PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENUNTUN PEMBELAJARAN

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK MEMASANG KATETER

SISTEM UROGENITALIA PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI ANESTESI LOKAL INFILTRASI

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

BUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIK 5 BAGIAN 1 BLOK 3.1 SEMESTER 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

MANUAL CSL SISTEM UROGENITAL. Disusun oleh Tim Sistem Urogenital

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat inisaya sedang

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI CAIRAN

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti Dharmayanti, SpPK(K)

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Keterampilan Klinis PUNGSI PLEURA

KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS

Instruksi Kerja OvarioHisterectomy

PANDUAN MAHASISWA CLINICAL SKILL LAB (CSL)

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

KETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

BAB IV METODE PENELITIAN

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

PENCABUTAN AKDR. Untuk menjarangkan kehamilan selama 10 tahun

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK (CLINICAL SKILL LEARNING) DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL FORENSIK

BAB 5 PERAWATAN. Poli OTI Dr Soetomo. Serta penggunaan Peak Flow Meters sebagai alat untuk

TEKNIK KATETERISASI DAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

INFORMED CONSENT. Medan, September Sri Wulandari. Universitas Sumatera Utara

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

SOP Tanda Tanda Vital

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

PENILAIAN PENGGUNAAN PARTOGRAF APN OLEH BIDAN PUSKESMAS PONED KOTA MEDAN

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

Penatalaksanaan Kasus Keguguran. Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK

Kebutuhan cairan dan elektrolit

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur

LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

Transkripsi:

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1

TEHNIK ASPIRASI SUPRAPUBIK TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa mampu melakukan aspirasi suprapubik secara baik dan benar TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa : 1. Dapat melakukan persiapan penderita dengan benar 2. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar 3. Dapat memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya tentang apa yang akan dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa manfaatnya, serta jaminan atas aspek keamananan dan kerahasiaan data penderita. 4. Dapat menjelaskan kepada penderita atau keluarganya tentang hak-hak penderita, misalnya tentang hak penderita untuk menolak tindakan yang akan dilakukan tanpa kehilangan hak untuk mendapat pelayanan. 5. Dapat melakukan cuci tangan biasa dan asepsis dengan benar 6. Dapat memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya setelah pekerjaan selesai. 7. Dapat melakukan teknik aspirasi supra pubik yang benar Pengertian Aspirasi supra pubik adalah tehnik pengambilan sampel urin melalui aspirasi kulit abdomen pada daerah suprapubik. Cara ini dilakukan bila pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan biakan tidak dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui kateterisasi. Indikasi 1. Untuk diagnosis ISK pada anak jika spesimen urin dari kateter steril tidak dapat dilakukan atau sampel urin dari kateter tidak dapat digunakan karena kontaminasi. 2. Pada pasien dengan trauma uretra luas yang merupakan kontra indikasi pemasangan kateter via uretra 3. Untuk pemeriksaan urin/urinalisis dan biakan urin pada neonatus dan anak yang tidak mampu menampung urin secara pancar tengah. 4. Sumbatan uretra 5. Fimosis 6. Uretritis dan parauretritis Kontra Indikasi 1. Kandung kencing yang kecil atau yang tidak teraba 2. Sikatriks karena operasi lower abdomen sebelumnya 3. Tumor kandung kencing yang belum diketahui 4. Gangguan perdarahan (diatesis hemorrhagic) 5. Distensi abdomen 6. Organomegali hebat. 2

ACUAN Persiapan : Bersihkan daerah tempat penusukan sekitar suprapubis. Tutup daerah suprapubis dengan duk sterile setelah dilakukan desinfeksi pada daerah tersebut dan sekitarnya. Prosedur : Tentukan tempat punksi pada 0,5 1 cm di atas simpisis pubis bayi atau anak yang baring terlentang. Pastikan kandung kemih berisi penuh. Lakukan tindakan asepsis pada daerah supra pubis dan lakukan anastesi lokal pada tempat yg telah steril. Lakukan aspirasi sedalam 3 cm dengan jarum no. 23 G dengan posisi jarum membentuk sudut 10-20 0. Perlahan jarum dimasukkan sambil melakukan aspirasi. Jika urin sudah keluar, tusukan dihentikan. Bila jumlah urin cukup, jarum dicabut dan tekan tempat tusukan dengan kasa steril. Masukkan urin dalam botol steril. Perhatian : Pada saat tindakan tersebut dilakukan, terpasang urine bag collector untuk mengantisipasi terjadi miksi spontan 3

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN - Sarung tangan steril - Duk bolong steril - Jarum no.23 G, panjang 1 inchi untuk anak-anak. - Spuit/syringe steril 3 ml atau 5 ml. - Anastesi lokal dengan lidokain 1% - Alkohol 70%, larutan povidon iodine - Plaster dan kasa steril - Urine collector/bag - Botol steril penampung urin - Baju operasi steril - DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi # 1. Pengantar 2 menit Pengantar # 2. Bermain Peran Tanya & Jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa 2. Dua orang dosen memberikan contoh bagaimana cara melakukan aspirasi supra pubis. Mahasiswa menyimak / mengamati peragaan dengan menggunakan Penuntun Belajar. 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan dosen memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting # 3. Praktek bermain peran dengan Umpan Balik # 4. Curah Pendapat/ Diskusi Total waktu 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan. Diperlukan seorang Instruktur untuk mengamati setiap langkah yang dilakukan oleh setiap pasangan. 2. Setiap pasangan berpraktek melaku-kan langkahlangkah melakukan aspirasi supra pubis secara serentak 3. Instruktur berkeliling diantara maha-siswa dan melakukan supervisi menggunakan ceklis 4. Instruktur memberikan pertanyaan dan umpan balik kepada setiap pasangan 15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang dirasakan mudah? Apa yang sulit? Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa yang pada saat melakukan tindakan aspirasi suprapubis. Apa yang dapat dilakukan oleh dokter agar pasien merasa lebih nyaman? 2. Instruktur membuat kesimpulan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti 150 menit 4

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK ASPIRASI SUPRAPUBIS (digunakan oleh Peserta) Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan. 2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen 3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien. TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan. PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TEHNIK ASPIRASI SUPRAPUBIS NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS MENJALIN SAMBUNG RASA 1 2 3 1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang tindakan aspirasi supra pubis, tujuan dan manfaat aspirasi suprapubis untuk keadaan klien. 3. Berikan penjelasan dengan bahasa awam pada klien atau keluarganya tentang: - jenis alat yang akan dipakai, - dimana tempat akan dilakukan aspirasi - bagaimana cara aspirasi suprapubis - jelaskan kemungkinan risiko dalam tindakan, tetapi beri jaminan bahwa bahaya itu kemungkinannya sangat kecil, karena anda sudah mahir melakukan dan anda memakai alat yang tepat dan steril. 4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan yang diperlukan klien 5. Jelaskan tentang hak-hak klien pada klien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak tindakan aspirasi suprapubis 5

6. Mintalah kesediaan klien untuk dilakukan tindakan aspirasi suprapubis MELAKUKAN PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1 2 3 7. Periksa dan letakkanlah semua alat dan bahan pada tempatnya MENYIAPKAN PENDERITA 1 2 3 8. Sebelum tindakan dilakukan, sebaiknya melihat terlebih dahulu darah rutin (trombosit, PT, PTT, waktu perdarahan) 9. Sebelum tindakan mintalah pasien untuk minum air yang banyak 10. Pasien berbaring dengan posisi terlentang, 11. Pastikan kandung kemih berisi penuh dengan cara melakukan perkusi di daerah supra pubis atau dengan bantuan USG bila tersedia. 12. Pasanglah urine bag collector untuk mengantisipasi miksi spontan MELAKUKAN PERSIAPAN DIRI 1 2 3 13. Lakukanlah cuci tangan asepsis 14. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan 15. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien MELAKUKAN ASPIRASI SUPRAPUBIS 1 2 3 16. Bersihkan dan lakukanlah desinfeksi daerah supra pubis dengan betadine. 17. Tutuplah daerah sekitar suprapubis dengan doek steril sehingga daerah yang terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan aspirasi suprapubis. 18. Tentukan titik tempat melakukan punksi yaitu pada garis tengah 0,5 1 cm cm diatas simpisis pubis 19. Bila perlu dilakukan anastesi lokal di daerah tindakan dengan krim anastesi topikal. Tunggulah kira-kira 5 menit, agar penderita tidak merasa sakit ketika tindakan aspirasi. 20. Dengan menggunakan jarum no 23 G dilakukan aspirasi sedalam 3 cm dengan posisi jarum membentuk sudut 10 20 0 dari garis tegak lurus. 21. Sewaktu jarum suntik mencapai jaringan subkutan, plunger spoit ditarik untuk membuat tekanan negatif 22. Perlahan-lahan masukkan jarum lebih dalam sambil melakukan aspirasi (jarum masuk ke dalam kandung kemih ditandai dengan keluarnya urin ke dalam spuit). Bila urin sudah keluar, tusukan dihentikan. 23. Setelah jumlah urin cukup, jarum dicabut sambil menekan tempat tusukan dengan kasa steril. 24. Bukalah doek yang terpasang 25. Urin yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam botol steril untuk pemeriksaan urin. SETELAH PEMASANGAN SELESAI 1 2 3 6

26. Lakukanlah dekontaminasi sarung tangan dengan memasukkan tangan yang masih bersarung tangan ke dalam baskom berisi larutan khlorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak cairan/duh tubuh yang menempel pada sarung tangan. 27. Lepaskanlah sarung tangan dan masukkan ke dalam tempat sampah medis 28. Lakukan cuci tangan asepsis 29. Lakukanlah perpisahan dengan pasien 7

Gambar 1. Titik tempat melakukan aspirasi 10 0-20 0 Gambar 2. Letak anatomis titik tempat melakukan aspirasi 8