BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR. Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting. 2. Gaining trust. 3. Icebreaking

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 1. Pembukaan Pelatihan TUJUAN

60-90 menit (Mengantisipasi jika waktu pembukaan mundur.)

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

Praktak Hearing Dengan Eksekutif

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

BAB I. pendidikan informal dalam rangka pembentukan nilai-nilai, sopan santun, (1991) bahwa keluarga, yakni orangtua merupakan sumber pengasuhan dan

Perumusan Isu Strategis

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

Evaluasi Program Pelatihan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

Pdt Gerry CJ Takaria

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

MODUL 15. Simulasi Hearing. TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

PELATIHAN BUSNINESS PLAN: PENINGKATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PELAKU USAHA DI PROVINSI PAPUA

Pembahasan Negosiasi

90 menit DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kebutuhan siswanya. Sebagaimana Mulyasa mengungkapkan

TINGKATKAN PERCAYA DIRI

Interpersonal Communication Skill

Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Kepala,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

tidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Kabinet, Jakarta, 4 April 2012 Rabu, 04 April 2012

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan, terutama pada materi bercerita. Hasil belajar tersebut didapatkan

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN. Sehingga terjalin hubungan yang baik dan setara. Inkulturasi dengan

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI BUKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Dialog Dengan Narasumber

SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP

MERANCANG STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN PEMILIH DAN KELOMPOK

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB 4 PEMBAHASAN. Umur

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

2

267 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator LAMPIRAN

Ringkasan Singkat Belajar hipnotis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FMIPA UAD

SKALA PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Panduan Lengkap Memilih Fotografer

4 Prinsip Dasar untuk Komunikasi Produktif


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN WORKSHOP PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2016 RABU, 6 APRIL 2016

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membantu seseorang. melakukan dan mencapai sesuatu aktivitas yang diinginkannya, jadi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

.satu. yang selalu mengirim surat

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dwi Cahyo P.U. Young Outing Games. (icebreaking) Panduan trainer/fasilitator outing baru Pelajar, Mahasiswa, Pemuda, dan Umum. cahyocayo.webs.

PENGANTAR. Halaman 2 dari 10 halaman

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

90 menit MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI BIDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua macam

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

ACCOUNT MANAGEMENT. Modul ke: 12FIKOM. Teknik Presentas. Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Fakultas. Program Studi Marcomm & Advertising

PRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Disusun oleh: HARYANI ISTIQOMAH A

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BUPATI SEMARANG TANGGAL 16 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

Transkripsi:

BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting Seorang fasilitator yang berpengalaman sudah pasti akan menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk memastikan awal suatu pelatihan bisa terlaksana dengan baik. Ibarat sajian hidangan, peserta akan menilai suatu pelatihan dari hidangan pembukanya. Bagaimana suatu pelatihan diawali, tidak boleh dianggap sebagai buangbuang waktu saja. Pada awal ini, kita berkesempatan membangun pondasi yang kuat untuk membangun kepercayaan peserta kepada materi pelatihan dan fasilitator. Dalam suatu awal pelatihan, minimal ada 5 elemen yang perlu dilakukan dan di monitor dengan baik, yakni: 1. Sa mbutan Resmi Sambutan-sambutan. 2. Gaining trust Mendapatkan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dari peserta (championship). 3. Icebreaking Memecahkan kebekuan forum. Masuk kondisi pikiran yang menyenangkan dan receptive. Menarik perhatian peserta. Menghancurkan Hambatan Belajar Orang Dewasa (Lihat Bagian Cara Belajar Orang Dewasa pada bagian awal Panduan ini. 4. Perkenalan Pembicara Antar Peserta 5. Pengantar Pelatihan dan Kesepakatan Menjelaskan gambaran isi dan manfaat pelatihan serta membuat kesepakatan-kesepakatan penting sebagai dasar pelaksanaan pelatihan. 1. Sa mbutan Sambutan merupakan momen penting dari pelatihan, bahkan sedemikian pentingnya seringkali jika tidak ditangani dengan benar akan menjadi kontraproduktif. Tidak semua figur yang berwenang untuk membuka suatu pelatihan mengerti dengan baik tujuan memberikan suatu sambutan. Acapkali suatu sambutan justru berdampak peserta menjadi tidak bersemangat mengikuti pelatihan. Sebagai contoh, seorang pejabat memberi sambutan dengan mengatakan:

Yah, akhirnya saya ucapkan selamat mengikuti pelatihan, semoga Anda bisa bertahan selama empat hari ini, semoga Anda juga tidak mengantuk atau merasa bosan dengan materi pelatihan yang penting ini. Sambutan semacam itu akan menimbulkan suatu pemikiran bawah sadar pada peserta, kurang lebih demikian: Wah, kalau begitu pelatihannya pasti membosankan. Wah pasti peserta pelatihan yang sebelumnya mengeluh mengantuk. Terkadang kita jumpai varian lain dari sambutan yang kurang produktif sebagai berikut: Anda semua akan mendapatkan banyak teori dalam pelatihan ini, jadi mohon disimak baik-baik dan kemudian... Sambutan semaca m itu akan menimbulkan pemikiran bawah sadar pada peserta, secara kurang lebih demikian: Wah, kalau begitu pelatihannya pasti teoritis banget. Sambutan yang baik, haruslah berupa kalimat pernyataan dari yang berwenang yang kurang lebih berisi: Pernyataan secara resmi bahwa pelatihan ini adalah jawaban yang diperlukan atas situasi setempat. Memberikan kepercayaan pada penyelenggara, fasilitator dan narasumber. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama pelatihan. Pernyataan resmi bahwa acara dibuka. Memberikan gambaran isi pelatihan secara utuh, tidak hanya menyebut teori, tapi praktek dan utamanya adalah adanya pengalaman berstruktur. Berdasarkan uraian di atas, sebaiknya fasilitator mengirimkan suatu catatan atau pointers kepada pihak pemberi sa mbutan. 2. Gaining Trust Dalam sebuah pelatihan, kepercayaan peserta kepada tim fasilitator, narasumber dan materi pelatihan perlu dibangun dengan sengaja, khususnya jika ketiganya belum dikenal di antara komunitas peserta pelatihan. Kepercayaan kepada fasilitator akan membuat peserta bersedia membuka diri dan mudah menginternalisasi materi pelatihan. Kepercayaan pada fasilitator juga akan berimbas pada kepercayaan pada materi pelatihan. Akhirnya peserta lebih mudah menyerap dan menerapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Berdasar metode NLP, teknik untuk mendapatkan kepercayaan dilakukan melalui:

Establishment common ground Cari dan nyatakan secara elegan kesamaan yang ada antara Anda dengan peserta. Manusia cenderung senang dengan orang lain yang memiliki kesa maan, hal ini memicu rasa aman pada orang yang baru dijumpai dan lebih mudah terbuka. Misalnya ceritakan pengalaman Anda ketika bergaul di lingkungan LSM, dunia Pegawai Negeri atau mungkin Anda pernah datang di daerah ini sebelumnya. Champion the presentation module Tunjukkan kepercayaan pada isi presentasi. Tunjukkan di mana saja sudah digunakan, kepada siapa saja dan bagaimana hasilnya. Eliciting/stating the outcome Tunjukkan keuntungan mengikuti pelatihan ini bagi peserta. Tunjukkan video kesaksian-kesaksian peserta sebelumnya. Memulai dengan mantap: Hindarkan suatu pembukaan dengan mengatakan ketidaksiapan, alasan-alasan (apologis) dan sebagainya. 3. Perkenalan Skenario terbaik dalam memperkenalkan fasilitator adalah sejak pengiriman Pre Workshop Kit (lihat lampiran Pre Workshop Kit) kepada peserta satu minggu sebelumnya. Di dalam Pre Workshop Kit tersebut sudah dicantumkan curriculum vitae dari seluruh fasilitator dan narasumber pelatihan, bersamaan dengan gambaran isi pelatihan. Apabila saat pembukaan masih dirasa perlu untuk memperkenalkan fasilitator, maka cara terbaik adalah dilakukan oleh pihak ketiga, yakni panitia, dengan cara menceritakan secara ringkas kualifikasi/pengalaman fasilitator. Demikian juga untuk memperkenalkan narasumber, sebaiknya dilakukan oleh fasilitator. Pada prinsipnya lebih baik dihindari memperkenalkan diri sendiri secara langsung. Lebih elegan menggunakan prinsip orang ketiga, sehingga tidak seperti big shot dan berjualan kecap nomor satu. Namun jika terpaksa memperkenalkan diri sendiri, paling baik adalah dalam bentuk bercerita suatu life story secara santai, bukan bercerita seperti membaca pointers. Di sisi lain, fasilitator perlu sedini mungkin mengenal peserta sejak acara belum di mulai sehingga mengetahui latar belakang mereka dan bisa dipakai untuk membangun hubungan saat pembukaan. Sedangkan perkenalan secara resmi antar peserta tetap dilakukan di sesi awal ini, dengan tujuan untuk: Menunjukkan respek fasilitator pada peserta, dengan menyempatkan untuk mengapresiasi latar belakang mereka. Saling mengenal s esa me.

Mengurangi potensi permasalahan, karena kurangnya apresiasi kepada peserta. 4. Icebreaking Saat peserta datang ke suatu pelatihan, state of mind (kondisi pikiran) mereka umumnya belum siap masuk ke situasi pelatihan, sehingga tidak boleh secara mendadak pelatihan langsung dimulai. Icebreaking adalah istilah untuk menjelaskan mengenai suatu proses yang perlu dilakukan fasilitator untuk mengubah state of mind peserta. Umumnya hanya sedikit peserta yang datang ke pelatihan dalam kondisi pikiran siap belajar. Sebagian besar kondisi pikiran peserta di awal pelatihan adalah: Overload, penuh pikiran lain (pekerjaan lain, beban lain) sehingga tidak receptive. Beku atau blank (menunggu dan melihat situasi). Ingin liburan/refreshing. Adanya hambatan belajar pada orang dewasa, rasa takut salah, takut kelihatan bodoh, malu jika terlalu kelihatan bersemangat. Dan lain-lain. Aktivitas icebreaking akan berguna untuk membawa dari berbagai state of min d di atas menuju suatu state of mind yang diinginkan. Menurut NLP, pembelajaran terbaik jika seseorang pada fun state (kondisi pikiran senang bergembira) dan memiliki curiosity (rasa ingin tahu), karena pada kondisi ini peserta menjadi rilek dan receptive. Jadi, fasilitator perlu membangun situasi yang membuat peserta masuk pada kedua kondisi tersebut. Cara mengakses kondisi tersebut adalah: Mulai sesi dengan senyum hangat dan mantap. Ajukan beberapa pertanyaan untuk membangkitkan rasa ingin tahu, membangkitkan partisipasi. Membangun receptivitas dengan mengajak peserta bergembira melalui permainan yang menyenangkan, sederhana namun partisipatif. Dalam modul pelatihan ini icebreaking digabungkan dengan perkenalan dengan cara perkenalan yang menyenangkan. Bercerita (boleh humor) dengan tujuan mengaktifkan otak kanan sehingga membangkitkan efek rasa ingin tahu. 5. Pengantar Pelatihan dan Kesepakatan Dalam pelatihan yang partisipatif, perlu dibangun k esepakatan antara fasilitator dengan peserta, ini biasanya dikenal dengan istilah Kontrak Belajar. Aktivitas kontrak belajar adalah suatu kesepakatan timbal balik antara peserta dan

fasilitator bahwa kedua belah pihak sepakat mengenai isi materi pelatihan dan akan bersama-sama bertanggung jawab menyukseskan acara. Agar kesepakatan berjalan baik, fasilitator perlu lebih dahulu menjelaskan gambaran isi dan manfaat pelatihan. Dengan demikian peserta mendapat gambaran yang jelas atas apa yang akan diperoleh selama pelatihan. Berbasis gambaran yang jelas inilah, kesepakatan-kesepakatan bisa dibuat secara adil dan partisipatif.