PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar Matematika Wajib Pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 15 Surabaya

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB II DI AKADEMI KEBIDANAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

NILAI-NILAI EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) PADA NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN PEMBELAJARAN DI SMA

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 90-97

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB III METODE PENELITIAN. mendidik anak untuk dapat berkembang sesuai dengat tingkat perkembangan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI I BULUSPESANRTEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengembangan pendidikan, seperti dengan perbaikan kurikulum. seperti dari Inggris, Singapura dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 01 WONOLOPO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 03 NGLEBAK TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

Pengaruh Minat Dan Kecerdasan Numerik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Asup Suparlan, Juhariah

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

Oleh: Lasma Siagian, M.Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen)

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI. didasarkan pada kriteria kecerdasan emosional siswa yang

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI IX

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

Keywords: hasil belajar, apresiasi cerpen, jeniss kelamin, teknik kelompok buzz.

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN KOMIK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecerdasan emosional memiliki tempat yang strategis dalam upaya

PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR PADA MATA KULIAH KOMPUTER AKUNTANSI I

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

Naskah Publikasi Ilmiah. Derajat Sarjana S-1. Oleh: IBNU TRI WICAKSONO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh ANDI HAKIM S

Transkripsi:

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ulil Nurul Imanah, M.Pd. Universitas Islam Majapahit ulil_math11@yahoo.co.id Abstrak Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa IQ adalah kecerdasan yang dianggap paling penting karena selalu menjadi tolok ukur kecerdasan seseorang. Namun, pendapat ini semakin lama semakin pudar sejalan dengan suasana kehidupan yang semakin modern dan dengan adanya buku menggemparkan dari Daniel Goleman, yaitu Emotional Intelligence yang mendefinisikan ulang apa arti cerdas. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang : (1) kecerdasan emosional siswa, (2) prestasi belajar matematika siswa, dan (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode angket dan metode tes. Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi sebanyak 12,9%, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional sedang sebanyak 67,74%, dan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah sebanyak 19,36%. (2) siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika tinggi sebanyak 32,26%, siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika sedang sebanyak 29,03%, dan siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar rendah sebanyak 38,71%. (3) kecerdasan emosional cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,62 dan koefisien determinasi sebesar 38,44%. Kata kunci: kecerdasan emosional, prestasi belajar matematika 1. PENDAHULUAN Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa IQ adalah kecerdasan yang dianggap paling penting karena selalu menjadi tolok ukur kecerdasan seseorang ketika memasuki dunia pendidikan ataupun dunia kerja. Namun, pendapat ini semakin lama semakin pudar sejalan dengan suasana kehidupan yang semakin modern dan dengan adanya buku menggemparkan dari Daniel Goleman, yaitu Emotional Intelligence yang mendefinisikan ulang apa arti cerdas.iq bukanlah satu-satunya faktor yang dapat menilai kecerdasan seseorang ataupun menentukan kesuksesan seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Goleman (2009:44) bahwa setinggi-tingginya, IQ menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatan-kekuatan lain, yang salah satu kekuatan lain itu adalah kecerdasan emosional. Selain itu, data yang ada menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat sama ampuhnya, dan terkadang lebih ampuh daripada IQ karena kecerdasan emosional itu dapat dipelajari dan dikembangkan (Goleman, 2009:45). Hal ini memperlihatkan bahwa kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh terhadap kesuksesan dan prestasi seseorang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 650

belajar matematika siswa di Kelas X-4 SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang : (1) kecerdasan emosional siswa, (2) prestasi belajar matematika siswa, dan (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika. Menurut Goleman (2003:512), kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri, dan dalam hubungan dengan orang lain. Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 2003:513) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Pada penelitian ini, kecerdasan emosional yang dimaksud adalah kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Howard Gardner, seorang ahli psikologi Harvard School of Education, menjelaskan adanya salah satu kecerdasan yang disebutnya sebagai kecerdasan pribadi. Oleh Salovey (dalam Goleman,2009:58-59), kecerdasan pribadi tersebut dipandang sebagai kecerdasan emosional. Salovey juga mengidentifikasi lima jenis kemampuan yang berkaitan dengan emosi, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan, seperti dijelaskan berikut. Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi (Goleman, 2009:58). Kemampuan ini merupakan inti dan dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mampu mengenali emosi dirinya akan dapat mengambil keputusan dengan tepat karena dia sadar akan emosinya sendiri dan mengetahui bagaimana dia harus berpikir. Selain itu, seseorang yang memiliki keterampilan dalam aspek ini akan tampil lebih percaya diri dalam mengekspresikan perasaannya secara terbuka (Hakim dalam Purnamasari, 2009). Goleman menyatakan bahwa keterampilan-keterampilan dalam aspek ini adalah perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosi diri, mampu memahami penyebab perasaan yang timbul, dan mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan (2009:403-404). Mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas (Goleman, 2009:58). Seseorang yang mampu mengelola emosinya akan segera bangkit dari kegagalan yang menimpanya, sedangkan seseorang yang tidak mampu mengelola emosinya akan terus menyesali kegagalannya. Menurut Hakim (dalam Purnamasari, 2009), salah satu dasar dari kemampuan ini adalah kemampuan berpikir realistik, yaitu melihat kenyataan yang ada dengan tepat. Goleman juga menyatakan bahwa keterampilan-keterampilan dalam aspek ini adalah toleransi tinggi terhadap frustasi, pengelolaan amarah, berkurangnya gangguan di ruang kelas, berkurangnya perilaku yang merusak diri, memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, mampu menangani ketegangan jiwa, dan berkurangnya kesepian serta kecemasan dalam pergaulan (2009:404). Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 651

Menurut Clifford T. Morgan (dalam Nursalim, dkk, 2007:119), motivasi terdiri dari tiga aspek, yaitu keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating state), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut. Memotivasi diri sendiri adalah kemampuan memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya, maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan dan keyakinan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dan dalam melangkah ke depan karena optimism adalah motivator utama dalam hidup (Goleman, 2009:123). Goleman juga menyatakan bahwa keterampilan-keterampilan dalam aspek ini adalah lebih bertanggung jawab, mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, lebih menguasai diri, dan meningkatnya nilai pada tes-tes prestasi (2009:404). Mengenali emosi orang lain disebut juga dengan empati. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain (Goleman, 2009:59). Dari pernyataan tersebut, seseorang yang memiliki empati yang tinggi akan mampu merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain serta mampu menyesuaikan diri dengan orang lain. Goleman juga menyatakan bahwa keterampilan-keterampilan dalam aspek ini adalah lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain, serta lebih baik dalam mendengarkan orang lain (2009:404). Kemampuan membina hubungan adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain dan dapat menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi (Goleman, 2009 : 59). Salah satu keterampilan yang penting dalam membina hubungan adalah keterampilan berkomunikasi. Dengan komunikasi yang baik, seseorang dapat membina kedekatan hubungan, meyakinkan orang lain, dan membuat orang lain merasa nyaman di dekat kita. Selain itu, Goleman juga menyatakan bahwa keterampilanketerampilan dalam aspek ini adalah memahami hubungan, menyelesaikan pertikaian, terampil dalam berkomunikasi, mudah bergaul, perhatian dan tenggang rasa, memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok, bekerja sama, suka menolong, dan demokratis (2009:404-405). Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Wahyuningsih (2004)dan Mahmudah (2009). Wahyuningsih menyimpulkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan hasil penelitian Mahmudah (2009) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar.Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika siswa di Kelas X-4 SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 652

2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan angket kecerdasan emosional siswa untuk mengukur kecerdasan emosional yang dimiliki oleh subjek penelitian. Setelah angket diisi dan dikembalikan ke peneliti, peneliti menghitung skor kecerdasan emosional setiap siswa sesuai dengan pedoman penskoran angket tersebut lalu memberikan kategori pada tiap skornya. Sedangkan data prestasi belajar juga dikategorikan tingkatannya sesuai dengan skor yang diperoleh tiap siswa. Kemudian peneliti menganalisis hubungan kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar matematika yang dilihat dari hasil UAS.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto. Sedangkan sampelnya adalah siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto yang berjumlah 31 orang. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu metode angket dan metode tes. Metode angketdigunakan untuk mengukur kecerdasan emosional siswa dan metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa. Tes ini diberikan di akhir semester dan diberikan oleh guru mata pelajaran matematika. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika siswa dilakukan beberapa penghitungan statistik, yaitu uji distribusi normal, analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah penelitian dilaksanakan, diperoleh data kecerdasan emosional siswa, data prestasi belajar matematika siswa, dan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika siswa.data kecerdasan emosional siswa diperoleh dari angket kecerdasan emosional yang disebarkan pada setiap siswa dan penilaiannya menggunakan pedoman penskoran angket kecerdasan emosional. Data kecerdasan emosional siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Data Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X-4 SMAN 1 Sooko Mojokerto Nama Skor Nama Skor Kecerdasan Kecerdasan S1 76 Tinggi S17 62 Sedang S2 72 Tinggi S18 61 Sedang S3 71 Tinggi S19 61 Sedang S4 71 Tinggi S20 60 Sedang S5 70 Sedang S21 59 Sedang S6 69 Sedang S22 58 Sedang S7 68 Sedang S23 58 Sedang S8 68 Sedang S24 57 Sedang S9 68 Sedang S25 56 Sedang Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 653

S10 68 Sedang S26 55 Rendah S11 67 Sedang S27 55 Rendah S12 67 Sedang S28 53 Rendah S13 67 Sedang S29 53 Rendah S14 63 Sedang S30 48 Rendah S15 62 Sedang S31 48 Rendah S16 62 Sedang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi sebanyak 12,9%, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional sedang sebanyak 67,74%, dan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah sebanyak 19,36%. Dengan kata lain sebagian besar siswa Kelas X-4 SMAN 1 Sooko Mojokerto memiliki tingkat kecerdasan emosional sedang. Sedangkan data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari hasil Ujian Akhir Semester (UAS) matematika di sekolah. Hal ini dikarenakan waktu penelitian yang mendekati UAS dan ruang lingkup materi yang diujikan telah menyeluruh sehingga sangat cocok untuk melihat prestasi belajar siswa. Data prestasi belajar matematika siswa setelah diadakan ujian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X-4 SMAN 1 Sooko Mojokerto Nama Nilai an an Nama Nilai Prestasi Prestasi S11 96 Tinggi S10 68 Sedang S13 96 Tinggi S15 68 Sedang S16 96 Tinggi S23 64 Sedang S31 96 Tinggi S5 60 Rendah S1 92 Tinggi S21 60 Rendah S4 92 Tinggi S22 60 Rendah S18 92 Tinggi S24 60 Rendah S8 84 Tinggi S19 56 Rendah S14 84 Tinggi S3 52 Rendah S28 84 Tinggi S6 52 Rendah S27 78 Sedang S29 52 Rendah S7 76 Sedang S17 48 Rendah S20 76 Sedang S25 44 Rendah S2 72 Sedang S26 44 Rendah S9 72 Sedang S30 44 Rendah S12 72 Sedang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika tinggi sebanyak 32,26%, siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika sedang sebanyak 29,03%, dan siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar rendah sebanyak 38,71%. Dengan kata lain, Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 654

sebagian besar siswa Kelas X-4 SMAN 1 Sooko Mojokerto memiliki tingkat prestasi belajar matematika yang rendah. Selanjutnya, data tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa diperoleh dari beberapa data statistik berikut. a. Uji Distribusi Normal Menurut Teorema Limit Pusat, jika sampel random diambil dari suatu populasi yang mempunyai mean μ dan variansi σ 2, maka untuk n besar ( 30) distribusi sampling harga mean dapat dianggap mendekati distribusi normal dengan mean μ dan variansi σ 2 /n (Soejoeti, 1984). Jadi,data kecerdasan emosional dan prestasi belajar matematika siswa dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Analisis RegresiLinier Sederhana Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa di Kelas X-4 SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto. Model regresi liniernya yaitu Y = 8,992 + 0,992X dengan Y adalah prestasi belajar matematika siswa dan X adalah kecerdasan emosional siswa, sedangkan Y (baca : ye topi) merupakan Y dalam regresi untuk menyatakan bahwa kita berhadapan dengan Y yang didapat dari regresi dan untuk membedakannya dengan Y dari hasil pengamatan. Dari persamaan ini bisa diperkirakan perubahan Y apabila X diketahui. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel Y sebesar 0,992 satuan dengan harga a konstan. c. Analisis Koefisien Korelasi Berdasarkan analisis koefisien korelasi, diperoleh harga r = 0,62 dengan taraf signifikan 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi itu termasuk kategori cukup, yang artinya kecerdasan emosional cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dalam uji signifikansi korelasi didapat t = 4,26. Jika ditentukan α = 0,05 maka t0,975 = 2,04. H0 ditolak karena 4,26 2,04. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (kecerdasan emosional siswa) terhadap variabel terikat (prestasi belajar matematika siswa). d. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika, diperlukan penghitungan koefisien determinasi dan diperoleh r 2 100% = 38,44%. Koefisien determinasi sebesar 38,44% memiliki arti bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh sebesar 38,44% terhadap prestasi belajar matematika siswa dan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain, misalnya IQ, kesehatan, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional cukup berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuningsih (2004) dan Mahmudah (2009). Wahyuningsih (2004) menyimpulkan adanya hubungan antara kecerdasan Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 655

emosional dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan hasil penelitian Mahmudah (2009) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar. Selain itu, pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika juga dapat dianalisis dari kedua data yang telah didapat sebelumnya, yaitu data kecerdasan emosional dan data prestasi belajar matematika yang didasarkan pada skor dan tingkatannya. Gabungan dari kedua data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar Matematika Nama Kecerdasan Emosional Prestasi Belajar Nama Kecerdasan Emosional Prestasi Belajar S1 Tinggi Tinggi S17 Sedang Rendah S2 Tinggi Sedang S18 Sedang Tinggi S3 Tinggi Rendah S19 Sedang Rendah S4 Tinggi Tinggi S20 Sedang Sedang S5 Sedang Rendah S21 Sedang Rendah S6 Sedang Rendah S22 Sedang Rendah S7 Sedang Sedang S23 Sedang Sedang S8 Sedang Tinggi S24 Sedang Rendah S9 Sedang Sedang S25 Sedang Rendah S10 Sedang Sedang S26 Rendah Rendah S11 Sedang Tinggi S27 Rendah Sedang S12 Sedang Sedang S28 Rendah Tinggi S13 Sedang Tinggi S29 Rendah Rendah S14 Sedang Tinggi S30 Rendah Rendah S15 Sedang Sedang S31 Rendah Tinggi S16 Sedang Tinggi Dari data di atas, dari 31 siswa yang diteliti, 4 siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, 21 siswa memiliki kecerdasan emosional yang sedang, dan 6 siswa memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Dari 4 siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, 2 siswa diantaranya juga memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi juga, 1 siswa memiliki kecerdasan emosional sedang, dan 1 siswa lagi memiliki kecerdasan emosional rendah. Data ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berprestasi tinggi biasanya memiliki keseimbangan antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman (2003: 35) yang mengungkapkan bahwa tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum.dari 21 siswa yang memiliki kecerdasan emosional sedang, 6 siswa diantaranya memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi, 7 siswa memiliki prestasi belajar matematika yang sedang, dan 8 siswa memiliki Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 656

prestasi belajar matematika yang rendah.dari 6 siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah, 2 siswa diantaranya memiliki prestasi belajar matematika tinggi, 1 siswa memiliki prestasi belajar matematika sedang, dan 3 siswa memiliki prestasi belajar matematika yang rendah. Dari hasil penelitian diperoleh data yang tidak sesuai dengan harapan, misalnya terdapat beberapa siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi ternyata memiliki prestasi belajar matematika yang rendah, siswa yang kecerdasan emosionalnya sedang ternyata memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi, atau siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah ternyata memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Kecerdasan emosional hanya menyumbang sebesar 38,44% terhadap prestasi belajar matematika sehingga sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. b. Terdapat kelemahan-kelemahan yang berasal dari soal tes yang berbentuk pilihan ganda (objektif). Kelemahan-kelemahan tersebut adalah: 1) Proses berpikir siswa untuk menemukan jawaban tidak dapat diukur 2) Ada faktor menerka dari siswa dalam menjawab 3) Kurang bisa menggambarkan daya pikir dan analisis siswa 4) Siswa mudah melakukan kerjasama dengan temannya 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian terhadap kecerdasan emosional dan prestasi belajar matematika siswa dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. a. Berdasarkan hasil analisis data kecerdasan emosional siswa, dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi sebanyak 12,9% 2) siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional sedang sebanyak 67,74% 3) siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah sebanyak 19,36%. b. Berdasarkan hasil analisis data prestasi belajar matematika siswa, dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika tinggi sebanyak 32,26% 2) siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar matematika sedang sebanyak29,03% 3) siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar rendah sebanyak 38,71%. c. Berdasarkan hasil analisis dari kedua data, yaitu kecerdasan emosional dan prestasi belajar matematika siswa, dapat disimpulkan bahwakecerdasan emosional cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 657

5. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Goleman, Daniel. (2009). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.. (2003). Working with Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Mahmudah, Mutik. (2009). Pengaruh Motivasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akbid Mitra Husada Karanganyar. Tesis. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Nursalim, Mochamad, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Purnamasari, Rita. (2009). Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Materi Pokok Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 36 Surabaya. Skripsi. Surabaya: tidak dipublikasikan,unesa Soejoeti, Zanzawi. (1984). Metode Statistik I. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Wahyuningsih, Amalia Sawitri. (2004). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur.Skripsi. Jakarta: Universitas Persada Indonesia. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 658