KARAKTER SPASIAL BANGUNAN UTAMA KOMPLEKS ASRAMA KOREM 081/DSJ MADIUN (EKS MIDDELBARE BOSCHBOUWSCHOOL TE MADIOEN)

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

KARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Morfologi Spasial Lingkungan di Kawasan Malabar-Merbabu Malang

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Karakter Visual Bangunan Utama Kompleks Asrama Inggrisan Kota Banyuwangi

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

Morfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

- BAB III - TINJAUAN KHUSUS

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA

SIMETRISITAS RUANG PADA RUMAH TINGGAL KUNO DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

POLA TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL MASA KOLONIAL DI KIDUL DALEM MALANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Kota Malang

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL MUSEUM FATAHILLAH DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI JALAN PEMUDA DEPOK

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Morfologi Spasial Kompleks Perumahan Karyawan Pabrik Gula Wonolangan, Probolinggo

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

Pelestarian Bangunan Kolonial Belanda Kantor Gubernur Jawa Timur (Gouverneur Kantoor Van Oost Java)

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang)

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

PELESTARIAN BANGUNAN UTAMA EKS RUMAH DINAS RESIDEN KEDIRI

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

GAYA ARSITEKTUR DI PERUMAHAN DINAS MILITER ANGKATAN DARAT, CIMAHI, JAWA BARAT

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TANDA VISUAL PADA WONING VOOR AGENT VAN JAVASCHE BANK

PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat Perbelanjaan

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG ASSEGAF PALEMBANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Pelestarian Bangunan Rumah Sakit PGI Cikini (Eks Rumah Raden Saleh)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB II LANDASAN TEORI

Wahyudin Ciptadi Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA

DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

Identitas Visual Bangunan Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

KERAGAMAN KARAKTER FORMAL BANGUNAN FASILITAS PENDIDIKAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI YOGYAKARTA

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pola Tatanan Unit Terhadap Perletakan Sirkulasi Vertikal Penghuni Pada Apartemen Casa Grande Residence

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Sekolah Fotografi di Kota Malang Dengan Pendekatan Analisa Space Syntax

BAB VI HASIL RANCANGAN

PEMBUATAN DATABASE BANGUNAN PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH (PAKYM) SURAKARTA. Fakultas Teknik **)

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

INTEGRASI FUNGSI WISATA PADA FASILITAS AGROINDUSTRI (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor)

Transkripsi:

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN UTAMA KOMPLEKS ASRAMA KOREM 081/DSJ MADIUN (EKS MIDDELBARE BOSCHBOUWSCHOOL TE MADIOEN) Rizki Nimas Exacti¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167,Malang 65145 Telp. 0341-567486 Alamat Email penulis: nimasexacti@gmail.com ABSTRAK Bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih ada saat ini banyak mengalami kemunduran. Kurangnya kepedulian dan rasa memiliki dari masyarakat adalah penyebab utama tidak terpelihara bahkan kerusakan bangunan bersejarah. Kompleks Asrama Korem 081/DSJ terdiri dari bangunan- bangunan yang sudah mengalami banyak perubahan akibat dari berubahnya fungsi utama dari kompleks bangunan itu sendiri. Tujuan studi ini mengetahui karakter spasial bangunan utama kompleks Asrama Korem 081/DSJ Madiun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan mendeskripsikan dan menganalisis elemenelemen pembentuk karakter spasial bangunan. Pada awalnya bangunan utama pada kompleks Asrama Korem memiliki denah yang simetris, seimbang antara sisi barat dan timur bangunan. Berorganisasi ruang linier dan bersirkulasi grid. Bangunan berorientasi menghadap ke arah Utara dan Jalan Raya Diponegoro, dan mempunyai teras bangunan keliling dan selasar yang menghubungkan bangunan utama dengan bangunan lainnya. Kata Kunci : Karakter spasial, bangunan kolonial Belanda ABSTRACT Dutch heritage of historic buildings which still exist today become shattered and reduce. The main cause of neglected even the damage of the historical buildings are because careless and sense of belong from the society. Complex of Korem Dormitory 081/DSJ is consist of buildings which change a lot as a result from the changes of the main function of the buildings it self. The purpose of this study is to knowing the spatial character of the main building in Complex of Korem Dormitory 081/DSJ Madiun. The methode used in this study is descriptive analysis by descriptive and analyze the element which forming the spatial character of the building. At fisrt, the main building in Complex of Korem Dormitory had symmetrical shape, which balance between west side and east side of building. Orginazation of space in the building is linear and grid circulation. The orientiated of building are facing the north direction and Dipenegoro Street, and had building which surronded by terrace and corridors for connecting the main building to another building. Keywords: spacial character, Dutch colonial building 1. Pendahuluan Bangunan peninggalan kolonial Belanda merupakan bukti dari perkembangan dan kemajuan suatu kawasan atau kota di Indonesia. Bangunan kuno peninggalan

kolonial Belanda merupakan hasil akulturasi kebudayaan, sosial, pengaruh kolonialisme, dan kemajuan teknologi yang terjadi pada masyarakat pada masa lampau. Bangunan kolonial Belanda memberikan pesan dan ilmu pengetahuan yang telah berkembang, tentang teknologi yang telah digunakan, serta patut dipelajari lebih lanjut. Kota Madiun merupakan sebuah kota kecil di bagian barat Jawa Timur yang mendapat pengaruh kolonialisme Belanda. Letak Kota Madiun yang sangat strategis dan kekayaan alam yang sangat melimpah, menjadikan Kota Madiun menjadi swapraja dan berkembang dengan pesat. Bangunan peninggalan masa Hindia Belada yang masih tersisa di Kota Madiun adalah bangunan-bangunan pada Komplek Asrama Korem 081/DSJ yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Asrama Bosbouw, yang terletak di Jalan Raya Diponegoro Kota Madiun. Pada awalnya kompleks bangunan tersebut dipergunakan sebagai Middlebare Boschbouw School (MBS) te Madiun. Pendirian komplek sekolah tersebut dikarenakan potensi Kota Madiun yang berada di tengahtengah hutan produksi Jati di Jawa Timur. Kompleks Asrama Korem terdiri dari tigabelas bangunan, termasuk bangunan tempat kepala sekolah atau staff beserta bangunan pendukungnya. Bangunan utama pada kompleks Asrama merupakan bangunan yang paling besar dan memiliki keunikan lebih banyak jika dibandingkan dengan bangunan lain. Elemen spasial yang dimiliki bangunan utama, memiliki ciri khas yang kental akan langgam arsitektur kolonial Belanda pada masa transisi (Handinoto, 1996). Fungsi awal bangunan utama adalah kantor dan aula. Bangunan tersebut saat ini mengalami perubahan setelah kompleks bangunan digunakan sebagai Asrama Korem. Hal tersebut berdampak pula terhadap perubahan fungsi bangunan. Perubahan yang paling terlihat adalah adanya penambahan dan penyekatan ruang-ruang. Perubahan tersebut dimaksudkan agar bangunan utama dapat mewadahi fungsi baru yaitu sebagai tempat hunian. Penambahan dan penyekatan tersebut dilakukan tanpa adanya peraturan yang membatasi, sehingga nilai arsitektural bangunan pun menjadi menurun salah satunya adalah nilai arsitektural yang dibentuk oleh elemen spasial. Berdasarkan latar belakang, permasalahan pada studi ini adalah: bagaimana karakter spasial bangunan utama pada kompleks Asrama Korem 081/DSJ Madiun? 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada studi ini adalah metode deskriptif analisis. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis elemen-elemen pembentuk karakter spasial bangunan utama yang meliputi fungsi, hubungan antar ruang, organisasi ruang, sirkulasi, orientasi ruang serta bangunan. Langkah awal untuk mendapatkan data primer adalah wawancara dan observasi lapangan. Observasi lapangan dan wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi bangunan secara langsung. Hasil dari observasi dan wawancara dikaji untuk mengetahui karakter spasial bangunan utama. Data sekunder diperoleh dari literatur. Lokasi bangunan berada di Jalan Diponegoro Kota Madiun. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan dan menganalisis elemen-elemen spasial awal yang kemudian dibandingkan dengam perubahan yang terjadi. Hasil dari analisis kemudian dapat disimpulkan karakter spasial yang dimiliki bangunan utama pada kompleks Asrama Korem 081/DSJ.

3. Hasil dan Pembahasan Karakter spasial sebuah karya arsitektur memiliki kaitan dengan ruang-ruang yang berada didalamnya dan terbentuk oleh fungsi ruang, organisasi ruang, hubungan ruang, sirkulasi, serta orientasi ruang maupun bangunan (Ching, 2008). Pada studi ini objek yang akan dibahas adalah bangunanan utama dari kompleks Asrama Korem. Perubahan spasial dari bangunan terjadi dengan beberapa perubahan elemen pada bangunan utama. Perubahan yang paling mencolok adalah adanya penambahanpenambahan ruang dan koridor yang disekat-sekat, sehingga menciptakan perubahan pada denah asli bangunan yang cukup berpengaruh terhadap bentuk dasar massa bangunan. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh semakin bertambahnya kebutuhan akan ruang servis dan menjaga privasi setiap keluarga. Pembahasan mengenai karakter spasial bangunan utama dibagi sebagai berikut: a. Fungsi ruang Bangunan utama tersebut memiliki bentuk bangunan monumental karena memiliki ukuran yang sangat besar dan tertera tulisan ANNO 1912 yang menjelaskan bahwa bangunan tersebut selesai dibangun pada tahun tersebut. Bangunan utama dari kompleks Asrama Korem 081/DSJ memiliki fungsi awal sebagai kantor dan aula. Terdapat adanya pintu-pintu penghubung antar ruang yang berguna untuk memudahkan akses para pengguna bangunan. Keberadaan serambi muka bangunan dan teras yang mengelilingi bangunan memiliki manfaat untuk menunjang fungsi awal bangunan. (Gambar 1) Keyplan Fungsi awal bangunan sebagai kantor dan aula. Terdapat pintu-pintu penghubung untuk memudahkan akses Terdapat serambi depan pada bagunan dan serambi yang mengelilingi bangunan Ruangan pada bagian samping berguna sebagai fasilitas umum Serambi belakang bangunan Adanya selasar yang menghubungkan massa I dengan massa-massa yang lain Keterangan : : Kantor atau aula : Fasilitas umum tahun 1912 Gambar 1. Fungsi ruang awal bangunan pada tahun 1912 U

Sejak tahun 1950-an setelah komplek bangunan Bosbow menjadi tanggung jawab militer, fungsi bangunan berubah menjadi asrama tempat. Fungsi bangunan utama saat ini digunakan sebagai tempat, ruangan utama digunakan sebagai tempat hunian untuk dua keluarga sehingga adanya pembatas ruang baru di dalam ruangan. Ruang lain mengalami hal serupa, yaitu pembagian ruang-ruang baru untuk mendukung fungsi sebagai tempat hunian. Beberapa ruangan bangunan digunakan sebagai fasilitas umum seperti masjid dan pos kesehatan. Perubahan terjadi pada bagian serambi muka dan teras yang mengelilingi bangunan. Perubahan tersebut berupa penyekatan teras dengan dinding tidak permanen dan penambahan ruang baru di luar (menempel) pada teras bangunan. Fungsi awal serambi dan teras sebagai jalur sikulasi menjadi terganggu karena adanya sekat-sekat tersebut. Serambi dan teras saat ini difungsikan oleh penghuni sebagai kamar tidur, dapur, dan ruang tamu. (Gambar 2) Fungsi ruang tersebut saat ini adalah Pos Kesehatan Terpadu Ruang-ruang yang awalnya luas, mengalami perubahan dengan adanya sekat-sekat ruang baru Bagian teras bangunan pun disekat dan dijadikan ruang baru untuk mendukung fungsi baru Ruang pada bagian timur digunakan sebagai fasilitas publik yaitu Masjid Keterangan : : Fasilitas umum : Masjid : Area publik Perubahan fungsi pada ruangan menjadi tempat hunian sehingga adanya penambahan ruang servis dibagian belakang tahun 2015 : Area privat : Area servis Terdapat kamar mandi dan tempat wudhu untuk umum Gambar 2. Perubahan fungsi ruang denah bangunan utama b. Hubungan dan organisasi ruang Hubungan ruang-ruang pada bangunan merupakan ruang yang berjajar dan berdekatan dengan yang lain, sehingga memiliki organisasi ruang yang linier. Ruang bagian tengah bangunan memiliki kesan monumental, berukuran lebih besar daripada ruang-ruang sebelahnya dan sebagai ruangan yang paling penting serta bangunan pertama yang dibangun. Bangunan utama memiliki organisasi ruang linier yang mendukung fungsi awal bangunan. Ruang-ruangan pada bangunan saling berhubungan dan memiliki akses langsung tanpa perlu keluar ruangan, dengan adanya teras yang memiliki fungsi sebagai jalur sirkulasi dan ruang transisi sebelum memasuki ruang asli. Perubahan fungsi awal yang akhirnya berdampak adanya penambahan ruang dan bangunan baru, sehingga organisasi ruang yang ada pada bangunan utama berubah

menjadi klaster atau berkelompok. Hal ini menyebabkan organisasi ruang yang asli mengalami pengkaburan sehingga tidak jelas organisasi liniernya, meskipun tidak terdapat adanya pengurangan atau kerusakan tingkat besar pada bangunan utama. (Gambar 3) Keyplan Organisasi ruang linier, karena tersusun dari ruangruang yang berukuran dan bentuknya hampir sama. Teras depan dan belakang yang memudahkan akses kedalam ruang dan mengoptimalkan fungsi massa Hubungan antar ruang saling berdekatan dan berjajar Keterangan : : Ruangan asli organisasi linier adalah organisasi yang paling fleksibel sehingga mampu menampung fungsi baru massa sebagai hunian. Tahun 1912 : Akses menuju ruang Penyekatan dan penambahan ruang didepan bangunan tdak merubah organisasi ruang yang asli. Penambahan ruang yaitu penyekatan ruang-ruang asli dan di belakang bangunan, merubah organisasi ruang menjadi klaster. Tahun 2015 Gambar 3. Hubungan dan organisasi ruang bangunan utama

c. Sirkulasi Fungsi awal dari banguanan adalah ruang kantor dan aula. Ruangan-ruangan tersebut memiliki bentuk persegi dan ukuran yang hampir sama, sehingga dapat menunjang fungsi tersebut. Bangunan tersebut memiliki hubungan antar ruang yang berpola linier dengan dikelilingi teras. Alur sirkulasi pada ruang-ruang yang menghadap ke utara adalah grid. Dilihat dari adanya serambi depan dan belakang yang ada, serta adanya elemen sirkulasi berupa pintu-pintu yang menghubungkan antar ruang. Pintu masuk utama menuju ruang utama diberi kemajuan ruang berupa teras untuk memberikan perlindungan dan penonjolan terhadap titik masuk. Pintu-pintu penghubung tersebut memiliki fungsi dalam mengoptimalkan ruang sebagai kantor dan aula. Ruang yang berada disamping, memiliki alur sirkulasi linier dengan adanya teras yang mengelilingi ruang dan menghubungkan ruangan samping dengan ruangan utama. Perubahan yang terjadi sangat berdampak pada alur sirkulasi pada bangunan. Perubahaan yang terjadi adalah ditutupnya beberapa pintu yang menghubungkan antar ruang, tersekat-sekatnya serambi, dan adanya penambahan ruang pada ruang-ruang dalam bangunan. Penambahan ruang sangat berpengaruh terhadap sirkulasi ruangan. Perubahan tersebut mengakibatkan alur sirkulasi pada ruang utama menjadi linier, sementara ruang-ruang yang menghadap kearah timur dan barat tetap linier walaupun teras yang menghubungkan mengalami perubahan fungsi dan tersekat-sekat Perubahan yang terjadi disebabkan berubahnya fungsi awal bangunan sebagai tempat hunian, agar ruang-ruang tersebut lebih mewadahi fungsi barunya. (Gambar 4) Konfigurasi sirkulasi grid Pintu masuk utama menggunakan pintu masuk yang dijorokkan dengan adanya teras sebagai ruang peralihan Teras sebagai ruang sirulasi yang mengelilingi bangunan dan berfungsi sebagai tempias hujan Sirkulasi menembus pada bagian dalam bangunan memudahkan akses bagi pengguna, karena massa I Keterangan : : Pintu masuk utama Teras belakang bangunan terhubung dengan selasar yang menghubungkan massa I dengan massa II,III, dan IV : Jalur sirkulasi : Jalur sirkulasi menuju massa lain Gambar 4. Sirkulasi awal pada t ahun 1912

Penambahan ruang sangat berpengaruh terhadap sirkulasi ruangan. Perubahan perubahan tersebut mengakibatkan alur sirkulasi pada ruangan-ruangan utama menjadi linier, sementara ruangan-ruangan yang menghadap kearah timur dan barat tetap linier walaupun teras yang menghubungkan mengalami perubahan fungsi dan tersekat-sekat d. Orientasi ruang Orientasi ruang pada bangunan utamamemiliki ruang-ruang yang mengarah kearah halaman belakang sebagai pusat orientasi ruang. Halaman belakang tersebut terdapat ditengah-tengah bangunan dan dikelilingi oleh ruang-ruang. Halaman belakang tersebut dapat diakses langsung dari arah ruang-ruang bangunan, melalui pintu-pintu penghubung. Pada perubahan yang terjadi,orientasi ruang pada massa I tidak banyak berubah meskipun beberapa akses pintu ditutup e. Orientasi bangunan Orientasi bangunan induk komplek Asrama menghadap arah utara, dengan arah hadap pintu masuk ruang utama mengahadap utara. Bangunan utama terletak pada bagian depan kompleks dan mengarah langsung kearah jalan besar, sehingga bangunan utama memiliki orientasi bangunan utama menghadap ke arah utara. Sementara ruangan yang berada disamping memiliki orientasi kearah barat dan timur. Kedua ruang tersebut mengalami perubahan fungsi menjadi tempat hunian dan fungsi publik. Orientasi bangunan utama menghadap ke arah Jalan Diponegoro dan tidak mengalami perubahan orientasi. Arah hadap bangunan yang langsung menghadap ke arah jalan raya memberikan nilai tambah karena ciri khas yag dimiliki bangunan bisa dengan mudah terlihat dari jalan. (Gambar 5) Bangunan utama langsung mengarah ke arah Jalan Diponegoro dan Utara Jalan Diponegoro U Gambar 5. Orientasi bangunan utama 4. Kesimpulan Bangunan utama pada kompleks Asrama Korem 081/DSJ Madiun memiliki karakter spasial langgam asitektur kolonial Belanda masa transisi (tahun 1915-an). Bangunan utama sebagai bangunan paling penting serta memiliki letak yang paling

strategis, yaitu berada di tengah-tengah kompleks asrama. Hal tersebut dikarenakan kompleks bangunan tersebut memiliki fungsi sebagai kompleks bangunan pendidikan zaman Hindia Belanda. Bangunan utama memiliki fungsi bangunan yang digunakan sebagai kantor dan aula. Fungsi tersebut didukung oleh organisasi ruang yang linier dengan ruang-ruang yang tersusun berjajar dan memiliki bentuk serta ukuran yang hampir sama. Ruang-ruang pada bangunan utama kompleks memiliki sirkulasi grid dan terdapat adanya penggunaan pintu yang membantu akses dari satu ruang ke ruang lain menjadi lebih mudah. Sirkulasi bangunan ditunjang oleh adanya serambi muka dan teras yang mengelilingi bangunan. Teras tersebut memiliki fungsi sebagai jalur sirkulasi dan meminimalka tampias air hujan. Orientasi ruangan langsung mengarah ke arah halaman belakang bangunan dengan menembus ruang melewati pintu-pintu. Orientasi bangunan memiliki peran besar terhadap karakter spasial bangunan utama. Orientasi bangunan utama yang langsung menghadap ke arah utara dan menghadap lagsung ke Jalan Diponegoro. Perubahan yang terjadi pada bangunan utama di awali oleh perubahan fungsi menjadi tempat hunian baru. Perubahan fungsi tersebut berdampak besar sehingga dapat merubah karakter spasial awal bangunan. Organisasi ruang yang awalnya linier menjadi berkelompok karena adanya penambahan ruang baru. Sirkulasi grid bangunan berubah menjadi linier akibat dari adanya penyekatan dan ditutup beberapa akses pintu. Selain itu bagian teras bangunan tersekat-sekat, sehingga mengalami pergeseran fungsi menjadi ruangan baru. Penambahan dan penyekatan ruang yang terjadi pada bangunan utama dikarenakan adanya kebutuhan ruang tempat tinggal baru oleh penghuni. Hal tersebut menyebabkan berubahnya denah bangunan menjadi asimetris. Daftar Pustaka D.K. Ching, Francis. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepda Masyarakat Univesitas Kristen Petra Surabaya. Handinoto. 1994. Indische Empire Style Gaya Arsitektur Tempoe Doeloe Yang Sekarang Mulai Punah. Surabaya: Universitas Kristen Petra.