BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur (a) porfirin dan (b) corrole (Jaung, 2005)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur Porfirin (Jaung, 2005)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN STUDI KOMPUTASI SENYAWA DOPAMIN DAN DOPAMIN-TI(OH) 2 UNTUK APLIKASI SEL SURYA TERSENSITASI ZAT WARNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPUTASI SENYAWA BERBASIS ANISIL INDOL DENGAN SENYAWA AKSEPTOR ASAM SIANOAKRILIK SEBAGAI SENSITIZER SOLAR SEL ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan aspek kehidupan yang kini menjadi sorotan manusia di

Hari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis

KAJIAN TEORITIS UNTUK MENENTUKAN CELAH ENERGI KOMPLEKS Ag-PHTHALOCYANINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA KUANTUM SEMIEMPIRIS ZINDO/1

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY

TiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai

3 EKSTRAKSI, MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KLOROFIL

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMBUATAN SEMIKONDUKTOR DARI KOMPLEKS LOGAM

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

Satuan bilangan gelombang. Part per million, satuan konsentrasi dalam bentuk mg/l

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sel surya generasi pertama berbahan semikonduktor slikon (Si) yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE DARI TINTA SOTONG DAN EKSTRAK TEH HITAM

Fungsionalisasi Permukaan Oksida dengan Ligan Piridin dalam Pembuatan Film Tipis Molekul Porfirin Secara Self-Assembly untuk Aplikasi Sel Surya

UJI FOTOSTABILITAS FRAKSI ETIL ASETAT BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) TERIMPREGNASI SILIKA

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DYE - SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KOL MERAH DAN COUNTER ELECTRODE BERBASIS KOMPOSIT TiO2-GRAFIT

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2012 pemanfaatan bahan bakar fosil mengakibatkan pelepasan CO 2 ke atmosfer sebesar

#1 Material Organik Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Pengaruh tingkat kekristalan..., Arif Rahman, FT UI, 2009

PENDAHULUAN. penyinaran, kemoterapi, atau kombinasi keduanya, dan pengangkatan jaringan

PENGAWETAN KLOROFIL DAUN KATUK SEBAGAI ZAT PEWARNA UNTUK BAHAN DSSC (DYE SENSITIZED SOLAR CELL) DENGAN MENGGUNAKAN FREEZE DRYING ABSTRAK

KAJIAN KARAKTERISTIK PENGGANTIAN GUGUS FUNGSI PADA ANTOSIANIN SEBAGAI SENYAWA DYE PADA DSSC TiO2 MENGGUNAKAN DFT/TDDFT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

4 Hasil dan Pembahasan

I BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

KARAKTERISASI TEORITIS SEMIKONDUTOR SILICON NANOTUBE ARMCHAIR MENGGUNAKAN METODE DFT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA TERPADU GRUP IMC (INTERMOLECULAR CHEMISTRY) OLEH : Dr. Parsaoran Siahaan, MS

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

Optimasi Parameter Sintesis Nanopartikel TiO 2 untuk Dye Sensitized Solar Cell

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH PENYISIPAN TEMBAGA Cu MENGGUNAKAN METODE PULSE PLATING PADA SEL SURYA TiO 2

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN CAMPURAN PEWARNA ALAMI PADA SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

KARAKTERISASI ZAT WARNA TOMAT (Solanum lycopersicum) FRAKSI METANOL:N-HEKSAN SEBAGAI PHOTOSENSITIZER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

PERKEMBANGAN SEL SURYA

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Co(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN- 2,6-DIKARBOKSILAT

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS PANGAN. Fluorometri, radiometri dan imonologi. Oleh : : Rizka Resmi NRP :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semikonduktor adalah salah satu material yang paling banyak dikaji dewasa ini karena banyaknya pemanfaatan yang bisa dilakukan dengan material ini mulai dari komponen elektronik, katalis, sampai sumber energi. Semikonduktor seringkali terbuat dari material anorganik seperti silikon, germanium, titania, dan berbagai jenis bahan lain. Kelemahan dari semikonduktor jenis ini adalah tidak adanya cara untuk mengembalikan material ini ke alam karena material ini merupakan senyawa anorganik sehingga tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme biasa. Keadaan ini teratasi dengan berkembangnya trend pada semikonduktor yang berasal dari senyawa organik. Beberapa senyawa organik yang umum digunakan sebagai material semikonduktor berasal dari golongan tetrapirol dan turunannya seperti porfirin dan corrole. (a) (b) Gambar I.1 Struktur (a) porfirin dan (b) corrole (Jaung, 2005) Porfirin yang merupakan senyawa organik dilihat sebagai solusi untuk energi lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan senyawa anorganik karena secara umum mikroorganisme dapat menguraikan senyawa organik. Pemanfaatan porfirin sebagai material semikonduktor telah diteliti oleh 1

2 beberapa peneliti yang salah satunya adalah Amao dkk. (2004) dengan menggunakan senyawa Chlorine-e 6 sebagai zat warnanya. (a) (b) Gambar I.2 Struktur (a) Chlorine-e 6 dan (b) klorofil a (Amao dkk., 2004) Dari penelitian ini diketahui adanya serapan pada daerah sinar tampak yang dibuktikan dengan hasil spektroskopi yaitu munculnya serapan pada panjang gelombang 400, 511 dan 661 nm. Adanya serapan pada panjang gelombang tersebut membuktikan bahwa senyawa Chlorine-e 6 telah berhasil mensensitasi sel surya tersebut. Zhang dkk. (2013) juga telah melakukan penelitian terhadap senyawa porfirin tersubstitusi sebagai sensitizer untuk dye-sensitized solar cells (DSSC). Dari penelitian yang dilakukan maka diusulkan dua senyawa sebagai sensitizer dengan alasan metode sintesis yang relatif mudah serta faktor konversi energi yang mencapai 5,33% untuk porfirin tersubstitusi butilfenil-amino (BUTP). Selain porfirin tersubstitusi, kompleks porfirin dengan ion logam juga telah terbukti dapat digunakan sebagai semikonduktor. Horvath dkk. (2006) membuktikan bahwa kompleks porfirin dengan ion Hg(II) dan Ta(II) memiliki aktivitas optik sebagai zat warna (dye). Horvath dkk. (2012) juga membuktikan bahwa kompleks porfirin dengan ion-ion lain, yaitu Au(III), Ag(I), Cd(II) dan Bi(III) juga memiliki sifat tersebut yang dipengaruhi oleh distorsi pada strukturnya. Tidak hanya secara eksperimental, penelitian kompleks porfirin untuk berbagai aplikasi seperti sensitizer dalam DSSC juga dilakukan secara komputasi. Metode komputasi dipilih untuk mempelajari kompleks porfirin karena untuk mempelajari sifat kompleks logam porfirin dengan beberapa logam secara

3 eksperimen akan memakan waktu dan biaya yang cukup lama. Dengan pemodelan molekul secara komputasi dapat dilakukan perhitungan untuk memprediksi sifat senyawa yang dimodelkan tersebut. Penelitian-penelitian tentang kompleks porfirin secara umum hanya meneliti dua jenis sifat porfirin yaitu pengaruh ion pusat dan pengaruh gugus substituen. Shalabi dkk. (2014) telah meneliti kompleks Hg(II), Cd(II) dan Zn(II)- porfirin tersubstitusi malonat secara asimetris. Dalam penelitiannya mereka melaporkan bahwa ketiganya memiliki potensi yang tinggi sebagai senyawa semikonduktor. Ini dibuktikan dengan perbedaan tingkat energi antara HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) dengan LUMO (Lowest Unnoccupied Molecular Orbitals) pada senyawa tersebut. Gambar I.3 HOMO dan LUMO kompleks logam dengan porfirin (Shalabi, 2014) Barbee (2011) telah meneliti tentang efek substituen pada kompleks Ni(II)-porfirin dan melaporkan pengaruhnya terhadap struktur molekul dan elektroniknya. Penelitian Barbee kemudian diperluas oleh Tai dkk. (2013) tidak

4 hanya untuk substituen, tapi juga gugus samping pada substituen aril untuk kompleks Zn(II) porfirin. Meskipun telah dilaporkan oleh Shalabi dkk. (2014) bahwa kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi (CdP-R) akan memiliki performa yang lebih baik sebagai semikonduktor jika dibandingkan dengan Zn(II)-porfirin tersubstitusi, namun secara khusus belum pernah dipelajari pengaruh substituen terhadap sifat semikonduktor kompleks Cd(II)-porfirin. Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk mempelajari pengaruh substituen terhadap sifat semikonduktor kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi dengan tiga parameter utama yaitu Eg, rapat keadaan (density of states, DOS), dan spektra serapan elektronik. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh substituen terhadap nilai Eg pada kompleks Cd(II)- porfirin tersubstitusi? 2. Bagaimana pengaruh substituen terhadap nilai kelimpahan DOS pada komplek Cd(II)-porfirin tersubstitusi? 3. Bagaimana pengaruh substituen terhadap pergeseran nilai puncak spektra serapan elektronik pada kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendesain senyawa kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi sebagai semikonduktor. Untuk mencapai hal tersebut, langkah yang akan dilakukan adalah: 1. Mempelajari pengaruh substituen terhadap nilai Eg pada kompleks Cd(II)- porfirin. 2. Mempelajari pengaruh substituen terhadap nilai kelimpahan DOS pada kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi.

5 3. Mempelajari pengaruh substituen terhadap pergeseran nilai puncak spektra serapan elektronik pada kompleks Cd(II)-porfirin tersubstitusi. I.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam tahap perancangan pada semikonduktor Cd(II)-porfirin untuk mengurangi penggunaan metode cobacoba (trial and error) terutama untuk aplikasi pada DSSC, sensitizer dan elektronika.