SKRIPSI. Oleh: HERI SEKTIAWAN J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. program kesehatan reproduksi. Sebaik apapun program yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Ibu (AKI) yaitu angka kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

Fitriati Endah Aryaning F

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehatan. Risiko persalinan

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI KETIKA MENUNGGU ISTRI MELAHIRKAN DENGAN TINDAKAN VACUM DI BALAI PENGOBATAN DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh: HERI SEKTIAWAN J 210 080 051 FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 disebut bahwa dalam Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, MPS mempunyai misi dan visi untuk mencapai Indonesia sehat 2010. Visi MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahikan hidup sehat. Sedangkan misinya adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin Asuransi Kesehatan (ASKES) terhadap intervensi yang cost-effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat dan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia (Depkes RI, 2001). Namun tidak semua ibu dalam menjalani proses persalinan secara normal, ada yang menjalani proses persalinan dengan cara tindakan vakum. Adanya beberapa faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi vakum dilakukan yaitu ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung, secio secarea pada persalinan sebelumnya, kala II lama, dan posisi janin oksiput posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan 1

2 tidak dapat dilakukan secara normal. Maka perlu tindakan ekstraksi vakum. Ekstraksi vakum dapat mengakibatkan terjadinya toleransi pada servik uteri dan vagina ibu sehingga mengakibatkan perdarahan yang dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Disamping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan pendarahan intracranial (Depkes RI, 2005). Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2008 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup, sementara AKB di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 10,12/1.000 kelahiran hidup (Depkers RI, 2010). Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, pada tahun 2010pemerintah merancangkan MPS yang merupakan strategi sektor kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satu strategi MPS adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2001). Walaupun secara kondisi suami tidak dapat melahirkan, tetapi tetap memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dengan istri dalam kesehatan reproduksi khususnya kesehatan ibu dan anak. Pada kenyataannya di Indonesia masih terjadi permasalahan adanya ketimpangan gender baik dalam akses informasi maupun peran sehingga masih adanya anggapan bahwa kesehatan reproduksi adalah urusan perempuan. Selama ini pendampingan

3 suami dalam proses persalinan dianggap aneh bahkan cenderung suami tidak ingin tahu bagaimana penderitaan istri yang sedang berjuang dengan penuh resiko dalam menghadapi persalinan. Namun pada kenyataannya bahwa keterlibatan suami akan memberi kontribusi positif dalam peningkatan hubungan antra ibu dan anak. Dalam MPS dinyatakan pendekatan dalam meningkatkan partisipasi suami dalam kesehatan reproduksi adalah membekali suami dengan informasi dan mengikut sertakan suami dalam setiap upaya meningkatan kesehatan reproduksi. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan suami dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak adalah mendampingi istri selama proses persalinan dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan. Menurut Manuaba (1998) kondisi kejiwaan ibu hamil dan bersalin dapat mengalami beberapa perubahan. Menjelang persalinan sebagian besar ibu hamil merasa takut menghadapi persalinannya apalagi untuk yang pertama kali. Kehadiran keluarga terutama suami sangat penting bagi ibu yang akan melakukan persalinan. Dukungan dalam persalinan seperti pujian, penentraman hati, tidakkan untuk meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelesan tentang yang terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Dalam hal ini, seorang wanita yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percayai dan membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangannya, sahabatnya atau anggota keluarganya.

4 Di negara maju, wanita yang bersalin sering merasa terisolasi di dalam ruangan bersalin di rumah sakit besar yang dikelilingi oleh peralatan teknis serta tanpa dukungan dari pasangan atau anggota keluarganya (Zaenal, 2002). Di negara berkembang, beberapa rumah sakit besar terlalu dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua rumah sakit mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota keluarga lainnya. Ketidakhadiran suami dalam menemani istrinya dalam proses persalinan salah satu faktornya adalah suami yang tidak siap. Ketidak siapan ini disebabkan adanya stress si suami. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian. Salah satu contoh stress adalah menghadapi persiapan persalinan. Suami yang menunggu persalinan istrinya dihadapkan pada situasi yang tidak menentu, artinya suami tidak tahu secara pasti kondisi saat-saat menjelang persalinan. Kondisi inilah yang memunculkan kecemasan pada suami. Beberapa hal yang dicemaskan dan ketidaksiapan suami dalam menunggu proses persalinan sang istri karena adanya ketakutan seperti apakah akan memperoleh pertolongan dan perawatan semestinya, apakah bayinya cacat, ataukah bayinya akan meninggal. Selain suami mencemaskan kondisi istrinya, masalah lain yang ikut dicemaskan oleh suami diantarnya masalah rumah tangga, keadaan sosial ekonomi.

5 Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura diperoleh informasi dari tenaga kesehatan bahwa Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura belum mempunyai Prosedur Tetap (Protap) dalam pelaksanaan persalinan secara vacum. Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian pendahuluan diperoleh gambaran kondisi suami dalam menunggu masa persalinan dengan cara vacum, perilaku seperti suami yang sering keluar masuk ke kamar kecil, keluar keringat yang cukup banyak di sekujur tubuh, bila sedang duduk terlihat kepala menengadah ke atas, tarikan napas yang panjang, kedua tangan selalu diremas, kaki kadang-kadang bergerak-gerak, melamun, apabila berbicara sering dengan nada yang cepat dengan volume tinggi, gugup, jika ada petugas kesehatan, selalu bertanya bagaimana kondisi istri. Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan suami ketika menunggu istri melahirkan dengan tindakan vacum di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat kecemasan suami ketika menunggu istri melahirkan dengan tindakan vacum di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk tingkat kecemasan suami ketika menunggu istri melahirkan dengan tindakan vacum. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui tingkat kecemasan suami. b. Mengetahui strategi koping pada suami menjelang proses persalinan istri dengan metode vacum D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Memberikan informasi guna menambah wawasan keilmuan dan menambah pengalaman dalam memberikan informasi guna pengembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan agar dijadikan bahan masukan penelitian yang akan datang. 2. Praktis a) Bagi calon ayah, sebagai masukan bagaimana strategi koping yang positif yang dapat dilakukan dalam menghadapi persalinan si sehingga dapat termotivasi untuk melakukan koping yang positif dalam menghadapi tekanan dan masalah yang menimpa. b) Bagi anggota keluarga, sebagai masukan tentang strategi koping apa yang digunakan oleh suami, sehingga dapat memberikan dukungan

7 mental dan memberikan perhatian pada waktu menunggu proses persalinan istri dengan metode vacuum. c) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan antara strategi koping dengan tingkat kecemasan suami dalam menunggu proses persalinan istri dengan metode vacum. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian ini belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini adalah : 1. Anis (2009) mengenai Hubungan Pendampingan Suami Dengan Kelancaran Proses Persalinan Kala I Di Bidan Delima Geneng yang menyimpulkan bahwa kehadiran suami dalam proses persalinan mempercepat pemulihan si istri pasca persalinan kala I. Perbedaan dalam penelitian di atas adalah tempat penelitian di Bidan Delima Geneng, menggunakan metode kuantitatif, jumlah sampel sebanyak 20 responden, proses kelahiran istri adalah normal, sementara penelitian ini dilakukan di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura, metode yang digunakan adalah kualitatif, jumlah sampel sebanyak 4 orang. Proses kelahiran istri adalah dengan cara vacum. Persamaannya adalah menggunakan variabel kecemasan. 2. Sophyan, I (2008), Gambaran Kecemasan Seorang Suami Saat Menghadapi Proses Kelahiran Anak Pertama (Studi Kasus). Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kecemasan

8 yang dialami seorang suami saat menghadapi proses kelahiran anak pertama dan apa yang menyebabkan seorang suami mengalami kecemasan saat menghadapi proses kelahiran anak pertama. Perbedaan penelitian di atas adalah kecemasan suami menghadapi proses kelahiran anak pertama, responden berusia antara 25-30 tahun, kelahiran secara normal, jumlah sampel sebanyak 10 responden, tempat penelitian di Rumah Sakit Islam Depok Jakarta, penelitian dilakasanakan bulan Mei- Juni 2008. Pada penelitian ini, responden berjumlah 4 orang kelahiran secara vacuum, penelitian dilakukan di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura. Pelaksanaan penelitian bulan September-Oktober 2010. Persamaan penelitian adalah metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengambilan data adalah wawancara mendalam dan observasi. 3. Rahmitra, B (2009) Gambaran Kesiapan Diri Wanita Yang Mengalami Menopause di Rt 06 Rw I Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Penelitian dengan metode kualitatif, dengan menggunakan 3 responden. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian adalah pengetahuan wanita RT 06, RW I Kelurahan Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tentang menopause adalah sebatas berhentinya menstruasi pada wanita. Sedangkan pemahaman tentang tanda dan gejala menopause adalah ketika menstruasi berhenti, kesemutan, pegal dan badan agak hangat (hot flashes) tetapi selebihnya tidak dapat menjelaskan lebih lanjut. Ketiga wanita

9 partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa memang sudah saatnya mengalami menopause dan dapat menerima proses penuaan dengan baik, dikarenakan adanya anggapan bahwa menopause adalah suatu kodrat bagi wanita dan menerima apa adanya. Perbedaan penelitian di atas adalah Kesiapan Diri Wanita Yang Mengalami Menopause, lokasi penelitian dilakukan, Bergas Kabupaten Semarang. Sementara penelitian ini dilakukan di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura. Persamaan penelitian dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif. 4. Sumanto, T (2009) persepsi Ibu Menopause terhadap aktivitas seksualitas pada masa menopause di desa Jagalan kecamatan Tawangmangu Karanganyar. Penelitian dengan metode kualitatif, dengan 9 respoden. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengertian menopause menurut responden adalah jika suatu kondisi wanita dimana wanita sudah tidak menstruasi, karena tua. Penyebab terjadinya menopause adalah sel telur yang tidak produktif dan darah yang sudah habis, dan stress. Kesulitan dalam melakukan aktivitas seksual masa menoupause adalah rasa takut karena nyeri, takut terjadi iritasi. Perbedaan dengan pelitian di atas adalah masalah menopause, tempat peneltian, jumlah sampel. Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif. Pencarian data dengan menggunakan teknik wawancara.