LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Diusulkan Oleh: M. Budi Muliyawan E / 2008 ( Anggota) Dimas Ardi Prasetya F / 2009 ( Anggota)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : ECO - SOIL SEPTIC TANK (SEPTIC TANK RAMAH TANAH DAN LINGKUNGAN) BIDANG KEGIATAN PKM-GT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(Prof. Dr. Ir.Yonny Koesmaryono, MS) (Dr.Ir.Mujizat Kawaroe, M.Si) NIP NIP

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TUMPEANG SEBAGAI SOLUSI KETERGANTUNGAN TERHADAP TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH KULIT SINGKONG DALAM PRODUKSI BIOBRIKET SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KELANGKAAN ENERGI DI INDONESIA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI RUMAH TANGGA MELALUI PENDEKATAN SOSIAL DAN ORGANISASI

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Rianah Sary NIM. H

USULAN PKM GT BIDANG KEGIATAN: PKM GT

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POJOK TANI LEMBAGA KEMASYARAKATAN PENINGKAT KUALITAS PERTANIAN BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI PEMULIHAN KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT

PENDAHULUAN Latar Belakang

FORMULASI Bacillus subtilis PADA AIR LIMBAH OLAHAN TEBU (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI PROBIOTIK TANAMAN POTENSIAL

BONGGOL PISANG SEBAGAI PENINGKAT KESADAHAN PERAIRAN

LEMBAR PENGESAHAN. 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

LEMBAR PENGESAHAN. Bogor, 23 Maret Menyetujui, Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat. Ketua Pelaksana Kegiatan

I. PENDAHULUAN. perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun

I. PENDAHULUAN. Jawa. Budidaya lele berkembang pesat karena permintaan pasar yang tinggi,

BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA)

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENENTUAN WAKTU PRODUKSI OPTIMUM PADA USAHA PEMBIBITAN IKAN LELE SKALA RUMAH TANGGA DENGAN ANALISIS REGRESI

LEMBAR PENGESAHAN NIM. I

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ECO-FERMENTOR: ALTERNATIF DESAIN WADAH FERMENTASI ECO-ENZYME UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKTIVITAS ECO-ENZYME

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT

HALAMAN PENGESAHAN. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo. Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK PKMK. No Nama/NRP Jabatan Departemen/Fakultas Angkatan. Budidaya Perairan Anantyo Widiarso C Ilmu Kelautan

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Heni Habibah NIM. H

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PRODUKSI CaSuWari (CACING SUTERA WARING) DENGAN SISTEM RESIRKULASI DAN PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBERIAN RANGSANGAN MUSIK UNTUK MENGURANGI STRES PADA LUMBA-LUMBA DI LOKASI PENANGKARAN

EVALUASI KESESUAIAN JENIS IKAN DAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA SISTEM AKUAPONIK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA. TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH POD KAKAO UNTUK MENGHASILKAN ETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

LAPORAN AKHIR PKM-P. Diusulkan oleh : Mochamad Suwarno Rifka Ernawan Ikhtiyanto Abrar Abdul Jabbar Yanti Jayanti Afdholiatus Syafaah

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGGAR JUARA BAGI ANAK-ANAK DI LINGKUP KAMPUS IPB DENGAN METODE PENDEKATAN LINGKUNGAN HIDUP

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM INFORMASI IDENTIFIKASI IKAN BERBASIS WEBSITE. Bidang Kegiatan : PKM Gagasan Tertulis.

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI MADU SEBAGAI PEMANFAATAN ALAMI UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MODIFIKASI LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN: ALTERNATIF DALAM MENGATASI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR

INOVASI PRODUK PANGAN DARURAT: SOLUSI PERMASALAHAN PANGAN BANGSA BIDANG KEGIATAN: PKM-GT. Diusulkan Oleh :

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

LEMBAR PENGESAHAN. (Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.) ( Umu Rosidah )

HALAMAN PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Mudho Saksono NIM. F

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Alkhosim NIM. B

a. Nama Lengkap : Chandra Serisa Rasi Kanya NIM. F

"PRO-FISHTA" UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA LELE DESA SETONO KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SOSIALISASI IKAN TERI SEBAGAI BAHAN MAKANAN YANG MENGANDUNG SUMBER KALSIUM TINGGI PKM-GT

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN JANGKRIK SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF TULANG RAWAN IKAN HIU UNTUK PENGOBATAN REMATIK PKM GAGASAN TERTULIS

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN KOLAM TANAH DI PEKARANGAN RUMAH SEBAGAI TEMPAT BUDIDAYA IKAN NILA DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PENGEMBANGAN JAMUR TOGE (Flammulina velutipes) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA PRODUK DAGING DAN IKAN

: Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pontianak. 2. Nama Instansi/SKPD

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM PENGEMBANGAN PAUD TERBUKA DI DESA PRAWIRODIREJAN BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PKMM PENGOLAHAN LIMBAH PADI TERPADU DI DESA CIKARAWANG, DRAMAGA - BOGOR

LAPORAN AKHIR PKMP. PEMANFAATAN EKSTRAK LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BIO-ANTI RAYAP

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT SKALA PILOT PLANT

IbM KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat penebaran

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PKMM. Program Bangkit Wirausahawan Muda. di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita 1 Ciampea Bogor. Disusun oleh:

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MUREY-RES TECHNOLOGY : APLIKASI MULTI-STOREY AND RESIRCULATION TECHNOLOGY DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA CARANGPULANG, DRAMAGA, BOGOR BIDANG KEGIATAN: PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Disusun oleh: Abdul Aziz C14100039 2010 Amalia Safitri C14100011 2010 M. Alfiyansyah C14100068 2010 Hastia Windri A24100171 2010 Sisca Chintia D24100013 2010 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGESAHAN PKM- PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Kegiatan : MUREY-RES TECHNOLOGY : Aplikasi Multi- Storey and Resirculation Technology dalam Pengembangan Ekonomi Desa Carangpulang, Dramaga, Bogor 2. Bidang Kegiatan : PKM-M 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Abdul Aziz b. NIM : C14100039 c. Jurusan : Budidaya Perairan d. Universitas : Institut Pertanian Bogor e. Alamat rumah dan No.Hp : Jln Flamboyan IV Ujung No. 7 Taman Cimanggu Bogor. No HP. 085775745809 f. Alamat email : abdulaziz4713@yahoo.com 4. Anggota pelaksana kegiatan : 4 orang 5. Dosen pendamping a. Nama lengkap dan gelar : Ir. Dadang Shafrudin, M.Si b. NIDN : 0015105505 c. Alamat rumah dan No.Hp : Jl. Pluto Blok I No.9, Komplek IPB II, Sindangbarang, Bogor 6. Biaya Kegiatan Total : a. DIKTI : Rp 6.250.000 b. Sumber lain : - 7. Jangka waktu pelaksanaan : 3 bulan Bogor, 10-April-2014 Menyetujui Ketua Departemen Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Ir. Sukenda, M. Sc. NIP. 19671013 199302 1 001 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Abdul Aziz NIM. C14100039 Dosen Pendamping Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Ir. Dadang Shafrudin, M.Si. NIP. 19581228 198503 1 003 NIP. 19551015 198003 1 004 ii

RINGKASAN Tingginya tingkat konversi lahan serta pertumbuhan penduduk yang semakin cepat di Indonesia menyebabkan terjadinya kelangkaan lahan untuk pertanian. Tingginya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian juga mengakibatkan terjadinya kelangkaan air. Terjadinya krisis air serta lahan di Indonesia merupakan salah satu kendala bagi usaha budidaya perikanan darat. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan lahan dan sumber air tawar yang cukup besar dalam budidaya perikanan darat. Budidaya perikanan darat merupakan salah satu sektor penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani yang mendukung program pemerintah untuk meningkatkan hasil budidaya perikanan sebesar 300%. Program tersebut menuntut para petani ikan untuk mengembangkan produksi hasil budidayanya dengan cara intensifikasi budidaya. Sistem budidaya intensif akan menghasilkan total beban limbah budidaya yang besar. Limbah budidaya yang terus menerus bertambah dapat mengakibatkan lingkungan budidaya dan perairan sekitar menjadi tercemar. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penerapan sistem budidaya Murey-Res Technology (Multi-storey dan resirculation technology). Multi-storey dan resirculation technology adalah pengkombinasian dua teknologi budidaya perikanan, yakni teknologi lahan bertingkat (multi-storey) dan teknologi resirkulasi. Sistem ini sangat efektif dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi air dan lahan. Penggunaan air akan efisien karena dalam sistem ini tidak terdapat pergantian air kolam. Air akan selalu difiltrasi dengan sistem resirkulasi. Dengan sistem multi-storey dalam budidaya ini, pemanfaatan lahan juga akan menjadi efisien sehingga budidaya perikanan darat dapat tetap dilakukan dengan lahan yang terbatas. Desa Carangpulang, Dramaga, Bogor merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan air tawar yang baik. Sistem budidaya Murey-Res Technology akan diterapkan di desa tersebut agar kolam-kolam perikanan dapat termanfaatkan secara optimal. Program ini juga merupakan teknik pengembangan ekonomi daerah menuju ketahanan pangan nasional. iii

DAFTAR ISI COVER... i PENGESAHAN USULAN PKM... ii RINGKASAN... iii DAFTAR ISI... iv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan... 2 1.4 Luaran yang Diharapkan... 3 1.5 Kegunaan... 3 BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN... 3 BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN... 4 3.1 Sosialisasi Program... 4 3.2 Focus Group Discussion dengan Petani Lokal... 4 3.3 Aplikasi Rancangan Program... 4 3.4 Evaluasi Program... 5 BAB 4 HASIL YANG DICAPAI... 6 BAB 5 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA... 6 LAMPIRAN... 8 iv

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya tingkat konversi lahan serta pertumbuhan penduduk yang semakin cepat di Indonesia menyebabkan terjadinya kelangkaan lahan untuk pertanian. Tingginya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian juga mengakibatkan terjadinya kelangkaan air. Lebih dari sepertiga penduduk dunia tak tercukupi kebutuhannya akan air bersih, baik untuk air minum maupun sanitasi. WHO menetapkan jumlah minimun air bersih yang harus tersedia untuk hidup sehat adalah 2000 m 3 per kapita per tahun. Sekitar 40 negara di dunia ada di bawah angka tersebut. Wilayah Indonesia sendiri juga mengalami kondisi kekurangan air, khususnya daerah di pulau Jawa. Data dari data Bappenas (2006) menyatakan bahwa pulau jawa berada dalam kondisi krisis air. Terjadinya krisis air serta lahan di Indonesia merupakan salah satu kendala bagi usaha budidaya perikanan darat. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan lahan dan sumber air tawar yang cukup besar dalam budidaya perikanan darat. Padahal budidaya perikanan darat merupakan salah satu sektor penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani yang mendukung program pemerintah untuk meningkatkan hasil budidaya perikanan sebesar 300%. Program peningkatan hasil perikanan yang dicanangkan oleh pemerintah mendorong para petani ikan untuk melakukan sistem budidaya intensif, namun sebagian besar petani ikan kurang memperhatikan lingkungan dalam pelaksanaannya. Hal ini mengakibatkan tingginya produksi limbah buangan hasil budidaya. Limbah budidaya tersebut adalah akumulasi dari residu organik yang berasal dari pakan yang tidak termakan, ekskresi amonia, feses, dan partikel-partikel pakan. Jika kegiatan tersebut terus dilakukan, lingkungan budidaya dan perairan sekitar dapat tercemar akibat dari limbah budidaya yang terus menerus bertambah. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penerapan sistem budidaya akuakultur terintegrasi dan sistem resirkulasi sehingga terciptanya efisiensi lahan, air, serta termanfaatkannya limbah hasil budidaya. Salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan air tawar yang baik adalah daerah Desa Cimanggis Lamping, Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. Desa Cimanggis Lamping memiliki lahan luas yang terdiri dari banyak kolam perikanan. Sistem budidaya Murey-Res Technology akan diterapkan di desa tersebut agar kolam-kolam perikanan dapat termanfaatkan secara optimal.

2 1.2 Perumusan Masalah Sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama yang menunjang ketahanan pangan di Indonesia. Mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya sebesar 300%, menuntut para petani ikan untuk mengembangkan produksi hasil budidayanya dengan cara intensifikasi budidaya. Intensifikasi dicirikan dengan peningkatan padat tebar ikan serta pasokan pakan buatan yang jumlahnya besar. Budidaya ikan intensif merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro namun inefisien secara makro, khususnya jika ditinjau dari segi lingkungan. Sistem budidaya seperti ini akan menghasilkan total beban limbah budidaya yang besar. Limbah budidaya yang terus menerus bertambah dapat mengakibatkan lingkungan budidaya dan perairan sekitar menjadi tercemar. Permasalahan limbah tersebut dapat ditangani dengan pengaplikasian sistem akuakultur terintegrasi berbasis zero waste. Inovasi sistem budidaya tersebut tidak akan menghasilkan limbah yang mencemari perairan dan lingkungan, karena limbah sisa metabolisme organisme budidaya akan dialirkan kembali sebagai sumber pakan bagi organisme budidaya yang lain. Sistem tersebut saling berintegrasi dan bersirkulasi, sehingga tidak akan menghasilkan limbah. Murey-Res Tecnology : Aplikasi Multi-Storey and Resirculation Technology akan coba diterapkan di Desa Cimanggis Lamping sebagai teknik pengembangan ekonomi daerah menuju ketahanan pangan nasional. 1.3 Tujuan Program Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Cimanggis Lamping dalam pemanfaatan lahan dan air secara efektif serta efisien serta pembentukan dan pendampingan kelompok petani ikan sebagai upaya pengembangan ekonomi masyarakat. 1.4 Luaran Program Luaran yang diharapkan dari program ini adalah tersosialisasinya sistem teknologi Multi-storey dan resirkulasi di kalangan masyarakat Desa Cimanggis Lamping, serta terbentuknya sebuah kelompok petani ikan yang cerdas dan berwawasan lingkungan dengan didampingi mahasiswa dan institusi pendidikan sebagai konsultan budidaya perikanan.

3 1.5 Kegunaan Program Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat, diantaranya adalah: a. Mengembangkan kapasitas pemahaman masyarakat tentang budidaya perikanan dan manajemen pemasaran. b. Terbentuknya kelompok petani ikan sebagai salah satu wadah berbagi keilmuan tentang budi daya ikan. c. Terciptanya metode yang tepat untuk mendampingi kelompok petani ikan di suatu daerah potensial. d. Mengoptimalkan potensi suatu daerah sehingga menjadi lahan ekonomis. e. Meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah potensial dengan mengurangi tingkat pengangguran. f. Bagi institusi diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta aplikasinya di bidang perikanan dan sosial masyarakat khususnya dengan memunculkan berbagai macam program guna membantu mengembangkan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi terutama pengabdian kepada masyarakat. BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Desa Carangpulang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Desa ini merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pengembangan ekonomi di bidang perikanan air tawar. Desa Cimanggis Lamping memiliki lahan luas yang cukup banyak kolam perikanan serta banyak sumber air. Namun, kolam-kolam ikan tersebut dimiliki oleh perorangan dan tidak terkoordinasikan dengan baik sehingga potensi alam yang subur tidak dapat termanfaatkan secara optimal. Sebagian besar warga pemilik kolam ikan tersebut bekerja sebagai pemulung dan cleaning service di Institut Pertanian Bogogr, sementara pekerjaan sebagai pembudidaya ikan hanya dijadikan sebagai profesi sampingan. Padahal jika masyarakat setempat mampu mengolah potensi kolam ikan dengan lebih baik, maka profesi sebagai pembudidaya ikan dapat menjadi profesi utama yang mampu menopang kebutuhan ekonomi warga. Permasalahan lain yang menyebabkan sektor perikanan di sana tidak berkembang adalah keterbatasan pengetahuan warga tentang budidaya perikanan, belum adanya organisasi kelompok petani ikan, dan lemahnya manajemen pemasaran karena hanya mengandalkan

4 tengkulak. Selain masalah tersebut, masih banyak terdapat masalah pengangguran pemuda karena rata-rata hanya mengenyam pendidikan sampai SD atau SMP. Salah satu solusi dalam upaya penanggulangan masalah di Desa Carangpulang yaitu dengan pembentukan dan pendampingan kelompok petani ikan di Desa Carangpulang sebagai program pengembangan ekonomi daerah potensial. Terealisasikannya program ini diharapkan dapat menopang Indonesia dalam menyediakan sumber protein hewani dalam rangka mencapai ketahanan pangan nasional. BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3. 1 Sosialisasi Program Sebelum mengaplikasikan program pengembangan masyarakat kepada para petani ikan di Desa Cimanggis Lamping, akan diadakan sosialisasi program pelaksanaan budidaya dengan konsep Murey-Res Technology. Sosialisasi akan dilakukan di balai desa dengan sasaran utamanya yakni para petani pemilik kolam-kolam ikan di daerah tersebut. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada para petani terkait dengan sistem budidaya ikan yang akan diterapkan dalam program ini. Selain itu, diharapkan para petani memiliki motivasi besar untuk mengembangkan potensi perikanan air tawar di daerah Desa Cimanggis Lamping dengan adanya sosialisasi program ini. 3.2 Focus Group Discussion dengan Petani Lokal Setelah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Cimanggis Lamping, program akan ditindaklanjuti dengan diadakannya Focus Group Discussion. Dalam kegiatan ini, para petani akan dibagi menjadi beberapa grup dan diberi tugas untuk mendiskusikan permasalahanpermasalahan terkait sistem budidaya perikanan yang selama ini mereka terapkan. Program budidaya dengan konsep Murey-Res Technology akan menjadi topik utama dalam diskusi sebagai salah satu solusi dari permasalahan-permasalahan budidaya yang sebelumnya telah dijalankan. Dengan diadakannya Focus Group Discussion, diharapkan dapat menguatkan pemahaman para petani ikan setempat akan pentingnya pengaplikasian program budidaya Murey-Res Technology. 3.3 Aplikasi Rancangan Sistem Multi-storey dan resirculation technology adalah pengkombinasian dua teknologi budidaya perikanan, yakni teknologi lahan bertingkat (multi-storey) dan teknologi resirkulasi.

5 Penyusunan rancangan dilakukan dengan cara menjadikan lahan yang semula satu tingkat menjadi dua tingkat. Kemudian dibuat bangunan kolam lagi di samping kolam yang ada dengan posisi yang lebih tinggi, sehingga satu lahan budidaya terbagi menjadi tiga dengan konstruksi yang khusus. Ketiga lahan ini terdiri dari kolam 1 (posisi bawah/kolam awal), kolam 2 (posisi atas/lantai 2), dan kolam 3 (konstruksi kolam baru yang berada di samping kolam lama dengan posisi lebih tinggi). Kolam 1 akan digunakan untuk memelihara ikan nila, kolam 2 untuk budidaya kangkung air, dan kolam 3 untuk budidaya ikan lele. Rancangan resirkulasi dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah lele secara gravitasi menuju kolam nila. Selanjutnya air dari kolam nila dipompa menuju kolam kangkung dan air dari kolam kangkung dialirkan kembali ke kolam lele. Sistem tersebut terus berputar sehingga tidak ada air yang keluar atau pun masuk. Sebelum penebaran biota dilakukan, diawali dengan membangun konstruksi kolam sesuai dengan pengenalan rancangan. Kemudian ketiga kolam diisi air dan diberi pupuk kandang dengan dosis secukupnya, lalu dibiarkan selama 7 hari untuk meningkatkan kesuburan air dan menumbuhkan pakan alami. Setelah pakan alami terbentuk, ikan nila, ikan lele, dan kangkung air. Sistem ini sangat efektif dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi air dan lahan. Penggunaan air akan efisien karena dalam sistem ini tidak terdapat pergantian air kolam. Air akan selalu difiltrasi dengan sistem resirkulasi. Dengan sistem multi-storey dalam budidaya ini, pemanfaatan lahan juga akan menjadi efisien sehingga budidaya perikanan darat dapat tetap dilakukan dengan lahan yang terbatas. 3.4 Evaluasi Program Evaluasi program dilakukan dengan cara mengontrol jalannya program budidaya dengan sistem Multi-Res Technology. Selain dilakukan pengontrolan, disiapkan juga laporan kemajuan dari masing-masing petani yang bergabung dalam program agar adminidtrasi program jelas dan tertata. Hasil evaluasi akan dijadikan pertimbangan untuk keberlanjutan pelaksanaan sistem budidaya Multi-Res Technology.

6 BAB 4 HASIL YANG DICAPAI Kegiatan PKM yang telah dilaksanakan selama periode Februari sampai dengan April 2014 meliputi: 1. Survei lokasi PKM yang baru, karena lokasi awal tidak memenuhi kriteria untuk dibangun sistem konstruksi kolam sesuai konsep PKM. 2. Pelaksanaan sosialisasi PKM kepada warga Dessa Carangpulang, Dramaga, Bogor yang meliputi penjelasan program serta penjelasan konstruksi kolam yang akan dibangun. 3. Survei tempat pembelian benih ikan lele dan nila serta tempat pembelian bibit kangkung air yang akan digunakan dalam pelaksanaan program PKM. 4. Pembangunan konstruksi kolam dan wadah penanaman kangkung serta konstruksi pendukung lainnya. Tanggal pelaksanaan PKM dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tanggal pelaksanaan kegiatan PKM Waktu Pelaksanaan Kegiatan Februari Maret April Survei tempat awal pelaksanaan 22 Februari 2014 PKM Survei tempat baru pelaksanaan 11 Maret 2014 PKM Sosialisasi kegiatan PKM 21 Maret 2014 Survei tempat pembelian benih 24 Maret 2014 ikan Survei tempat pembelian bibit 26 Maret 2014 kangkung Pembelian alat-alat konstruksi 2 April 2014 Pembuatan konstruksi kolam dan 3-7April 2014 wadah penanaman kangkung Pengisian air kolam Penebaran pupuk ke dalam kolam Persiapan media tanam kangkung Penebaran ikan lele dan nila Penanaman kangkung air Pemeliharaan Pemanenan Pemasaran ikan dan kangkung Pembuatan laporan akhir Monitoring dan evaluasi DIKTI

7 LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan Gambar 1 Survei lokasi penelitian Gambar 2 Sosialisasi kegiatan