BATANG GANDA DENGAN KLOS

dokumen-dokumen yang mirip
BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL

Gb. 2.9 Balok Menerus

STRUKTUR KAYU I SPL 509

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

V. PENDIMENSIAN BATANG

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP STRUKTUR KAYU

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP STRUKTUR KAYU

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

BAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG

batang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada pertengahan

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

Tegangan Dalam Balok

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

SAMBUNGAN DENGAN ALAT PENYAMBUNG

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS MAHASISWA TENTANG

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada konstruksi baja permasalahan stabilitas merupakan hal yang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu

Struktur Baja 2. Kolom

Oleh : As at Pujianto

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

7. RANCANGAN OBJEK PEMBELAJARAN/KONSEP AGREGASI

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

STRUKTUR BAJA I. Perhitungan Dimensi Batang Tekan

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

PENGEMBANGAN TABEL BAJA UNTUK PROFIL GANDA SEBAGAI ALAT BANTU DESAIN KOMPONEN STRUKTUR BAJA

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

Sambungan diperlukan jika

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

penelitian ini perlu diketahui tegangan dan kelas kuat kayu teriebih dahulu sebelum

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. Perencanaan batang tarik

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

DESAIN BATANG TEKAN PROFIL C GANDA BERPELAT KOPEL

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

CAHYA PUTRI KHINANTI Page 3

Transkripsi:

BATANG GANDA DENGAN KLOS A.TUJUAN PERKULIAHAN. TUJUAN UMUM PERKULIAHAN (TUP) Setelah mempelajari materi tentang batang ganda dengan klos, secara umum anda diharapkan : Mampu menjelaskan pengertian batang majemuk, batang ganda dan batang tersusun Mampu menghitungan batang ganda dengan klos Mampu menggambar hasil perhitungan batang ganda dengan klos. TUJUAN KHUSUS PERKULIAHAN (TKP) Setelah mempelajari materi tentang batang ganda dengan klos, secara khusus anda diharapkan :. dapat menjelaskan kembali pengertian batang majemuk. dapat menjelaskan kembali pengertian batang ganda. dapat menjelaskan kembali pengertian batang tersusun 4. dapat menjelaskan kembali pengertian sumbu bahan 5. dapat menjelaskan kembali pengertian sumbu bebas bahan 6. dapat menentukan alat penghubung berdasarkan jarak a 7. dapat menjelaskan fungsi batang ganda dengan klos 8. dapat menghitung angka kelangsingan 9. dapat menggunakan syarat-syarat kelangsingan untuk perhitungan klos 0. dapat menghitung ukuran klos. dapat menggambar hasil perhitungan klos. PRASARAT Untuk mempermudah pencapaian tujuan perkuliahan di atas, paling sedikit anda dituntut : sudah mengetahui materi Konstruksi Kayu I sudah menguasai garis pengaruh dan cara castigliano

B. KONSTRUKSI BATANG MAJEMUK Suatu kenyataan yang harus diterima pada penggunaan kayu sebagai bahan struktur adalah terbatasnya ukuran penampang dan panjang kayu yang tersedia, karena kayu merupakan produk alam. Keterbatasan tersebut menyebabkan untuk suatu struktur yang mempunyai bentang yang cukup besar dengan pembebanan berat, ukuran penampang kayu yang diperlukan sebagai batang tunggal tidak tersedia lagi. Beberapa contoh untuk mengatasi keterbatasan tersebut diatas antara lain sebagai berikut : Pertama, pemilihan sistem struktur; misalnya digunakan struktur rangka-batang di mana gaya-gaya yang bekerja pada elemen-elemen struktur bisa dianggap sebagai gaya-gaya normal tarik atau tekan saja. Kedua, memperbesar ukuran penampang; dengan jalan dibuat konstruksi balok kayu lapis (Glued Laminated Beam), yaitu balok kayu yang tersusun dari kayu-kayu lapis yang dipersatukan oleh perekat. Penentuan dimensi kayu dengan cara ini lebih leluasa. Sehubungan dengan masalah diatas, penanggulangan dapat juga dilaksanakan berdasarkan pemikiran sederhana, sebagai berikut : - Bagaimana keletakan (susunan) batang-batang tersebut? - Bagaimana merangkai (menghubungkan) batang-batang tersebut agar secara keseluruhan dapat bekerja sebagai suatu kesatuan? Istilah yang dipergunakan dalam buku ini, batang yang terdiri atas lebih dari satu batang tunggal disebut sebagai batang majemuk. Berdasarkan susunan dan cara merangkai bagian-bagiannya dibedakan sebagai berikut : Batang berganda (spaced clolumns/beams) Bagian-bagian batang disusun dengan berjarak satu sama lain dan dirangkai setempat-setempat.

(a) (b) (c) Sebagai alat penyambung dapat digunakan: - paku atau bout - perekat (jarang digunakan karena pelaksanaanya sulit) Batang berganda lebih umum dipergunakan sebagai kolom (gaya normal dominan) Batang tersusun (Built up Columns/Beams) Bagian-bagian batang disusun rapat satu sama lain dan dihubungkan pada sepanjang batangnya. a. Kolom (a) (b)

b. Balok (a) (b) Box Section : I Section : (a) (b) (a) (b)

T Section : (a) (b) C. BATANG BERGANDA (SPACE COLUMN/BEAMS) Batang Berganda terdiri atas beberapa batang tunggal yang dihubungkan satu sama lain pada beberapa tempat. Bentuk penampang : h h b a b a b b a b a b h d h (a) (b) (c) Pengertian sumbu : a. Sumbu utama adalah sumbu x dan y b. Sumbu bahan adalah sumbu yang memotong semua penampang kayu; yakni sumbu x-x pada gambar a dan gambar b

c. Sumbu bebas bahan adalah : - Sumbu yang tidak memotong semua penampang kayu, misalnya sumbu y-y pada gambar a dan sumbu x-x pada gambar c - Sumbu yang hanya memotong sebagian penampang misalnya sumbu y-y pada gambar b. Penghubung dan alat penghubung Penghubung pada struktur kayu dapat dipergunakan : klos kayu pelat kopel Batang diagonal teralis Adapun alat penyambung bisa digunakan : Paku Bout Perekat Pemilihan jenis penghubung ditentukan oleh jarang kosong ( a ) ) Jika a< b, dimana : a=jarak kosong dan b = lebar kayu, maka dipergunakan KLOS KAU sebagai penghubung. Klos dibuat dari kayu utuh, dipasang diantara bagian-bagian batang dengan arah serat kayu tegak lurus sumbu batang Klos Kekuatan klos : Untuk a<b, kekuatan klos cukup diperhitungkan terhadap gaya geser saja, pengaruh momen boleh diabaikan Untuk b<a<b, kekuatan klos harus diperhitungkan terhadap gaya geser b a

Alat penyambung paku Dipasang minimum 4 (empat) buah paku bertampang Satu Alat penyambung bout. Dipasang minimum buah bout. Harus dilengkapi dengan cincin ikutan (ring), baik pada kepala about maupun pada mur.

) Jika b<a<6b; dipergunakan alat penghubung pelat kopel. Pelat kopel dibuat dari papan dan dipasang pada sisi bagian-bagian batang dengan arah serat melintang terhadap sumbu batangnya. Alat penyambung dipergunakan paku b a b ) Jika a>6b, dipergunakan alat penghubung batang diagonal (teralis) Alat penyambung dipergunakan paku. Minimal dipasang 8 buah paku pada pihak sambungan b a b

D. BATANG BERGANDA DENGAN KLOS. Pendahuluan. Pemasangan alat penghubung klos dibuat sedemikian rupa sehingga membagi batang menjadi beberapa medan, dengan jarak yang sama besar (di dalam gambar dinyatakan dengan L ). L L L Ket : L = Panjang batang N = jumlah medan, minimal L b a b Klos berfungsi untuk mengusahakan agar semua bagian batang dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan atau sebagai batang utuh. Konstruksi batang berganda biasa dipergunakan sebagai kolom (menahan gaya normal tekan di samping menahan pengaruh momen lentur) sehingga stabilitas batang terhadap tekuk perlu diperhitungkan. Berikut ini kita tinjau suatu kolom yang terdiri atas dua buah batang ; proses tekuk ditinjau pada kedua sumbu utama, yaitu sumbu bahan x-x dan sumbu bebas bahan y-y. h (a) b a b

. Angka kelangsingan Angka kelangsingan ada yaitu ; kelangsingan terhadap sumbu bahan disebut x, dan kelangsingan terhadap sumbu bebas bahan, disebut w. Menentukan x : x ix Lk ix Ix F ( Lk panjang tekuk cm) ( ix jari jari inersia terhadap sumbu x x cm) Menentukan w : Untuk menentukan harga w digunakan asumsi ENGESSER : - hubungan harus kaku - Penghubung harus kaku Rumus ENGESER w M Rumus tersebut diatas berlaku untuk konstruksi baja. Pada konstruksi kayu syarat bahwa hubungan harus baku dengan mempergunakan alat penyambung bout atau paku tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu maka rumus ENGESER yang berlaku pada konstruksi kayu perlu diberi faktor koreksi. Rumus ENGESER menjadi sebagai berikut : w M. f dimana : = angka kelangsingan seluruh batang terhadap sumbu y-y = angka kelangsingan dari satu bagian saja m = banyaknya bagian yang membentuk kolom f = faktor koreksi, yang besarnya tergantung pada jenis alat penyambung dan jenis penghubung

L i ( L panjang tekuk satu medan, i jari dari satu bagian) jari inersia minimum Harga faktor koreksi (f) adalah sebagai berikut : Alat Penyambung Klos Pelat Kopel Perekat Paku Bout 4,5 - Contoh menentukan banyaknya bagian (m) : m = m = Syarat-syarat kelangsingan : Syarat kelangsingan harus dipenuhi dalam konstruksi kayu : jika 0, ambil saja = 0 0 60 jika 60, disain di ubah satu bagian terlalu langsing menentukan λy : L y i dimana: y kelangsingan seluruh batang terhadap sumbu y y L panjang tekuk seluruh batang i ix jari jari inersia terhadap sumbu minimum y y Iy F

Untuk menghitung Iy dipergunakan rumus STEINER sebagai berikut : Iy bh bh a b untuk batang ganda dengan penghubung klos dan alat penyambung paku, harus dipenuhi syarat sebagai berikut : max = 75 h b a b (a) Pada perencanaan, peninjauan selalu dilakukan terhadap sumbu utama yakni sumbu bahan dan sumbu bebas bahan. Jadi kita mesti mencari harga-harga x dan w Untuk mempermudah, usahakan (rencanakan) agar proses tekuk terjadi terhadap sumbu bahan, jadi x yang menentukan. Dengan kata lain kita mesti mengusahakan agar : x x w 75 Dengan memenuhi syarat di atas, batang berganda dapat dihitung sebagai batang yang utuh.

. Perhitungan Klos Klos berfungsi sebagai penghubung semua bagian agar dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan. Dengan demikian klos harus menahan semua gaya yang timbul antara masing-masing bagian. Gaya tersebut adalah : a. Gaya geser yang timbul akibat gaya lintang dari balok terlentur b. Gaya lintang semu dari balok tertekan Berikut ini diuraikan tentang kedua gaya tersebut diatas ; a. Gaya lintang pada balok terlentur q A l B ½ ql + - ½ ql b. Gaya lintang semu akibat gaya normal tekan A l B D Max + D Max - D N + D N - Persamaan garis elastis : y f sin x L

Diagram gaya lintang : cos x D EI. f gambar (b) L L Gaya lintang yang sudah disederhanakan adalah gambar ( c ) d y Mx Mx EI dx EI d Mx d y D EI dx dx x E. I. f cos L L D max E. I. f L d y dx Untuk perhitungan dalam disain konstruksi kayu dengan pertimbangan keamanan konstruksi dan kemudahan perhitungan, diagram gaya lintang yang berbentuk fungsi cosinus di atas disederhanakan. Adapun gaya lintang semua yang bekerja sepanjang batang ditentukan sebagai berikut : a. Jika w = 60, maka Ww DN P 60 b. Jika w < 60, maka Dimana DN w 60 w 60 w P 60 jadi gaya lintang yang harus diperhitungkan D Dm DN dimana : DM = gaya lintang akibat momen lentur DN = gaya lintang semu akibat gaya normal tekan Niali D dianggap konstan pada seluruh panjang batang. Gaya geser persatuan panjang t =.b juga konstan dan berbanding lurus dengan jaraknya. Jika dalam cm gayanya = t kg, maka dalam n cm = n. t kg

K L L L L K b a b b a b Gambar a Gambar b K K K K a ½ a ½ a Gambar Gambar Gaya geser yang dipikul oleh klos (lihat gambar b) : K L L t kg L t Jadi, kekuatan klos harus diperhitungkan terhadap (lihat gambar d) : - gaya geser K - Momen M = K.a Jika a< b : pengaruh momen kecil sekali, jadi boleh diabaikan.

Jika klos dipasang dengan alat penyambung paku (lihat gambar c), maka gaya gese K bekerja pada bidang irisan paku. Gaya dalam yang terjadi di tengah-tengah klos adalah : - Momen M= 0 - Hanya terjadi gaya geser K E. Contoh Perhitungan. I I L h Diketahui : Kolom seperti tergambar L=,60 m, b = 6 cm, h = cm Alat penyambung : klos, Alat penyambung : paku, Kayu kelas kuat II mutu kayu A. Rrencanakan kolom tersebut! b a b Potongan I-I A A L h b a b Potongan A-A

Rencanakan kolom seperti tergambar dengan : - penghubung klos - alat penyambung paku Penyelesaian :. Menentukan jarak kosong : a Dengan alat penghubung klos didapat a h a 8 cm. Peninjauan seluruh batang Proses tekuk harus terjadi terhadap sumbu bahan : ix x 0,89 h 0,89 () Lkx ix 60,468 jadi sebaiknya : w,468 cm 0,8. Peninjauan satu bagian batang cm 0,8 cm x w Angka kelangsingan satu bagian batang : Syarat : 0 60 Dimana : L i min Karena h > b, maka : i min = 0,89 b = 0,89. 6 =,74 cm max 60 L 60,74 L max,74 (60) 04,04 cm L min 0 0,74 L max,74 (0) 5,0 cm Jadi 5,0 cm L 04,04 cm

jika n = jumlah medan, maka : L L n n = n = 4 60 L 0 cm Lmax L 60 4 90 cm Lmax L min ok n = 5 L 60 5 7 cm Lmax L min ok 4. Menentukan harga x dan w Misalnya : ambil n= 4 L = 90 cm dimana : Panjang a = 8 cm < b w L i min y 90,74 f 5,87 m. x 0,8 m = banyak bagian yang membentuk kolom = buah f = faktor koreksi (untuk klos dan paku) w w y y y x 5 y (5,87) (5,87) Lky y 5 ingat : i y f. 0,8 0,8 0,8 0,8

cm Lky iy 9 6, 4 60 5 sedangkan : F Iy iy selanjutnya, cari dulu harga-harga Iy dan F! 44 (6.) ) ( 44 4 (6 ).6 ) ( cm bh F a a b a bh hb Iy diatas sudah dihitung : 9 6, iy 44,886 44 4 (44) (6,9) 6,9 44 44 4 6,9 44 44 4 a a a F Iy iy

h b a b a 7,4 cm 60 x 0,8 0,89 () w y L 90 5,87 i min 0,89( b) Iy hb ( ) bh a b.6 (6 ) 4 7488 F ( bh) (6.) 44 cm cm 4 Iy 7488 iy 7, cm F 44 60 y 49,9 7, w 49,9 (5,87) 0,78 Ternyata w <x, jadi proses tekuk terjadi terhadap sumbu bahan x-x

5. Mencari ukuran klos Ukuran klos ditentukan oleh kekuatan klos dan juga oleh penempatan alat penyambung. Ukuran berdasarkan kekuatan klos x = 0,8 w =,4 w = 0,78 w =,8 x > w harga Px yang menentukan. Pmax = Px = tk // 85 F (6.) 778 kg x,4 D = DM + DN Dm = 0, karena tidak ada lentur. w = 0,78 > 60 w,8 DN = P 778 00, kg 60 60 DN. Sy b Iy t. b Sy bh DN. Sy Iy a b 6.(7) 504 cm Iy hb ( bh) a b.6 (6 ) 4 7488 cm DN. Sy 00,. (504) t,48 kg Iy 748 cm gaya geser pada klos ; K = t. l =,40 (90) =,0 kg 4

Oleh karena a <b, maka dalam menghitung ukuran klos hanya diperhitungkan terhadap gaya geser saja. K =,0 kg K. h. c K. h. c,0.. c c,64 cm kg cm h c Ukuran berdasarkan syarat penempatan alat penyambung. Misalnya, kita gunakan alat penyambung paku. Jika dibor dulu : d b d 6 b 7 (60) 8,57 mm 7 Untuk penampang satu : ambil paku 46 x 0 Imin =. 4,6 + 60 = 5,0 < I ada = 0 mm Kekuatan paku : 500 d 500 (0,46) N,5,5 90, 58 kg d 0,46

jumlah paku yang dibutuhkan : K,0 n, 9 buah N 90,58 Jarak paku tegak lurus serat kayu : jumlah baris = fmin = 5 d =, cm fmax = 0d = 9, cm jadi, ambil saja = f = cm baris jumlah paku = 5. = 5 buah Panjang klos = (7,5) + 4(5) = 5 C = 5 cm > C =,64 cm Jadi yang menentukan adalah C ( lihat gambar) 7.5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 7.5 cm C =5 cm Tes Formatif Jelaskan pengertian Batang majemuk, batang berganda dan batang tersususn Sebutkan dan gambar penampang batang berganda Sebutkan perbedaan sumbu bahan dan sumbu bebas bahan Sebutkan cara memilih jenis alat penghubung Sebutkan fungsi dari batang Berganda dengan klos

Jelaskan cara mencari angka kelangsingan x dan w Jelaskan langkah-langkah perhitungan batang berganda dengan klos Tugas terstruktur q A B C 4.00 m.00 m 6.00 m.00 m.00 m Diketahui Struktur balok ABC di atas, pendel Beban mati = q = 00 kg/m Beban hidup = Pp = 00 kg/m Ukuran konstruksi seperti gambar Kayu kelas kuat II, mutu kayu A Ketentuan lain, tentukan sendiri. Rencanakan dimensi balok ABC dan pendel-pendel ( balok ABC = balok ganda dan pendel = bebas ) Hitung klos pada balok ABC Hitung dan gambar detail di A,B dan C dengan skala yang benar dan rapi Tugas Mandiri : Pelajari buku konstruksi kayu dan Mekanika Teknik yang berkaitan dengan materi Batang Berganda dengan klos

DAFTAR PUSTAKA Bambang Suryoatmono, Struktur Kayu, Fakultas Teknik, Universitas Parahyangan, Bandung. Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu I, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UPI, 004. Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu II, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UPI, 004. DPMB. Dirjen Cipta Karya, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPMB, Dirjen Cipta Karya, DPUTL, 978. D.T Gunawan, Diktat Kuliah Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Parahyangan, Bandung. Felix ap, K.H., Konstruksi Kayu, Bina Cipta, Bandung, 965. Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, ayasan Kanisius, ogyakarta, 977. Sadji, Konstruksi Kayu, Fakulytas Teknik Sipil, Institut Teknologi 0 November, Surabaya. Soeryanto Basar Moelyono, Pengantar perkayuan, ayasan Kanisius, ogyakarta, 974. Susilohadi, Struktur kayu, Teknik Sipil, Universitas Jenderal Ahmad ani, Bandung. Soedibyo, Konstruksi Kayu, Teknik Sipil Universitas Winaya Mukti, Bandung