mengambil 10 gram sedimen lumpur kemudian dimasukkan kedalam toples 5 L. Selanjutnya lumpur ditambahkan nutrien hara yaitu pupuk urea 5 gram, pupuk KCl 2,5 gram, pupuk TSP 2,5 gram, larutan glukosa 10 gram dan serbuk NH 4 Cl 5 gram. Campuran kemudian diencerkan dengan aquadest sampai volumenya 2 L. Campuran kemudian diaduk sampai homogen kemudian diberi aerasi pada masing-masing tempat pembibitan dengan menggunakan aerator didasar gelas kimia. Aerator selain sebagai sumber oksigen untuk perkembangan mikroorganisme, juga berfungsi sebagai pengaduk. Pertumbuhan isolat bakteri diamati selama enam hari dengan mengukur nilai VSS (Volatile Suspended Solid) hingga mencapai nilai 2000 mg/l (Sudaryati et al., 2011). Pengamatan juga dilakukan dengan mengukur nilai ph dan kadar oksigen terlarut (DO) selama pertumbuhan isolat bakteri. 4.8.1.3 Pengukuran Biomassa (VSS) Lumpur Aktif Prinsip pengukuran VSS dilakukan dengan metode gravimetri (metode berat kering sel (Mary, 1998) yaitu: a. Bahan uji berupa pelet sel bakteri diambil dan disuspensikan dengan aquades sebanyak 10 ml kemudian dimasukkan ke dalam cawan kosong bebas VSS yang telah ditentukan beratnya sebelumnya.

b. Cawan yang berisi suspensi sel dikeringkan selama 3 jam di dalam oven bertemperatur 105 0 C, setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya (sebagai X gram). c. Cawan dimasukkan ke dalam tanur dengan temperatur 600 0 C selama 2 jam sampai menjadi abu, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya (sebagai Y gram). d. Perhitungan VSS VSS = X Y gram x 106 mg/l ml sampel Keterangan: X = materi lumpur kering (gram) Y = kadar abu (gram) 39 4.8.2 Pembuatan Air Limbah dengan Kandungan Amonia 10 mg/l Air limbah artificial dibuat dengan kadar amonia sebesar 10 mg/l. Untuk membuat larutan dengan kadar amonia 10 mg/l dilakukan dengan menimbang 0,01 gram NH 4 Cl p.a secara teliti kemudian dilarutkan dalam aquadest. Larutan dipindahkan secara kuantitatif ke labu ukur 1 L dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas. 4.8.3 Pengolahan dengan Sistem Biofilter Aerob Reaktor aerob dibuat dari bak kaca dengan ukuran 35 cm x 20 cm x 25 cm. Kapasitas air limbah yang diolah adalah 10 L. Alat biofilter aerob ini disiapkan sebanyak empat buah yaitu tiga reaktor untuk perlakuan pengolahan dan satu reaktor untuk kontrol. Skema reaktor aerob yang digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada Gambar 4.2.

40 aerator 25 cm Kerikil 5 cm 35 cm 20 cm Gambar 4.2 Skema Reaktor Aerob Yang Digunakan Pada Penelitian. 4.8.3.1 Penentuan Sumber Lumpur Aktif Terbaik Penentuan sumber lumpur aktif terbaik dilakukan menggunakan tiga (3) jenis lumpur. Ketiga jenis lumpur tersebut telah melalui proses pembibitan agar terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Pada empat (4) bak kaca masingmasing diisi media kerikil dengan tinggi 5 cm dan dipasang aerator untuk menyuplai oksigen saat proses pengolahan. Kedalam tiga bak kaca masingmasing diisi: Bak 1 : 40% (4 L) lumpur aktif dari IPAL Suwung Denpasar Bak 2 : 40% (4 L) lumpur aktif dari RSUD Wangaya Denpasar Bak 3 : 40% (4 L) lumpur aktif dari PT. BTDC Nusa Dua Bali. Masing-masing bak dialirkan 60% (6 L) air limbah artificial dengan kadar amonia 10 mg/l. Bak 4 : 100% air limbah (sebagai kontrol).

41 Air limbah dibiarkan selama 1 hari untuk proses stabilisasi dan pembentukan lapisan biofilm. Air limbah pada semua reaktor pengolahan selanjutnya diberikan waktu tinggal pengolahan selama 1 5 hari. Setiap selang waktu pengolahan, dilakukan pengambilan sampel air untuk analisis kadar amonia pada air limbah. Pengamatan sampel air juga dilakukan dengan mengukur nilai ph, kadar oksigen terlarut (DO) dan kadar Total Dissolved Solids (TDS). Dari pengukuran kadar amonia, ditentukan sumber lumpur aktif terbaik yang mampu menurunkan kadar amonia paling besar. Dari pengukuran kadar amonia dilakukan perhitungan mengenai tingkat efektivitas sistem biofilter aerob dalam menurunkan kadar amonia sesuai baku mutu yang ditetapkan. Untuk pengukuran kadar ph, DO dan TDS dijadikan sebagai parameter penunjang dalam menentukan efektivitas penurunan kadar amonia dengan biofilter aerob. 4.8.4 Penentuan Kadar Amonia Pengambilan sampel untuk analisis amonia dilakukan pada setiap reaktor sumber lumpur aktif. Untuk prosedur pengukuran amonia yaitu: 1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan baku NH 4 Cl 10 mg/l dibuat dalam berbagai konsentrasi larutan standar yaitu 0,25 mg/l ; 0,50 mg/l dan 1,0 mg/l. Masing-masing larutan standar tersebut dipipet sebanyak 10,0 ml dan ditambahkan 0,25 ml pereaksi Nessler. Larutan dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Absorbansi larutan kemudian diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis pada

42 panjang gelombang 420 nm. Prosedur tersebut juga dilakukan untuk aquadest (blanko) yang bertujuan untuk mengkalibrasi alat Spektrofotometer UV-Vis. 2. Penentuan Kadar Amonia a). Perlakuan Awal Sampel Sebanyak 50 ml sampel air limbah ditambahkan 4 tetes larutan deklorinasi, 1 ml larutan ZnSO 4 dan dikocok selama 5 menit. Sampel didiamkan selama 2 menit dan kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Sampel selanjutnya ditambahkan 1-2 tetes garam Rochelle. b). Pengukuran Kadar Amonia Sebanyak 1,0 ml sampel yang telah diberi perlakuan awal dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian diencerkan sampai tanda batas. Sampel air limbah yang telah diencerkan dan 10,0 ml aquadest (blanko) ditambahkan dengan 0,25 ml pereaksi Nessler. Larutan kemudian dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Absorbansi larutan diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm (Greenberg et al., 1992).

43 4.9 Analisis Data Untuk mengetahui tingkat efektivitas sistem pengolahan dengan biofilter aerob dilakukan dengan cara rekapitulasi data hasil pemeriksaan laboratorium terhadap keadaan awal dan akhir kadar amonia pada air limbah. Data yang diperoleh dibuat grafik untuk kemudian dibandingkan dengan Baku Mutu Air Limbah Domestik berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007. Rumus % efektivitas yaitu: ( A B) % efektivitas = x100% A Keterangan : A = kadar amonia awal. B = kadar amonia akhir. Untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan menganalisis kadar amonia pada masing-masing sumber lumpur aktif selama waktu tinggal pengolahan yang diberikan. Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel kemudian dibuat grafik dengan mengalurkan kadar amonia terhadap variabel yang diamati. Data amonia yang diperoleh diterapkan dalam persamaan ln B = ln B 0 kt, dimana B adalah kadar amonia pada saat waktu t; B 0 adalah kadar amonia saat waktu t = 0; k adalah slope yaitu konstanta penurunan kadar amonia dan t adalah waktu. Dari persamaan yang diperoleh dibuat grafik hubungan antara ln B terhadap waktu untuk data amonia, sehingga persamaan penurunan amonia dapat ditentukan. Selain itu digunakan Analisis Kovarians (Anakova) untuk menentukan ada tidaknya pengaruh penggunaan tiga sumber lumpur aktif selama waktu tinggal pengolahan terhadap penurunan kadar amonia dalam sistem biofilter aerob.